Pria itu berbalik arah mengikutinya dari belakang, sementara Sersan Wintergard setelahnya.
“Tentu tidak mungkin kalau hanya mereka berdua, kami juga merekrut beberapa peneliti bidang agrikultural.”
“Mereka berdua?”
Pria itu agak terkejut.
“Eh? anda tidak tahu?”
“Bukan, tapi kami tidak diberitahu.” Balas Desdemona tidak setuju.
Pria itu kembali berjalan kecil, kali ini ia mendahului wanita tersebut.
“Well ini aneh sekali, tapi Tuan Steve adalah lulusan Universitas Reading. Bahkan katanya, dia pernah jadi program pertukaran pelajar di Wageningen. Sangat mengesan—tidak itu istimewa!”
Desdemona terkejut.
“Be—benar, saya pikir juga begitu!” tambahnya. “Lalu satu orang lainnya?”
“Tuan Keith. Beliau sangat memahami apa yang diarahkan Tuan Steve daripada beberapa pekerja lainnya. Mungkin tidak hanya pohon ini, semua yang ada di sini adalah hasil modifikasi. Meskipun yang saya tahu hanya pohon apel ini.”
Kemudian mereka berjalan menuju lift, pria itu memencet angka dua. Saat pintu lift terbuka, beberapa orang yang mengenakan jas putih sedang menunggu. Tempat yang cukup aneh dan agak lembab. Beberapa orang berjas putih juga mondar – mandir membawa labu takar, beberapa membawa catatan. Beberapa langkah berjalan dari pintu lift dan melewati beberapa orang, mereka memasuki ruangan yang lampunya sengaja dibuat agak redup. Tempat yang hampir mirip dengan rumah kaca, hanya saja daripada tanaman matanya tertuju pada kayu yang lapuk atau lumut, beberapa menggunakan tanah. Perbedaannya adalah mereka memberi sekat.
“Laboratorium ada di lantai tiga bukan?” tanya heran Sersan Wintergard.
“Benar, sayang sekali tempat ini cukup universal. Mungkin kedepannya mereka akan merombak, tapi yang menjadi fokus di sini adalah pembudidayaan Morel dan Chanterrele. Makanya perlu sekat, karena mereka sangat berbeda kondisi,” tambahnya sambil menuju pintu ujung. “Ah, di balik sana juga ada beberapa tanaman herbal.”
“Saya tidak bilang ini lebih buruk, tapi baunya berada di kelas yang sama dengan tempat ternak tadi.” Kata Sersan Wintergard sambil melindungi hidungnya.
“Morel memang punya cara yang unik untuk tumbuh. Tapi saya kira baunya tidak seburuk itu.”
“Benar, ini adalah upaya kami berinovasi. Lagipula jamur tergolong bahan mentah yang cukup mahal.”
Kemudian mereka menuju tempat selanjutnya. Tempat yang normal, setidaknya pencahayaan yang cukup dan tidak baunya lebih menyegarkan. Beberapa pria berjas putih dari tempat sebelumnya kadang terlihat berkunjung ke sini.
“Tempat ini adalah tempat kedua yang paling saya suka, tanaman herbal.”
Desdemona melihat beberapa sekat kaca.
“Mungkin ini aneh, tapi ruangan ini tampak lebih luas daripada pembudidayaan jamur?”
“Benar, tapi kalau saya tidak salah ingat keseluruhan lantai ini hanya untuk tanaman obat - obatan. Tapi tempat itu telah dipindahkan, saya kira Nona Henrietta yang menyuruh.”
“Henrietta? Sejauh apa ia terlibat pada perusahaan ini?”
“Hanya pengawas. Tuan Chester orangnya sangat dekat dengan rekan pekerja kecil seperti petani, peternak dan nelayan. Kadang ia dimanfaatkan agar semua bahan itu dibeli oleh kami. Tapi beberapa kadang ada yang cacat, yang kemudian Nona Henrietta mengetahui itu.”
Sersan wintergards fokus pada salah satu sekat kaca.
“Ngomong – ngomong apa saja tanaman herbal yang kalian punya?”
Pria itu berjalan menuju samping seberang sekat kaca yang Sersan Wintergard perhatikan.
“Favorit saya adalah adas. Empat lainnya ada jahe, wild garlic, peppermint dan temulawak yang harganya mulai mahal di London. Terutama restoran oriental atau restoran berbintang lainnya.”
“Menurut saya ini masih tergolong rumah kaca, walaupun versi yang berbeda,” tambahnya sembari memperhatikan arlojinya. “Baik saya harus persingkat waktunya.”
Waktu menunjukkan sekitar tiga jam dihitung dengan perjalanan. Tanpa berlama – lama lagi, mereka menuju lantai selanjutnya.
Seperti yang dikatakan pria yang bernama Chandler, sebuah laboratorium. Beberapa orang menggunakan mikroskop, ada juga yang sibuk dengan sebuah gelas kaca. Beberapa dari mereka terlihat sangat serius, bahkan matanya tak berkedip sekalipun saat memegang pipet, tetes demi tetes fokusnya tidak lepas. Tepat sebelum orang tersebut, ada juga yang menumbuk sesuatu, seperti bunga.
Beberapa tempat juga terdapat sekat kaca yang didalamnya terdapat orang memotong ranting lalu di ikatkan pada bagian batang yang lainnya. Hingga tempat yang paling dijaga pembatasnya, pengolahan pupuk. Tentu saja melihatnya saja mereka sudah merasakan suasana yang sama dengan yang ada di peternakan, seperti baunya.
“Baiklah, sebaiknya anda jelaskan secara keseluruhan. Tentang siapa saja yang terlibat pada perusahaan ini.” tanya Desdemona sambil melirik jam.
Mereka masuk ke lift, tangan pria itu memencet tombol angka empat.
“Ide peternakan dari Nona Lilia, rumah kaca dari Tuan Keith, penangkal petir, modifikasi, dan pembudidayaan jamur dari Tuan Steve. Sementara sekarang Nyonya Lorraine adalah pimpinan kami. Orangnya tegas tapi saya pikir itu ke arah yang lebih baik. Yang mengurus sesuatu izin tertulis serta perbendaharaan adalah Nona Edelyn, sedangkan Tuan Chester bagian penjualan,” tambahnya saat pintu lift terbuka. “Oh, soal hubungan relasi awalnya Tuan Steve yang membangun. Untungnya berjalan dengan baik saat Tuan Chester meneruskan. Yah walaupun sempat menaruh kami di posisi yang berat, tapi itu hanya hampir saja. Sisanya berubah menjadi keuntungan yang berlipat.”
ns18.118.27.44da2