Nama itu telah disebut. Satu - satunya nama terakhir setelah nama lainnya yang tidak mengalami kecocokan. Hingga saat sang penyandang jubah hitam itu diperlihatkan, semua orang terkejut. Khususnya mereka yang tinggal seatap.
“Tuan Monkey! Mengapa anda tidak meminta persetujuan dulu?” Tanya Lilia sambil menoleh ragu terhadap orang yang namanya ditulis pada papan putih.
“Baik, bagian mana yang anda tidak setuju?” Tanya balik Monkey dengan nada menantang.
Wanita itu diam. Roman wajahnya sebenarnya tidak menunjukkan penyanggahan, namun karena alasan tidak terima ia menunjuk asal.
“Bagaimana dengan po—poin 2?”
“Justru poin dua adalah hal yang paling meyakinkan,” Monkey berbalik lalu memberi tanda panah bawah pada nama Armand.
“Terlepas dari kesaksian Nyonya Antoinette yang bilang bahwa ia mendengar seseorang bertengkar, bahkan hingga mendengar beberapa kata penting. Lalu setelah sekitar pukul lima, ia melihat Chester yang sedang keluar dengan wajah cemberut. Tapi menurut kesaksian Chester sendiri ia masuk setelah melihat Nyonya Lorraine lewat. Tidakkah anda aneh?”
“Ada satu orang yang masuk sebelumnya.” Inspektur Duncan dengan spontan menyela.
“Benar. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa saja orang tersebut orang lain. Siapapun di rumah ini punya kesempatan. Dengan adanya potongan kain dan album itu maka subjeknya akan berubah – ubah. Bagaimanapun juga…,” tambahnya sambil menuliskan sesuatu. “Orang ini pernah bilang bahwa di sebelah kamarnya ia mendengar pertengkaran bahkan benda yang dihentakkan meja saat ia sibuk dengan tulisannya. Kalau anda membayangkan ruangannya, meja tempatnya menulis cukup jauh dari tembok. Jadi telinganya harus cukup dekat. Lagipula tembok di rumah ini sangat padat, belum juga variasi kamar yang terkadang ada ukiran serat kayu, karpet, dan semacamnya yang memang lebih kedap suara.”
“Ta—tapi itu bisa saja kebetulan, kan?” Tuan Halberd berdiri. “Di dapur semua orang bisa mendengar saya bekerja!”
“Ya, tapi suara bisa saja melalui transmisi udara. Ventilasi dan kaca pintu kadang dibuka. Lagipula anda salah kalau itu kebetulan. Menurut kesaksian Nona Wilson dan Nona Dana yang menguping kamar saya tengah malam, mereka menempelkan telinganya pada pintu tersebut. Saat itulah saya mengetahui bahwa Nona Lorraine mungkin saja melakukan hal yang sama. Karena itulah yang dilakukan Tuan Steve sangat tidak mungkin.”
Pria itu mulai mengangkat mulutnya.
“Well, hanya karena saya tidak bilang menempelkan telinga pada pintu tersebut anda menuduh saya? Kata – kata saya mungkin membuat anda salah paham, tapi bisa saja kenyataannya berbeda.” Katanya dengan tenang.
“Saya setuju dengan itu. Bahkan mungkin saja anda tidak di kamar anda sendiri. Contohnya Nyonya Lorraine mendengar suara anda dan bukannya Tuan Chester?” tambahnya. “Dengan begitulah anda menciptakan suasana pertengakaran. Lalu memojok di antara rak – rak buku itu menunggu Tuan Chester masuk. Itulah satu – satunya jalan keluar.”
Pria itu terdiam.
Monkey menambahkan tanda panah ke kiri di samping nama Armand.
“Dengan segala cara yang dilakukannya ia berhasil membuat tuduhan pada semua orang. Namun dengan memanfaatkan keburukan Tuan Chester, anda berhasil menciptakan tuduhan yang tepat daripada tuduhan lainnya yang tidak cukup kuat. Karena itu anda sukses melimpahkan padanya, dengan begitu dalam pembunuhan kedua anda tidak akan kesulitan mencari cara.” Kata Monkey.
“Tapi, Tuan Monkey, apa anda tidak terburu – buru? Tuan Steve tidak mungkin melakukan itu. Dalam beberapa hal ia sangat membantu keluarga. Bahkan dari dulu ia selalu mendamaikan pertikaian di antara keluarga. Saya rasa…” Bela Tuan Periwinkle.
“Saya juga berpikiran sama, setidaknya itu tidak mungkin. Pasti ada hal yang salah.” Tambah Bibi Kathryn.
“Saat semua orang mempercaiyanya, tuduhan pun telah ditempatkan dengan hati – hati, disitulah menjamin alibinya. Pada pembunuhan kedua adalah hal yang paling sulit dilakukan. Saya telah menjelaskan dari awal hingga akhir dua kemungkinannya, bukan?”
“Kalau tidak salah anda bilang ketika anda dan Nona Desdemona baru saja datang sekitar pukul tiga hingga empat. Lalu kemungkinan kedua sekitar mendekati makan malam. Anda juga bilang bahwa itu tidak mungkin dilakukan saat anda hendak ke kamar Henrietta, karena anda bertemu dengannya.” Kata Nona Lilia.
Monkey mengangguk.
“Saat itulah kami terjebak pada argumen kami sendiri. Kedua kemungkinan itu sangat mustahil dilakukan. Ibaratnya anda adalah pelaku, pasti membutuhkan waktu sebelum korban anda meneguk racun itu. Dalam hal ini, mereka butuh sebuah plot. Tidak seperti saat anda menusuk, memukul, atau menikam dari belakang yang bisa saja dilakukan dengan cepat, namun meninggalkan jejak yang sangat dominan, namun…” tambahnya yang sedang menggerakan spidolnya. “Saya melupakan sesuatu waktu itu. Terperangkap oleh argumen sendiri, sehingga inilah yang waktu itu harusnya saya pikirkan. Skenario kedua. Bagaimana kalau anda semua melupakan skenario pertama dari awal? Maka itu akan lebih masuk akal.”
“Eh? Maksudnya?”
“Kematian Tuan Chester setelah hasil koroner keluar adalah sekitar satu hingga enam jam. Yang berarti bisa saja ia memang sudah mati sebelum – sebelumnya. Jauh dari perkiraan anda semua.”
Semua orang kaget. Mulut – mulut mereka seakan – akan protes punya pendapat sendiri – sendiri. Suasana menjadi agak tidak kondusif. Namun saat Monkey mulai berbicara, saat itu juga mereka diam.
“Saat saya bertemu sekitar setengah lima, Tuan Chester membuka pintu sekitar seperempatnya, bau wangi langsung menghampiri hidung saya serta udara dingin yang tidak wajar. Saya berpikir ia bersama dengan perempuan sementara saat di TKP karangan bunga mawar itu sangat mendukung, beserta surat itu,” tambahnya. “Di samping itu, ruangannya cukup panas. Bayangkan, apakah itu penting kalau jendela sudah ditutup rapat, lalu tirai menutupinya. Perapian menyala, begitu pula dengan mesin penghangat, tidakkah itu berlebihan?”
Semua orang terdiam meninggalkan ekspresi penuh pertanyaan. Memang benar itu tak seharusnya dilakukan, hal itu telah terjawab dalam pikirannya masing – masing.
ns3.12.165.112da2