7010Please respect copyright.PENANAvmszQ3NziA
7010Please respect copyright.PENANA2w4UtM3rhe
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7010Please respect copyright.PENANA6ghYoC952e
7010Please respect copyright.PENANATfT0LDycyJ
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAifNQ5Jp9O4
7010Please respect copyright.PENANAaDl3nSRKEJ
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7010Please respect copyright.PENANA03fTyRBZ0t
7010Please respect copyright.PENANAmrYKrQjKKV
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7010Please respect copyright.PENANAjM0qDoLzW3
7010Please respect copyright.PENANAggyUf8hlEo
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7010Please respect copyright.PENANAHIKjPiqcR8
7010Please respect copyright.PENANAMOVwN32TKH
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7010Please respect copyright.PENANANAdzecGGnL
7010Please respect copyright.PENANAUYSNu3abrC
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7010Please respect copyright.PENANAUMCRle8Zjv
7010Please respect copyright.PENANA06VT6UOwRt
7010Please respect copyright.PENANAdTyDO3lUJD
“Sore Cita”7010Please respect copyright.PENANAZSquqKn1x8
7010Please respect copyright.PENANAfibNMetjjV
“Sore pak Bowo, masuk pak”7010Please respect copyright.PENANAp26kZs4iu9
7010Please respect copyright.PENANArNS6NH42Js
“Iya. Mana Putra?”7010Please respect copyright.PENANAq4EiGVLZsF
7010Please respect copyright.PENANAn6F6UAkWuJ
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7010Please respect copyright.PENANAqXviS0fP9K
7010Please respect copyright.PENANAFiZoYyfH4P
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7010Please respect copyright.PENANA2ys0lzD9rl
7010Please respect copyright.PENANAklx6boXH4j
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7010Please respect copyright.PENANA08wjOVkjiv
7010Please respect copyright.PENANA0mChTSIk2f
“Iya”7010Please respect copyright.PENANAaV6e2W5kzQ
7010Please respect copyright.PENANAkuFeJmPdnm
7010Please respect copyright.PENANAJNtvI6u6p1
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7010Please respect copyright.PENANAtlS6FNU5JP
7010Please respect copyright.PENANAxso49rkr74
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7010Please respect copyright.PENANAlC6TfIUWpO
7010Please respect copyright.PENANAZXKwXf9hqi
7010Please respect copyright.PENANA0wUVuDPzRH
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7010Please respect copyright.PENANAHJRC39GL1w
7010Please respect copyright.PENANAzwMnijT7m0
“Kemana om?”7010Please respect copyright.PENANAEo2UnECjI9
7010Please respect copyright.PENANAzq5uDTm1Tq
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7010Please respect copyright.PENANA73DUxmdUmA
7010Please respect copyright.PENANApzAjPlooO0
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7010Please respect copyright.PENANAS7v2hxt4Qn
7010Please respect copyright.PENANAeSSaN7Oqbi
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7010Please respect copyright.PENANAuhvMpJF1Kq
7010Please respect copyright.PENANA9GOgPKPQta
7010Please respect copyright.PENANAfWBXGKK2kX
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7010Please respect copyright.PENANANgqsUDSK6i
7010Please respect copyright.PENANAm7Uh1h3ADK
7010Please respect copyright.PENANAdL0WauAi3e
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7010Please respect copyright.PENANAAPqpYIsKTI
7010Please respect copyright.PENANAMmaOw2dgcr
“Putra mau jalan-jalan?”7010Please respect copyright.PENANA2r76KA3bGD
7010Please respect copyright.PENANAz4ze766xs5
“Iya”7010Please respect copyright.PENANAhdt1FMvqd6
7010Please respect copyright.PENANAYvCPheXsze
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7010Please respect copyright.PENANAhhfoDz1lCo
7010Please respect copyright.PENANAF6FN3DBJaC
“Yaah..”7010Please respect copyright.PENANA2IBolaxKFB
7010Please respect copyright.PENANAkKrcdmzvYU
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7010Please respect copyright.PENANAWyw8cL09Sn
7010Please respect copyright.PENANAsjnYKOnOnr
“Iya bunda”7010Please respect copyright.PENANA1tHsHvKRjV
7010Please respect copyright.PENANAsRVMbYIsPm
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7010Please respect copyright.PENANAkAT3OpWnbV
7010Please respect copyright.PENANADlwJzOc1CX
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7010Please respect copyright.PENANApmMlIZEmMC
7010Please respect copyright.PENANAbI90Isb1l1
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7010Please respect copyright.PENANAbGBwiG0BZD
7010Please respect copyright.PENANAIV254e3gWC
7010Please respect copyright.PENANABDv4nOMaMi
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7010Please respect copyright.PENANApl3ai9PIZi
7010Please respect copyright.PENANA3dVqJMIiuc
7010Please respect copyright.PENANALp2LxNZXUz
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAjxcscAfVeg
7010Please respect copyright.PENANAfjgsWJfeaG
“Haha iya pak”7010Please respect copyright.PENANAttsNnwrEv5
7010Please respect copyright.PENANAQsKDWWiGVy
7010Please respect copyright.PENANA9oMIqL2ZJL
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7010Please respect copyright.PENANA1xqBtMyUjQ
7010Please respect copyright.PENANA9La1pRl40b
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7010Please respect copyright.PENANA6UidUSQs5j
7010Please respect copyright.PENANA0IYPnsd2UH
7010Please respect copyright.PENANAKjnUuHzWP5
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7010Please respect copyright.PENANAl1CUKeqLvd
7010Please respect copyright.PENANAfdOXS5kCIT
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7010Please respect copyright.PENANAlNjZGbyUwk
7010Please respect copyright.PENANA6o14mLS5Wp
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7010Please respect copyright.PENANAHDI6SYXmgf
7010Please respect copyright.PENANAtK0pMM2ByA
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7010Please respect copyright.PENANArpe9gZaVGa
7010Please respect copyright.PENANAsqpIRWSwIB
“Ooh gitu”7010Please respect copyright.PENANAi9S0EDQvOS
7010Please respect copyright.PENANAlW7IrPoWoW
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7010Please respect copyright.PENANAuidIeTgl4Q
7010Please respect copyright.PENANAk8MvRyjHYm
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7010Please respect copyright.PENANASRos9uFkpA
7010Please respect copyright.PENANAiNZseLpusl
7010Please respect copyright.PENANAPkMoY17MRd
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7010Please respect copyright.PENANAjJ0avhzfbG
7010Please respect copyright.PENANAuYNv17MBEh
7010Please respect copyright.PENANABANyIaGPxW
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7010Please respect copyright.PENANAYSd4kjkqQR
7010Please respect copyright.PENANA9CXfJoXGss
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7010Please respect copyright.PENANARxKh7moB89
7010Please respect copyright.PENANAGRVcCKPTRA
7010Please respect copyright.PENANAyqN5nxc321
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7010Please respect copyright.PENANA2rsXo7FJID
7010Please respect copyright.PENANA2wlY7pMXJ0
7010Please respect copyright.PENANAiOuiN5FdIw
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7010Please respect copyright.PENANAG9e0dmrSvs
7010Please respect copyright.PENANAcubwfGXEYZ
“Nah berarti aman dong? Haha”7010Please respect copyright.PENANAmfTWV9Nlx4
7010Please respect copyright.PENANAuK33phtxdu
“Haha iya pak, aman”7010Please respect copyright.PENANAAj43kM9l5Q
7010Please respect copyright.PENANAj6OdFEACrE
7010Please respect copyright.PENANARCmD0xmEJg
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7010Please respect copyright.PENANAn4exP3AwdM
7010Please respect copyright.PENANABI31sw9IPg
7010Please respect copyright.PENANA5a00uYpaBb
“Cit”7010Please respect copyright.PENANAId1uipL8P3
7010Please respect copyright.PENANAdFWq5OzMbb
“Iya pak?”7010Please respect copyright.PENANAjWx9mwLEhP
7010Please respect copyright.PENANA68jWzH923z
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7010Please respect copyright.PENANAwscg0ZxnO0
7010Please respect copyright.PENANAl2iOwDCoU9
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7010Please respect copyright.PENANAj6nSM8JVff
7010Please respect copyright.PENANARgrv5eJZwh
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7010Please respect copyright.PENANALRrr1NKzqI
7010Please respect copyright.PENANAs0amYQJ8MA
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7010Please respect copyright.PENANAbVlMYOqRTV
7010Please respect copyright.PENANA7n3jxJnmsh
“Terus?”7010Please respect copyright.PENANAzohzOUdEJ5
7010Please respect copyright.PENANAN8PQwrLJsH
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7010Please respect copyright.PENANASePLO0G506
7010Please respect copyright.PENANAIfCoqnCDeB
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7010Please respect copyright.PENANAwrOBOp9Kfm
7010Please respect copyright.PENANA368GypkPAI
“Ya kan beda pak”7010Please respect copyright.PENANAlSVa8Mud4m
7010Please respect copyright.PENANASW5JE4FjYZ
“Beda gimana?”7010Please respect copyright.PENANAlK6Wppn0wg
7010Please respect copyright.PENANA4vra40sUqn
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7010Please respect copyright.PENANAP8Mg3lkOcG
7010Please respect copyright.PENANAnCqZ0XFspF
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7010Please respect copyright.PENANASY9JOzJBS2
7010Please respect copyright.PENANAMrS7sGkegs
“Haha ya nggak gitu juga pak”7010Please respect copyright.PENANASEraVHBtlg
7010Please respect copyright.PENANAHuAJJyZqLs
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7010Please respect copyright.PENANAty5GOcaZ6E
7010Please respect copyright.PENANA2O4dS0ReXh
“Lha terus Putra gimana?”7010Please respect copyright.PENANA362MoQtNSC
7010Please respect copyright.PENANALW1eGlGhGQ
“Ya Putra sama neneknya, haha”7010Please respect copyright.PENANAl2Wua67DlQ
7010Please respect copyright.PENANAna6ehtZMcs
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7010Please respect copyright.PENANAEsAVsFs4j5
7010Please respect copyright.PENANA2RmCxiccrs
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7010Please respect copyright.PENANAn7vp6A4K4L
7010Please respect copyright.PENANAiKwh3eTLMF
7010Please respect copyright.PENANAyyPQySNAMW
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAKIUcKDkfJl
7010Please respect copyright.PENANA1YxLCVKqJ2
7010Please respect copyright.PENANApsZPAB6qNV
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7010Please respect copyright.PENANAjjew7afe89
7010Please respect copyright.PENANAsekiTMBEL3
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7010Please respect copyright.PENANAB64MUw5nBw
7010Please respect copyright.PENANA08lPvyUUfz
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7010Please respect copyright.PENANAYbwS83TJab
7010Please respect copyright.PENANAIKeG7njYtq
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7010Please respect copyright.PENANAc4YCtp7uDg
7010Please respect copyright.PENANA2qjDyTSrIi
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7010Please respect copyright.PENANAd4ZvJ0jTdK
7010Please respect copyright.PENANAxpRTH46Qil
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7010Please respect copyright.PENANAWn5MMphvup
7010Please respect copyright.PENANAvUHFNf0Ayj
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7010Please respect copyright.PENANA2JxhmCrkiH
7010Please respect copyright.PENANAbIdxEAG32Q
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7010Please respect copyright.PENANAFS57OMGTuL
7010Please respect copyright.PENANAYopV5ZhwmJ
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7010Please respect copyright.PENANANUHq3aJos3
7010Please respect copyright.PENANA24hB77IVuq
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7010Please respect copyright.PENANAphH8zba9tG
7010Please respect copyright.PENANAonIpRfujnR
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7010Please respect copyright.PENANAOuo3hHCp4z
7010Please respect copyright.PENANAA3se1jjFPZ
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7010Please respect copyright.PENANAxdWxa8ZlYR
7010Please respect copyright.PENANAjzrUlqEhvB
“Loh kok gitu pak?”7010Please respect copyright.PENANAxabqR8f5PZ
7010Please respect copyright.PENANA7fIkJvO7kz
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7010Please respect copyright.PENANAd8bJqQcZJJ
7010Please respect copyright.PENANAee7rcc3FYh
“Hmm, iya juga sih”7010Please respect copyright.PENANAJmqjKJ81br
7010Please respect copyright.PENANA8hJXOMR1Mz
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7010Please respect copyright.PENANAEbBy3alEA6
7010Please respect copyright.PENANABHLaQFyN9d
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7010Please respect copyright.PENANA438Ew7j9K1
7010Please respect copyright.PENANACTgTYL3hEz
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7010Please respect copyright.PENANAHjwtAC1etM
7010Please respect copyright.PENANAwpN1WCOb1I
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7010Please respect copyright.PENANAVY3Y9AwrBZ
7010Please respect copyright.PENANABYgB1A6rtr
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7010Please respect copyright.PENANAMpFCqOJvgh
7010Please respect copyright.PENANA3Q3xq8d27S
7010Please respect copyright.PENANABazmS29JmL
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7010Please respect copyright.PENANAaJJ4YHhb7o
7010Please respect copyright.PENANAD8rSCx9fGO
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7010Please respect copyright.PENANAoMPIYnhgsZ
7010Please respect copyright.PENANAz1yAzADNOw
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7010Please respect copyright.PENANAoXZdyienpP
7010Please respect copyright.PENANAdtZaAJjdKj
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7010Please respect copyright.PENANAa4fFeDnefR
7010Please respect copyright.PENANAVJA9x4Z1N5
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAfa8H2iczun
7010Please respect copyright.PENANAQ8nXIpL9LF
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7010Please respect copyright.PENANA5yGW12zb5a
7010Please respect copyright.PENANA5bse83f1Ny
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7010Please respect copyright.PENANAXVfOk88BeO
7010Please respect copyright.PENANAJ0SQZmOb6U
7010Please respect copyright.PENANAO0KlKyDKrs
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7010Please respect copyright.PENANAbgMgtqX233
7010Please respect copyright.PENANAy5x5G1x3tS
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7010Please respect copyright.PENANAlndOE3f99h
7010Please respect copyright.PENANAp1bwwI5omZ
7010Please respect copyright.PENANACS5uGoW3vp
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7010Please respect copyright.PENANAKSD7lyFsPl
7010Please respect copyright.PENANAq81RMVF8Yu
7010Please respect copyright.PENANA969hvhxYMo
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7010Please respect copyright.PENANAKxmhyTtggH
7010Please respect copyright.PENANAEB4V0sNKDJ
7010Please respect copyright.PENANALo7i5jyFc7
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7010Please respect copyright.PENANAbweHcZBHZJ
7010Please respect copyright.PENANAaarLY6daWO
7010Please respect copyright.PENANA5IUlxUtgtp
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7010Please respect copyright.PENANApMHixBo5VB
7010Please respect copyright.PENANAddRuu6iYYl
“Tapi pak..”7010Please respect copyright.PENANATdAJrTXLc3
7010Please respect copyright.PENANA5CQVlww5ui
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7010Please respect copyright.PENANA7cm2aMj33y
7010Please respect copyright.PENANAhFxNCcTXZG
“Iya pak, boleh kok”7010Please respect copyright.PENANAoWRlSGYP2Q
7010Please respect copyright.PENANA9XcPcUMUaA
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7010Please respect copyright.PENANA2gvdF1uNaR
7010Please respect copyright.PENANA5ekYmWbOzw
7010Please respect copyright.PENANAbyilvSxkfJ
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7010Please respect copyright.PENANAPWECLmeIMg
7010Please respect copyright.PENANAqzHeWcbT8l
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7010Please respect copyright.PENANASjaGa3Ezod
7010Please respect copyright.PENANAl3bbwPGTyv
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7010Please respect copyright.PENANAmKcg2tdIIf
7010Please respect copyright.PENANABBqCnjBxmJ
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7010Please respect copyright.PENANAgUEwvONrpK
7010Please respect copyright.PENANAwTxw3VybJY
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7010Please respect copyright.PENANALbFrXwsPxO
7010Please respect copyright.PENANANyoh4SyrxH
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7010Please respect copyright.PENANAZuMc4PBdi0
7010Please respect copyright.PENANA8CT9YDbHYU
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7010Please respect copyright.PENANAin4VPmdQE7
7010Please respect copyright.PENANAQOlTZS13iP
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7010Please respect copyright.PENANA1LTmM4YZ2K
7010Please respect copyright.PENANAwsXtEvadCZ
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7010Please respect copyright.PENANAKiBgWlMKzt
7010Please respect copyright.PENANABWGV76eqls
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7010Please respect copyright.PENANAIpflf8d50Z
7010Please respect copyright.PENANA5FjsCCxhOV
7010Please respect copyright.PENANARgCF6g2nns
“Hheempphh… ndaaaa…”7010Please respect copyright.PENANAHwrYltXi15
7010Please respect copyright.PENANALp8gFo5JrK
7010Please respect copyright.PENANAcQqEmGeWxo
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7010Please respect copyright.PENANANR9bw1kxwp
7010Please respect copyright.PENANAa6LsOo18nl
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7010Please respect copyright.PENANA0XGwfiGTwi
7010Please respect copyright.PENANAspErbAVgcS
*7010Please respect copyright.PENANACvi2CnfFhI
*7010Please respect copyright.PENANAnxUeWf2A8t
*7010Please respect copyright.PENANALoFvoqyAf5
*7010Please respect copyright.PENANAkgONdDodWG
7010Please respect copyright.PENANAXiHC4uw3jb
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7010Please respect copyright.PENANAcNCPIay6k9
7010Please respect copyright.PENANA4dCNaDTchy
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7010Please respect copyright.PENANA0xHqSehs0l
7010Please respect copyright.PENANA5cxGDfEhoc
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7010Please respect copyright.PENANAfzS4oxvokz
7010Please respect copyright.PENANATXjwT2Mh42
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7010Please respect copyright.PENANAxaZNCOpEiT
7010Please respect copyright.PENANAts7Gxn8dS5
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7010Please respect copyright.PENANAqZScvx16Cg
7010Please respect copyright.PENANAxsfbu1KN33
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7010Please respect copyright.PENANAAoJjO9Z1R6
7010Please respect copyright.PENANALjYlosHWjk
7010Please respect copyright.PENANAKKuqtgNPOY
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7010Please respect copyright.PENANA7die9pJpA5
7010Please respect copyright.PENANACH6zlHhvhO
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7010Please respect copyright.PENANAmwtbatr5wx
7010Please respect copyright.PENANAMbatBTViNT
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7010Please respect copyright.PENANATsizQs5QuO
7010Please respect copyright.PENANAN6Wc7f3uuD
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7010Please respect copyright.PENANAOJMdMdnf7C
7010Please respect copyright.PENANAcq5rTtlBv2
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7010Please respect copyright.PENANAeKVCzGKNmB
7010Please respect copyright.PENANAiINupRqNee
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7010Please respect copyright.PENANA3vTEX7UM5R
7010Please respect copyright.PENANA7Q0m4hhCY0
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7010Please respect copyright.PENANAgmMYGT5eFz
7010Please respect copyright.PENANAhwxk75O5VY
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7010Please respect copyright.PENANAVBGLX8vlfe
7010Please respect copyright.PENANAgWMVdc2m65
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7010Please respect copyright.PENANArEq20CuvNS
7010Please respect copyright.PENANARrVJGfL77d
“Iya pak”7010Please respect copyright.PENANAuNeu68t0Os
7010Please respect copyright.PENANAG0Q4x7yCgS
7010Please respect copyright.PENANAQvVI1SY8YS
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7010Please respect copyright.PENANAYXl1KEroAe
7010Please respect copyright.PENANA4ayn9N0a4Y
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7010Please respect copyright.PENANAlZY6hL34rD
7010Please respect copyright.PENANA22OMV2Vpzo
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7010Please respect copyright.PENANA1Ug4BhOyu5
7010Please respect copyright.PENANAuI3GFyyAeI
7010Please respect copyright.PENANAoEBE2ylaZd
“Diminum pak” ucap Cita.7010Please respect copyright.PENANAu3YDiW11vL
7010Please respect copyright.PENANANPEm1pkiQI
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7010Please respect copyright.PENANAkvSIhXtAh1
7010Please respect copyright.PENANA8XApIidNub
“Belum sih, baru 2 jam”7010Please respect copyright.PENANAKub4ojC4o4
7010Please respect copyright.PENANALE5cpIDa7v
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7010Please respect copyright.PENANAPPBvXIwuY2
7010Please respect copyright.PENANAwSJ9WmJdWH
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7010Please respect copyright.PENANAJ5sF9xSjFk
7010Please respect copyright.PENANAiqxJGN7dwG
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7010Please respect copyright.PENANA27QVQSB7Dw
7010Please respect copyright.PENANANrwvHWQGrJ
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7010Please respect copyright.PENANAwpweTYdHn0
7010Please respect copyright.PENANAISePFLYjVF
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7010Please respect copyright.PENANALIleqdTQZn
7010Please respect copyright.PENANAAgk5HvGe1T
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7010Please respect copyright.PENANAFxBZGnDKzE
7010Please respect copyright.PENANALbkuxNAEQi
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7010Please respect copyright.PENANAs3r4PKnpRw
7010Please respect copyright.PENANAFkzwVDyPop
“Haha iya pak”7010Please respect copyright.PENANAPY30H2yNIM
7010Please respect copyright.PENANA3D9A0znKj3
7010Please respect copyright.PENANAlYu9gYl4eK
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAozK02a7pPP
7010Please respect copyright.PENANAaobhH4MnEB
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7010Please respect copyright.PENANAwjBxNGhKUH
7010Please respect copyright.PENANA6IFiy09ecq
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7010Please respect copyright.PENANAAYFJMPBVpv
7010Please respect copyright.PENANAPy3u4uooC5
7010Please respect copyright.PENANALuCumR3yWm
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7010Please respect copyright.PENANAqpUT4qswvp
7010Please respect copyright.PENANAd1CY8VswZc
Cita menggeleng. “Belum pak”7010Please respect copyright.PENANAiWtSyCjd3B
7010Please respect copyright.PENANABfOcSjGDaS
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7010Please respect copyright.PENANArrs3tH8j3v
7010Please respect copyright.PENANANnXmruIVPM
7010Please respect copyright.PENANAHjby0vNW4J
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7010Please respect copyright.PENANAm7y4Mpxfzz
7010Please respect copyright.PENANAMC1PnVr7Ky
7010Please respect copyright.PENANAxNdlKrtd0f
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7010Please respect copyright.PENANAp8dHvav2De
7010Please respect copyright.PENANAZThgU9vihG
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7010Please respect copyright.PENANArciQ8MgdDd
7010Please respect copyright.PENANAhgRyHwLAaL
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7010Please respect copyright.PENANAlRzx3WvdEj
7010Please respect copyright.PENANARIUXkeD5Q7
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7010Please respect copyright.PENANA4Vv2JbJf6E
7010Please respect copyright.PENANA4sbSynrt83
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7010Please respect copyright.PENANAOCRdgbMfF5
7010Please respect copyright.PENANAFCtQyzVahU
7010Please respect copyright.PENANAOO3DW6xqxh
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7010Please respect copyright.PENANAfIaD2niSY7
7010Please respect copyright.PENANA4wz86rn3Gc
7010Please respect copyright.PENANAQJoxm1KFbe
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7010Please respect copyright.PENANA45j6VBnu4s
7010Please respect copyright.PENANACKF6Qucxbg
7010Please respect copyright.PENANApQwwzyYTFf
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7010Please respect copyright.PENANAm6fcBJFX15
7010Please respect copyright.PENANA4TyYEqGRf8
7010Please respect copyright.PENANAGZYvg0rj45
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7010Please respect copyright.PENANA6cb6ZAYo1g
7010Please respect copyright.PENANAIA0BKkYxWS
7010Please respect copyright.PENANAWise7N6ojm
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7010Please respect copyright.PENANAKxW32rerjp
7010Please respect copyright.PENANA7uQlRsO8df
7010Please respect copyright.PENANAq6iOnYi5D3
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7010Please respect copyright.PENANA5vuI68Lh45
7010Please respect copyright.PENANAstzSVUhYkd
7010Please respect copyright.PENANAjT8J0mIeW8
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7010Please respect copyright.PENANAEBnHtbakSp
7010Please respect copyright.PENANAi4lBsKuw9V
7010Please respect copyright.PENANAo0nUxvp65r
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7010Please respect copyright.PENANAE82Rh60lvB
7010Please respect copyright.PENANAmpQ2kvvxM6
7010Please respect copyright.PENANAtI5HyYMWcN
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7010Please respect copyright.PENANAuRk6QRX9Fp
7010Please respect copyright.PENANAo9htoyaJCl
7010Please respect copyright.PENANAZUebCr4zlM
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7010Please respect copyright.PENANAABYgEcQQ8l
7010Please respect copyright.PENANAk3OigzjQrQ
7010Please respect copyright.PENANA6ApaehbtxM
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7010Please respect copyright.PENANAr3S3tOAQ9C
7010Please respect copyright.PENANAe9GzOb1zMI
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7010Please respect copyright.PENANArksX27MVVl
7010Please respect copyright.PENANAjuMAd7hQer
7010Please respect copyright.PENANATcM2jwwUEW
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7010Please respect copyright.PENANAIQlJM9DPl7
7010Please respect copyright.PENANA3Xq6LTDcjX
7010Please respect copyright.PENANAkFPDeXEHMl
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7010Please respect copyright.PENANAAxFeAnJ6Cz
7010Please respect copyright.PENANA4VNQTQn9eZ
7010Please respect copyright.PENANAxc2U9dkwJN
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7010Please respect copyright.PENANAAt5uLzAo2O
7010Please respect copyright.PENANAlFMK2KTQPR
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANANXttJWvLAV
7010Please respect copyright.PENANAJv2Q7S96GP
7010Please respect copyright.PENANAuxxVdrW1Mi
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7010Please respect copyright.PENANAGuAx0jqL14
7010Please respect copyright.PENANAeBxVPQyuXQ
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7010Please respect copyright.PENANAhmZiZdF9b5
7010Please respect copyright.PENANAMOo0HCpHfa
7010Please respect copyright.PENANA49YkuiMskC
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7010Please respect copyright.PENANAdcsHEe6xNS
7010Please respect copyright.PENANAFIj2tjWRzp
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7010Please respect copyright.PENANA75b8ICsqbU
7010Please respect copyright.PENANAY5065iS57C
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7010Please respect copyright.PENANAS6k0iwam1U
7010Please respect copyright.PENANAIfAa4mcgLd
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAHMPHQqHYH9
7010Please respect copyright.PENANARzSlFdAYyt
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7010Please respect copyright.PENANAigWyLXTqjd
7010Please respect copyright.PENANAhXHEE0kLxV
7010Please respect copyright.PENANAuDNRAKiHbl
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7010Please respect copyright.PENANAtdcFfvPGl7
7010Please respect copyright.PENANAXKBSNIu2we
7010Please respect copyright.PENANAy0CN26s42e
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7010Please respect copyright.PENANAutw7NZBHoA
7010Please respect copyright.PENANAa9qgg3pupe
“Bingung gimana?”7010Please respect copyright.PENANAhV3UArz5tX
7010Please respect copyright.PENANAgcjkjFdPen
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7010Please respect copyright.PENANA3oAsR1vZt4
7010Please respect copyright.PENANAvs6Zm6ZYRI
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAElp88N0Ocm
7010Please respect copyright.PENANAXNnxmwgZhx
7010Please respect copyright.PENANArp0riUer5c
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7010Please respect copyright.PENANAQQmVzCMEt6
7010Please respect copyright.PENANA9Xlp4va2JT
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7010Please respect copyright.PENANA4MffgYIWhQ
7010Please respect copyright.PENANAz7KgOwaZ3O
7010Please respect copyright.PENANA8e5H7bl6Is
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7010Please respect copyright.PENANAkMK8R3v0b2
7010Please respect copyright.PENANA4LjXSL4NY9
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7010Please respect copyright.PENANARiOjqtdHu6
7010Please respect copyright.PENANAjDdY0wl4dt
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7010Please respect copyright.PENANAB7AlkXbo4q
7010Please respect copyright.PENANAdiUwgjhWxo
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7010Please respect copyright.PENANAp7TXhz31uj
7010Please respect copyright.PENANArLRfTHuLiN
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7010Please respect copyright.PENANA7KVXoUaRmR
7010Please respect copyright.PENANAzSGLm5wlAy
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAfbPmxiXJuc
7010Please respect copyright.PENANAQbTmVunSC2
7010Please respect copyright.PENANAsJGQyshWB0
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7010Please respect copyright.PENANAEiSrDZGtmy
7010Please respect copyright.PENANA8zClT13JTE
7010Please respect copyright.PENANAGk5nibSgmS
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7010Please respect copyright.PENANAqUWlwpseVA
7010Please respect copyright.PENANAxqOKPznWnR
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7010Please respect copyright.PENANA2atvzxyoIr
7010Please respect copyright.PENANA9H3d8WP1du
“Iya pak”7010Please respect copyright.PENANAv3383oTv3m
7010Please respect copyright.PENANANCak315DeV
“Terus, kamu gimana?”7010Please respect copyright.PENANAGRVfWF6g5V
7010Please respect copyright.PENANAaJmj1qzQpo
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7010Please respect copyright.PENANA4F3VXQJMIZ
7010Please respect copyright.PENANADVangizTcO
7010Please respect copyright.PENANAzfJdqVQdt7
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7010Please respect copyright.PENANAFk3jJXYjpb
7010Please respect copyright.PENANApzjwBnq0uh
7010Please respect copyright.PENANApu7iNdsnoh
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7010Please respect copyright.PENANAlVKxCoM9IH
7010Please respect copyright.PENANACCDAJC81Ax
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7010Please respect copyright.PENANAG7qbuUJD99
7010Please respect copyright.PENANAoR939dsdeo
7010Please respect copyright.PENANAzVUwHhAKdw
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7010Please respect copyright.PENANALMtfDielQc
7010Please respect copyright.PENANAv7vndfo8MH
7010Please respect copyright.PENANAXvNv5f6gp0
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAvT9eSZbe4I
7010Please respect copyright.PENANA6uoLsrMw4c
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7010Please respect copyright.PENANAdbzXBKACam
7010Please respect copyright.PENANAEpZDrPyaoJ
7010Please respect copyright.PENANAEXkvJ9CY62
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7010Please respect copyright.PENANAtkKWrmkLK8
7010Please respect copyright.PENANARUGuqp3Tjv
7010Please respect copyright.PENANAon6r0XeCLw
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7010Please respect copyright.PENANAXbLvJx66oI
7010Please respect copyright.PENANA9IMKlhXPvg
7010Please respect copyright.PENANA5cesBoAZFW
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7010Please respect copyright.PENANAlcIyeJUE4e
7010Please respect copyright.PENANAASZugyDi32
7010Please respect copyright.PENANAcYoUo0kaqY
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7010Please respect copyright.PENANATTCOkGaIEk
7010Please respect copyright.PENANAT6xcYsFm3f
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAT12unkFBpx
7010Please respect copyright.PENANAne8gqgIfVv
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7010Please respect copyright.PENANALIqMxUBSBt
7010Please respect copyright.PENANAyGF4Q6kQuI
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7010Please respect copyright.PENANAiGj3luhAEN
7010Please respect copyright.PENANADbsFc9QI0a
7010Please respect copyright.PENANAsicfqVISnI
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7010Please respect copyright.PENANA69EBZ1mKu4
7010Please respect copyright.PENANAEV8JELkPYo
7010Please respect copyright.PENANA2bogHY9qz8
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7010Please respect copyright.PENANA2g36OZvUxW
7010Please respect copyright.PENANAlIMVDBOcKE
7010Please respect copyright.PENANAqqqnC1L3EI
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7010Please respect copyright.PENANAXeglQpVhhE
7010Please respect copyright.PENANABbKwMWCUny
7010Please respect copyright.PENANAiBseAJqj8p
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7010Please respect copyright.PENANAzOqbEDTkKZ
7010Please respect copyright.PENANAoYRkzf7Nhf
7010Please respect copyright.PENANAIu9gfCM9xA
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7010Please respect copyright.PENANAQdN4Tr0neA
7010Please respect copyright.PENANAh7DE6wFFxH
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7010Please respect copyright.PENANAqbbQVCQx9o
7010Please respect copyright.PENANA9mHnHdNlWX
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7010Please respect copyright.PENANA6yxJ4KpR1y
7010Please respect copyright.PENANArAiM1ZBLz7
7010Please respect copyright.PENANAJps5PfTXmf
“Cita”7010Please respect copyright.PENANA8CYSVTz65h
7010Please respect copyright.PENANAAh9ANvTo23
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7010Please respect copyright.PENANArRhp6VlZei
7010Please respect copyright.PENANANqKyHGCMEX
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAYNc24KR5ng
7010Please respect copyright.PENANAcZslHJpc3Y
7010Please respect copyright.PENANA4mWWsZURkq
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7010Please respect copyright.PENANA1bCmepl1zp
7010Please respect copyright.PENANAiUIFBpELHm
7010Please respect copyright.PENANAqjpG776wrc
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7010Please respect copyright.PENANA2VoEPMPt2j
7010Please respect copyright.PENANArEJKsYS0wg
7010Please respect copyright.PENANA0FVtJA4IcJ
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAtYwJ6RbIhM
7010Please respect copyright.PENANACCK6InwLYv
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7010Please respect copyright.PENANA3ebARvseEK
7010Please respect copyright.PENANAxrHuFoMDZC
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7010Please respect copyright.PENANAkWWpuUk7Y1
7010Please respect copyright.PENANABsNvHGC6nW
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7010Please respect copyright.PENANA2Ei6eTME56
7010Please respect copyright.PENANAu7LxlUshqO
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7010Please respect copyright.PENANABHlEV1N8xl
7010Please respect copyright.PENANAhGsJJaDi62
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7010Please respect copyright.PENANArXelIpZ4sH
7010Please respect copyright.PENANAyM0ySzPTHK
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7010Please respect copyright.PENANASG632m3odT
7010Please respect copyright.PENANAIpO2G6mDh1
Cuuuup…7010Please respect copyright.PENANAVvrCKFOm5a
7010Please respect copyright.PENANAdz86Sj7Xrh
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7010Please respect copyright.PENANAaVdzC09hbJ
7010Please respect copyright.PENANAQSHiF7In2u
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAJ7ZMkizqDU
7010Please respect copyright.PENANAmSmOAr613g
7010Please respect copyright.PENANAu7gRmFUrrY
“Cita”7010Please respect copyright.PENANAjBHEYoiWy2
7010Please respect copyright.PENANAtXQulsOKeu
“Iya pak”7010Please respect copyright.PENANA4YgernoT3h
7010Please respect copyright.PENANAtjEh6I6koV
“Cuci muka sana gih”7010Please respect copyright.PENANA6D8Bxu5B9V
7010Please respect copyright.PENANAEFENrEVAkN
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7010Please respect copyright.PENANALd0I0OJL4m
7010Please respect copyright.PENANADhnX5glXeX
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7010Please respect copyright.PENANA3CPmVsZ1p0
7010Please respect copyright.PENANAFQN2DIG1XS
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7010Please respect copyright.PENANAVbM0vYwZDu
7010Please respect copyright.PENANAOWdoiAO6PQ
7010Please respect copyright.PENANArAtc5Kfae0
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7010Please respect copyright.PENANAeyj4Xu3EjX
7010Please respect copyright.PENANAsEbEnknzxL
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7010Please respect copyright.PENANA3Ge3g2L7T1
7010Please respect copyright.PENANAFj9qs5EXtj
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7010Please respect copyright.PENANAiBJSsWzCDb
7010Please respect copyright.PENANA0XbwD4Dc89
7010Please respect copyright.PENANADhN39XJ3Lu
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7010Please respect copyright.PENANAt2EUuuFnws
7010Please respect copyright.PENANAj2vMZaRlO7
7010Please respect copyright.PENANAsaAypxPI0R
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7010Please respect copyright.PENANAuzHmQCLXQR
7010Please respect copyright.PENANAM4Eqv8Atum
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7010Please respect copyright.PENANA0QZTM6LGao
7010Please respect copyright.PENANAd8qtvlVVqw
7010Please respect copyright.PENANAiLF01XJrFx
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7010Please respect copyright.PENANAuW0On3RkIh
7010Please respect copyright.PENANATtExfeeFDU
7010Please respect copyright.PENANA0bMvcqUvOw
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7010Please respect copyright.PENANACrWyrpS4al
7010Please respect copyright.PENANAmM5LTsY8UH
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAY8dZJZkzyT
7010Please respect copyright.PENANAh4bYonw02n
Tok.. tok.. tok..7010Please respect copyright.PENANAbMQcCL4qU9
7010Please respect copyright.PENANAhUoaWKVhMI
7010Please respect copyright.PENANA4LZ4RpA4YJ
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7010Please respect copyright.PENANAE6CEuGp0tZ
7010Please respect copyright.PENANAYq0hhhwq7A
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7010Please respect copyright.PENANAbStpfD052M
7010Please respect copyright.PENANANSYtibrOBL
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7010Please respect copyright.PENANANdO1KwQ1r6
7010Please respect copyright.PENANAvugtXEej4m
“Hehe emang kenapa sih pak?”7010Please respect copyright.PENANAFis0SHxwO7
7010Please respect copyright.PENANA0o9wAzN0r0
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7010Please respect copyright.PENANA9hDAi736gN
7010Please respect copyright.PENANA7iuqoNyTGs
7010Please respect copyright.PENANAwB7Q48NYMk
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7010Please respect copyright.PENANAwwf6Qj7LG8
7010Please respect copyright.PENANAjVc8GsrnV2
Tuuk…7010Please respect copyright.PENANAuwCk03Wu13
7010Please respect copyright.PENANAEktGRxEkjz
7010Please respect copyright.PENANAPWmFCdaNyV
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7010Please respect copyright.PENANA56z8R4et8T
7010Please respect copyright.PENANAZ5YvfLcFVl
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7010Please respect copyright.PENANA4YXQj24RdD
7010Please respect copyright.PENANAr7BJPDm7R0
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAuVMXFeDIT4
7010Please respect copyright.PENANABQ4bSdIpKT
7010Please respect copyright.PENANAD2nhIYfIYx
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7010Please respect copyright.PENANAoGB8xDDgQ3
7010Please respect copyright.PENANAj2c28D6bW6
7010Please respect copyright.PENANAsYopWqCUez
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7010Please respect copyright.PENANAKL2eBxfnot
7010Please respect copyright.PENANA25Sd6yxqMT
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7010Please respect copyright.PENANAWBGzrAELtO
7010Please respect copyright.PENANAEwGJuCpjUh
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7010Please respect copyright.PENANAsFmeCkmaUX
7010Please respect copyright.PENANAV2Fsbip94d
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7010Please respect copyright.PENANAfl9GpzFfYp
7010Please respect copyright.PENANAnp0VIZnpFI
7010Please respect copyright.PENANAexf6ONl08u
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7010Please respect copyright.PENANAazAO44Vxru
7010Please respect copyright.PENANAAmz7tMkfxI
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7010Please respect copyright.PENANAuzSxJqBZ9e
7010Please respect copyright.PENANAhZXm6QYOQ4
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7010Please respect copyright.PENANAEDMYcSC5pw
7010Please respect copyright.PENANAss1er8ri8o
Aku sayang kamu.7010Please respect copyright.PENANADafWRIj8OV
7010Please respect copyright.PENANAqyyeedZZO7
Cuuppp…7010Please respect copyright.PENANAeohRaV74GM
7010Please respect copyright.PENANAtCjC0ZQrVH
*7010Please respect copyright.PENANAQJV8bO67fh
*7010Please respect copyright.PENANA3CLwgckNna
*7010Please respect copyright.PENANApSQVjymN74
*7010Please respect copyright.PENANAG7IIK0lwtm
*
Bersambung7010Please respect copyright.PENANA85zllBgS5Q