
Dua mobil saling beriringan melaju menuju tol, mobil pertama dikendarai oleh Ruri, sementara mobil kedua dikemudikan oleh Megumi. Keduanya berjalan beriringan setelah beberapa jam meninggalkan klinik, Anri naik di mobil kedua yang dikendarai Megumi bersama Hitomi yang duduk di samping kursi depan.
472Please respect copyright.PENANALzAtiaO9HD
Anri menatap kosong dari balik kaca bening saat mobil melaju kencang, di kepalanya masih terbayang jelas sosok Roy yang datang untuk membawanya. Suasana canggung tercipta di antara mereka bertiga, penyerangan Roy yang mendadak itu membuat ketiganya terpaksa pergi lebih cepat dari rencana.
472Please respect copyright.PENANAs2ftrkikH3
“Megumi…. kenapa berhenti?” tanya Hitomi saat Megumi mengerem mobilnya mendadak bersamaan dengan mobil yang dikemudikan Ruri di depan.
472Please respect copyright.PENANAnKzbT8mZ0h
Megumi menyipitkan mata, melihat barikade penghalang yang dipasang menutup jalan mereka dengan sebuah mobil polisi terlihat berjaga. Dua orang polisi mendekati mobil mereka, dan menanyakan tujuan mereka mengendarai mobil dengan terburu-buru melewati batas kecepatan.
472Please respect copyright.PENANAG6mJyVx5mI
“Maaf mengganggu perjalanan kalian, Tuan dan Nyonya. Tapi saat ini kami diperintahkan untuk tak membiarkan siapa pun keluar dari daerah ini,” ucap Hajime, polisi yang memeriksa mobil Megumi.
472Please respect copyright.PENANALTx4RYLBvE
“Oh, benarkah Pak? Apa terjadi sesuatu yang gawat sampai polisi dikerahkan untuk menutup daerah ini?” tanya Megumi berusaha untuk tetap tenang, sementara jarinya tak henti-hentinya mengetuk-ketuk kemudi pelan untuk menghilangkan kepanikannya.
472Please respect copyright.PENANASF2B2BR0he
“Seseorang telah diculik, Tuan. Dia seorang wanita usia 25 tahunan dengan rambut hitam, tinggi 168 cm, dan kulit putih.”
472Please respect copyright.PENANAuobt5uGUaa
Megumi menelan ludah ciri-ciri yang disebutkan Hajime yang sangat mirip dengan Anri, ia pun teringat tentang perkataan Rei sebelumnya tentang koneksi Tuan Shigeo dengan para polisi daerah ini.
472Please respect copyright.PENANAP5BRSXOLh0
“Maaf kami harus menahan kalian untuk pergi sebelum penculik itu ditemukan, maukah kalian menunggu,” jelas Hajime.
472Please respect copyright.PENANA16zG5hRY7E
“Tapi Pak, kami ada kerjaan yang harus segera diselesaikan … waktu kami tak banyak, kalau tak cepat kami akan kehilangan client,” tegas Megumi berusaha mencari alasan seadanya.
472Please respect copyright.PENANA7GjEu2ZzmU
“Client?”
472Please respect copyright.PENANAeOOSGVGvBY
Hajime melebarkan pupilnya menatap Hitomi yang memakai coat jaket panjang yang menutup seluruh tubuh seksinya, dan Anri yang hanya mengenakan tank top longar tanpa riasan, dan rambut hitam kusut.
472Please respect copyright.PENANAaHch5CnXLo
“Tapi penampilan kalian tak terlihat seperti itu? Permisi Tuan, apa anda bisa ikut kami ke pos,” kata Hajime yang mulai curiga terhadap Megumi.
472Please respect copyright.PENANAPLpWJUQUXV
Megumi mulai berkeringat dingin, menyadari hal itu Hitomi di sebelahnya segera mengelus bahunya. Hitomi lalu meraih tangan Hajime yang bertengger di kaca mobil yang terbuka, dan mengelusnya pelan dengan tatapan sensual.
472Please respect copyright.PENANAm7TgTIwU9C
“Jangan gitu dong, Pak. Rileks aja,” ucap Hitomi sembari mengelus-elus tangan Hajime, dan membusungkan dadanya yang besar untuk menggodanya.
472Please respect copyright.PENANAnFdOChLY5z
Hajime menelan ludah, menatap belahan dada Hitomi yang sedikit terlihat dari celah coat jaket warna coklat cremenya ketika ia membusungkan dada. Hitomi terus mengelus-elus tangan Hajime, sambil memandangnya dengan tatapan nakal sementara Megumi hanya terdiam sambil menatap mobil Ruri yang tiba-tiba saja memutar pergi.
472Please respect copyright.PENANAYA2BqoDI9P
“Apa yang!?” gumam Megumi ketika melihat Ruri, dan Rei yang tengah memacu mobilnya melewati Megumi tanpa ucapan apa pun.
472Please respect copyright.PENANAU8NQJqiuV8
Belum reda rasa terkejut Megumi, polisi yang mencegat mobil Ruri tiba-tiba ikut menghampiri mobilnya. Melihat polisi kedua yang semakin dekat, Megumi menjadi panik hingga tanpa sadar kakinya bersiap untuk menginjak pedal gas. Saat Megumi ingin menginjak pedal itu, Hitomi menghentikannya dengan tangan kirinya.
472Please respect copyright.PENANA4tVMK2iO0w
“Serahkan semuanya padaku, Megumi,” ucap Hitomi pada Megumi dengan senyum sendu.
472Please respect copyright.PENANArjmpLAGnfr
Slereet!
472Please respect copyright.PENANAeZfZvbPbbb
“Hitomi? Apa yang!?”
472Please respect copyright.PENANA4Lo3AwRsZr
Hitomi tiba-tiba membuka coat jaket yang ia kenakan hingga terlihatlah tubuhnya yang hanya berbalut pakaian dalam hitam, Hajime dan polisi yang baru datang langsung terkejut menatap payudara Hitomi yang berukuran J cup itu dengan melongo.
472Please respect copyright.PENANAl0IwLeIVZo
“Pak polisi sekalian, apa kalian mau enak-enak sama aku?” kata Hitomi sambil menopang dua payudaranya dengan kedua tangannya, dan membusungkannya pada dua polisi horni di luar.
472Please respect copyright.PENANAXXie9QaAP7
Hajime, dan Tachibana, polisi yang baru datang saling menatap sambil tersenyum, keduanya spontan menggangguk mengiyakan tawaran Hitomi yang kapan lagi mereka dapatkan. Hitomi tersenyum, perlahan ia buka pintu di sampingnya, mempersilahkan Hajime, dan Tachibana untuk melihat tubuhnya yang seksi lebih jelas.
472Please respect copyright.PENANA61GvZ2viuO
“Kalau Pak polisi mau, ada syaratnya …biarkan kami lewat, ntar kita enak-enak bareng,” goda Hitomi sambil meremas-remas payudara besarnya yang masih terbungkus bh itu.
472Please respect copyright.PENANA3nUwm4YwJU
Hajime dan Tachinana melotot dengan celana sesak, baru pertama kali keduanya melihat wanita dengan payudara sebesar itu, terlebih lagi dia menawarkan ngewe gratis pada mereka. Hajime, dan Tachibana pun berbalik badan untuk berdiskusi, ngewe dengan wanita seseksi itu memanglah kesempatan sangat langka, namun jika atasan sampai tahu mereka berdua pastilah dalam masalah.
472Please respect copyright.PENANAqifEPEZ6kb
“Hitomi apa yang kau lakukan!?” seru Anri yang sejak tadi melamun, melihat Hitomi setengah telanjang di samping Megumi.
472Please respect copyright.PENANAeXWdGEKRjP
Hitomi menoleh pada Anri dengan tatapan sedih bercampur iri, ia memilih tak berkata apa pun pada Anri, dan berbalik pada Megumi yang tak tahu harus berkata apa. Hitomi tersenyum pada Megumi dengan tulus, lalu mengecup pipinya dengan lembut, sebelum akhirnya keluar dari mobil menghampiri dua polisi yang tengah berdiskusi itu.
472Please respect copyright.PENANAhtDFRgxRAR
“Hitomi…..” panggil Megumi saat Hitomi semakin menjauh dari mobil mereka.
472Please respect copyright.PENANAwruDcH4S8s
Hitomi berhenti, ia sedikit menoleh pada Megumi untuk sekedar mengucapkan kata perpisahan padanya.
472Please respect copyright.PENANA5VFQdJAa2u
“Megumi…. kumohon buatlah Anri bahagia, sebagaimana kau telah membuat hari-hariku penuh warna. Pergilah selagi sempat, akan kuuras mereka dengan tubuhku … karena hanya itulah yang bisa aku lakukan,” ucap Hitomi dengan sedikit air mata jatuh di matanya.
472Please respect copyright.PENANAEC36DvD4F6
Megumi menggigit bibir, ia sangat marah pada dirinya sendiri yang malah menutup pintu mobil, dan menyalakan mesin untuk segera pergi dari tempat itu. Anri yang menyadari hal itu langsung berteriak, mencoba menghentikan Megumi yang telah siap untuk mengas mobilnya pergi meninggalkan Hitomi yang setengah telanjang bersama dua polisi mesum itu.
472Please respect copyright.PENANAOxHtc8igIW
“Megumi! Tidak! Apa yang kau lakukan!” seru Anri saat Megumi mulai menjalankan mobil melewati barikade polisi yang terbuka.
472Please respect copyright.PENANASxld7BJc9M
Anri terus berteriak! Menyuruh Megumi berhenti, namun Megumi terus menginjak pedal gas dengan seluruh tenaga meninggalkan dua polisi yang terkaget, sekaligus terkejut karena tindakan nekatnya. Dalam pantulan kaca spion mobil ia melihat Hitomi yang berusaha menghalangi dua polisi itu dengan melepas coat jaket miliknya hingga sekarang tubuhnya setengah bugil dengan hanya mengenakan pakaian dalam.
472Please respect copyright.PENANAOO45a803GM
“Sialan! Dia kabur! Bagaimana ini, Hajime!” seru Tachibana panik.
472Please respect copyright.PENANAEQwAQhDueE
Saat Tachibana berusaha menghubungi rekannya menggunakan walkie talkie, Hitomi langsung menepisnya, dan langsung menyosor bibir Tachibana dengan liar. Hitomi merangkul tubuh Tachibana, mengelitiknya sementara keduanya berciuman dengan dahsyat.
472Please respect copyright.PENANAb3ulJtyDLU
“Emmmm…. Ahhh….Hmmm….” gumam Tachibana saat dirinya tak bisa mengimbangi ciuman liar Hitomi.
472Please respect copyright.PENANAZPJTG0uzs0
Melihat Tachibana terdesak, Hajime segera meraih kedua tangan Hitomi, dan menahannya dengan kedua tangannya hingga membuat pelukannya pada Tachibana terlepas. Tachibana langsung terengah-engah dengan liur menetes saat Hitomi melepasnya, dengan muka memerah, dan penis ereksi berat ia menatap Hitomi dengan penuh kesangean.
472Please respect copyright.PENANAe8D2B2WRxg
“Sialan! Apa yang terjadi terjadilah! Hajime! Bawa dia ke mobil! Kita perkosa dia sambil menginterogasinya!” perintah Tachibana yang langsung disambut dengan antusias oleh Hajime.
472Please respect copyright.PENANAbc0HzU23qC
Kedua tangan Hitomi ditekuk ke belakang oleh Hajime, sementara Tachibana mengambil coat jaket Hitomi yang terjatuh. Kedua polisi mesum itu lalu memasukkan Hitomi ke mobil patroli mereka setelah memborgol tangannya, lalu pergi meninggalkan pos mereka menuju sebuah gubuk kecil yang berada di jalur pendakian.
472Please respect copyright.PENANAVCXDxV0uJF
472Please respect copyright.PENANAx0uzJd6mnD