11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBZQI4KuES
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMhRJYqCo0C
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMVPfXYrDe
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vrjevXy8R
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡppbERXz0AD
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPVlhIu9p4d
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡql0mKk34Ls
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthWvLLIAx8
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQ3SSLcaEG
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRBzDPt21gU
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKr65yy4SS9
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2CFT9t7IO
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFFkdWqpth
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPcMatqIC0
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNzUAar4q1
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTgYJxjTzG
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC4rTUWdAuB
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7OsNj3bKse
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ryOWg5eVJ
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnhyWRHyNyG
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4i3LYQa8Da
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPwgVLvp6mE
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZVb4Cxbraw
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOiWBjj1aif
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlBtZbRVPf1
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBSLlzDEztH
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQ9EeYbKKQ
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriuXiXljz0
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ53AFbNqwv5
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQ5vSol63t
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbY767KWSKP
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2U6hvHw9JI
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXzKB8C62h
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoN9IrGA02e
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFiT1dywefF
“Nggak sama suamimu?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuUnS47pXLh
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26338mf28s
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCS1ijbmQIX
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjPSFdqTlTG
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8DcKZRbwjH
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi5HDhG5d8u
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMck9veSQnx
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1JMGdB4Dz
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpIquAFdwy
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡigrUrDMWDW
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCvDezxCNY
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOLOBRXKJ8
“Yasudah kalau begitu”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTeJmDQQ4eM
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIw0GaWfW1J
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMZ8w9ljuM
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlaUQS3wMs
“Iya hati-hati nak”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy64VExdDwD
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBXA6mCXxP
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vleFlV0eK
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQLiHa0p8S
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOTLpUYijT
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxgFqJcsQn
“Pagi mbak” ucap Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1p0QqZJ3XM
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL7gkClNdxi
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7HLXUelNz
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPw4u4fgh6
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfjXvxQ87hc
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzL2QlKQPKZ
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCrIKsJ9Xb
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK6EgxFy54I
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡagu61BTJnx
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkIosPk6MUP
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgn87VQVBJ1
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVf8duoUwUU
“Belum mbak, hehe”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw6I2DLsJvi
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtiyGcsrl7i
“Yaudah yuk bareng”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6VoFCfHrX
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0azmN6Fa34
“Iya mbak”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ42UF3K4OWc
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCn6b0N2biV
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JWnS3ESFs
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKP1Z2t8f8
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFKE9mkJrV
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGfOoStmpn
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT57E4EmpMw
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCRDkOjWa3
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKSYW23Sugm
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGz02zqoJd
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsT7SXo58xe
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGStliklBb
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6UMFhcNrMT
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjLgypi2aR
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfROezWDpkg
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsL3VuvEad
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRi1IoJ2UoR
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY908A2ZDXq
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7kRpe5wwo
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTd0hP6TMS
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlQ2tZ3SR5n
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuYTXxzvPb
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVdqaUhS85u
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHVVm4vZjT
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGsm6gTDIJU
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKKfcKflx2a
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkhIDOyQa43
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡviBUaHmPsm
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZUJG1E3FD
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4NxRHzQv5y
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqo6YE1MatY
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡId0PkNRh2I
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8EEMCz0Ok1
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2RBlip51vB
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡayi2MECelN
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCVH8TPqIDY
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe7noiN23ZR
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywZKWDTXU6
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7uxynNG3Jl
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8RzeYEEqAX
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVBu6mk8jk
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8pmAvuNNA3
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ69Nxq3PrL4
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡORfuz17Pbm
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qxWzM1C6P
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDcT6RLwgc
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8cRMBNtSZe
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Pi6MorLpQ
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwOF3AjCvRl
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYfGvkRJPD
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFm0yrn8Mem
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXBVJXX8sg
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXsZkolo3oV
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpREOfuNGX
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡny3qwrELUn
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5HTBAM6Kfx
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4l6G8BXujF
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwA88xyVe2
“Apa maksudmu?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKlHHUo4FjG
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBYeWDogRw
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGfMcoN0GrK
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBraxMa0pi
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRR3tQ2O1zw
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEYRwUD2zzG
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklixQNnYGm
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ76dg4ub3XI
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnZCnw2Rn3N
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGlntYlaZi
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0pyfWntbRp
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡENS1Cplcuq
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPE6MpJ12x
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpLV0HsfEL
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDiss5k8ygV
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsinPQNDQX
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXvH3zxnUF
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPxCcNhMCzg
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT10p69d59A
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd7pUbq9a0F
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfZK5P6dea
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5oTFgSRDbe
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvIhRIjCTc
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ijRHZbEQS
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmnTdHyZphQ
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqlgdut3OG
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡroLFgRwm9r
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwnC5mh9gAx
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Ls65LPkzs
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5mvjSrNF9
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LmWv0TWkR
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3xg5wkvu6F
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOpxlTsoq3
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0euNH4a9gM
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQzpohgCXwa
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQQqOC1Zb6P
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrMQP2nxc2
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrFpToJuAP
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoO0DxDJjNs
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NYDCL9APv
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNZoowu3jq
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtAwZqfJaKh
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjt6yxxwWS
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN6T6qtxSWG
“Iya mbak makasih”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtv7WWSGCqA
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlQSt0kljyQ
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfA69mAGWoJ
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRbAJWzUVQK
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2BX8ogf8z
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8MBuvHP1BU
“Mbak”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNDFN9meD6S
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFuD3O3InN
“Iya kenapa Cit?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDKNp2WFx0
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn0olIBvFH8
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSSXvfqwXD
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT4l9Zdx6lg
“Lho nginep sini?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx4VbuTVuef
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbvde4xAgr
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2RYIdmcSEX
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUVtaUmnGO
“Hmm gimana ya Cit”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCpmnVXZIe
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7vTudcxCKy
“Mbak Nada keberatan ya?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡciUnBsNAkk
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKWZ2Slt2r
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOfA1IfmpK
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZd5LHZwykR
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtUtdJblU6d
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHS5LsApjfh
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPsVp8ee1S3
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiysw485HBT
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYA8wVOGYZk
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoaBZJV5MVC
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFV8KJp7rMa
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpVusW5WJ1
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXvBHS5Mui
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbmZV3EkA7
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyjMLYcylg
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbC2UV2xXB
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrPRah0KUY
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSzgUYCvF1
11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALSFmxjNhs
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQB28LPMuMP
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqH2vaYZTv
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21RXPESGQo
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYjTfT34QnJ
*11006Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJPouJEnej
Penana
search
登入arrow_drop_down
註冊arrow_drop_down
