
Puluhan pria berpakaian hitam berjalan santai dengan beragam senjata di tangannya mengikuti seorang pria tua dengan wajah bercodet berjas putih. Di belakang mereka terlihat belasan mayat anak buah Tuan Shigeo yang berserakan di sepanjang jalan yang mereka lalui.
384Please respect copyright.PENANARA4umaiX06
Di atas altar mata Honda terbelalak kaget saat melihat kedatangan pria berjas putih itu, ia melihat sekelilingnya yang penuh kekacaukan akibat Roy, dan puluhan peserta festival yang terbunuh dengan tubuh terpisah dari tubuhnya. Nyali Honda langsung menciut setelah sadar kalau perang antara dua grup kejahatan itu tak bisa dihindari lagi, dan sekarang dia berada di tengah-tengah mereka.
384Please respect copyright.PENANA2UbuOyiOwD
“Ini tidak benar! Aku harus lari!” gumam, Honda sembari berbalik, dan mencari waktu yang tepat untuk melarikan diri.
384Please respect copyright.PENANAx2oXY8koyr
MAJJUUU!
384Please respect copyright.PENANAGVYu8udYwH
Seru pria berjas putih seusai melihat Roy yang tengah kerepotan melawan anak buah Tuan Shigeo yang bersenjata api. Belasan pria berpakaian hitam tanpa kenal takut langsung menerjang para penembak itu, desingan peluru yang menembus daging mereka seakan hiraukan untuk bisa menghantam mereka dengan senjata di tangan mereka.
384Please respect copyright.PENANAhW6EL0cTrQ
Suara erangan pesakitan terdengar di seluruh altar, bersamaan dengan datangnya pasukan bantuan yang datang dari seluruh penjuru setelah mendengar keributan, dan melihat para festival yang berlarian ketakutan. Dua kubu saling berhadapan dengan tatapan penuh kebencian, tanpa menunggu waktu lama keduanya saling bentrok seperti pasukan perang di garis depan.
384Please respect copyright.PENANAlaCNtJIsPi
Dalam sekejap altar tersebut kacau balau dengan puluhan perkelahian yang terjadi di setiap tempat, orang-orang Immortal Dragon terus maju menerjang anak buah Tuan Shigeo yang kewalahan menghadapi serangan mendadak mereka. Di tengah keributan, Zen sang Immortal Dragon berjalan santai tanpa penjagaan menghampiri Roy yang tengah bersembunyi di balik patung batu.
384Please respect copyright.PENANARkfji8xr6d
“Serahkan yang di sini pada kami, kau kejarlah wanitamu!” kata Zen dengan sedikit senyum di wajahnya.
384Please respect copyright.PENANA5jJmBelLH4
Roy tampak kebingungan, ia tak menyangka kalau Zen bala bantuan dari Zen akan datang—padahal sebelumnya ia sudah menolak mentah-mentah syarat dari Zen.
384Please respect copyright.PENANA12S7rDtlMa
“Kenapa? Kenapa Abang datang!?” seru Roy antara terkejut, dan tak percaya.
384Please respect copyright.PENANAf9M3Kira3k
Zen tersenyum simpul, “Teman kecilmu itu memberikan tawaran yang menarik, tenang saja … aku tak akan meminta wanitamu lagi … sekarang pergilah! Jangan biarkan wanitamu menunggu.”
384Please respect copyright.PENANA6AdWegRELB
Roy tersentak, cepat-cepat ia berdiri, dan melirik para penjaga yang tadi tengah menembakinya sedang sibuk melawan anak buah Zen yang beringas. Cepat-cepat ia berterima kasih pada Zen, lalu segera berlari mengejar Tuan Shigeo yang hendak membawa Anri kabur.
384Please respect copyright.PENANAhopDTsFwY5
“Semoga berhasil….” ucap Zen sembari berbalik menghadang anak buah Tuan Shigeo yang hendak menikamnya dengan senjata tajam. “Dasar pemula!”
384Please respect copyright.PENANAnMc73RsaTV
Zen dengan mudah menepis pisau yang hendak menusuknya, lalu membelokkannya, dan menusukkannya tepat ke dada anak buah Tuan Shigeo hingga ia jatuh bersimbah darah. Zen tersenyum, darah di tangannya membangkitkan kembali gairah masa mudanya, hingga akhirnya ia pun ikut menyerang bersama anak buahnya.
384Please respect copyright.PENANAUj0k67v7XK
****
384Please respect copyright.PENANAMm5xM6T3Ws
Shotaro dan Mio berjalan mengendap-endap melewati puluhan anak buah Tuan Shigeo yang tengah sibuk menghalau serangan grup yakuza Zen. Memanfaatkan penjagaan yang mulai melemah itu, mereka mendekati gudang tempat para wanita disekap, dan menyetrum seorang penjaga yang ditinggal untuk mengawasi mereka.
384Please respect copyright.PENANADcXm9im0cS
Breet! Breet! Breet!
384Please respect copyright.PENANAZdNuWUCnsU
Berkali-kali Shotaro menyetrum penjaga yang sudah tak sadarkan diri itu dengan stungun yang ia bawa hingga bau gosong tercium dari kulitnya yang tersetrum. Mio meminta Shotaro untuk tenang, lalu mengambil stungun dari tanganya secara paksa.
384Please respect copyright.PENANAC6IWE6ZfoK
“Biar aku yang bawa,” seru Mio, tak ingin Shotaro bertindak di luar kendali.
384Please respect copyright.PENANAGqVf8psXkn
“Mio!?” balas Shotaro merasa belum puas menyetrum penjaga yang telah menyekap Ai itu dengan penuh rasa marah.
384Please respect copyright.PENANA750jLF4hKR
“Dia sudah menunggumu … Ayo selamatkan dia!” ucap Mio, menenangkan Shotaro.
384Please respect copyright.PENANAfa8SPMQ2Bi
Shotaro mengangguk pelan, perlahan mereka membuka pintu gudang yang sedikit seret karena sudah berkarat, dan terkejut mendapati puluhan wanita tanpa busana yang tengah bermain gunting satu-sama lain. Shotaro tertegun menatap pemandangan penuh nafsu para wanita itu sampai tanpa sadar kontolnya perlahan mengeras dari balik celananya.
384Please respect copyright.PENANAZyRLNlt2LB
“Shhttt! Tutup hidung, dan mulutmu! Bau ini Black Friday, mereka terkena afrodisik dari aroma lilin yang dibuat dari Black Friday,” jelas Mio sambil mematikan belasan lilin yang menyala di setiap sudut gudang.
384Please respect copyright.PENANANGq1we2vXL
Shotaro menyipitkan mata mencari keberadaan Ai dalam lautan gairah tersebut, dan terbelalak saat mendapati Ai dan Ayumi tengah bercumbu dengan panasnya. Melihat hal itu Shotaro langsung menerobos, membuka jaketnya lalu menutupi tubuh ibu dan anak itu dengan jaketnya. Menyadari kedatangan Shotaro, Ai menoleh dengan tatapan ikan mati … tubuhnya sangat bau, dan lengket penuh bekas sperma kering—yang membuat hati Shotaro retak.
384Please respect copyright.PENANAGJ7mdslvxJ
“Ai! Maaf! Maafkan aku! Ai, Maaf aku datang terlambat,” ucap Shotaro sambil memeluk AI dengan mata berlinang air mata.
384Please respect copyright.PENANA8p9WE3Jt1c
Ayumi menghentikan cumbuannya, dengan tatapan sayu ia mencoba meraih kesadarannya setelah semua lilin perangsang di gudang itu Mio matikan.
384Please respect copyright.PENANAJrq1xr1Ira
“Shotaro ‘kah?” tutur Ayumi pelan.
384Please respect copyright.PENANAcgZqQN75Ac
“Ta-Tante Ayumi, kau baik-baik saja? Sebentar,” jawab Shotaro sambil menyeka air matanya, dan berusaha untuk tetap tabah sambil melapas bajunya, “Pakai ini, Tante. Gunakan untuk menutupi tubuhmu.”
384Please respect copyright.PENANAfkaDb4btIc
Ayumi perlahan meraih kaos yang Shotaro berikan padanya, lalu memberikannya pada Ai yang terlihat rusak karena pemerkosaan yang ia alami malam sebelumnya. Ayumi memeluk Ai dengan penuh kasih sayang sembari menangis melihat keadaan putrinya yang terlihat seperti dirinya dulu. Kedua ibu, dan anak itu saling berpelukan di depan Shotaro yang tengah bertelanjang dada sampai Mio mendatangi mereka.
384Please respect copyright.PENANAjD87MZZxCo
“Apa yang kalian tunggu! Cepat pergi! Ini kesempatan kita!” kata Mio menyadarkan Shotaro yang termenung.
384Please respect copyright.PENANASzxB4E4nTw
“Benar, kita pergi. Ai kau bisa berdiri? Tante bagaimana denganmu?”
384Please respect copyright.PENANA8qyRHlfa4l
“Aku tak masalah, lebih baik kau bantu Ai.”
384Please respect copyright.PENANAUGRwvIwqUs
Shotaro mengangguk, lalu melingkarkan tangannya ke punggung Ai, dan membopongnya. Setelah semua wanita mendapatkan kembali kesadarannya, Mio membimbing mereka satu persatu menuju jalan keluar untuk melarikan diri dari tempat terkutuk itu.
384Please respect copyright.PENANAs2WC6XYAtk
Menggunakan kain seadanya mereka keluar dari gudang itu dengan arahan dari Mio, baru satu langkah para wanita itu melangkah keluar mereka langsung berteriak histeris saat melihat Honda dan para muridnya datang menghadang mereka dengan terburu-buru.
384Please respect copyright.PENANACyAHGnwwfp
“Kalian! Kalian pikir apa yang kalian lakukan!?” bentak Honda dengan urat marah di dahinya melihat para wanita yang ia tahan mencoba kabur darinya.
384Please respect copyright.PENANARduBxbtd9e
Dua murid yang datang bersamanya saling pandang, mereka melihat tatapan ketakutan di wajah wanita-wanita itu, dan sedikit bernapas lega. Melihat gurunya yang seperti akan meledak, dua murid itu langsung mengambil inisiatif untuk menghadap, dan menangkap para wanita yang mencoba kabur itu.
384Please respect copyright.PENANAHwbd73XBeP
Kyyyaaaa!
384Please respect copyright.PENANAo5uXmHrpXS
Para wanita mulai berteriak panik, mereka melupakan akal sehatnya setelah melihat murid-murid Honda sampai lupa kalau mereka menang jumlah darinya. Dalam keadaan yang kacau itu sebuah suara tembakan keras terdengar di belakang Honda, dan belum sempat ia tahu apa yang terjadi—sebuah timah panas tiba-tiba bersarang di dadanya melalui punggung.
384Please respect copyright.PENANAnOZmLb7Uq3
Honda terjatuh dengan wajah mencium tanah, dan mati seketika akibat tembakan misterius tersebut. Dua muridnya yang melihat hal itu mendadak panik, apalagi saat melihat dua orang berseragam polisi muncul, dan menodongkan senjata ke arah mereka.
384Please respect copyright.PENANAaSOjp4fihe
“Ikut kami,” kata salah seorang polisi yang membuat semua wanita bernapas lega, tak terkecuali Mio dan Shotaro yang baru saja keluar dari dalam gudang.
384Please respect copyright.PENANAJBwyF5NkYo
Dengan bantuan dua polisi itu, para wanita berhasil di evakuasi ke tempat yang lebih aman, sementara Ayumi dan Ai, ikut Shotaro bersama dua polisi itu dalam mobil patrolinya. Mereka dibawa menuju tempat pertemuan di mana Rei telah menunggu mereka, dua polisi itu adalah Hajime dan Tachibana yang pangkatnya diturunkan paksa oleh atasannya karena telah ngentot tanpa izin dengan Hitomi.
384Please respect copyright.PENANAWF9Ly8wXgs
Mereka berdua tentulah menyimpan dendam para Tuan Shigeo yang telah mengendalikan intusi kepolisian, dan membuat pangkat mereka turun menjadi polisi lalu lintas. Memanfaatkan hal itu, Rei mengundang keduanya dalam rencananya, dan mereka pun langsung menerimanya.
384Please respect copyright.PENANA9UEHyIZrtx