Sesampainya di tempat yang mungkin terakhir dikunjungi, kedua orang itu tampak biasa saja.
Sersan Wintergard berjalan dengan santainya mendahului mereka.
“Well, setidaknya kantor harus berpenampilan seperti sewajarnya.” Katanya sambil memandang sekitar.
Mereka berjalan melewati petak – petak karyawan yang sibuk dengan komputer – komputernya.
Di pojok an sebelah kanan terdapat beberapa dispenser untuk kopi, teh hangat seperti yang ada di ruang tunggu.
“Tepat di situlah kadang Nona Edelyn duduk kalau beliau sedang membutuhkan dokumen dengan cepat. Mereka biasanya mengirim lewat jaringan server.” Kata pria itu sambil menunjuk pada tempat yang lebih terbuka diantara petak – petak milik pekerja. Komputernya pun lebih canggih, tempat duduknya lebih besar. Bahkan mejanya lebih luas, ada beberapa peralatan dan perlengkapan seperti printer, klip, spidol dan lain sebagainya.
Kemudian mereka menuju sebuah tempat yang dipisahkan oleh pintu tentunya. Tempat yang dipenuhi meja segi empat dan dua kursi yang berhadapan ditata rapi. Meningatkan wanita itu pada toko Cakey yang sering ia kunjungi. Beberapa toilet dan kamar mandi, hingga beberapa orang pada stannya memakai celemek. Di dekat stan – stan terdapat beberapa bacaan seperti tabloid, koran atau majalah yang kapan saja bisa dibaca dan diperbarui setiap hari.
“Di sini adalah kantinnya. Tempat orang beristirahat sejenak,” tunjuknya dengan lurus. “Melewati sana ada minimarket kecil, bila lurus lagi maka ada tempat untuk merokok umum.”
Desdemona menyela.
“Kalau belok di sana?” katanya sambil menunjuk pintu lain.
“Tempat para pimpinan bekerja. Termasuk ruangan saya.”
Berkeliling di sekitar kantin, melihat – lihat isi majalah hingga Sersan Wintergard membeli rokok pada mini market tersebut.
Kemudian mereka berbelok dari kantin itu, berjalan melewati beberapa ruangan berseberangan.
“Dipojok itu ruangan Nyonya Lorraine, sudah dua tahun semenjak lima tahun yang lalu Tuan Antoinette pensiun. Di sebelahnya lift khusus untuk kami.”
Kemudian pria itu membawa mereka ke berbagai ruangan. Semuanya tampak normal dan biasa – biasa saja. Hingga ke arah pintu paling ujung sebelah kiri. Dibukanya ruangan, seisinya tidak ada yang aneh. Sebuah sofa, televisi, dan beberapa cemilan di meja. Ada juga dua rak buku dan lemari yang terkunci. Bentuknya kotak seperti ruangan pada umumnya, hampir tidak ada yang aneh. Dekorasi temboknya dilapisi motif bunga satin.
“Lalu yang di sebelah sana? Sebuah gagang?” tanya Desdemona sambil menunjuk ke arah pintu yang dibuat agak menjorok ke dalam sebelah toilet.
Pria itu agak heran, lalu dengan sadar membuka pintu yang hampir tidak ada bedanya dengan tembok motif bunga tersebut.
“Ah, ini yang dibicarakan Tuan Chester sebelumnya! Saya juga baru tahu.”
“Apa maksud anda?”
“Setelah ini mungkin beliau akan mengajak saya melihat taman bunga miliknya,” tambahnya sambil berjalan cepat. “Lihatlah! Bahkan ia telah menyiapkan dua kursi untuk minum teh!”
Desdemona berjalan sedikit mengelilingi ruangan yang dianggap pria itu taman bunga. Banyak sekali bunga warna - warni. Ruangan tersebut dibuat agak cerah dan ada penghangat untuk mengatur suhunya. Atap – atapnya dibuat dengan kaca untuk kebutuhan sinar matahari.
“Saya tahu ini indah, baunya juga bercampur. Tapi mengapa harus di sini?” tanya Sersan Wintergard dengan heran.
Desdemona mengangguk, pandangannya di beralih ke setiap sudut barang kali hatinya benar.
“Saya juga berpikir begitu.”
“Bunga satin dan anemon memang selera yang indah. Terutama yang warna agak oren itu.”
Wanita itu masih memandangi sekelilingnya, sesuatu terasa aneh. Mengapa di tempat ini ada taman? Rasa penasaran itu akhirnya sedikit terjawab ketika sesekali melirik arlojinya.
“Entahlah, seseorang yang sentimental pasti melakukan itu, mungkin?” tambah Sersan Wintergard sambil berbalik arah dan memperhatikan pintunya. “Mein Schatz? Huh?”
Kemudian tanpa berpikir panjang Desdemona bergegas keluar dari tempat tersebut.
“Anda tampak buru – buru?”
Desdemona mengambil telepon genggamnya.
“Pria tampan sebaiknya tidak mengecewakan wanita, Sersan Wintergard. Antar saya ke stasiun.”
***
ns3.22.79.2da2