“Apa maksudnya itu, Tuan Monkey?” Inspektur Duncan heran.
“Anda tidak mencurigai seseorang yang di dapur? Maksudku sebelumnya anda pernah mencurigainya, kan? Seperti seseorang yang mencicipi makanan saya, Steve, Edelyn, Lorraine? Atau seseorang yang memasak? Atau..?” Kata Nona Lilia
“Tunggu dulu, apa maksudnya itu, Nona Lilia? Saya tidak pernah memberikan racun terutama pada hasil karya masakan yang saya buat. Itu terlalu mengerikan, bahkan saya berani mempertaruhkan gelar saya sebagai koki Leponant.” Protes Tuan Halberd.
“Sebentar, anda bisa tenang dulu.,” Monkey menyela sebelum tambah buruk. “Saya telah melihat seisi dapur dan percaya kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan kecil itu adalah saat racun itu dimasukkan, semua orang atau paling tidak satu hingga tiga orang acak bisa saja meninggal. Mengapa begitu? Karena disusun bertumpuk. Mangkok dan piring bertumpuk, sedangkan garpu dan sendok berkelompok dan berderet – deret. Adapun gelas, sayangnya racun tidak padanya.”
“Kalau urutan itu dirubah dan tidak sesuai maka akibatnya fatal.” Tambah Nona Dana.
“Persis! Bahkan itu bisa mengancamnya sendiri. Karena itulah racun itu dimasukkan saat akan dibagikan. Seperti yang anda tahu, Nona Henrietta menukar mangkuknya lalu terkena racun. Berarti seseorang yang dekat haruslah yang paling mungkin. Nyonya Edelyn, Nyonya Lorraine dan Tuan Steve. Tapi tidak menutup kemungkinan pelaku juga sebenarnya mengarahkan pada Tuan Steve.” Jelas Monkey.
“Ah, benar juga. Itu masuk akal kalau dipikirkan ke arah itu.” Tambah pria berponi tanda koma itu tanpa menyanggah.
“Baik sehingga karakteristik pelaku kali ini adalah… daripada menyebutnya berani, saya akan bilang pengambil keputusan yang baik. Sekarang mari kita menuju kematian yang terakhir, Nona Edelyn.”
Monkey masih berjalan pelan, namun ia tak kunjung bicara. Ia sempat mengangkat bahunya.
“Ada apa, Tuan Monkey?” Tanya Nyonya Lorraine.
Semua orang bertanya – tanya. Namun salah seorang menyadari satu hal. Namun orang itu bukanlah yang duduk, melainkan Nyonya Dornicle yang masih berdiri.
“Tidak ada trik?”
“Benar. Ini sangat sederhana sekali. Nona Edelyn, meninggal gantung diri, kemarin 17 September saat saya baru saja menepati janji Bibi Kathryn.”
“Anda akan datang sebelum makan malam.” Kata Bibi Kathryn yang menambahkan kepastian.
Monkey mengangguk.
“Saat itu saya tidak mengerti mengapa mobil polisi tiba – tiba diparkir. Seperti yang anda tahu, Tuan Keith yang menemukan pertama kali. Korban yang tergantung, juga Tuan Steve yang pingsan. Kedua cangkir teh yang tumpah, salah satunya berisi obat tidur. Tentunya yang berada di dekat Tuan Steve. Lalu hal yang membuatnya tambah bingung adalah kertas kecil itu. Adalah benar bahwa itu tulisan tangan dan tidak mudah memalsukan tulisan seseorang meskipun orang itu professional. Stempelnya pun sama, Nona Edelyn sukses merangkai semua alur pembunuhan ini. Begitu juga bagaimana ia mengakhiri kematiannya, terutama di kamarnya sendiri. Saya tidak terlalu mempedulikan hubungan mereka, namun yang ingin saya garis bawahai, mengapa itu dituliskan empat?”
Beberapa orang saling menoleh satu sama lain. Monkey segera menyadari bahwa mereka entah lupa atau belum membaca surat tersebut. Ia menyuruh rekannya, Inspektur Duncan untuk membacakan itu.
“Anu… saya tidak mengerti bagian mana yang bermasalah. Empat orang yang meninggal, bukan?” Wanita yang rambut hitamnya sebahu mengangkat tangannya.
Monkey menghampiri wanita itu.
“Itu benar, empat korban. Tapi coba dihitung lagi.”
“Ayah…” Jari telunjuk Steve terangkat.
“Dua… Chester,” Kata Nyonya Antoinette.
“Henrietta.”
“Edelyn,” tambahnya. “Bagian mana yang aneh?”
Monkey menyuruh Inspektur Duncan membaca lagi dengan lantang kertas tersebut. Kemudian ia menyadari sesuatu.
ns52.15.220.116da2