78417Please respect copyright.PENANATeNqJiK6eP
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.78417Please respect copyright.PENANA4khDWTPOOc
78417Please respect copyright.PENANAugzMllVISR
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.78417Please respect copyright.PENANAKQNRKBBz1B
78417Please respect copyright.PENANA5QpbRUv8wQ
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.78417Please respect copyright.PENANAZdGnBNPYwa
78417Please respect copyright.PENANAAjsoeRwRDw
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.78417Please respect copyright.PENANA9GsIdjAbUE
78417Please respect copyright.PENANACpW7q4fB9H
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.78417Please respect copyright.PENANARyDXzmxFXE
78417Please respect copyright.PENANAdCl5xCp2WR
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.78417Please respect copyright.PENANAdS9rRFgadN
78417Please respect copyright.PENANA1MtLQ42CFH
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.78417Please respect copyright.PENANAY5F9x8Ee6A
78417Please respect copyright.PENANAiCfvsxCdXd
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.78417Please respect copyright.PENANA9tGImKIoo3
78417Please respect copyright.PENANAa1EQIzrpZ1
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.78417Please respect copyright.PENANAH6PStbCRyE
78417Please respect copyright.PENANAGzyrLt21ip
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.78417Please respect copyright.PENANAPyU5tHWtZm
78417Please respect copyright.PENANAKqkvUAoZow
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.78417Please respect copyright.PENANAlmO2oyZ2UR
78417Please respect copyright.PENANAiyr8ymMrsR
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.78417Please respect copyright.PENANA29624JK0Um
78417Please respect copyright.PENANAdknosy8O7X
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.78417Please respect copyright.PENANAH9kaGX6M1d
78417Please respect copyright.PENANAD0aatXMOIv
"Pulang" balasku singkat.78417Please respect copyright.PENANAe6PRY5ERsH
78417Please respect copyright.PENANAE5jDVQYdvn
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.78417Please respect copyright.PENANAvtGnQQmkBY
78417Please respect copyright.PENANAkJML9i1965
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.78417Please respect copyright.PENANAAcBqdfsnVx
78417Please respect copyright.PENANAjXNDrLssyt
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.78417Please respect copyright.PENANAGuRFuI7RWd
78417Please respect copyright.PENANAOdePucf7Ze
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.78417Please respect copyright.PENANAQvoP6nVP7k
78417Please respect copyright.PENANAAdgggpnwRF
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.78417Please respect copyright.PENANApeuIrLn6zm
78417Please respect copyright.PENANAL86IODyIDw
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.78417Please respect copyright.PENANABqFq6KksCh
78417Please respect copyright.PENANAj8bq94euhA
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.78417Please respect copyright.PENANA7Zp6NvGPqq
78417Please respect copyright.PENANANG3oGnkuZU
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.78417Please respect copyright.PENANAwKOiSuIajP
78417Please respect copyright.PENANAAoCVKOQNCt
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.78417Please respect copyright.PENANADuPtc6n7Kh
78417Please respect copyright.PENANA6VUYLShtcY
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.78417Please respect copyright.PENANAJI9ojbDoJ1
78417Please respect copyright.PENANARI9s3WeMrj
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.78417Please respect copyright.PENANAfa1kuBrbJ5
78417Please respect copyright.PENANAZUls7YtdoQ
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.78417Please respect copyright.PENANAe3JowHw4eF
78417Please respect copyright.PENANA5ElPMOApHO
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.78417Please respect copyright.PENANAvbKnOAyUUq
78417Please respect copyright.PENANAUFeOrABaDI
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.78417Please respect copyright.PENANABHzaYdNORT
78417Please respect copyright.PENANA7fAAlHUXxq
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.78417Please respect copyright.PENANAD7WcGRwmr9
78417Please respect copyright.PENANAwYprdHVaIS
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.78417Please respect copyright.PENANAPyztpn8hif
78417Please respect copyright.PENANAyNpizt9WAR
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.78417Please respect copyright.PENANA9o9SoLMASq
78417Please respect copyright.PENANAp2f5xtRaCD
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.78417Please respect copyright.PENANAyEKmtYDOBp
78417Please respect copyright.PENANAShqefIqtrZ
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.78417Please respect copyright.PENANAtuQxO98hqw
78417Please respect copyright.PENANAuWKsFYWAK0
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.78417Please respect copyright.PENANAazJ4t0mNvS
78417Please respect copyright.PENANAr97MgsVhj6
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.78417Please respect copyright.PENANAPsX47U5yeH
78417Please respect copyright.PENANAlihLXvGiCm
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??78417Please respect copyright.PENANA6KRBbaDyi5
78417Please respect copyright.PENANAUY10gLK8H7
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.78417Please respect copyright.PENANAGXr7HbLysH
78417Please respect copyright.PENANAFIB816KppE
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.78417Please respect copyright.PENANArCp4zP85As
78417Please respect copyright.PENANA5p72brxWWM
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.78417Please respect copyright.PENANAj8TAJG6ZJE
78417Please respect copyright.PENANAFvyPb1V3yG
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.78417Please respect copyright.PENANAQGw9FG7Iqs
78417Please respect copyright.PENANA5lX0PiKfpJ
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.78417Please respect copyright.PENANAadx18UezB0
78417Please respect copyright.PENANAMUR9OfE3b2
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.78417Please respect copyright.PENANA2MXFy5DYAU
78417Please respect copyright.PENANABrwySnq9qN
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.78417Please respect copyright.PENANAB9lrahw4pG
78417Please respect copyright.PENANA0VARevvZrG
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.78417Please respect copyright.PENANAkHlr7nFAxy
78417Please respect copyright.PENANAObKsgTn4xc
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.78417Please respect copyright.PENANAm41seFhWuV
78417Please respect copyright.PENANAfM8A44sJl5
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.78417Please respect copyright.PENANA9bkug4O6M3
78417Please respect copyright.PENANAJRYOVMvWnb
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.78417Please respect copyright.PENANAa5ymGu9vOb
78417Please respect copyright.PENANAKl1I7xMi3T
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.78417Please respect copyright.PENANAXbmXbwNr0U
78417Please respect copyright.PENANAeczDCdslxU
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.78417Please respect copyright.PENANAMgyMzVxfTn
78417Please respect copyright.PENANA0JHs8tazqJ
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.78417Please respect copyright.PENANA4RjclcS9lt
78417Please respect copyright.PENANAeHFma6hSNr
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.78417Please respect copyright.PENANANf5cuPKCPq
78417Please respect copyright.PENANA4AhqjVWBe4
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.78417Please respect copyright.PENANATlexSnmtbo
78417Please respect copyright.PENANAxP90fmaYQV
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.78417Please respect copyright.PENANAdvuj21xcHe
78417Please respect copyright.PENANA2UhTPQdrmc
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.78417Please respect copyright.PENANAlkWnT1H60y
78417Please respect copyright.PENANAKy2UKmEAb9
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.78417Please respect copyright.PENANACEB9JVHL5M
78417Please respect copyright.PENANAItEnz0gGut
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.78417Please respect copyright.PENANAVqyeibgYjG
78417Please respect copyright.PENANA6PNTtXSLvR
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.78417Please respect copyright.PENANAuie8MngCF2
78417Please respect copyright.PENANAZ5oI9XgIGt
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.78417Please respect copyright.PENANAvv6uUBQE2b
78417Please respect copyright.PENANAZbciBBDLed
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.78417Please respect copyright.PENANAGBM3pEqCTz
78417Please respect copyright.PENANAfSh9qPX8Kg
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.78417Please respect copyright.PENANAL0sh4C07kK
78417Please respect copyright.PENANAOyoUBFQQIi
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.78417Please respect copyright.PENANAgKhyRObavi
78417Please respect copyright.PENANAOJoLAhwZR7
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.78417Please respect copyright.PENANAMcJ0mvzahf
78417Please respect copyright.PENANAN4mvKWNIHZ
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.78417Please respect copyright.PENANAQqO35fDtO8
78417Please respect copyright.PENANAMImWCrP7Qd
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.78417Please respect copyright.PENANA0ig1Ptg8Ef
78417Please respect copyright.PENANAJYvu0WoEfF
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.78417Please respect copyright.PENANAB7CPiztE5b
78417Please respect copyright.PENANARaUKLhFLkT
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.78417Please respect copyright.PENANAU19mONCjD1
78417Please respect copyright.PENANAtJrazIKFYl
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.78417Please respect copyright.PENANAH2Zk7JDU6h
78417Please respect copyright.PENANAduUjQsbQy5
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.78417Please respect copyright.PENANAcUXWT38021
78417Please respect copyright.PENANAwNBQW9aZOD
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.78417Please respect copyright.PENANAHLOs5Jk782
78417Please respect copyright.PENANAlylAe16EVJ
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.78417Please respect copyright.PENANAubXeakKDyg
78417Please respect copyright.PENANA27xGV77Rs2
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.78417Please respect copyright.PENANA7yLDAynRCX
78417Please respect copyright.PENANAalGQoT4u2V
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.78417Please respect copyright.PENANAM1wWTTjkkN
78417Please respect copyright.PENANA4MsUutAuXN
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.78417Please respect copyright.PENANAwOnimMrtIN
78417Please respect copyright.PENANA8fqwPeRtou
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.78417Please respect copyright.PENANAaA94wgjBi9
78417Please respect copyright.PENANA3avo1nIT7z
ASTAGFIRULLAH!!!78417Please respect copyright.PENANAM3QAZTTdrX