x
Hitomi membawa Megumi ke ruang praktek Dr. Kazuki, setelah mengunci rapat pintu Hitomi duduk di atas matras tempat biasa Kazuki memeriksa pasien. Hitomi terlihat canggung saat Megumi memerhatikannya, punggungnya terasa berat terbebani oleh payudaranya ketika ia menunduk.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ754FieLtCy
“Ada apa Hitomi?” tanya Megumi langsung ke inti.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKcqJRINLf
Bibir Hitomi bergerak perlahan, ia mengangkat wajahnya berusaha menatap Megumi yang ada di depannya sambil berkata-kata.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYENDYZl26
“Tu-Tuan, apa membawa Anri kemari adalah pilihan yang tepat. Dengan membawanya sama saja kita menantang Tuan Shigeo,” ucap Hitomi ragu setengah takut, Megumi akan kembali menghukumnya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZt7LzwtgnM
Megumi menghela napas, “Tentu aku akan membawanya meski seluruh dunia menjadi musuhku.”
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpoAQlUMqFf
Hitomi terbelalak, ia tiba-tiba berdiri seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNh4pCDKNdS
“Sepenting itukah Anri untukmu, Tuan. Apa dia begitu berarti bagimu sampai kau rela mempertaruhkan nyawa,” ucap Hitomi sambil menggigit bibir merasa iri pada Anri.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6mrPoQvf2
“Masalah kah dengan itu, Hitomi? Sebenarnya ada apa denganmu…”
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkiSC7axfez
Hitomi termenung sambil mengepalkan tangan untuk mengumpulkan keberaniannya, jantungnya berdebar-debar untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun terakhir. Wajahnya memerah padam, matanya berbinar terang menatap sosok lelaki di depannya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8yky37matA
“Tu-Tuan Aku…. Aku mencintaimu…. Benar-benar mencintaimu…. Sangat mencintaimu…. Jadilah kekasihku…. Me-Megumi….” ucap Hitomi dengan seluruh keberanian yang telah ia kumpulkan.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0O9mpwtDh
Mendengar pernyataan cinta Hitomi, Megumi terdiam … ia melihat ketulusan di wajah Hitomi, kata-katanya tulus tanpa maksud tersembunyi.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKXRPiMilPx
“Hitomi…. Maaf…..”
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDlYT9oPrIv
Satu kata itu telah menghancurkan kepercayaan diri Hitomi, lututnya mendadak lemas, dan matanya yang berbinar berubah berkaca-kaca. Dadanya sesak dipenuhi rasa sakit karena orang yang ia sukai tak membalas cintanya, tanpa sadar air matanya jatuh, dan tangis kesedihan pun mengalir di pipinya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDyT6H9ZjcD
Megumi terdiam melihat Hitomi yang menangis sambil menutup wajahnya dengan tangan, ia merasa sedikit iba pada Hitomi yang telah sungguh-sungguh mengungkapkan perasaannya padanya. Sebagai seorang pria, Megumi memeluk Hitomi yang tengah menangis untuk menenangkannya, tangis Hitomi semakin kencang ketika tubuhnya dirangkul Megumi dari arah depan.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjLbwe3NVK
“AAA… Huaaaa…. AAAAA… AAA……”
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQI8a2pnieU
Hitomi menangis dalam dekapan Megumi, tangan Megumi membelai lembut rambut dan pundak Hitomi sambil menepuknya perlahan. Hitomi bersandar di dadanya sambil terus menangis melepaskan semua perasaannya, ketika mereka berdua tengah berpelukan Anri yang penasaran setelah mendengar suara tangisan memergoki keduanya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2pcgStfvfZ
Anri tak melakukan apa pun, ia hanya melihat suaminya itu mendekap wanita lain dengan tatapan kosong—tanpa merasakan apa pun. Tak ingin mengganggu mereka, Anri pun pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, dan memikirkan apa yang akan ia lakukan ke depannya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ClP1A8D3h
*****
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpNrQ44c46b
Ruri pergi belanja atas suruhan Rei di swalayan yang tak jauh dari klinik, saat ia tengah berbelanja tanpa sengaja ia melihat mobil Roy tengah melaju kencang dengan terburu-buru menuju klinik tempat Megumi bersembunyi. Ruri mendadak panik, ia menjatuhkan belanjaannya hingga membuat semua orang memperhatikannya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTnb1fQ8LA
“Tidak! Tuan Rei!” kata Ruri panik.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8432WJ6BjY
Buru-buru ia mengambil ponselnya, dan menelpon Rei untuk memperingatkannya, lama Ruri menelpon namun tak diangkat. Tak kehabisan cara Ruri pun mengirim pesan secara beruntun pada nomer Rei untuk membuat handphonenya terus berdering.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Px4xH1VOW
“Tuan Rei, kumohon jawablah! AARggh! Sial!” seru Ruri yang langsung lari, meninggalkan belanjaannya dengan wajah panik.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqRxl1HEwQ
“Nyo-Nyonya! Belanjaannya!” panggil pramuniaga swalayan tersebut saat Ruri meninggalkan belanjaannya yang terjatuh berserakan di lantai begitu saja.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyvHor3siIu
Ruri langsung ngegas, ia memacu mobilnya menuju klinik dengan penuh kecemasan. Sambil terus mencoba menghubungi Rei, Ruri menginjak pedal gas semampu yang ia bisa untuk mengejar Roy.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnnDhEEvPM1
*****
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmpDmJwSK6h
Brumm! Brumm!
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFjJhpVGdnt
Roy tiba di depan klinik setelah 10 menit memacu mobilnya dengan kencang, buru-buru ia turun dengan sebuah tongkat bisbol yang ia telah siapkan sebelum pergi ke rumah Tuan Shigeo. Dengan langkah pelan, Roy mengetuk pintu klinik sambil menyembunyikan tongkat bisbol di punggungnya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh1MzoKQcwY
“Ruri! Rei! Hitomi! Apa kalian di dalam!” panggil Roy.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJCwZl9Nvdg
Setelah memanggil beberapa kali, dan tak ada jawaban, Roy pun memutuskan untuk mendobrak pintu dengan kakinya. Roy terus memanggil nama Hitomi, dan mengumpat menyuruh Hitomi keluar sambil mengacak-acak barang-barang menggunakan tongkat bisbol yang ia bawa.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcR2zQnTU6
“Hitomi! Keluarlah! Lacur aku tahu kau ada di sini! Berikan Anri padaku!” seru Roy sambil menghancurkan apa pun yang ada di jalannya menggunakan tongkat bisbol yang ia bawa.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsRKmevOpuT
Brak! Prang! Bruk!
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9nxRUKKq8
Roy kembali mendobrak pintu menggunakan kakinya, ia menyusur setiap ruangan di klinik itu, namun tak menemukan siapa pun di sana. Klinik tersebut dalam sekejap telah berubah menjadi kapal pecah karena amukan Roy yang mulai kehilangan kontrol atas emosinya, setelah mencari tiap sudut ruangan sampailah Roy di depan pintu masuk ruang bawah tanah di mana handuk Anri tergeletak di sana.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmAsfPfvLeu
“Anri! Anri! Sudah kuduga kau ada di sini” gumam Roy sambil mengendus aroma handuk yang sengaja di tinggalkan itu.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv8RznDl728
Tanpa ragu, Roy pun masuk ke ruang bawah tanah untuk mencari Anri, ia terus memanggil-manggil nama Anri berharap ia menyahutnya. Roy mengecek satu persatu ruangan di ruang bawah tanah itu, hingga sampai lah ia di laboratorium tempat ia mencuri obat ajaib yang menyembuhkan penyakitnya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPn8P6XhtDf
“Anri!” panggil Roy pada sosok Anri yang tengah duduk di atas kursi dengan sebuah tank top.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncvf5YshOg
Bruuk!
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMdJeKvusM7
“Arrghh!” pekik Roy saat sebuah benda tumpul menghantam tengkuknya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVgbKCBdNKj
Cepat-cepat Roy membalas serangan tersebut dengan menyibakkan tongkat bisbol di tangannya hingga menghantam lengan pria yang menyerangnya. Roy melangkah mundur sambil matanya memastikan sosok yang menyerangnya, ia menggenggam erat tongkat bisbol di tangannya setelah tahu kalau orang tersebut adalah, Megumi.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjkHItPtAb
“Roy! Pergilah! Jangan dekati istriku!” bentak Megumi penuh kemarahan, sambil menggenggam linggis di tangan kirinya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNNR7D6cMst
“Megumi…. kenapa kau bisa sadar! Oh! Jadi kau yang mencuri Anri dariku! Tak bisa dimaafkan, Megumi!” seru Roy sambil menerjang Megumi dengan tongkat bisbol di tangannya.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl50KB7wPSC
Prank!
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡitTzfU7Rdt
Dua benda tumpul itu saling beradu, tubuh Megumi terdorong mundur beberapa langkah karena kuatnya serangan yang diberikan Roy. Keduanya lalu saling beradu pukul dengan senjatanya masing-masing, meski membawa linggis Megumi merasa kewalahan saat menghadapi pukulan tongkat bisbol Roy.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gMF17G8ke
Bruuk!
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3OQcFjVjA
Sebuah hantaman keras menghantam wajah Megumi saat mereka tengah beradu serangan, kepala Megumi berdengung saat Roy memanfaatkan kesempatan itu untuk mengincar kepalanya yang terbuka. Tiga pukulan beruntun menghantam pundak, tengkorak, dan matanya membuat Megumi tersungkur dengan wajah bengkak.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtRJTzjwpqq
Linggis yang dipegang Megumi terjatuh, Roy langsung menindihnya dengan tubuhnya, dan memukulinya dengan brutal menggunakan tongkat bisbol yang kini telah retak serta berlumur darah. Megumi menggap-menggap, berusaha mendorong Roy yang tengah memukuli dengan sekuat tenaga.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50CnjWpHU5
“Hentikan! Roy! Berhenti!”
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSF0AjqheY2
Roy tiba-tiba berhenti, tangannya terangkat dengan mata penuh nafsu membunuh saat Megumi berhasil mendorongnya. Keadaan tiba-tiba berbalik, Megumi balik menghajar Roy yang sama sekali tak memberi perlawanan padanya. Megumi mengambil tongkat bisbol di tangan Roy, dan memukulinya hingga tongkat itu pecah menjadi dua.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0glR5YZtrC
“Hentikan! Hentikan! Sudah cukup Megumi! Kumohon Hentikan!” seru Anri yang tiba-tiba telah ada di belakang Megumi, menahan tangannya yang ingin terus memukuli Roy.
537Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkgLcxkDXS
