76169Please respect copyright.PENANAW6LNcoujr8
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.76169Please respect copyright.PENANAVB6mtIJBwz
76169Please respect copyright.PENANAwFgtsWvPKc
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.76169Please respect copyright.PENANAQRPdZwi2HE
76169Please respect copyright.PENANATr9j2DlmFU
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.76169Please respect copyright.PENANAoru3dODCBN
76169Please respect copyright.PENANAd0ukkAAt5m
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.76169Please respect copyright.PENANAHuRaraGaqY
76169Please respect copyright.PENANAObJyY0vBjX
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.76169Please respect copyright.PENANA0sR0f2mBI6
76169Please respect copyright.PENANA4xG8VhOMyu
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.76169Please respect copyright.PENANAg5lF40w4ny
76169Please respect copyright.PENANAfgYGGMza3l
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.76169Please respect copyright.PENANAMXFqzCqA5M
76169Please respect copyright.PENANAHHfSD43xpq
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.76169Please respect copyright.PENANAtuRfvDHArF
76169Please respect copyright.PENANAW4J1dOUN9I
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.76169Please respect copyright.PENANARD98FrMtd2
76169Please respect copyright.PENANA5eImBaxMdK
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.76169Please respect copyright.PENANAHKMeTy9DhE
76169Please respect copyright.PENANABZ6cetmBEh
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.76169Please respect copyright.PENANA8w1yFCdVPy
76169Please respect copyright.PENANA2Giu3lwwOF
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.76169Please respect copyright.PENANAvWqiX0K1HU
76169Please respect copyright.PENANAHu92q2gYlk
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.76169Please respect copyright.PENANAfj9iu0dzZ9
76169Please respect copyright.PENANA9yVR4DwHMX
"Pulang" balasku singkat.76169Please respect copyright.PENANAzN7UJnzhvR
76169Please respect copyright.PENANARgrhxr0E4Z
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.76169Please respect copyright.PENANA08tipLZxtn
76169Please respect copyright.PENANAHsXeGf0QYf
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.76169Please respect copyright.PENANAYzlrmSRErC
76169Please respect copyright.PENANAS968qDda0u
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.76169Please respect copyright.PENANAGUJDV3cg64
76169Please respect copyright.PENANAiKvfHtf9OZ
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.76169Please respect copyright.PENANACap9b12veQ
76169Please respect copyright.PENANApc2onDGt1z
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.76169Please respect copyright.PENANAW8u4gdfuq0
76169Please respect copyright.PENANA3Tdxi8ZAny
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.76169Please respect copyright.PENANAZ9H19942SI
76169Please respect copyright.PENANAheR1cAjybE
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.76169Please respect copyright.PENANAKU7758WwtM
76169Please respect copyright.PENANAXrAs7x1yMF
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.76169Please respect copyright.PENANAF3YYrFabYX
76169Please respect copyright.PENANAHwEOxL2Que
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.76169Please respect copyright.PENANAkFRgjAn4kX
76169Please respect copyright.PENANApVgrj0vkxe
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.76169Please respect copyright.PENANAB7THclCQer
76169Please respect copyright.PENANAnTd228Dj9d
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.76169Please respect copyright.PENANAyNdjsQJgfX
76169Please respect copyright.PENANAiZn37oHxr3
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.76169Please respect copyright.PENANAEjgxDEFVBV
76169Please respect copyright.PENANATrXQeLBu9O
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.76169Please respect copyright.PENANAcTXoaoGjCr
76169Please respect copyright.PENANACjSWy2zVHc
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.76169Please respect copyright.PENANA8d3qM0MbjU
76169Please respect copyright.PENANAzPltwcDgvr
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.76169Please respect copyright.PENANABZCkkcC0uP
76169Please respect copyright.PENANAyZZOlDUJbh
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.76169Please respect copyright.PENANA73RjR4pItd
76169Please respect copyright.PENANAgO39d6qHDR
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.76169Please respect copyright.PENANAiWteYjZRQI
76169Please respect copyright.PENANAmvMzbxfBmc
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.76169Please respect copyright.PENANAXfRKCx5e1i
76169Please respect copyright.PENANADoIxG8BExr
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.76169Please respect copyright.PENANAxwEYvG7mAD
76169Please respect copyright.PENANAuEqtYaoxPI
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.76169Please respect copyright.PENANAMBclv8DhJ0
76169Please respect copyright.PENANA7hJduLKpfa
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.76169Please respect copyright.PENANAzcUg78G1kM
76169Please respect copyright.PENANA9PRLOWyieB
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??76169Please respect copyright.PENANAqOMkkFkFsm
76169Please respect copyright.PENANAmbVxDjMREe
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.76169Please respect copyright.PENANAS92cX8Mt4b
76169Please respect copyright.PENANAjQjhgyNWkv
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.76169Please respect copyright.PENANAh9ookGicAV
76169Please respect copyright.PENANA6pyIeGUgGp
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.76169Please respect copyright.PENANA2ZGkwmWrd7
76169Please respect copyright.PENANA38CRLEboJo
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.76169Please respect copyright.PENANAEKYMYiSODh
76169Please respect copyright.PENANA4DpqbgP3yM
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.76169Please respect copyright.PENANAz5faEcX57H
76169Please respect copyright.PENANAPWUHPlH5eH
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.76169Please respect copyright.PENANAkP9O4IptSQ
76169Please respect copyright.PENANAuDFf1zjeQQ
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.76169Please respect copyright.PENANAVERJL2ZkUH
76169Please respect copyright.PENANANvJ2xE7jUz
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.76169Please respect copyright.PENANAE3kaq6K1H5
76169Please respect copyright.PENANAQrEJAuGKQT
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.76169Please respect copyright.PENANAWpknFkBMge
76169Please respect copyright.PENANAfL428VDXv5
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.76169Please respect copyright.PENANAhJlxRzxiNz
76169Please respect copyright.PENANAeBEyvKywwC
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.76169Please respect copyright.PENANAtiOf4iR0tj
76169Please respect copyright.PENANAarkLJL2Qzt
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.76169Please respect copyright.PENANAhql3I2ZhIE
76169Please respect copyright.PENANADgLK6cV5oK
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.76169Please respect copyright.PENANAcddBNCePHx
76169Please respect copyright.PENANAc86tmZasf5
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.76169Please respect copyright.PENANAnPhvahQkAl
76169Please respect copyright.PENANAMIoRLqOW5N
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.76169Please respect copyright.PENANAfOSSQcdTeW
76169Please respect copyright.PENANAJqcT9BTmIW
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.76169Please respect copyright.PENANAIHZJl7Pl9c
76169Please respect copyright.PENANAtn4TDTsSAe
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.76169Please respect copyright.PENANAAipTFiGYpD
76169Please respect copyright.PENANAqjJT8giT78
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.76169Please respect copyright.PENANATscql0zFWr
76169Please respect copyright.PENANABE6gC5w5kU
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.76169Please respect copyright.PENANAaF2Or6YV8k
76169Please respect copyright.PENANAszNPIXptG4
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.76169Please respect copyright.PENANAuv3QMY9zzR
76169Please respect copyright.PENANA7XctmvU9Vo
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.76169Please respect copyright.PENANAwfm1g97Jfx
76169Please respect copyright.PENANAa8j6A6en5T
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.76169Please respect copyright.PENANAh2XOvsVLny
76169Please respect copyright.PENANAD7XA0pW4wZ
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.76169Please respect copyright.PENANAZ3jjGbOA0b
76169Please respect copyright.PENANA9vojE4XwzN
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.76169Please respect copyright.PENANANyPEo19vhW
76169Please respect copyright.PENANAkHjyIRw2zB
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.76169Please respect copyright.PENANAmGUd3fYRlT
76169Please respect copyright.PENANALh91Dh7YE7
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.76169Please respect copyright.PENANAGjOULDJUkA
76169Please respect copyright.PENANAkfgJOM0Ydp
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.76169Please respect copyright.PENANAe7KU8wooEJ
76169Please respect copyright.PENANAiSSKb295ar
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.76169Please respect copyright.PENANAU5xmYyLJ2V
76169Please respect copyright.PENANANJ6w8OuuFT
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.76169Please respect copyright.PENANAHNktDZh83w
76169Please respect copyright.PENANA9YY1fAoxjl
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.76169Please respect copyright.PENANAdYiJSTH4Lu
76169Please respect copyright.PENANAiMEY5Y9DrT
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.76169Please respect copyright.PENANATjfrgeb925
76169Please respect copyright.PENANAMEmOyRq2dh
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.76169Please respect copyright.PENANAdvbXdw5P4m
76169Please respect copyright.PENANAJBmVJwGoO1
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.76169Please respect copyright.PENANAiTCFzTmHLy
76169Please respect copyright.PENANAjTFQIlIMkT
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.76169Please respect copyright.PENANAgZLYaL8QbE
76169Please respect copyright.PENANA3R5jIK0xtw
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.76169Please respect copyright.PENANAGpcQQzXd1M
76169Please respect copyright.PENANAAAb8K2Cd2w
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.76169Please respect copyright.PENANA1CI7u5LFxc
76169Please respect copyright.PENANATjsoLsfX4u
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.76169Please respect copyright.PENANAIyRMf5znKc
76169Please respect copyright.PENANAhEbCpJyW96
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.76169Please respect copyright.PENANAbEQ9Y0bv1E
76169Please respect copyright.PENANA9WQcP4ktgF
ASTAGFIRULLAH!!!76169Please respect copyright.PENANAf14nrKbVkR