
Takeda bersama istrinya Marina berjalan dengan langkah malu-malu mendekati seorang pria berjas hitam yang telah menunggu mereka. Pria itu mereka kenal dari media sosial, dan pria punya obat ajaib yang dapat membangkitkan kontol yang telah mati.
731Please respect copyright.PENANAMWiuBDPZOZ
Takeda mengalami impoten 1 tahun lalu yang membuat kehidupan seksnya, dan istrinya terganggu. Ia dan Istrinya sudah mencoba berbagai cara untuk mengobati impotennya, namun tak pernah membuahkan hasil. Saat mereka mencari itulah, mereka menemukan sebuah postingan tentang obat yang mereka cari dari sebuah akun tanpa foto profil.
731Please respect copyright.PENANAkONTfvGwo4
Melihat ada harapan, Takeda langsung saja men-DM akun itu, dan menanyakan tentang kebenaran postingannya. Tak menyangka, akun itu malah meminta untuk bertemu secara langsung di sebuah kafe di bawah gunung. Meski awalnya ragu, dan mengira kalau itu adalah penipuan … tapi rasa haus Takeda untuk ngentot lagi dengan istrinya yang seksi membuatnya nekat untuk datang menemuinya.
731Please respect copyright.PENANAWLNM5sYJV8
“Kau Takeda, ‘kan? Perkenalkan, namaku Roy,” ucap pria berjas yang menunggu Takeda sembari menjulurkan tangan.
731Please respect copyright.PENANAAfj3XtGJKh
Takeda mengambil uluran tangan Roy, dan mereka pun bersalaman. Setelah itu, mereka bertiga pun duduk bersama dalam satu meja membahas tentang kebenaran obat itu, dan saling menginsterogasi satu sama lain.
731Please respect copyright.PENANAdwftYDK1uZ
“Tempat ini terlalu ramai, bagaimana kalau kita pergi ke hotel biar sekalian praktek,” saran Roy setelah mereka mengobrol cukup lama.
731Please respect copyright.PENANAEOnhncSkMN
“Em bukannya kita baru saja bertemu? Kenapa buru-buru?” ucap Marina gugup.
731Please respect copyright.PENANAIR43vWuIcH
“Bukannya lebih cepat, semakin baik? Benar begitu ‘kan, Takeda?”
731Please respect copyright.PENANAnDTswcIbUJ
Takeda mengangguk, ia menggenggam erat telapak tangan Marina untuk menenangkannya. Mereka berdua lalu saling berbisik, dan berdiskusi tentang ajakan Roy yang terdengar mencurigakan. Akhirnya setelah berbisik-bisik cukup lama mereka berdua memutuskan untuk pergi ke hotel bersama Roy.
731Please respect copyright.PENANAbSUG15yQwX
“Baiklah, kami akan ikut bersamamu … tapi berikan kami SIM-mu sebagai jaminan kalau kau tak akan menipu kami,” kata Takeda setelah berdiskusi dengan Marina.
731Please respect copyright.PENANAk9sbIALQot
Tanpa keraguan, Roy memberikan SIM-nya pada Takeda … setelah melihat SIM Roy Takeda langsung memotretnya dengan HP-nya, lalu menyimpan SIM itu dalam sakunya. Setelah mencapai kesepakatan, mereka bertiga langsung cabut menuju hotel terdekat dari tempat itu.
731Please respect copyright.PENANARfIIyqu4Zo
Roy memandu mobil Takeda melewati jalan pegunungan yang naik turun hingga sampai di sebuah motel kecil yang biasa digunakan untuk open BO orang-orang di tempat itu. Roy langsung memesan sebuah kamar, dan meminta sepasang handuk hangat serta makanan ringan pada resepsionis.
731Please respect copyright.PENANAuAeqTyqVe4
“Sayang, aku takut,” bisik Marina sambil memeluk lengan Takeda hingga tetek yang kencang itu menjepitnya.
731Please respect copyright.PENANAMQYLIV9dxZ
“Jangan khawatir, Sayang. Kalau ada apa-apa aku akan langsung menghubungi polisi … kita sudah tahu identitasnya … kalau dia macam-macam dia yang dapat masalah,” ucap Takeda menenangkan Marina.
731Please respect copyright.PENANAucDaNIOy74
Mereka bertiga lalu masuk ke sebuah kamar bernomor 86 yang terletak di paling ujung lorong motel, setelah menaruh barang mereka masing-masing ketiganya langsung berjalan menuju ranjang putih dengan ukuran besar yang sekiranya cukup untuk 3 orang.
731Please respect copyright.PENANAdLDtVzOhYy
“Sayang, ini…..” ucap Marina malu-malu, ia melihat Roy yang tengah melepas mantelnya hingga tersisa kaos ketat, dan celana jeans.
731Please respect copyright.PENANA71k0K6ftd8
Samar-samar Marina bisa melihat tubuh kekar berotot Rei yang tercetak di pakaiannya yang tipis, setelah melepas mantelnya … Roy pun memberikan botol bening berisi cairan ungu yang ia bawa pada Takeda.
731Please respect copyright.PENANAjS16LMfNZW
“Apa ini, Roy? Kenapa warnanya ungu?” tanya Takeda.
731Please respect copyright.PENANAdhAanIm4YQ
“Itu obat yang aku jelaskan, minumlah, dan rasakan khasiatnya. Oh ya, jangan dihabiskan tolong minumlah secukupnya saja,” jawab Roy sambil duduk mengamati pasutri itu.
731Please respect copyright.PENANALTU1L8hijE
“Apa ini aman?” ucap Takeda meragukan.
731Please respect copyright.PENANAcC37qVvlvp
Roy menjawab dengan anggukan, dirinya sendiri tak yakin akan keamanan obat itu … dia sendiri juga ingin menguji coba kebenaran tentang khasiat obat itu melalui Takeda sebelum mencobanya sendiri. Kalau Takeda berhasil sembuh dari impotennya, itu berarti itu juga berlalu pada dirinya … dengan penuh harapan Roy tak sabar menunggu untuk bercinta dengan Anri saat kontolnya kembali hidup nanti.
731Please respect copyright.PENANAb1lXtQMH4H
“Em, Roy kenapa kau tak pergi?” tutur Marina yang gugup, mengira Roy akan pergi setelah memberi Takeda obat itu.
731Please respect copyright.PENANA51s8m0SKo7
“Kenapa aku harus pergi? Bukankah lebih aman kalau aku tetap berada di sini jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada Takeda,” balas Roy memberi alasan.
731Please respect copyright.PENANAT2OJytJuJC
“Tapi Roy, istriku ini mungkin malu menunjukkan tubuhnya pada orang lain. Bisakah kau berbalik, dan berjanji untuk tak melihatnya?” kata Takeda membela Marina.
731Please respect copyright.PENANAGEBq87cdK4
Dengan mengehela napas panjang, Roy berbalik membelakangi Takeda, dan Marina. Supaya lebih aman, Marina pun berbisik pada Takeda untuk menutup mata Roy dengan kain agar ia tak mengintip. Takeda memberitahu syarat tersebut pada Roy, dan ia pun menyetujuinya asalkan dia tetap berada di ruangan itu saat keduanya bercinta.
731Please respect copyright.PENANAgAP5DnIdk9
Setelah menutup mata Roy, Takeda, dan Marina saling pandang dengan malu-malu … ini pertama kalinya bagi mereka ngentot dengan ditemani orang lain di sisi mereka. Takeda melepas satu persatu pakaian yang menutupi tubuhnya hingga tersisa celana dalam hitamnya saja, sementara Marina juga melepas bajunya sambil mengamati Roy yang tak bergeming dari tempatnya.
731Please respect copyright.PENANAeEto7YdL9W
Kini keduanya telah setengah telanjang dengan pakaian dalam di tubuh mereka, Marina duduk bersila di atas ranjang sambil menunggu Takeda membuka celana dalamnya hingga menampakkan kontolnya yang mengkirut ditutupi oleh jembut yang lebat. Marina menutup mata, ia lalu meremas-remas sendiri teteknya untuk merangsang Takeda … namun kontol itu sama sekali tak bangun dari tidurnya.
731Please respect copyright.PENANAffqc4UBm0S
“Sayang, akan kuminum,” ucap Takeda sembari membuka obat yang Roy berikan.
731Please respect copyright.PENANABuOfMGlnXq
“Pelan-pelan Sayang, kalau ada yang salah … jangan minum lagi,” pesan Marina khawatir.
731Please respect copyright.PENANAMtBSCPF8VZ
Takeda mengangguk, perlahan ia teguk cairan ungu dalam botol itu hingga tersisa setengah. Cairan itu diluar dugaan terasa sangat manis, dan sedikit asam seperti madu … perlahan tubuh Takeda mulai memanas, keringat deras mengucur dari tubuhnya bersama dengan detak jantungnya yang semakin cepat.
731Please respect copyright.PENANACPXXqHTrXF
Napas Takeda tersengal-sengal, darahnya bergejolak, dan tubuhnya terasa sangat panas … perlahan ia lihat ke selankangannya untuk memastikan sensasi aneh di kontolnya. Benar saja, kontol Takeda yang tertidur itu akhirnya bangun juga, dan kini tengah ngaceng dengan tegak ke arah Marina.
731Please respect copyright.PENANAzBdXDYZLMo
“Sayang….. ini berhasil! Sayang! Adik kecilku bangun! Haha!” kata Takeda dengan mata berkaca-kaca terharu dengan bangkitnya sang joni.
731Please respect copyright.PENANA8DZuQl48Vl
“Syukurlah sayang, aku turut senang,” ucap Marina, sambil bangun merangkul Takeda yang tengah ngaceng itu.
731Please respect copyright.PENANAnYRZecPpYY
Mendengar kegaduhan mereka, Roy tersenyum senang saat tahu obat itu ternyata berhasil seperti yang dikatakan Rei. Sementara Takeda yang dilanda rasa berahi yang sangat kuat itu, mulai menjamah setiap inchi tubuh Marina, dan melepas kancing bh-nya hingga jatuh menampakkan dua gunung kembarnya.
731Please respect copyright.PENANAEfpHK9sRhW
“Sayang, aku dah gak kuat,” kata Takeda yang tubuhnya terasa sangat panas itu.
731Please respect copyright.PENANATg4K9bNNOc
“Sayang, tapi ‘kan … dia….”
731Please respect copyright.PENANA71aNrP4qSb
Tanpa menunggu persetujuan Marina, Takeda langsung menyosor bibirnya, lidah mereka saling beradu hingga Takeda mulai mendorong tubuh Marina ke atas ranjang, dan menindihnya.
731Please respect copyright.PENANAM6cFR0dD3t