
Kamiya membawa Anri ke ruang pinatu sambil terus mengerayangi kedua payudaranya dari belakang, tempat itu sangat sepi saat malam, dan jarang ada orang yang lewat di sekitar situ. Begitu tiba, Kamiya langsung mendudukkan Anri ke atas mesin cuci, dan melumat bibirnya yang merekah itu dengan ganasnya.
406Please respect copyright.PENANAhqU8ald2db
“Hmmm…..Emmgg… Emmmm….” Gumam Anri, saat Kamiya mulai menganggat lepas pakaiannya sambil berciuman.
406Please respect copyright.PENANA6WMRJFzvuN
“Anggat ketiakmu! Berikan aku menciumnya!” perintah Kamiya setelah puas melumuri bibir Anri dengan liurnya.
406Please respect copyright.PENANAmy1vklabp5
Anri terlihat gugup, ia lepas pakaian tanpa lengannya, lalu mengangkat ketiaknya tinggi-tinggu untuk dijalati oleh Kamiya. Lidah Kamiya yang licin kembali menyapu ketiak Anri, tangan Kamiya yang bebas meremas-remas payudara Anri, dan melorotkannya ke bawah.
406Please respect copyright.PENANAsU2dDRVBjV
“Emmm…E…. Egg… Aahh…. Ahh…” Anri mendesah geli, tubuhnya bergetar, dan celana dalamnya mulai basah.
406Please respect copyright.PENANA6rEekOB33w
Setelah cukup lama lidah Kamiya menjilati ketiak Anri, kontolnya yang besar mulai terasa sesak dalam celana dalamnya. Hal itu membuat Kamiya tak nyaman, dan langsung saja ia melorotkan celana dalamnya—membebaskan kontolnya yang ereksi berat di hadapan Anri tanpa malu.
406Please respect copyright.PENANAYjzf3R4OD1
“Lihat! Karenamu punyaku jadi seperti ini … tanggung jawab!” seru Kamiya sembari menurunkan Anri dari atas mesin cuci dengan posisi jongkok.
406Please respect copyright.PENANApruOOqCETa
Anri menelan ludah melihat kontol Kamiya yang besar, dan berotot itu—melakukan blowjob padanya pasti akan sulit untuk dilakukan. Namun, bukannya menyodorkan kontolnya ke mulut Anri—Kamiya lebih memilih menggesekkan kontol tersebut ke ketiak Anri, dan menyuruh Anri menjepitnya.
406Please respect copyright.PENANANcTpma4LS9
“Aarrghhh enak banget! Jepitan ketekmu! Ahh! Aku gak tahan! AAAgrrh!” seru Kamiya sambil memaju mundurkan kontolnya dalam jepitan ketiak Anri.
406Please respect copyright.PENANAJRSxACQVqq
Gesekan kontol Kamiya semakin cepat berbarengan dengan ejakuasi pertamanya, kontol Kamiya berkedut-kedut, dan sedetik kemudian mulai muncrat membasahi lantai serta ketiak Anri yang menelannya.
406Please respect copyright.PENANAXDR8ZNiBbc
“Hahh! Haahh! Hahh! Luar biasa!” puji Kamiya sembari mencabut kontolnya dari ketiak Anri, meninggalkan ketiak anri yang lengket dipenuhi lendir.
406Please respect copyright.PENANAGwARCEP9Di
Wajah Anri mememah, ketiaknya terasa sangat panas karena gesekan kontol Kamiya … celana dalamnya makin basah, dan napasnya semakin berat. Kamiya tersenyum melihat Anri yang mulai terangsang karena perbuatannya, ia pun menyuruh Anri untuk melepas rok, dan celananya hingga bertelanjang bulat.
406Please respect copyright.PENANA3272wO2HdH
Anri menggangguk patus, ia lepas roknya berbarengan dengan celana dalamnya yang basah. Melihat ada kilauan lendir di celana dalam Anri, Kamiya menyuruhnya memberikan celana dalam itu padanya. Celana dalam Anri langsung diendus oleh Kamiya, bau pesing bercampur anyir dari celana dalam tersebut telah cukup merangsang kontol Kamiya untuk kembali berdiri.
406Please respect copyright.PENANABF8GFy5vfg
“Selanjutnya giliranmu! Goyang aku!” seru Kamiya sembari mengenakan celana dalam Anri di wajahnya seperti topeng, dan duduk di atas mesin cuci dengan kontol berdiri tegak.
406Please respect copyright.PENANAw6fj0AFUcT
Anri yang sudah sangat terangsang langsung naik ke atas Kamiya, dan membuka leber memeknya becek untuk menelan kontol besar Kamiya. Perlahan Anri memasukkan kontol Kamiya ke memeknya dari atas sambil menyandarkan tangan ke bahu Kamiya.
406Please respect copyright.PENANAr7H8qyp7PL
“Ughh! Ahhh!” pekik Anri, ketika baru setengah kontol Kamiya yang masuk ke memeknya.
406Please respect copyright.PENANAxKC1bcdB2e
Kamiya tersenyum, “Tampaknya kau menikmatinya, sepertinya kau kesusahan … biar aku bantu,” ucap Kamiya sambil mendorong ke atas pinggulnya—mendorong sepenuhnya masuk kontolnya yang besar.
406Please respect copyright.PENANA6oQXCXZAKg
“AARRggghhh!” pekik Anri yang tak siap menerima kontol besar itu di memeknya.
406Please respect copyright.PENANAzre5VaehMR
Belum selesai pekikan Anri, Kamiya tanpa basa basi langsung menggoyang pinggulnya maju mundur mengaduk-aduk memek Anri di atasnya. Anri memekik dengan mata berputar-putar merasakan perih di memeknya saat kepala kontol Kamiya menghantam bibir rahimnya.
406Please respect copyright.PENANAhuluTBQbDJ
“Aaghhh! Sakit! AAAhh! Hentikan! Jangan terlalu kasar!” rintih Anri yang mulai merangkul Kamiya untuk menjaga keseimbangannya.
406Please respect copyright.PENANAPxogwwYali
Plok! Plok! Plok!
406Please respect copyright.PENANAiDbMSyqw1j
Suara senggama mereka terdengar memenuhi ruangan, kontol Kamiya berkontraksi setelah 10 menit menggenjot Anri di atasnya. Di saat-saat terakhir menuju orgamsnya, Kamiya menyuruh Anri untuk membuka ketiak sebelah kirinya yang masih bersih untuk ia cium.
406Please respect copyright.PENANADqLL2wV1X6
“Ugghh! AAAAAhh! Sialan Aku keluar! Aaahh!” seru Kamiya sambil menggigit kecil ketiak Anri yang terbuka di depan wajahnya.
406Please respect copyright.PENANAcB7Dzto3Xw
“Gluk!”
406Please respect copyright.PENANAQU2U8SfXSQ
Anri meringis saat Kamiya menggingit ketiaknya bersamaan dengan semburan peju yang dipompa langsung melalui kontolnya. Wajah Anri tak karuan, rambutnya acak-acakan, dan keringat panas mengucur hebat di seluruh tubuhnya.
406Please respect copyright.PENANA7xvnEdk6bU
“Hehe, kau ini baru dikasih kontol segini aja dah lemas, gimana besok—asal kau tahu ya, kontol Tuan Shigeo lebih besar dari punyaku. Kau akan keluar hanya dengan sekali penetrasi,” ucap Kamiya sembari menganggkat tubuh Anri dengan kedua kelamin mereka tetap menyatu.
406Please respect copyright.PENANA3hR01TUZub
“Hmm, aku terpikir sesuatu yang menyenangkan,” bisik Kamiya sembari menggendong Anri yang lemas merangkul punggungnya.
406Please respect copyright.PENANAFJtJKdwakM
Anri terengah-engah, kontol Kamiya tiba-tiba kembali mengeras, dan tahu-tahu ronde kedua mereka sudah dimulai dengan Kamiya berdiri menyodok Anri yang tengah ia gendong.
406Please respect copyright.PENANAO6QEX1DFJT
“Aarrghh! Ahhhh! Ooughh! AAAhhh!” seru Anri tak karuan, saat Kamiya mulai berjalan sambil terus menggoyangkan pinggulnya. “Ap-Apa yang kau lakukan!?”
406Please respect copyright.PENANAfPq4gcsfFB
Anri terkejut saat tahu Kamiya berjalan keluar dari ruang pinatu sembari menyodok memeknya, Kamiya tersenyum, lalu mencium bibir Anri untuk menghentikan protesnya. Tanpa rasa malu, dan penuh nafsu … Kamiya berjalan sambil menyetubuhi Anri kembali ke ruangannya.
406Please respect copyright.PENANA7O9OPVXWcY
Beberapa kali mereka berpapasan dengan pelayan, namun Kamiya tetap tak peduli, dan semakin terangsang ngentotin Anri saat orang lain melihatnya. Sekitar 5 menit akhirnya mereka sampai di ruangan Anri, dengan tubuh lemas, dan memek penuh peju Anri dijambak Kamiya naik ke atas ranjang.
406Please respect copyright.PENANA31Ry5h4QLC
“Tenanglah, aku tak sejahat itu sampai tak membiarkanmu untuk beristirahat untuk acara besok. Cukup 1 jam sama, kuharap kita saling menikmati,” kata Kamiya sambil menutup rapat-rapat pintu ruangan.
406Please respect copyright.PENANArxmoc223eN
Samar Anri melihat Kamiya kembali ke arahnya, tubuhnya sudah sangat lelah hingga Anri pun pingsan saat tengah digenjot oleh Kamiya dari belakang. Bukannya berhenti, Kamiya malah semakin bersemangat—menyetubuhi Anri yang pingsan dengan kontol besarnya sampai 1 jam berlalu.
406Please respect copyright.PENANAWgtFgPStww
*****
406Please respect copyright.PENANAtTqmE7sVJB
Dalam ruang perawatan, Roy yang tak sadarkan diri dihampiri oleh Rei, dan Ruri. Rei membawa sebuah jarum suntik berisi obat pemacu adrenalin untuk ia suntikkan pada tubuh Roy yang tengah pingsan. Ruri memengangi pergelangan tangan Roy saat Rei mulai menyuntikkan obat itu ke pembuluh darahnya.
406Please respect copyright.PENANAuYDf7dCNgq
“Sekarang bukan waktunya untuk tidur, Roy,” ucap Rei sembari menyuntikkan obat yang ia bawa ke pembuluh darah di tangan kanan Roy yang berbalut perban.
406Please respect copyright.PENANAgD3tFEz0mH
Roy mengejang, sesaat setelah Rei selesai menyuntikkan obat. Kasur tempat tubuhnya berbaring ikut bergerak saat Roy mengalami kejang-kejang. Melihat Roy yang tak stabil, Rei menyuruh Ruri untuk memberikan CPR padanya.
406Please respect copyright.PENANAw4XA88Ul9f
Ruri mulai menekan dada Roy setelah diminta Rei, tubuh Roy yang kejang membuat Ruri kesulitan untuk memberikan CPR padanya. Namun, setelah beberapa menit berlalu tiba-tiba kelopak mata Roy terbuka, kesadarannya mulai kembali—namun masih setengah sadar. Menyadari hal itu, Rei pun menyuruh Ruri untuk menghentikan CPR-nya, dan keluar ruangan—memberikannya waktu untuk bicara empat mata dengan Roy yang baru bangun dari koma.
406Please respect copyright.PENANAqL1FJw1h1r