7076Please respect copyright.PENANAGfYhhLVQx3
7076Please respect copyright.PENANAZod429qzSo
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7076Please respect copyright.PENANAySjAroKrlz
7076Please respect copyright.PENANAp5n4k2q20g
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAZkCF9VPUSo
7076Please respect copyright.PENANAtHvMpQsjcU
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7076Please respect copyright.PENANA7KGBWYuVel
7076Please respect copyright.PENANArJAG1U1M4B
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7076Please respect copyright.PENANApknipWoMW7
7076Please respect copyright.PENANA9afjdrUlws
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7076Please respect copyright.PENANAZ1R3Skc4F0
7076Please respect copyright.PENANAw0lTbTds3Y
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7076Please respect copyright.PENANAmOCjLtNGll
7076Please respect copyright.PENANAKfaO5TDxq8
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7076Please respect copyright.PENANA2AYeupKNYh
7076Please respect copyright.PENANAvcDbSu09iU
7076Please respect copyright.PENANAaBpXK0CGp6
“Sore Cita”7076Please respect copyright.PENANALJKJE0bmFR
7076Please respect copyright.PENANAjCxHPXFBpT
“Sore pak Bowo, masuk pak”7076Please respect copyright.PENANA1sOc6d5nLf
7076Please respect copyright.PENANAPKFRpM6nF1
“Iya. Mana Putra?”7076Please respect copyright.PENANADN0NlZNxXE
7076Please respect copyright.PENANAQGLSXez7pw
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7076Please respect copyright.PENANA3Rz7vQKuUP
7076Please respect copyright.PENANAZipcuiurNW
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7076Please respect copyright.PENANAln09GIAZg0
7076Please respect copyright.PENANACzoCH3xxkx
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7076Please respect copyright.PENANAmWJxJUlbWZ
7076Please respect copyright.PENANAm2JOZEkT9R
“Iya”7076Please respect copyright.PENANAIfRn9IPP8v
7076Please respect copyright.PENANAcvU3QRMNFo
7076Please respect copyright.PENANA5zqzqsBmvn
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7076Please respect copyright.PENANAIkrQ75gWxd
7076Please respect copyright.PENANAJOfkWl7YUt
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7076Please respect copyright.PENANAvWD2LJdwUf
7076Please respect copyright.PENANACZCzW07Cjc
7076Please respect copyright.PENANANxIV391yU3
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7076Please respect copyright.PENANAvAnf8CaS99
7076Please respect copyright.PENANACCZ7fcCslY
“Kemana om?”7076Please respect copyright.PENANAi4tDAqSKOF
7076Please respect copyright.PENANA97t7mnqDwG
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7076Please respect copyright.PENANApr3bFduadu
7076Please respect copyright.PENANA279qU3MZkm
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7076Please respect copyright.PENANAMx7YMzcVcw
7076Please respect copyright.PENANAHiBMYEAsgi
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7076Please respect copyright.PENANAqcE60pnJmC
7076Please respect copyright.PENANAOZ6O04PiPH
7076Please respect copyright.PENANAIx7z1vDyFm
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7076Please respect copyright.PENANAYJB3X6dbdU
7076Please respect copyright.PENANAwx5HQnPaCp
7076Please respect copyright.PENANAarMjaOCuu3
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7076Please respect copyright.PENANAbgxNs938Yu
7076Please respect copyright.PENANAZHYmjZLPRo
“Putra mau jalan-jalan?”7076Please respect copyright.PENANAi7FfB6hWC6
7076Please respect copyright.PENANAUQVxFW4jZ2
“Iya”7076Please respect copyright.PENANAps1cr04HIs
7076Please respect copyright.PENANAXQ1RXh6uaJ
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7076Please respect copyright.PENANA7ZEHlDb6Oj
7076Please respect copyright.PENANAd9vuJOb0v2
“Yaah..”7076Please respect copyright.PENANAvEY3sodttE
7076Please respect copyright.PENANARoh7rg07zx
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7076Please respect copyright.PENANABhPQXjXeVs
7076Please respect copyright.PENANAiMAA8EBAKd
“Iya bunda”7076Please respect copyright.PENANAW1ZIlNAlNw
7076Please respect copyright.PENANAxcsSYTOLFp
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7076Please respect copyright.PENANA4GPmG6xsOg
7076Please respect copyright.PENANAfHKn50tBy7
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7076Please respect copyright.PENANAl3Or2roH79
7076Please respect copyright.PENANARsFKxSZREt
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7076Please respect copyright.PENANAW4bN8w3WQS
7076Please respect copyright.PENANAJCUGD29e3R
7076Please respect copyright.PENANASTtvJt4w5q
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7076Please respect copyright.PENANAGNhBi8DvnJ
7076Please respect copyright.PENANAtjqglKFUvC
7076Please respect copyright.PENANAU1OueluEWg
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANA8TUR3gW3lS
7076Please respect copyright.PENANAONZ0hYASU5
“Haha iya pak”7076Please respect copyright.PENANAI8CJfGPIIi
7076Please respect copyright.PENANAZaZabTEkYF
7076Please respect copyright.PENANAA2nNjsP7Nx
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7076Please respect copyright.PENANACFq5H9gz1T
7076Please respect copyright.PENANAzlVEbyB1C1
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7076Please respect copyright.PENANAK7588PRO20
7076Please respect copyright.PENANA0wGgt39MzH
7076Please respect copyright.PENANA4DPubbKcBd
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7076Please respect copyright.PENANApHchWWndUL
7076Please respect copyright.PENANASmxTzi3Non
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7076Please respect copyright.PENANAys5QoWcEfT
7076Please respect copyright.PENANATtgdr0imtg
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7076Please respect copyright.PENANAIGeZzLfq3k
7076Please respect copyright.PENANAvc8RP4dK6b
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7076Please respect copyright.PENANAMMtMpZhacF
7076Please respect copyright.PENANAYeOh4HTcnx
“Ooh gitu”7076Please respect copyright.PENANAAKCIt4OImf
7076Please respect copyright.PENANA4BcaaKORQ6
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7076Please respect copyright.PENANAn9oWRjYva0
7076Please respect copyright.PENANAzLyC8but3Y
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7076Please respect copyright.PENANAM4ODK70Ev5
7076Please respect copyright.PENANA0NNRh2cxfx
7076Please respect copyright.PENANA6qn5lKAwnu
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7076Please respect copyright.PENANAiisY9ZPcqr
7076Please respect copyright.PENANAqGfbqDTFpm
7076Please respect copyright.PENANATitlxdnaiI
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7076Please respect copyright.PENANAsMVhtSbvue
7076Please respect copyright.PENANAwDL5dAfT6X
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7076Please respect copyright.PENANAlxdT7XejWT
7076Please respect copyright.PENANAbtr3FNWA2g
7076Please respect copyright.PENANAKGCQmUfjxQ
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7076Please respect copyright.PENANAJjWUKirzMS
7076Please respect copyright.PENANAtAJbhwbU00
7076Please respect copyright.PENANAC3E8sSLize
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7076Please respect copyright.PENANAE1y5yIGzU3
7076Please respect copyright.PENANA5YSWSnpAYL
“Nah berarti aman dong? Haha”7076Please respect copyright.PENANATJwore4yUe
7076Please respect copyright.PENANAcvMB6e0Zdg
“Haha iya pak, aman”7076Please respect copyright.PENANAUF7UqgUxS7
7076Please respect copyright.PENANAmhoEPvFjpa
7076Please respect copyright.PENANAjfpxWGfHOa
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7076Please respect copyright.PENANAILWikIyHoV
7076Please respect copyright.PENANAw2Mc0tTUWJ
7076Please respect copyright.PENANAyxdwY2Z4am
“Cit”7076Please respect copyright.PENANAOuHVgFpEGD
7076Please respect copyright.PENANA5UMQ7R79Xf
“Iya pak?”7076Please respect copyright.PENANACoOG4flIdj
7076Please respect copyright.PENANAtS4kMERRrZ
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7076Please respect copyright.PENANAl59W8bse6c
7076Please respect copyright.PENANAVYNZRMk9FH
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7076Please respect copyright.PENANAGkJmHH1TzS
7076Please respect copyright.PENANADh6FAndyQj
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7076Please respect copyright.PENANAmBLrMWulSK
7076Please respect copyright.PENANAm4OWWKrPmm
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7076Please respect copyright.PENANA6JoVpVBgCe
7076Please respect copyright.PENANAaK5x4eFE0R
“Terus?”7076Please respect copyright.PENANAjgJbNfJyUO
7076Please respect copyright.PENANAJ98jgJzjou
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7076Please respect copyright.PENANAN8ZnsCauTT
7076Please respect copyright.PENANA31KFRi8p90
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7076Please respect copyright.PENANApl3QdOE83f
7076Please respect copyright.PENANAIqvnD9sYVZ
“Ya kan beda pak”7076Please respect copyright.PENANACj7LPyHejw
7076Please respect copyright.PENANAbCDrx2m61W
“Beda gimana?”7076Please respect copyright.PENANA4ZY7AXru3I
7076Please respect copyright.PENANApp8YLOImWl
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7076Please respect copyright.PENANAvm0xEzzvp5
7076Please respect copyright.PENANAyKup4F5P1Q
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7076Please respect copyright.PENANA23r9ku8Rt0
7076Please respect copyright.PENANAZhM4r3Hy2S
“Haha ya nggak gitu juga pak”7076Please respect copyright.PENANA5FipRNz2Ol
7076Please respect copyright.PENANAzmVL924uXG
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7076Please respect copyright.PENANAIwVXKvheSI
7076Please respect copyright.PENANAdbMYhEvw2X
“Lha terus Putra gimana?”7076Please respect copyright.PENANAiplYrh7gta
7076Please respect copyright.PENANAmOcAfeIkjH
“Ya Putra sama neneknya, haha”7076Please respect copyright.PENANADDK9nmJm27
7076Please respect copyright.PENANAbDZSIysHAe
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7076Please respect copyright.PENANADXAlIEYmM5
7076Please respect copyright.PENANAVvN0kZOeEj
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7076Please respect copyright.PENANAsum0PgeF9S
7076Please respect copyright.PENANAB2Qtf5f6jE
7076Please respect copyright.PENANAG9DYhqSQ6B
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAKB3HXjmNUU
7076Please respect copyright.PENANAM07V9pqw0X
7076Please respect copyright.PENANAKT52cMXxj3
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7076Please respect copyright.PENANAzfxl8QDamv
7076Please respect copyright.PENANAEZHu9iJC3G
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7076Please respect copyright.PENANAUphanXJsVV
7076Please respect copyright.PENANAXW1PXPfCvU
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7076Please respect copyright.PENANAzvwLLx1Ca0
7076Please respect copyright.PENANAvFhlyQ4VbZ
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7076Please respect copyright.PENANAVma9NVZDfS
7076Please respect copyright.PENANAYVU8sb4CO4
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7076Please respect copyright.PENANATZrhraGPs0
7076Please respect copyright.PENANAb5J28g0dn6
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7076Please respect copyright.PENANAwJ0TFiEHqU
7076Please respect copyright.PENANALNY7XCWvZ1
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7076Please respect copyright.PENANAeh3O4Lu1Tl
7076Please respect copyright.PENANAAFo4jTDKax
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7076Please respect copyright.PENANAYMgbt9SJ0w
7076Please respect copyright.PENANAiMjgbKJvpC
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7076Please respect copyright.PENANAY7960IVMJQ
7076Please respect copyright.PENANAAuu6nZHbXB
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7076Please respect copyright.PENANARdrgm8Ou8F
7076Please respect copyright.PENANA82VGSdnfwG
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7076Please respect copyright.PENANAWYn7NEB0ac
7076Please respect copyright.PENANAu2CwZDrlVK
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7076Please respect copyright.PENANAf7jtHDcXiz
7076Please respect copyright.PENANAIkMvsOY0jZ
“Loh kok gitu pak?”7076Please respect copyright.PENANAVHp8MoE4T9
7076Please respect copyright.PENANAATnzeStdoZ
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7076Please respect copyright.PENANApULQ7Jz4ul
7076Please respect copyright.PENANAw2WCoF9MdV
“Hmm, iya juga sih”7076Please respect copyright.PENANAZgu8NPiUmu
7076Please respect copyright.PENANAq9YIQgh2iY
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7076Please respect copyright.PENANA7cG3BnufvG
7076Please respect copyright.PENANAvh6JB7TpOJ
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7076Please respect copyright.PENANAg3JBYrV9JB
7076Please respect copyright.PENANAjbQg9r2E7q
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7076Please respect copyright.PENANAfItJCwdqmt
7076Please respect copyright.PENANA1kvLciv6Kh
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7076Please respect copyright.PENANATAZ8XAGQBL
7076Please respect copyright.PENANA8R24jlb7jK
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7076Please respect copyright.PENANAb7hR0by72Z
7076Please respect copyright.PENANAaB4KChiMk6
7076Please respect copyright.PENANAIZl0fteCLa
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7076Please respect copyright.PENANA8BfSqTpGTC
7076Please respect copyright.PENANAQjrcUWLKoN
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7076Please respect copyright.PENANAEGCfjIoo0k
7076Please respect copyright.PENANA0D4lJ18T2Z
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7076Please respect copyright.PENANANDghGhLur5
7076Please respect copyright.PENANAGPPD9t61KG
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7076Please respect copyright.PENANAF9cf7gQhYc
7076Please respect copyright.PENANA0WFCiKe5o2
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAeQla91gOCc
7076Please respect copyright.PENANAeXoXcuLbal
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7076Please respect copyright.PENANAlxEkkscOqV
7076Please respect copyright.PENANAJKhOsrg38U
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7076Please respect copyright.PENANAzg7ogQ6vwX
7076Please respect copyright.PENANAYokC9qPd1R
7076Please respect copyright.PENANAIaNJ5mT6QB
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7076Please respect copyright.PENANAGREz3QMFeg
7076Please respect copyright.PENANAsUH2FBteUh
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7076Please respect copyright.PENANAiezBBFci9S
7076Please respect copyright.PENANAOYUCdaCqWP
7076Please respect copyright.PENANAGSaSQFN2Mm
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7076Please respect copyright.PENANAGZAJn6MCZ0
7076Please respect copyright.PENANABmDl4hlppr
7076Please respect copyright.PENANA6AncNP5Ich
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7076Please respect copyright.PENANA4AGiIyN9qj
7076Please respect copyright.PENANAymMmweXoAs
7076Please respect copyright.PENANAuTachXBUqG
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7076Please respect copyright.PENANAS30PhPGqua
7076Please respect copyright.PENANAH0c9cKA6e0
7076Please respect copyright.PENANAIOqdzyTEun
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7076Please respect copyright.PENANAS8VfKLRUjh
7076Please respect copyright.PENANAfEd9EMTnxF
“Tapi pak..”7076Please respect copyright.PENANAx2NeAUmONP
7076Please respect copyright.PENANA81emYCb9Hi
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7076Please respect copyright.PENANAHJcIwcFSTK
7076Please respect copyright.PENANACG9y7wDH5n
“Iya pak, boleh kok”7076Please respect copyright.PENANAMMx7iy5kTU
7076Please respect copyright.PENANAFHlluPXAiR
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7076Please respect copyright.PENANAAdfAmCI8DC
7076Please respect copyright.PENANAe9f5EfOWpz
7076Please respect copyright.PENANAm74wAfW6X3
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7076Please respect copyright.PENANAODXOr38O2g
7076Please respect copyright.PENANAaZF0guMmaw
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7076Please respect copyright.PENANAHVz79CiIxB
7076Please respect copyright.PENANA12FuHwDVeK
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7076Please respect copyright.PENANAsHcJzGGrfO
7076Please respect copyright.PENANAMOmFgfDQI3
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7076Please respect copyright.PENANAzvlrNi3k8V
7076Please respect copyright.PENANAaK6QPWmawy
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7076Please respect copyright.PENANAOWOJBqQyLF
7076Please respect copyright.PENANA10bQhW3Ocl
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7076Please respect copyright.PENANAOoczU1AAgg
7076Please respect copyright.PENANAg1QV1EyINQ
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7076Please respect copyright.PENANAfNu1zeR2ZD
7076Please respect copyright.PENANAunPJ6x8uMa
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7076Please respect copyright.PENANA6pTN3rokZM
7076Please respect copyright.PENANAJJ7zweAaSS
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7076Please respect copyright.PENANAMIz73xGrAF
7076Please respect copyright.PENANAYkgigZHlfm
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7076Please respect copyright.PENANAvltsejdXi7
7076Please respect copyright.PENANApxb12g1w7Q
7076Please respect copyright.PENANAn8IXdATYqj
“Hheempphh… ndaaaa…”7076Please respect copyright.PENANA5tOusyM2hD
7076Please respect copyright.PENANAzEdhEVKqtc
7076Please respect copyright.PENANA75SkiYondm
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7076Please respect copyright.PENANAiOY8AtRNTj
7076Please respect copyright.PENANAJlUHmn8RSv
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7076Please respect copyright.PENANAkvNHkTztSB
7076Please respect copyright.PENANAzz81hbSZZj
*7076Please respect copyright.PENANAdo9sUFty4v
*7076Please respect copyright.PENANAScbCwCek1J
*7076Please respect copyright.PENANASeDc9i7esB
*7076Please respect copyright.PENANAf3CC119hOX
7076Please respect copyright.PENANAyh3ez8gvTv
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7076Please respect copyright.PENANA8Czsrp8GJv
7076Please respect copyright.PENANAGL2FStz3JF
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7076Please respect copyright.PENANASvnLue4nEX
7076Please respect copyright.PENANAlZuAVT06x1
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7076Please respect copyright.PENANA2NPsJ5DZHD
7076Please respect copyright.PENANAjxbMlrVr0o
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7076Please respect copyright.PENANA1Vb6iAUZly
7076Please respect copyright.PENANADJZ0Ta7oZj
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7076Please respect copyright.PENANAIOmAFP80tV
7076Please respect copyright.PENANAVSmQBBkK77
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7076Please respect copyright.PENANAbp2SlSbXB6
7076Please respect copyright.PENANA6DyUqwaQCS
7076Please respect copyright.PENANAQCIby7APgW
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7076Please respect copyright.PENANAcSSdQZMx9I
7076Please respect copyright.PENANAAQtv4SRemV
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7076Please respect copyright.PENANAvElCrSGIVp
7076Please respect copyright.PENANAxJEnoCxtdq
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7076Please respect copyright.PENANAUsMpwGCy7t
7076Please respect copyright.PENANAYCXxfn26al
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7076Please respect copyright.PENANA2bOTokz4F4
7076Please respect copyright.PENANAxDGAIUQ94A
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7076Please respect copyright.PENANAFVfy8Vy7rd
7076Please respect copyright.PENANAqTnwuiTVNZ
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7076Please respect copyright.PENANAGGAtVgm8aO
7076Please respect copyright.PENANABHs7udszar
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7076Please respect copyright.PENANAcYX6kwo8es
7076Please respect copyright.PENANAm4NpNOP4d7
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7076Please respect copyright.PENANAWOjRyJe1X1
7076Please respect copyright.PENANALE9l1lJZ46
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7076Please respect copyright.PENANAxZkRFOpFCI
7076Please respect copyright.PENANAj0mTmOLLtw
“Iya pak”7076Please respect copyright.PENANA0vgrzrzNjf
7076Please respect copyright.PENANA09EEB4objh
7076Please respect copyright.PENANAxFFlFePmMC
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7076Please respect copyright.PENANA33gVHjci8m
7076Please respect copyright.PENANAublH03K6gH
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7076Please respect copyright.PENANACW1fCYeZ5D
7076Please respect copyright.PENANA63xPFH4cgG
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7076Please respect copyright.PENANAIm4v2P3h6D
7076Please respect copyright.PENANAKGg3rX9zgJ
7076Please respect copyright.PENANAabHioOzTbF
“Diminum pak” ucap Cita.7076Please respect copyright.PENANAYuLW0AzzIp
7076Please respect copyright.PENANAnh71CeeYdH
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7076Please respect copyright.PENANAyiY72YrhgW
7076Please respect copyright.PENANAXYw0sRkE9n
“Belum sih, baru 2 jam”7076Please respect copyright.PENANAkxNf5Bkl85
7076Please respect copyright.PENANAU6mKKGqmmb
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7076Please respect copyright.PENANAnwH7OCaUux
7076Please respect copyright.PENANAlcTHGfv7Xm
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7076Please respect copyright.PENANA7hnaSZmwU2
7076Please respect copyright.PENANATJnsqXs6BU
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7076Please respect copyright.PENANAlR46LDkYHP
7076Please respect copyright.PENANAxO9SNN0qQF
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7076Please respect copyright.PENANANUpZA6Lqrx
7076Please respect copyright.PENANACgcTW3VjRJ
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7076Please respect copyright.PENANAiTvvoXyxpp
7076Please respect copyright.PENANA4aNIOa8RYW
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7076Please respect copyright.PENANA9YQ8pedIzP
7076Please respect copyright.PENANAKaOpJw3uuu
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7076Please respect copyright.PENANAbc7YW5vPnd
7076Please respect copyright.PENANAw4sZgOStqH
“Haha iya pak”7076Please respect copyright.PENANAcU362FdKPr
7076Please respect copyright.PENANAKwlGCjBV6g
7076Please respect copyright.PENANA59n5JHW5Ab
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAXkQ5zdGgRl
7076Please respect copyright.PENANA1Uvyo7Sb0o
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7076Please respect copyright.PENANA2kVswHEhA3
7076Please respect copyright.PENANAxj80BimI7c
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7076Please respect copyright.PENANAnMDMAn013Z
7076Please respect copyright.PENANA8yjGJ4xdpq
7076Please respect copyright.PENANAs8nywVcgEj
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7076Please respect copyright.PENANA863prK4YSY
7076Please respect copyright.PENANAmJABE8dQtM
Cita menggeleng. “Belum pak”7076Please respect copyright.PENANAsFWXz31rtO
7076Please respect copyright.PENANACbAlTWonW7
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7076Please respect copyright.PENANAizn21UM4Lg
7076Please respect copyright.PENANAJOgHBl5wqC
7076Please respect copyright.PENANA4AIdCILhio
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7076Please respect copyright.PENANA0eUJiiBsVq
7076Please respect copyright.PENANA0HxvjrG7UJ
7076Please respect copyright.PENANA5ulM2dVqt3
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7076Please respect copyright.PENANAYmcQiRfyfJ
7076Please respect copyright.PENANA0JYK4dQoh8
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7076Please respect copyright.PENANAIR6I5VX6k8
7076Please respect copyright.PENANAm13ETsd4lp
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7076Please respect copyright.PENANATYEMLmVTZ4
7076Please respect copyright.PENANALl9hJIagVq
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7076Please respect copyright.PENANAyPANrVTRtU
7076Please respect copyright.PENANAIfYPQEAq5z
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7076Please respect copyright.PENANA2rl9tFjStP
7076Please respect copyright.PENANADuvETtxx3s
7076Please respect copyright.PENANA7ItEZ9X2qg
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7076Please respect copyright.PENANAOSkfz0ClA3
7076Please respect copyright.PENANAjLLq5EC8ZF
7076Please respect copyright.PENANAI63LZ7scPv
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7076Please respect copyright.PENANAvxnMoxPcdy
7076Please respect copyright.PENANASSVh2OQL3y
7076Please respect copyright.PENANA3f9LxJUNLy
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7076Please respect copyright.PENANArovSoeRJyP
7076Please respect copyright.PENANAR8BnjdUsyt
7076Please respect copyright.PENANAaSAjjNDWiH
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7076Please respect copyright.PENANAFZvIKfreq6
7076Please respect copyright.PENANAVmTvyLa06w
7076Please respect copyright.PENANALb3PYZu1Fe
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7076Please respect copyright.PENANALwfd6jvw5d
7076Please respect copyright.PENANA9h2ZaSwnA1
7076Please respect copyright.PENANAUx07KlEUCC
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7076Please respect copyright.PENANAiNKDxosLBi
7076Please respect copyright.PENANAKb7eOziph1
7076Please respect copyright.PENANALG024DRjKL
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7076Please respect copyright.PENANA8LXtlxtF7o
7076Please respect copyright.PENANAlvDcF8KLQz
7076Please respect copyright.PENANAVApXXHzlhY
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7076Please respect copyright.PENANAPb7DpamrXR
7076Please respect copyright.PENANA8xcq3P3lC9
7076Please respect copyright.PENANAaDx1Tk3i5d
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7076Please respect copyright.PENANARKgBqweEXA
7076Please respect copyright.PENANArcNNx11ofL
7076Please respect copyright.PENANA64vTwDOrCd
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7076Please respect copyright.PENANAUNdJmECl0K
7076Please respect copyright.PENANAkTNduOmWXs
7076Please respect copyright.PENANAtjCyYXxjee
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7076Please respect copyright.PENANAmudhaI1m7v
7076Please respect copyright.PENANA575qg8GEut
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7076Please respect copyright.PENANA5gduRy2ywP
7076Please respect copyright.PENANAbfoYGqOGsQ
7076Please respect copyright.PENANAnReBg6OrXT
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7076Please respect copyright.PENANAMrYA3SjUpV
7076Please respect copyright.PENANAYAjrnOcDqD
7076Please respect copyright.PENANAeu7wGktdbw
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7076Please respect copyright.PENANARyxGHwJUMv
7076Please respect copyright.PENANAG9Fvd6jS2A
7076Please respect copyright.PENANANd9Glj8WcC
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7076Please respect copyright.PENANARfFOY5IdEL
7076Please respect copyright.PENANAh0kZELZbxI
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAbwANPXwYz6
7076Please respect copyright.PENANA7DKTiyRlFJ
7076Please respect copyright.PENANAxeBA8SaMe4
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7076Please respect copyright.PENANAauuz9u4HUt
7076Please respect copyright.PENANARcUdiIHk2G
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7076Please respect copyright.PENANAzWYvNwFe3E
7076Please respect copyright.PENANAaUbvHnJRvq
7076Please respect copyright.PENANAyfr6tKnx7d
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7076Please respect copyright.PENANAEOaXok7CxL
7076Please respect copyright.PENANAgDB3hllOeW
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7076Please respect copyright.PENANATrlR0TvIsp
7076Please respect copyright.PENANA4cpMDRpXjf
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7076Please respect copyright.PENANAdSB88ZFem1
7076Please respect copyright.PENANAyz8KMgY5sv
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANA7ub9IfDkLF
7076Please respect copyright.PENANAzOhdLNTPZe
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7076Please respect copyright.PENANAXwZxEsoqxA
7076Please respect copyright.PENANAtJA7RT99I2
7076Please respect copyright.PENANAn6Q4z3nwIi
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7076Please respect copyright.PENANA8yamSVnx3J
7076Please respect copyright.PENANAW32b9bnL6D
7076Please respect copyright.PENANA6JsPMO7MVC
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7076Please respect copyright.PENANAqZm6k8JkFx
7076Please respect copyright.PENANAdpKyTA5sae
“Bingung gimana?”7076Please respect copyright.PENANAWibtwOYKyO
7076Please respect copyright.PENANANu0BJ1Kjud
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7076Please respect copyright.PENANAO1Q6K0MBPy
7076Please respect copyright.PENANAefGLiekjnc
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANABDISvOvfG6
7076Please respect copyright.PENANAMW6qkcr0p2
7076Please respect copyright.PENANABrM80aLAzr
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7076Please respect copyright.PENANAnCCF0UI8eR
7076Please respect copyright.PENANAsgIenxmhHg
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7076Please respect copyright.PENANAtCSTaJfeSB
7076Please respect copyright.PENANAWmZK88OFqu
7076Please respect copyright.PENANASnyE2QwJ9Q
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7076Please respect copyright.PENANAq9IGbrBpKQ
7076Please respect copyright.PENANAh7NW8VIi6A
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7076Please respect copyright.PENANAHgRbgDvoym
7076Please respect copyright.PENANA5ErQwUqL4V
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7076Please respect copyright.PENANAvV8IgrV4oB
7076Please respect copyright.PENANAq5kgjXsMog
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7076Please respect copyright.PENANAqtiVh04PS6
7076Please respect copyright.PENANAWC1cB15vnt
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7076Please respect copyright.PENANADMJS1Hnb61
7076Please respect copyright.PENANAom6I3tZk6u
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANApGiCJByjj5
7076Please respect copyright.PENANASY2BIUfQrQ
7076Please respect copyright.PENANAPK2JNNqI3p
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7076Please respect copyright.PENANA2KEfUegw6c
7076Please respect copyright.PENANAq6X2rlYLSG
7076Please respect copyright.PENANAHQg7hW9PPM
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7076Please respect copyright.PENANA9xhh7neDwP
7076Please respect copyright.PENANAQDWKsMvwDN
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7076Please respect copyright.PENANAPxHFQD2o0U
7076Please respect copyright.PENANA7PYUeqsfiT
“Iya pak”7076Please respect copyright.PENANARlz7aarNl4
7076Please respect copyright.PENANAetZoAPELWT
“Terus, kamu gimana?”7076Please respect copyright.PENANAeH9AN1rGGY
7076Please respect copyright.PENANA2APQ9UycIw
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7076Please respect copyright.PENANASiEEcVyhLS
7076Please respect copyright.PENANAZLz5uJNxMY
7076Please respect copyright.PENANA3k5UVm9n3M
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7076Please respect copyright.PENANAbrYHZwzmvz
7076Please respect copyright.PENANAr0YBz05bSc
7076Please respect copyright.PENANAI4W8g4ERQR
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7076Please respect copyright.PENANAkouRZgiIVO
7076Please respect copyright.PENANAfNUdWZkeXN
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7076Please respect copyright.PENANA2b5CA9RzLv
7076Please respect copyright.PENANAoeyGoYuejg
7076Please respect copyright.PENANACZpqSV4SEU
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7076Please respect copyright.PENANAw6NN7bl7Qe
7076Please respect copyright.PENANA61UNENkTc0
7076Please respect copyright.PENANAllOfVNPWTy
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAjmPeHH4ubd
7076Please respect copyright.PENANAg7M5qB8H2N
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7076Please respect copyright.PENANA3tcN6qSxkZ
7076Please respect copyright.PENANAyziOqEWoLH
7076Please respect copyright.PENANAGmJaJtPQI6
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7076Please respect copyright.PENANAk54IiK3RWx
7076Please respect copyright.PENANAKKeXuHCxWN
7076Please respect copyright.PENANARrrqBd1LMD
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7076Please respect copyright.PENANA7udL1RFc47
7076Please respect copyright.PENANAJ8KiQP4HKY
7076Please respect copyright.PENANAycJqJ3nlpU
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7076Please respect copyright.PENANASMc8s3L2Qn
7076Please respect copyright.PENANAAjOxG9r3y2
7076Please respect copyright.PENANAjrauZIHytX
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7076Please respect copyright.PENANA8oCq30RRRa
7076Please respect copyright.PENANA6hyLTryLGH
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAnvRJaoNUjU
7076Please respect copyright.PENANAkFgha2MOJC
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7076Please respect copyright.PENANAQwKSfaB0tf
7076Please respect copyright.PENANABiGirxz0jv
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7076Please respect copyright.PENANA14dG1OIchZ
7076Please respect copyright.PENANAV1de8GSLS8
7076Please respect copyright.PENANAT7kX3A4f0u
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7076Please respect copyright.PENANAIDwSgQhojI
7076Please respect copyright.PENANAuHBz7Y3uoH
7076Please respect copyright.PENANA64GL4oBsSo
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7076Please respect copyright.PENANAs5tX2wxKDD
7076Please respect copyright.PENANAgly9cUskUG
7076Please respect copyright.PENANAzIZzL0Mz8D
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7076Please respect copyright.PENANA63s5T3sEOd
7076Please respect copyright.PENANAE9JTLvELa0
7076Please respect copyright.PENANAqZvRG1BuTC
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7076Please respect copyright.PENANAMfaaVVyrTA
7076Please respect copyright.PENANAe9K23NQeAB
7076Please respect copyright.PENANA5m0vRJWOJA
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7076Please respect copyright.PENANA65GyLWNKoI
7076Please respect copyright.PENANA7BnS1yE6FN
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7076Please respect copyright.PENANAjzvRc5DKau
7076Please respect copyright.PENANASDVQYsRhGd
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7076Please respect copyright.PENANABusXRDOJJq
7076Please respect copyright.PENANAXcfexANo6a
7076Please respect copyright.PENANAXJx7XfW3to
“Cita”7076Please respect copyright.PENANA3rMscEJ3VJ
7076Please respect copyright.PENANAIhPsDp7wZd
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7076Please respect copyright.PENANArXWiS87vjc
7076Please respect copyright.PENANActuX2QmDRK
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAy5tPVDHIdq
7076Please respect copyright.PENANApWH1tETcHI
7076Please respect copyright.PENANA1mpH1X2P60
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7076Please respect copyright.PENANAiHH31y0lqz
7076Please respect copyright.PENANApFtxrPOW30
7076Please respect copyright.PENANAxXkPhXSRgb
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7076Please respect copyright.PENANAqnqdL66L2j
7076Please respect copyright.PENANAi2lBkgEmeg
7076Please respect copyright.PENANAEmv81aJa02
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAFpshYvDE8n
7076Please respect copyright.PENANAOzofsSiXST
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7076Please respect copyright.PENANAmNJtrG2iSZ
7076Please respect copyright.PENANATEFlf4HeXh
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7076Please respect copyright.PENANA1iyTao6WnV
7076Please respect copyright.PENANAMZHXo7r21i
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7076Please respect copyright.PENANAgaehVefHEO
7076Please respect copyright.PENANARLOIc2HDSS
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7076Please respect copyright.PENANAXcnwAoZgzX
7076Please respect copyright.PENANAuZkpZwB5YC
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7076Please respect copyright.PENANACL8whixhBT
7076Please respect copyright.PENANAdnxC2yCLCt
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7076Please respect copyright.PENANAph0PWN8QTw
7076Please respect copyright.PENANA8sx0cavClx
Cuuuup…7076Please respect copyright.PENANAlitVQjsXsA
7076Please respect copyright.PENANAKLvCjm9p5t
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7076Please respect copyright.PENANAKE0iNLDJVx
7076Please respect copyright.PENANAs9GhIotYMP
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAnuc5BdjD8n
7076Please respect copyright.PENANAtAsZjP4ejA
7076Please respect copyright.PENANAlWXwNoW0sV
“Cita”7076Please respect copyright.PENANAzNJYLxFolh
7076Please respect copyright.PENANAIt9wZGVT8R
“Iya pak”7076Please respect copyright.PENANAkx6cvf164L
7076Please respect copyright.PENANA8RF8fKY0sb
“Cuci muka sana gih”7076Please respect copyright.PENANAqSg8jFhmCt
7076Please respect copyright.PENANAlOahOSPFPl
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7076Please respect copyright.PENANAe3PKYehMMv
7076Please respect copyright.PENANA4zX3oSHgR5
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7076Please respect copyright.PENANAgAsy99z6xA
7076Please respect copyright.PENANATCwlClRJXh
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7076Please respect copyright.PENANAfKMIQoHeuA
7076Please respect copyright.PENANAjcHF4ClbaM
7076Please respect copyright.PENANAiFPnkhvEV7
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7076Please respect copyright.PENANAE0oemfYoLP
7076Please respect copyright.PENANAmjblpI8mbC
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7076Please respect copyright.PENANAakwy0BHGZ0
7076Please respect copyright.PENANAuzfF0sr8bW
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7076Please respect copyright.PENANA1qsSnu2Xb9
7076Please respect copyright.PENANAFsRaNp0tcW
7076Please respect copyright.PENANAHcLs9Fa3WN
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7076Please respect copyright.PENANAXy3Ys45dpX
7076Please respect copyright.PENANAckbCXZFpaf
7076Please respect copyright.PENANAWek5fChxb5
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7076Please respect copyright.PENANA6eDgkQvR6U
7076Please respect copyright.PENANAHDECTDynmz
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7076Please respect copyright.PENANAJe5xFHM6c1
7076Please respect copyright.PENANA9Fi4VoBtnK
7076Please respect copyright.PENANAsqA2ZOcscn
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7076Please respect copyright.PENANAnz8uMLHHN3
7076Please respect copyright.PENANA2AR62mhUhW
7076Please respect copyright.PENANAWyQbqqoEzn
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7076Please respect copyright.PENANAdmMGvbL5cK
7076Please respect copyright.PENANAfTkbKU3Rmo
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAdHIOO0II2U
7076Please respect copyright.PENANARn5bMlx02F
Tok.. tok.. tok..7076Please respect copyright.PENANA0usjTJUrMS
7076Please respect copyright.PENANAUp4ntHHNKI
7076Please respect copyright.PENANAG9RmxCpux6
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7076Please respect copyright.PENANA5z1WWUuO48
7076Please respect copyright.PENANA7QTUIhpHjF
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7076Please respect copyright.PENANAtgaQZVl64A
7076Please respect copyright.PENANAOu97KOqifa
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7076Please respect copyright.PENANAZSkfoWuoAG
7076Please respect copyright.PENANAkkTCjLiL7h
“Hehe emang kenapa sih pak?”7076Please respect copyright.PENANAptOeQxNGrt
7076Please respect copyright.PENANAlW33fEQopp
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7076Please respect copyright.PENANAqWE4JcWCks
7076Please respect copyright.PENANAhizN7DXgnz
7076Please respect copyright.PENANAx35QPL4OQb
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7076Please respect copyright.PENANAbfHExrDPX9
7076Please respect copyright.PENANAQvg46TiJ1A
Tuuk…7076Please respect copyright.PENANAvBlxP9rDJs
7076Please respect copyright.PENANACO7CkJnmv7
7076Please respect copyright.PENANAeTev9IDEDW
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7076Please respect copyright.PENANAW4nVtpzn7X
7076Please respect copyright.PENANAo8qcTSo26p
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7076Please respect copyright.PENANAKjSimDXqLD
7076Please respect copyright.PENANAFeNftESOSm
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANA7VBxZz3ewX
7076Please respect copyright.PENANANM19svkNrb
7076Please respect copyright.PENANAk9O11eeRu1
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7076Please respect copyright.PENANAZiiRH8Zz2l
7076Please respect copyright.PENANAhw9iDXkTrE
7076Please respect copyright.PENANADBeZY54Tgk
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7076Please respect copyright.PENANAykIG0soFXB
7076Please respect copyright.PENANANj1CjgR7HR
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7076Please respect copyright.PENANAm8pXiERPhV
7076Please respect copyright.PENANATYi08ZAdyp
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7076Please respect copyright.PENANAU4cCTA9LR4
7076Please respect copyright.PENANAX14ZuSYdB7
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7076Please respect copyright.PENANA3j3muMud99
7076Please respect copyright.PENANAvuJrpMxXKr
7076Please respect copyright.PENANA66pjaDpRVI
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7076Please respect copyright.PENANAZ1hvao4LeS
7076Please respect copyright.PENANAx1I7UYQgqC
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7076Please respect copyright.PENANAep0bO437qL
7076Please respect copyright.PENANA2hHl4ZCjap
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7076Please respect copyright.PENANAjrPOL3vVvx
7076Please respect copyright.PENANADIElPB5IFS
Aku sayang kamu.7076Please respect copyright.PENANAM8dryaNOtE
7076Please respect copyright.PENANAByULNlB8Qm
Cuuppp…7076Please respect copyright.PENANAEuOj7pFMze
7076Please respect copyright.PENANArF2PhtzLcF
*7076Please respect copyright.PENANA6xFItmnPdl
*7076Please respect copyright.PENANA3mjPmaogQC
*7076Please respect copyright.PENANAu82PChuYsL
*7076Please respect copyright.PENANAf2KC7D3oFQ
*
Bersambung7076Please respect copyright.PENANAyK69H7iN1b