Makan malam dimulai setengah jam lagi, Monkey yang telah menaruh tiga buku dipinjamnya tadi di kamar kemudian menuju ke arah gerbang utama untuk menunggu Desdemona. Di sana ia bertemu Nona Wilson. Wanita itu menggeleng saat Monkey memandangnya. Namun ia kemudian berbicara dengan suara yang kecil yang ia percaya hanya mereka yang mendengar. Monkey lalu mengangguk kemudian mengatakan agar ia berhati – hati.
Setelah itu gerbang dibuka, Desdemona kini telah datang. Wanita itu hendak terburu – buru masuk, namun Monkey menghalanginya. Mereka berjalan sampai pintu masuk, sedangkan pembantu muda itu tertinggal agak belakang. Kemudian Monkey berbicara pelan dengan yakin.
“Mau apa sih?” tambahnya dengan geram. “Mengapa harus begitu?”
“Dengar dan lakukan saja, Rachel! Nanti aku akan jelaskan semuanya!” Paksanya namun berbisik.
Desdemona menimbang – nimbang pendapat tersebut, di sisi lain ia agak keberatan. Namun barangkali pria yang sudah menjadi kepercayaannya sejak lama telah mengatakan yang benar. Ia menoleh ke depan dan belakang menyiratkan keputusan yang hampir final.
“Baik, bila tebakanmu yang gagal, kau tahu apa yang terjadi padaku, kan?”
Monkey mengangguk yakin.
“Doakan saja.”
Mereka akhirnya menuju tempat orang berkumpul dan menunggu untuk makan malam. Untungnya makan malam masih belum singgah pada meja bersama yang cukup panjang itu. Monkey memberi isyarat dengan wajahnya pada Nyonya Antoinette. Ia mengangguk setuju.
“Silahkan, Nona Desdemona.”
Ia berdiri. Semua orang memperhatikannya.
“Terima kasih. Saya akan mengumumkan beberapa hasil koroner laboratorium dari tim patologi kepolisian Oxford. Mayat ditemukan dalam keadaan duduk dengan kedua tangannya pada lengan sofa. Kematiannya diakibatkan oleh arsenik yang dicampurkan pada brendi. Waktu kematiannya satu hingga enam jam. Saat setelah barusan dibawa kemarin mengalami jasadnya menjadi sangat kaku. Tidak ada tanda sayatan. Bisa disimpulkan skenario kasus adalah Chester menerima tamu lalu ia diracuni dengan cara yang tidak diketahui. Sekian.”
Lalu kemudian beberapa orang menjelaskan informasi tambahan saat Desdemona tidak hadir. Wajah wanita yang berambut bob retro mulai agak panik saat semua orang mulai melihatnya lagi. Pintu dapur terbuka, dua gerobak makanan didorong oleh Bibi Kathryn dan Nona Dana.
“Jadi, sementara mengarah pada Nona Henrietta. Terutama kettle itu milik anda?”
“D—dia memang meminjam! Tapi tidak memberi tahu alasannya.”
“Baik, terima kasih. Saya kira itu saja.”
Piring – piring pun dibagikan sesuai urutan dari Nyonya Antoinette, Edelyn, Steve lalu Henrietta. Kemudian pada sisi lainnya, Nona Lilia, Desdemona, lalu Monkey. Terlihat panci besar yang tentunya berisi sup. Hidangan – hidangan berikutnya adalah kalkun panggang mentega, salad keju, kerang, dan udang.
Monkey membuka panci lain lebih kecil yang diantarkan oleh Bibi Kathryn Wajahnya agak terpukau saat menyiduk seperlunya kentang tumbuk yang di rebus dengan susu. Lalu kemudian itu digilir pada sebelahnya.
Pria berambut poni tanda koma itu yang awalnya disuruh Edelyn untuk mengambilkan sup. Kemudian tumpukkan mangkok itu diberikan padanya. Lalu dengan rela dan agak malas menjadi relawan untuk mengambilkan sup satu per satu untuk semua orang, tentunya setelah ia menuang miliknya. Monkey memandang wajahnya yang pasrah setelah mangkok setiap orang pada barisannya terisi penuh. Ekspresinya tambah memelas setelah mangkoknya yang dilap itu dan diisi sup, ditukar dengan mangkuk kosong milik Henrietta.
Nona Henrietta yang tidak sabar, lalu menukar mangkok miliknya yang kosong dengan punya Steve barusan dituang. Bersamaan dengan minuman yang telah tersedia di meja yang cukup beragam susu, kopi, jus, wine, dan teh. Monkey kemudian menuang tehnya dengan wajah berseri – seri membayangkan saat minuman itu jatuh pada kerongkongannya pikirannya lebih tenang. Namun matanya menangkap sesuatu yang sedikit mengkhawatirkan.
Nona Henrietta tersedak. Beberapa orang hanya menoleh sekedarnya, kecuali Steve yang perhatian, dengan mengambilkan air putih di dapur. Firasat Monkey semakin diliputi keganjilan melihat wanita itu kemudian terbatuk – batuk lumayan tersiksa. Benar saja, firasat itu mewujudkan ketakukannya paling dalam saat wanita itu roboh dari kursinya. Steve yang dari dapur membawa air agak banyak.
Monkey langsung menghampirinya, segeralah air itu dituang dalam gelas. Monkey dengan panik menuang air pada mulut wanita itu. Kepanikan itu tambah menjadi – jadi ketika wanita yang ia kenal mengalami hal yang sama. Ia menyuruh Steve untuk menuangkan segelas susu menggantikannya. Sementara bertambah panik.
Monkey mengalami tekanan yang amat berat.
ns3.133.115.157da2