74857Please respect copyright.PENANAI0NnJ2nRiW
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.74857Please respect copyright.PENANAFHxGMBO2Iv
74857Please respect copyright.PENANAoGn6SRjmHR
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.74857Please respect copyright.PENANAsFtTRgwchr
74857Please respect copyright.PENANAwMCPEpGzZN
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.74857Please respect copyright.PENANAEeJp6WTnVr
74857Please respect copyright.PENANAjdhoTjsQ49
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.74857Please respect copyright.PENANAjpUENEhXg6
74857Please respect copyright.PENANAk3lWbsKGp8
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.74857Please respect copyright.PENANAG10YYC94P0
74857Please respect copyright.PENANAmpFoFEzipG
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.74857Please respect copyright.PENANA3i8dla5px7
74857Please respect copyright.PENANAty7HliUx6P
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.74857Please respect copyright.PENANAYZsyngHrW1
74857Please respect copyright.PENANA6yJirzvMBE
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.74857Please respect copyright.PENANAkq0MWK30wj
74857Please respect copyright.PENANAtjCAJqceED
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.74857Please respect copyright.PENANAi9fpO0JKd2
74857Please respect copyright.PENANAks7FfHOyfu
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.74857Please respect copyright.PENANA5YxMfGBxup
74857Please respect copyright.PENANAcO4EilSXnK
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.74857Please respect copyright.PENANAvbutAsR9s8
74857Please respect copyright.PENANAmQRKZxSB5p
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.74857Please respect copyright.PENANA347DZ4WSSC
74857Please respect copyright.PENANAua6DSdnUJg
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.74857Please respect copyright.PENANAxCfXoyFzW3
74857Please respect copyright.PENANAoEkXwEn9n6
"Pulang" balasku singkat.74857Please respect copyright.PENANAoOqjG3wdkj
74857Please respect copyright.PENANA1KyEeNjvJg
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.74857Please respect copyright.PENANAEg8Aonaw1i
74857Please respect copyright.PENANAEvLsqWzdoz
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.74857Please respect copyright.PENANAtnwsx6qXgp
74857Please respect copyright.PENANA8mPHDX9NX1
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.74857Please respect copyright.PENANA6puDozigl7
74857Please respect copyright.PENANAJW1IxzcbsA
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.74857Please respect copyright.PENANAvj1V62zGA4
74857Please respect copyright.PENANAx5qlf3o0or
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.74857Please respect copyright.PENANA4HWopNKK35
74857Please respect copyright.PENANAOmW3jZGr3c
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.74857Please respect copyright.PENANASbUcpWC0in
74857Please respect copyright.PENANAbNxWB5O38G
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.74857Please respect copyright.PENANA7cl6fCdQsh
74857Please respect copyright.PENANA4OO0SpYZeJ
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.74857Please respect copyright.PENANA82KoxuirHQ
74857Please respect copyright.PENANASFfVUdIw2t
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.74857Please respect copyright.PENANAFC1cYHRccj
74857Please respect copyright.PENANA7X5pnvLxm1
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.74857Please respect copyright.PENANADdMjFe1ZQo
74857Please respect copyright.PENANAir4eoX2fW7
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.74857Please respect copyright.PENANAIRCX8N0hMl
74857Please respect copyright.PENANACcQNOkPIdE
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.74857Please respect copyright.PENANAPK6Xp8fXVO
74857Please respect copyright.PENANApxnZ5VSBGE
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.74857Please respect copyright.PENANAv4oQv4rHXz
74857Please respect copyright.PENANAgTqBajwe2Q
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.74857Please respect copyright.PENANApOXlKVSARc
74857Please respect copyright.PENANABqhT5bWdF2
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.74857Please respect copyright.PENANAJvaYtfZjAk
74857Please respect copyright.PENANADinDl3Jw01
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.74857Please respect copyright.PENANA7RN2ln6h9n
74857Please respect copyright.PENANAUCLvppTJYQ
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.74857Please respect copyright.PENANAS9iAmy10EE
74857Please respect copyright.PENANAZNMRzt4adj
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.74857Please respect copyright.PENANAgCdOq4JqGO
74857Please respect copyright.PENANAXxYixo82eq
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.74857Please respect copyright.PENANAmRQqEvei0S
74857Please respect copyright.PENANAYynIU4hxgO
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.74857Please respect copyright.PENANAk1WtwpCXTq
74857Please respect copyright.PENANAwjbTPiF8gY
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.74857Please respect copyright.PENANA19IKTgvJcN
74857Please respect copyright.PENANAk3KKdBf78k
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??74857Please respect copyright.PENANAmw5kB4TfKp
74857Please respect copyright.PENANAORI554p5xz
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.74857Please respect copyright.PENANAnCAcvdpf4Z
74857Please respect copyright.PENANAXuiLk8h5ma
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.74857Please respect copyright.PENANAxzhfspE3N0
74857Please respect copyright.PENANA6qdx1EIerF
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.74857Please respect copyright.PENANAnYCK4H3sTE
74857Please respect copyright.PENANAVR5cL5TD4g
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.74857Please respect copyright.PENANAIgl1KIgkAZ
74857Please respect copyright.PENANAhbAHYSzSRx
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.74857Please respect copyright.PENANABVAKjWJIL7
74857Please respect copyright.PENANALBC3c90cQV
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.74857Please respect copyright.PENANAK8ftiYJ10x
74857Please respect copyright.PENANAmWr8LrUKWy
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.74857Please respect copyright.PENANAF8J85TYCql
74857Please respect copyright.PENANABK5i8ggyaR
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.74857Please respect copyright.PENANAulpdxh5QIF
74857Please respect copyright.PENANAm6zqaiixPV
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.74857Please respect copyright.PENANAUyfuLucNmU
74857Please respect copyright.PENANArbWpROYtkE
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.74857Please respect copyright.PENANARj4DHJaTFN
74857Please respect copyright.PENANAnsrcDEnJIE
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.74857Please respect copyright.PENANAg7Z958NOf6
74857Please respect copyright.PENANAVOWIsDjaD3
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.74857Please respect copyright.PENANAOK4y0doF0y
74857Please respect copyright.PENANA6FYfwEvo9W
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.74857Please respect copyright.PENANAFiiW5PyBKb
74857Please respect copyright.PENANAif0vToegQi
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.74857Please respect copyright.PENANAPtnhFh48id
74857Please respect copyright.PENANAkq8XliqxxR
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.74857Please respect copyright.PENANA7yCzZz7Wlh
74857Please respect copyright.PENANAaLzqsjzUt3
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.74857Please respect copyright.PENANAO3GvmQW2au
74857Please respect copyright.PENANAeSM4G8QCVi
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.74857Please respect copyright.PENANAC1ZTWgqvRj
74857Please respect copyright.PENANApAH99EXiKs
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.74857Please respect copyright.PENANA7RriOvwgT3
74857Please respect copyright.PENANAUSvBuZWXCO
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.74857Please respect copyright.PENANAilqeK2ephn
74857Please respect copyright.PENANAYkcHNuGdUU
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.74857Please respect copyright.PENANAEwCTz5Uv2P
74857Please respect copyright.PENANAiKJ7Lqx8oh
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.74857Please respect copyright.PENANAMrefyZrKBf
74857Please respect copyright.PENANAE4iobbOaI6
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.74857Please respect copyright.PENANAUQ6CZiVn1n
74857Please respect copyright.PENANAOY2EcikE2e
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.74857Please respect copyright.PENANAzmSNC23OLO
74857Please respect copyright.PENANA4E3akrjqGj
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.74857Please respect copyright.PENANA9vmWS8Z1ym
74857Please respect copyright.PENANAp3OjuSoXWk
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.74857Please respect copyright.PENANAkI4NR44szk
74857Please respect copyright.PENANAwnYCa9pj7J
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.74857Please respect copyright.PENANAK53cZHu5AA
74857Please respect copyright.PENANAwlRttVsAwf
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.74857Please respect copyright.PENANAKEnb7g6Uaw
74857Please respect copyright.PENANAPDCUY6RF4V
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.74857Please respect copyright.PENANABPr0q73sgs
74857Please respect copyright.PENANAYFSPfNJUFI
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.74857Please respect copyright.PENANAXB3e5G3XtQ
74857Please respect copyright.PENANAtjCmd5sEmO
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.74857Please respect copyright.PENANAe0WFfNHPbD
74857Please respect copyright.PENANA8RKZ6PBQeD
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.74857Please respect copyright.PENANAYPf9gkhsAQ
74857Please respect copyright.PENANADTWGkVD05x
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.74857Please respect copyright.PENANAleTdgOrvz7
74857Please respect copyright.PENANAUsiUdcHH0q
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.74857Please respect copyright.PENANAV8lHa6UANy
74857Please respect copyright.PENANApvyzGnE5ke
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.74857Please respect copyright.PENANA0BB44SUEWo
74857Please respect copyright.PENANAb1l3vDO9QW
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.74857Please respect copyright.PENANAcenskeINUV
74857Please respect copyright.PENANAIT0e7ZYo5u
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.74857Please respect copyright.PENANA7bJwLNOb7A
74857Please respect copyright.PENANAqlbi6cNdv8
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.74857Please respect copyright.PENANAwjnzEqtWhE
74857Please respect copyright.PENANABq4vz8Q2Gg
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.74857Please respect copyright.PENANA8OIimB20IT
74857Please respect copyright.PENANAm1127dl9by
ASTAGFIRULLAH!!!74857Please respect copyright.PENANAbKDFredKgv