Wanita itu hanya menggeleng – gelengkan kepala tandanya mengalah. Tanpa pikir panjang, berkemaslah dia.
Detektif itu menunggu di bawah, tangannya membuka buku pemberian Nona Flemming, agak serius raut wajahnya. Dicarinya informasi yang lebih menarik dari yang dilihatnya pagi tadi. Namun ternyata tak satupun mengejutkannya, pikir praktis detektif itu mungkin belum saatnya. Wanita yang membuat partnernya itu menunggu hampir sejam akhirnya turun, seiringan dengan ditutupnya buku tersebut. Sempat terjadi percekcokan singkat yang dipotong oleh kehadiran mobil taksi yang telah menunggu tepat di depan toko.
Taksi itu membawa mereka menuju London Street, makan siang di sana, lalu menuju Stasiun Paddington. Sambil menunggu, mereka mengobrol tentang kecerdikan rencana aneh detektif itu. Sempat membuat wanita itu kaget walaupun pada akhirnya mengangguk setuju. Lalu Cake menghubungi Inspektur Duncan lewat ponselnya untuk membicarakan hal yang tadi dibicarakan dengan partnernya. Fokusnya mempersingkat sedemikian rupa, alhasil tak sadar bahwa kereta sudah tiba. Nona Flemming menyeretnya dengan paksa. Hal yang sudah sering terjadi.
Dari Paddington menujulah ke Stasiun Reading. Wanita itu tertidur di pundaknya. Wajah cantiknya yang tak berdaya, sama sekali diabaikan. Tentu saja saat ini kasus itu yang menjadi teman pikirnya. Biasanya pemandangan di luar jendela kereta menjadi perhatian kedua matanya, seolah – olah merekalah peran utamanya. Namun saat ini perhatian itu milik kasus yang ia tangani, ada dalam kepalanya. Cake dengan mata terpejam, punggung yang bersandar, otaknya masih menggabungkan teori dan merekonstruksi kejahatan yang paling memungkinkan terjadi. Hal yang menyulitkannya adalah apa yang menjadi penghubungnya. Tentu saja mencari motifnya hampir tidak mungkin. Oleh karena itu, jalan pintas menurut gagasannya adalah perilaku tersangka yang pada akhirnya masih abu – abu.
Suara kondektur mengingatkan pergantian stasiun. Kereta yang remnya sudah diaktifkan, sekejap membubarkan pikirannya. Dengan lembut, pria itu membangunkan wanita yang tidur di pundaknya. Ditepuknya ringan pipinya dua kali, responnya adalah ringikan seperti anak kecil.
Bisiknya dengan tenang pada telinga rekannya itu, “Liburan, nona,” kantuk wanita itu langsung sirna.
Menuruni kereta, wanita itu langsung menggandeng tangan rekannya tanpa menggubris kerisihannya. Dimanfaatkannya waktu yang singkat itu untuk berkencan, setidaknya menurut pandangan seorang wanita. Pria itu harus menahan gelisahnya, semata – mata keinginan rekan kerjanya.
Setelah sekian berkeliling, mereka pun menuju Pusat Seni North Wall. Berkeliling di sana, kebetulan terdapat acara pameran kecil- kecilan, mulai dari seni teater hingga lukis. Kepala pria itu hanya mengangguk – angguk saat melihat beberapa lukisan surrealistis modern yang menurutnya sangat tepat sasaran. Ia bertambah yakin ketika melihat lukisan petugas polisi yang sakunya terdapat lubang memasukkan koin. Nona Flemming lebih cenderung ke sebuah lukisan yang abstrak, lebih banyak warna yang dicampurkan lebih diminati matanya untuk melihat – lihat. Wajahnya melongo, dipenuhi ketertarikan dan sedikit rasa penasaran. Dari sekian pernak – pernik keindahan mulai dari lukisan, teater hingga muda – mudi yang berbakat, menurut simpelnya tidaklah buruk.
Detektif itu melihat rekannya yang terlihat bingung.
“Ada yang ingin anda katakan, Nona Flemming?
“Hm… bukan. Hanya saja…“
“Hanya saja?
“Lukisan itu,” Tunjuk wanita itu pada salah satu lukisan surrealistis. “Unik sekali, bukan? Seseorang bisa menjadi dua karakter sekaligus. Maksudku bukankah sulit sekali menyesuaikan pita suara pria kalau itu dilakukan wanita?”
Nona Flemming terheran dengan lukisan bergambar wajah seseorang yang dibelah dua, tampilan wanita cantik dan pria yang tampan.
“Ah, außerordentlich! Semenjak anda dokter, saya setuju dengan anda. Tapi menurut saya, itu mungkin saja. Misalnya saja sebuah drama yang dimoderninasi?”
“Eh? Kupikir itu sangat beresiko. Pita suara pria bisa putus kalau memaksa sopran— tidak mezzo sopran saja sudah bahaya. Lagipula apa gunanya komputer?”
“Sound effect? Suara yang natural jatuhnya lebih hidup! Saya berharap cerita Pulchinella mendapat perubahan konsep. Orang lama mungkin hanya menggunakan cara sederhana. Tapi pikirkanlah, Nona Flemming, bila dibalik topeng dapat menggambarkan beberapa tokoh? Itu akan lebih menguatkan penyamaran seseorang! Sungguh menarik bila itu terjadi!” Jelas Cake dengan semangat.
“Menipu penonton menjadi sangat mudah.”
ns18.191.28.129da2