Digigitnya roti yang kedua, “Wanita simpanan, eh?”
“Benar, hanya saja sedikit ganjil mengatakannya kecelakaan,” ucap Cake dengan suara berbeda. “Maksud saya, hairdryer miliknya terjebur saat berendam, lalu boom! Dan itu hanya kecelakaan?”
“Benar – benar lucu bila itu terjadi saya kira. Sedangkan ia dulunya sekretaris.”
“Persis! Sedangkan dulunya sekretaris. Sekretaris adalah alat pengingat untuk bosnya. Jadi, kelupaan macam apa hingga membahayakan dirinya?”
Dituangnya teh ke cangkir yang sudah ia siapkan.
“Tapi, bisa saja lupa mematikan tombol off pada hairdryer miliknya?” Roti keempat sedang dikunyah Inspektur Chad.
Diseruputnya Charmomile Tea itu dengan santainya, detektif itu melirik.
“Mungkin, mungkin saja. Tapi seperti yang anda bilang di awal, kelupaan adalah kemungkinan kecil. Namun jika memang benar tombol itu dalam keadaan menyala, tidak berarti bahwa wanita itu yang melakukanya.”
Inspektur itu terperanjat, berhenti sebentar dari roti yang kelima. Dengan segera ia membuka catatannya, matanya berubah menjadi tajam.
Ucapnya tanpa penuh penolakan “Tidak ada yang tahu apakah itu kecelakaan atau direncanakan.”
“Begitulah.”
“Tapi, saat itu yang terakhir bertemu dengan korban adalah anak – anak, Monsieur Cake! Kejadiannya setelah sepuluh menit.” Protes Inspektur dengan geram.
“Tetap saja tak mengubah tombol itu kan? Mau ditinggal berapa lama pun.”
Detektif itu menyeruput tehnya lagi hingga habis.
“Mereka hanya anak – anak, Tuan Cake! Mana mungkin, kan?”
Cake berdiri, membawa cangkirnya yang kosong.
“Karena anda agak sensitif dengan anak – anak, mari kita hilangkan subjek tersebut. Misalnya saja dimana posisi hairdryer sebelum dipakai? Siapa saja yang bisa masuk pada kamar mandi itu? Ada banyak kemungkinan.” Jelasnya sambil bahunya terangkat.
Tambahnya suara lirih yang meyakinkan. ”Kejahatan bukan berarti hanya bisa dilakukan orang jahat. Semakin baik perangainya, semakin sulit baunya.”
Inspektur Chad memejamkan mata sejenak seraya setuju dengan pendapat detektif itu. Ia segera meneguk habis susu tanpa gula yang telah dipesannya hingga tak tersisa, tanpa menggubris penutupnya. Dengan mempercepat langkahnya, matanya menoleh ke berbagai arah, bermaksud memeriksa apakah ada yang tertinggal. Setelah itu dengan sigap, dipakainya mantel, tanpa melupakan penutup kepalanya.
“Jadi, Cake, apakah ada kemungkinan kasus ini berlanjut?”
“Saya pikir anda sudah menyimpulkannya. Anda terburu – buru bukanlah tanpa alasan?
“Terkadang kehadiran detektif seperti anda, akan memancing prasangka – prasangka kejahatan yang menganggu ketenangan, bahkan anda sendiri. Tentunya perkara – perkara ini akan menyulitkan di beberapa aspek. Tapi saya tak akan kaget, boleh jadi anda cukup menikmati kerumitan ini.”
Inspektur Chad melemparkan beberapa lembar kertas dengan pelan dan sopan ke atas meja yang ia tempati.
Detektif itu mengambil catatan itu tersebut.
“Nyaris! Tak ada yang lebih buruk daripada rasa penasaran. Bahkan kepala ini akan mereka – reka kejadian tersebut, menemui jalan buntu, dan membuat saya susah tidur.”
“Tentunya itu karena kami kepolisian terlalu membanggakan pangkat. Terus terang, beberapa seperti kera yang dungu.” Tambahnya dengan nada penyesalan.
Seraya membaca singkat lembaran kertas itu, matanya melirik ke arah Inspektur Chad dengan serius. Suaranya agak berbeda dan susah dilupakan.
“Tidak semua kera itu dungu, Inspektur Chad. Tapi, kebanyakan yang dungu itu seperti kera.”
Inspektur Chad menawarkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.
“Dari kepolisian lima ribu pounds. Apabila kasus berlanjut dari yang bersangkutan, anda menerima seluruhnya, setuju?”
“très sage!”
Detektif itu menjabat tangan Inspektur Chad tanpa masalah.
Inspektur Chad yang hendak memalingkan tubuhnya, berjalan di ambang pintu keluar. Sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang.
“Tunggu, monsieur! Anda kelupaan yang manis - manis?”
“Apakah itu wanita muda?” balasnya dengan asal bicara.
Cake tersenyum kecil.
“Saya takut Madame Chad mendengar hal itu. Lagipula anda paling tidak suka membuang – buang makanan, kan?”
“Membuang – buang? Tidak. Saya lebih suka mengganti formalitas persetujuan selain berjabat tangan. Brownis itu awalnya.”
Pria itu telah menutup pintunya.
Cake mengangkat alisnya.
“Cukup rumit untuk polisi yang sederhana, eh?”
ns3.133.115.157da2