Monkey mengangguk.
Mereka kemudian naik pada lantai teratas, ia kemudian mengajaknya masuk ke kamarnya.
Monkey pun duduk. Ia sesekali terlihat memijat dahinya itu. Di meja itu terlihat seperti kertas – kertas.
“Apa yang ingin ada bicarakan, madame?”
Wanita itu berjalan kecil mondar – mandir.
“Sebenarnya saya menemukan sesuatu kemarin. Saya tidak menyadari kertas – kertas ini ada di drawer yang biasanya digunakan untuk menyimpan sebuah dokumen MOU. Setelah saya baca – baca, ini bisa menuduh saya,” tambahnya. “Anda baca dulu saja, setelah itu saya akan menjelaskan.”
Monkey pun mengikuti saran Nyonya Antoinette.
“Ini…” ia melirik ke arahnya. “Saya akan katakan ini sulit untuk mempercayainya sampai sekarang.”
“Saya tahu. Awalnya pun begi—”
“Ini anda!” Monkey menyela dengan tegas. Tatapannya tidak sungkan – sungkan lagi. Suasana terasa berat, suara hening seolah – olah menunggu keputusan yang dilontarkan mulutnya.
“Apa maksud anda? Bukannya saya bilang—”
“Ya!” tambahnya lalu berdiri dan memandang wanita yang wajahnya merasa terpojokkan. “Dari awal saya sudah menduga bahwa sesuatu seperti ini pasti ada. Katakanlah padaku, Nyonya Antoinette, bagaimana bisa detektif memecahkan sesuatu bila sejak awal setiap orang bilang sesuatu seperti ‘tidak ada masalah’ atau ‘keluarga ini baik – baik saja’ tanpa ada motif atau petunjuk satupun.” Nada Monkey masih meninggi.
Wanita itu mendengarkan. Mulutnya terlalu takut untuk menanggapi argumen masuk akal dari pria yang tampak tua itu.
“Lalu mengapa kalau saya yang menyembunyikan ini harus memberitahukan pada anda?
Monkey mengangkat telunjuk kanannya.
“Pertama, saya menduga berkas ini punya manfaat bagi siapapun. Kamar anda dan korban terpisah. Tentunya kamar itu ada sebelum anda melibatkan menjadi istrinya. Tapi melihat beberapa perabotan yang saya lihat, saya tidak melihat satupun pakaian anda di lemari suami anda. Berarti memang terpisah. Dengan kertas ini tidak ditemukan oleh siapapun, maka nilainya akan lebih besar terutama untuk anda. Saya membicarakan hak waris.
Kemudian dengan memberitahukan pada saya ini berarti anda mengamankan alibi anda sendiri. Katakanlah saya percaya, maka anda sudah berhasil mengalihkan tersangka. Nama anda dalam pikiran saya mulai dialihkan. Saya mungkin tua, tapi Nona Desdemona yang bijak selalu berpesan akan hal – hal seperti ini.”
Wanita itu tampak kuwalahan. Mulutnya yang hendak diangkat namun tertutup lagi. Ia mencoba tenang.
“Baik, mari kita ansumsikan begitu. Saya tahu anda marah, tapi bagaimana saya bisa membuat anda percaya?” Katanya sambil memejamkan mata. Keringat dahinya berjatuhan.
Monkey menunggu.
“Sebenarnya suami saya—”
Monkey menyela lagi.
“Dengan segala hormat, madame, kami tak mau mendengar lagi soal itu. Mari saya yang memberi saran,” tambah Monkey berjalan kecil melewatinya lalu berhenti tepat di belakang wanita itu. “Kalau tidak…”
“Kalau tidak…"
Monkey berjalan kembali berbalik, saat ini ia membelakangi wanita itu. Ia kemudian melempar buku kecilnya dengan cepat.
“Apa yang anda lakukan!” Kata Nyonya Lorraine agak berteriak setelah menangkap buku tersebut.
Monkey mendekati wanita itu. Kepala pria itu sangat dekat dengannya, seolah – olah terpisah setengah jengkal. Bahkan ia tahu nafasnya yang tersengal – sengal. Matanya penuh intimidasi, menatap tajam dalam – dalam yang jelas sama sekali tidak menyiratkan suasana romantis.
“Inilah maksudnya. Anda mungkin bisa berbohong pada Nona Desdemona, tapi tidak bagi saya.”
Wanita itu akhirnya menyerah. Dengan beberapa waktu yang terambil, Monkey berhasil mendapat informasi yang membuatnya yakin. Nyonya Lorraine memberitahukan segala hal padanya. Cara yang dilakukannya mungkin kurang bermoral, tapi itulah satu – satunya bila burung tidak mau berkicau. Setidaknya tidak seperti anjing yang mengonggong, ada atau tidak ada orang.
“Anda sudah percaya, kan?”
Wajah Monkey kembali seperti biasanya yang ramah dan tampak lebih puas. Boleh jadi terlalu lega.
“Tentu, dari awal. Maaf, sifat buruk saya adalah menggoda wanita,” tambahnya nada memperingatkan. “Tapi saya serius saat mencurigai ada hal yang disembunyikan.”
Wanita itu mengangguk.
“Tapi bagaimana anda bisa percaya?”
“Anda ingin saya tidak percaya?”
“Ti—tidak! Bukan begitu—”
Jari telunjuk kanan Monkey menutup mulut wanita itu dengan ramah.
“Kalau anda berniat membuat itu tersembunyi, seharusnya tidak ada alasan untuk memberitahukan,” tambah Monkey sambil mengeluarkan sesuatu yang ditemukan di taman bunga. “Apa ini juga, madame?”
Wanita itu meagangguk.
“Baik, terima kasih.”
Monkey pun pergi dan segera mengeluarkan ponselnya. Ia bergegas turun ke bawah.
ns3.22.79.2da2