
Dua jam sebelumnya…..
461Please respect copyright.PENANA1CI7DIhs4q
Mio tengah menyedu kopi di mesin pembuat kopi setelah tertidur seharian, matanya masih mengantuk sampai kopi yang ia buat sedikit tumpah membasahi tangannya. Mio reflek menjauhkan tangannya, sambil mengerutu menyibakkan telapak tangannya yang terasa panas.
461Please respect copyright.PENANAbQHLfN5dZk
“Sialan! Bikin kaget saja,” gerutu Mio, cepat-cepat mematikan mesin pembuat kopinya, dan mengambil secangkir penuh kopi hitam untuk ia minum.
461Please respect copyright.PENANAgOp1n0NENb
Rasa pahit kopi tersebut membuat mata Mio yang sayu langsung terbuka lebar, Mio tak langsung menghabiskan kopinya—namun menyisakan setengah untuk ia minum nanti. Setelah merasa segar kembali, Mio bergegas mengecek Marina yang sudah ia tinggalkan sejak tadi pagi.
461Please respect copyright.PENANAi4f22kv6PT
Baru selangkah ia menapakkan kaki ke dalam ruangan tempat Marina dirawat, matanya terbelalak menatap Marina yang tengah terbaring dengan posisi duduk di atas kasur dengan tatapan kosong.
461Please respect copyright.PENANAjga5ZEtgxH
“Eh, kau sudah bangun….” ucap Mio canggung.
461Please respect copyright.PENANAp34JtJNP0e
Perlahan Mio melangkahkan kakinya mendekati Marina yang terlihat ketakutan melihat kedatangannya.
461Please respect copyright.PENANAbXlOYQZnK2
“AA… AAA… AAA… AAA…”
461Please respect copyright.PENANAAtwqH9H5ko
Suara Marina tak keluar akibat luka sayatan di lehernya, ia meringsut mundur ke sisi kasur menjauhi Mio yang ingin mengecek keadaannya dengan penuh ketakutan.
461Please respect copyright.PENANAYbh3Z6ZmOy
“Jangan takut, Nyonya. Aku tak akan menyakitimu…. Lihat! Aku seorang dokter… Aku yang menyelamatkan hidupmu….” Tegas Mio yang mulai dudur di tepi kasur, meyakinkan Marina.
461Please respect copyright.PENANAUjra66NPmH
“AA… AAA… AAA.. AAA… AA… aa….”
461Please respect copyright.PENANAodTy6afZKU
Marina berusaha bicara, namun tak ada kata yang bisa ia ucapkan dengan lancar karena lukanya.
461Please respect copyright.PENANAun6uRRcduX
“Em, mau kuambilkan kertas, dan pulpen? Percayalah padaku, sekarang kau aman, aku tak akan menyakitimu….” Bujuk Mio untuk kesekian kalinya.
461Please respect copyright.PENANAZs6Koen9VW
Marina sedikit melunak, ia mengangguk pelan namun tetap berusaha meringsut menjauh dari Mio yang ingin menyentuhnya. Mio menghela napas, ia tak menyangka pasiennya akan setakut itu padanya—namun Mio tak menyerah, segera ia pergi mengambil sebuah buka catatan, dan pulpen untuk ia berikan pada Marina.
461Please respect copyright.PENANA8NO20MQ5QY
“Ini…. Tulislah…. Aku tahu kau punya banyak pertanyaan yang ingin kau tanyakan padaku….” Kata Mio sembari menyerahkan buku catatan, dan pulpen itu pada Marina.
461Please respect copyright.PENANAIuWPcUmr4L
Mio meletakkan buku catatan, dan pulpen itu di kasur bagian tengah yang kemudian diambil oleh Marina dengan cepat. Marina membuka lembar pertama buku catatan itu, dan menulis dengan terburu-buru.
461Please respect copyright.PENANAku7Bzgtdr2
“Aa.. Aa.. Aaa.. AAA…” ucap Marina, sembari menunjukkan tulisannya pada Mio.
461Please respect copyright.PENANA6Ax5oGZtYP
DI MANA SUAMIKU!?
461Please respect copyright.PENANA4wW87tR0Yk
Mio tersentak kaget melihat kata pertama yang ditulis Marina, ia menatap wajah Marina yang penuh dengan kekhawatiran, dan keputus asaan itu dengan raut sedih. Ia khawatir mengungkapkan fakta bahwa suami Marina telah mati akan membuatnya begitu sangat terpukul. Namun, daripada menyembunyikan fakta itu lebih lama—yang pasti akan lebih menyakitkan bagi Marina, Mio memilih untuk jujur padanya.
461Please respect copyright.PENANA2FPzlYvKOd
“Maafkan aku…. Suamimu… dia tak selamat…..” ungkap Mio sembari membungkuk meminta maaf pada Marina.
461Please respect copyright.PENANAoKDvQxYhs0
Begitu mendengar hal itu Marina langsung lemas, pipinya yang temem itu langsung banjir oleh air mati kesedihan. Tanpa suara, dan rasa sakit tak tertahankan di hatinya … Marina menangis tersedu-sedu di hadapan Mio. Memanfaatkan kesempatan itu, Mio mendekati Marina, dan memeluknya untuk memberinya semangat.
461Please respect copyright.PENANAhvnHEkxCXi
“Kau aman sekarang,” ucap Mio sembari memeluk Marina, dan mengelus punggungnya dengan tangannya. ”Namaku Mio.”
461Please respect copyright.PENANAHszu7fR8kS
Marina balik memeluk Mio sembari terisak tanpa suara, kedua wanita cantik itu saling merangkul untuk menguatkan diri selama beberapa saat sebelum akhirnya Marina cukup tenang untuk kembali menulis di buku catatannya.
461Please respect copyright.PENANARA4lIvr0UN
Sreett! Sreet! Sreet!
461Please respect copyright.PENANAY6FrSeC08W
Tulis Marina setelah sambil terisak menangisi kematian Takeda, perasaannya campur aduk saat menuliskan kata tiap kata di buku catatan yang Mio berikan padanya. Setelah selesai, Marina tunjukkan tulisan tersebut pada Mio yang sudah siap membacanya.
461Please respect copyright.PENANAOVKRUp1wbA
MARINA! SESEORANG BERNAMA ROY MEMBUNUH TAKEDA! DI MANA MAYAT TAKEDA! TOLONG BERITAHU POLISI!
461Please respect copyright.PENANAzPn8s4MFPl
Mio membaca tulisan Marina yang sedikit berantakan karena keadaan mentalnya, setelah membaca catatan tersebut—Mio pun memberitahu Marina tentang situasi yang tengah Marina alami saat ini. Mio mengatakan apa adanya, tentang sebuah grup yakuza yang dipimpin oleh Tuan Shigeo yang menguasai daerah itu, dan memberitahu menghubungi polisi akan percuma saja—karena polisi sudah ada dalam kendali Tuan Shigeo.
461Please respect copyright.PENANA2CXtw8OVBR
“Pria yang menyerangmu itu, Roy kan!? Dia orang yang berbahaya, dia kaki tangan terpecaya Tuan Shigeo. Sebenarnya apa yang kalian lakukan sampai bisa berurusan dengan pria seperti Roy,” kata Mio dengan kesal, karena merasa tak bisa berbuat banyak untuk menolong Marina.
461Please respect copyright.PENANARRSSIOrJ8N
Marina menunduk tanpa harapan setelah mendengar cerita Mio, ia tak menyangka pria random yang ia dan suaminya temui adalah seorang yakuza yang haus darah. Marina kembali menulis di buku catatannya, kali ini dengan penuh kemarahan, dan rasa benci pada pria bernama Roy yang telah membunuh orang yang ia cintai.
461Please respect copyright.PENANAbMTzSi2Ijo
KAMI TAK MELAKUKAN APA PUN! DIA YANG MENCARI SESEORANG SEPERTI KAMI! DIA PENIPU! SEORANG BAJINGAN! AKU AKAN MEMBUNUHNYA! UNTUK TAKEDA!
461Please respect copyright.PENANAvzIXbJpqoe
Mio terkejut membaca catatan Marina kali ini, keadaan mental Marina saat ini sangat tak stabil hingga membuat Mio khawatir padanya. Namun tulisan ‘Mencari Seseorang Seperti Kami’ yang dituliskan Marina membuat Mio sedikit penasaran tentangnya. Ingin tahu maksudnya, Mio pun menanyakan hal tersebut pada Marina yang langsung ia jawab dengan tulisan tangan.
461Please respect copyright.PENANA8ry1OjT2GZ
Marina menuliskan semua yang ia ketahui tentang Roy di catatannya kali ini, dengan penuh kebencian, dan dendam membara ia menulis dengan rinci bagaimana ia dan Takeda bisa mengenal Roy sampai akhirnya sampai diberikan obat misterius yang katanya bisa menyembuhkan impoten Takeda.
461Please respect copyright.PENANAiLKNn7rYZx
Mio membaca deskripsi yang dituliskan Marina tentang obat itu dengan mata terbelalak, ciri-ciri obat tersebut begitu mirip dengan obat yang ia dan mantan pacarnya teliti saat kuliah dulu. Mantan pacarnya yang telah mencampakkannya, dan menikah dengan wanita lain, lalu mati dalam sebuah kecelakaan bersama istri, dan anaknya.
461Please respect copyright.PENANAdDQmhTNPtN
“Apa benar ini yang terjadi pada suamimu saat meminum obat itu?” tanya Mio setelah menyuruh Marina menuliskan efek yang terjadi pada tubuh Takeda padanya.
461Please respect copyright.PENANAXFgfyNzcSw
Marina mengganguk pelan, raut wajah Mio langsung berubah pucat … segera ia berdiri, dan dengan panik langsung menelpon Shotaro namun tak ada jawaban. Beberapa kali Mio menghubungi Shotaro, namun selalu gagal … kekhawatiran Mio semakin menjadi, kalau prediksinya benar—obat yang diminum suami Marina itu adalah obat yang dapat memperbudak seseorang dengan seks—obat yang selama ini dicari oleh Tuan Shigeo sampai harus memaksa mantan Mio untuk tinggal bersamanya.
461Please respect copyright.PENANA79VIwPbLVH
“Sialan!” bentak Mio setelah menyerah menghubungi Shotaro yang tak kunjung menjawab panggilannya.
461Please respect copyright.PENANAJsqI8dG7iD
Mio pun kembali menemui Marina di ruangannya, namun saat ia kembali Marina sudah tak ada di sana. Mio bertambah panik, ia memanggil-manggil nama Marina, dan mencari setiap sudut ruangan namun tak ketemu. Ia lalu melihat jendela yang terbuka lebar, dan langsung tertunduk lesu mengetahui Marina kabur melewatinya, dari bekas robekan pakainnya yang tertinggal di cantelan jendela.
461Please respect copyright.PENANARFbmluVAe9
461Please respect copyright.PENANAMBEM2R8vFG