62149Please respect copyright.PENANAY4CnUVFI5962149Please respect copyright.PENANAqjVImkcTIL
Liya
62149Please respect copyright.PENANAd2wB63rBRQ
Aku terlonjak kaget dari pelukan Mang Dedi saat mendengar suara ketukan pada pintu kontrakannya. Pintu tersebut di gedor begitu keras, di barengi oleh suara seorang wanita yang terdengar seperti marah-marah dengan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti.62149Please respect copyright.PENANA1G67pa7WoZ
62149Please respect copyright.PENANAqUTOy5OwxO
Segera saja ku tatap wajah Mang Dedi untuk meminta penjelasan. Namun dengan santainya Mang Dedi tersenyum melihatku yang tampak panik duluan.62149Please respect copyright.PENANAufVMSjp1qc
62149Please respect copyright.PENANAPiF4MK8kP6
“Udah biarin aja Dek!” ucap Mang Dedi mengencengkan pelukannya.62149Please respect copyright.PENANAoXo0XtdDo8
62149Please respect copyright.PENANAyCTKcaLdFP
Tapi suara ketukan di pintu kontrakannya itu terdenger semakin keras, “Capat buka pintunya Dedi!! ato ta langsung dobrek ini!!” teriak suara perempuan itu.62149Please respect copyright.PENANAtE0qj3kD5D
62149Please respect copyright.PENANASZDIlwMXb1
“Marah tuh dia Mas!!” ucapku semakin panik walau tidak mengerti apa yang wanita itu katakan.62149Please respect copyright.PENANAB8MrGJ8qgs
62149Please respect copyright.PENANAdxBbMfmiG5
Mang lalu Dedi berdecih malas, “Kamu pakai baju dulu aja Dek! Biar aku yang buka pintu” ucapnya melepas pelukan.62149Please respect copyright.PENANAuiMZ84Ry5F
62149Please respect copyright.PENANA3V4HpmIs67
“Tapi itu siapa??” tanyaku ikut penasaran.62149Please respect copyright.PENANAb8DQ8OFWEB
62149Please respect copyright.PENANAJTWVv6BK9R
“Hmm.., Kakak aku paling...,” jawab Mang Dedi begitu santai.62149Please respect copyright.PENANARyRxmPxwrW
62149Please respect copyright.PENANA3zmwjOIQ2X
Saat itu juga jantungku serasa mau copot mengetahui kalau ternyata yang menggedor pintu tersebut adalah kakak dari Mang Dedi. Aku kaget dan langsung mencabut batang penis Mang Dedi yang sedari tadi masih tertancap nyaman dalam vaginaku dengan cepat, “Awwh...,” ucapku merasa sedikit ngilu.62149Please respect copyright.PENANAfGyhXs76hU
62149Please respect copyright.PENANALtX3gJfePH
“Ka—kakak kamu Mas?” sambungku bertanya dengan gugupnya.62149Please respect copyright.PENANARGwdNcQQSb
62149Please respect copyright.PENANAP4AmDKURqc
Pikiran dan rasa maluku tiba-tiba muncul saat membayangkan kalau sebentar lagi aku mungkin akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Mang Dedi. Hatiku semakin panik dan perasaanku ikut bingung karena aku tidak tau bagaimana harus bersikap dan memperkenalkan diriku jika seandainya kami bertatap muka.62149Please respect copyright.PENANAbnfaOdZFVw
62149Please respect copyright.PENANADLoLIWWqPj
“Hehehee.. gausah salting gitu sayang..” celetuk Mang Dedi terkekeh.62149Please respect copyright.PENANAUxIsXj8Ux4
62149Please respect copyright.PENANA4QbKx7Vj9t
Kupukul bahunya dengan pelan karena dia seperti menganggap remeh situasi seperti ini, “Ih serius Mas!! Aku harus gimana ini Mas??” tanyaku semakin panik.62149Please respect copyright.PENANAPLRZrzNXYe
62149Please respect copyright.PENANAf23kSq03uC
“Gimana apanya?? kamu tinggal pake bajumu doang sayang.” balas Mang Dedi bangkit dari atas kasur dan memakai celana pendeknya.62149Please respect copyright.PENANAAamSg5Db5s
62149Please respect copyright.PENANAKzB8C6ujjU
“Atau kamu mau tetep begitu aja di depan kakak aku??” goda Mang Dedi tertawa nyeleneh.62149Please respect copyright.PENANAf2LXBeiRJJ
62149Please respect copyright.PENANAHVzJhi1MhT
62149Please respect copyright.PENANAzgK44l8rRs
“Dih!! serius Mas!! Nanti kalau kakak Mas liat aku gimana??” tanyaku balik.62149Please respect copyright.PENANAI3lmWyRJSq
62149Please respect copyright.PENANAB1iQoSo30B
Mang Dedi lalu tersenyum santai ke arahku, “Ya gapapa Dek! kamu kan istri aku..” balasnya tertawa.62149Please respect copyright.PENANALQhMvBfHjw
62149Please respect copyright.PENANALi23vgP3Mg
“Emang kakak Mas gak bakal curiga??” tanyaku lagi.62149Please respect copyright.PENANA80jivhefy3
62149Please respect copyright.PENANAhaUsLtEL2s
“Curiga kenapa sih sayang?? udah gede ini kok. Dia pasti ngerti lah” jawab Mang Dedi mengerlingkan matanya. “Udah gapapa.. kamu pake baju aja.” lanjutnya kemudian berlalu ke arah depan.62149Please respect copyright.PENANAExms3k1sXY
62149Please respect copyright.PENANAXGkz2ZQlGM
Sambil berjalan Mang Dedi terdengar membalas perkataan kakaknya dengan suara tak kalah tinggi, “Sabar sadiki kwa!! Ada sakit ngana bataria terus” ucapnya dalam bahasa yang ikut tak kumengerti.62149Please respect copyright.PENANAOGEbj1M5Q0
62149Please respect copyright.PENANAyKbn9ZoacT
Dengan cepat akupun beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi Mang Dedi. Tanpa sadar kusentuh vaginaku dengan tangan sambil menatap nanar wajahku62149Please respect copyright.PENANAwH9Vg7CNpc
di depan cermin. Gelenyar panas dan ngilu masih amat terasa pada liang yang menerima sodokan penis si tukang sayur langgananku itu. Semuanya terasa seperti candu yang ingin kunikmati lagi, lagi dan lagi.62149Please respect copyright.PENANALLAaXmNj16
62149Please respect copyright.PENANArEZASYGuYY
Dan aku benci itu semua. Benci karena hubungan kita adalah hubungan yang begitu terlarang.62149Please respect copyright.PENANA0lGQQ6EXkE
62149Please respect copyright.PENANAFsiF8FU0br
Bagaimana aku akan menjelaskan kepada kakak Mang Dedi tentang keberadaanku ini?? Bagaimana pula cara aku memperkenalkan diri kalau seandainya dia menanyakan apa hubunganku dengan adiknya?? atau yang lebih parah, bagaimana kalau dia mengetahui apa yang telah kami perbuat barusan??62149Please respect copyright.PENANAVPxdO9AgEl
62149Please respect copyright.PENANAUCiHQQgLUs
Plakk!!62149Please respect copyright.PENANAleTxjVmPog
62149Please respect copyright.PENANAjtC3xVa0YK
Aku menampar pipiku sendiri mencoba meraih kesadaran dari rasa gugup yang menumbuhkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku. Setelah beberapa saat mengatur nafas, aku lalu merapikan make up wajahku yang sedikit berantakan akibat pergumulanku dengan Mang Dedi barusan, lalu kemudian memakai kembali pakaianku satu persatu dan beranjak keluar dari kamar mandi.62149Please respect copyright.PENANAiG9VQk7SuD
62149Please respect copyright.PENANA5iKXQAszVO
Begitu aku membuka pintu, telingaku langsung menangkap beberapa suara dari arah depan kontrakan Mang Dedi seperti riuh dengan beberapa orang.62149Please respect copyright.PENANAFvJbLL9DFT
62149Please respect copyright.PENANADXPMlhYNrR
"So tau jomblo, pas dapa suruh kaweng ngana nimau" Ucap kakak Mang Dedi dengan logat yang terdengar sangat kental seperti logat dari indonesia timur.62149Please respect copyright.PENANAh5nljhc8mc
62149Please respect copyright.PENANAVTgIvY2xKf
"Serta saki, beking siksa banya orang ngana.." Lanjut kakaknya lagi.62149Please respect copyright.PENANAJt2QELfV0d
62149Please respect copyright.PENANACemtEn6u9C
Lalu Mang Dedi terdengar membalas, "Sok tau ngoni samua!! Kita so nda jomblo skarang doe" ucapnya dengan nada tak kalah tinggi.62149Please respect copyright.PENANAXEdIa13aoW
62149Please respect copyright.PENANAbGucjxby7L
"Co mo lia depe foto?" Kata kakak Mang Dedi sekali lagi.62149Please respect copyright.PENANAWNa8OrjxBc
62149Please respect copyright.PENANAFNPa37Ty6S
Karena aku penasaran, akupun melangkahkan kakiku berjalan pelan menuju tempat Mang Dedi berada dengan hati yang berdebar-debar. Aku takut kalau Mang Dedi sedang ada masalah dengan kakaknya sehingga mereka terdengar sedikit agak ribut.62149Please respect copyright.PENANAjULAtSW3Oo
62149Please respect copyright.PENANAUv3wYf8VHv
"Nda perlu foto, depe orang langsung leh kita se lia" Jawab Mang Dedi yang tiba-tiba saja berjalan muncul di depanku.62149Please respect copyright.PENANAOzBEaZznFM
62149Please respect copyright.PENANAQjCG0YXAHl
Aku panik melihat hal tersebut sedangkan Mang Dedi hanya tersenyum menggenggam tanganku, “Ke—kenapa Mas??” tanyaku bingung.62149Please respect copyright.PENANAXMeOj7RbN5
62149Please respect copyright.PENANAZ7t7vhUbDE
Namun Mang Dedi tidak menjawab dan hanya menarik tanganku berjalan mengikutinya ke arah depan, “Ni orangnya!!” ucap Mang Dedi dengan lantang.62149Please respect copyright.PENANAFCvsCo39mE
62149Please respect copyright.PENANACnf4Poedzx
Aku tersentak ketika melihat kalau ternyata di ruangan itu terdapat tiga orang lagi selain Mang Dedi. Mereka tampak tak kalah kaget pula melihatku tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Rasanya kikuk, canggung dan malu saat ketiga orang yang semuanya wanita berbeda usia itu menatapku dengan tatapan tidak percaya.62149Please respect copyright.PENANApICPmWwEiX
62149Please respect copyright.PENANA1T4V62LAVm
“Sapa pe anak leh yang ngana di bawa ka rumah?” Tanya wanita paling muda yang ternyata adalah kakak dari Mang Dedi. Kutahu itu dari suaranya yang dari tadi paling sering terdengar.62149Please respect copyright.PENANAtoP1MEahMf
62149Please respect copyright.PENANAuDDzb5bi8d
Kakak Mang Dedi itu terlihat masih sedikit muda dengan kulit yang amat putih, jauh berbeda dari kulitnya Mang Dedi. Rambutnya panjang tidak diikat dan dicat dengan warna ke kuning-kuningan.62149Please respect copyright.PENANAsr85Q40TrJ
62149Please respect copyright.PENANAEjj8onFDx2
“Kita pe cewe nooo!!” balas Mang Dedi mengangkat tanganku.62149Please respect copyright.PENANAFzLf3WaKBG
62149Please respect copyright.PENANAXju2tf16tD
Tiba-tiba aku menjadi kian gugup, walau tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan oleh Mang Dedi dan kakaknya itu, namun aku dapat sedikit menerka bahwa aku sedang di perkenalkannya kepada mereka.62149Please respect copyright.PENANA74uUE0DfJe
62149Please respect copyright.PENANA7600Gb9uX7
“Jang mangaku-mangaku ngana. Mana mungkin cewe pe pasung bagini mo mau pa ngana!!” ucap salah satu wanita lagi.62149Please respect copyright.PENANAiACPsrYp00
62149Please respect copyright.PENANAX3OYcDZGaH
Kuperhatikan wanita yang berbicara seperti meledek itu tampak lebih tua dari kakak Mang Dedi, namun lebih muda dari yang ada di sebelahnya. Dandanan wanita itu cukup mencolok, dengan make up yang cukup tebal dan lipstick merah menyala seperti yang ku pakai, rambutnya juga hitam pekat disasak cukup tinggi, memberi kesan angkuh pada penampilannya.62149Please respect copyright.PENANAhjb5mhUjFM
62149Please respect copyright.PENANA2OCdxXi27g
“Tante boleh tanya langsung jo pa dia..” jawab Mang Dedi menunjukku.62149Please respect copyright.PENANAVJdvDMePjN
62149Please respect copyright.PENANAnqx8F4oI2I
“Kenalin Dek. Ini Tante aku namanya Julie.” ucap Mang Dedi memberitahuku kalau yang barusan berbicara ternyata adalah tantenya.62149Please respect copyright.PENANAFqJ6ZCD49A
62149Please respect copyright.PENANAw6ntlKlxFg
Aku mengangguk pelan sambil mengulurkan tanganku, “Liya Tante” ucapku memperkenalkan diri. Ditatapnya aku penuh selidik dan nanar dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum akhirnya dia menjabat tanganku, “Julie” jawabnya tersenyum.62149Please respect copyright.PENANACCb0Csj4U0
62149Please respect copyright.PENANAscW5Q4D774
“Kalau yang dari tadi cerewet terus, itu kakak aku Dek. panggil aja Kak Bela” lanjut Mang Dedi memperkenalkan kakaknya, kusalami dan kuperkenalkan namaku juga.62149Please respect copyright.PENANADr2HUJ8dEG
62149Please respect copyright.PENANASZWmN3Cdur
Terakhir, tinggallah wanita yang paling tua diantara mereka bertiga. “Nah.. kalau yang terkahir ini, Mama aku tercinta. Namanya Mama Martha!!” Ucap Mang Dedi lantang seperti seorang MC di acara dangdutan.62149Please respect copyright.PENANAp3IpjrhF6d
62149Please respect copyright.PENANApdgzQJ1QA5
Kusapa Ibu Mang Dedi tersebut dengan penuh ramah tamah sambil mengulurkan tangan. Beliau menjawabnya sambil tersenyum tak kalah ramah kepadaku. Disambutnya uluran tanganku dan kuciumi punggung tangannya dengan sopan.62149Please respect copyright.PENANAkrUD2JpImQ
62149Please respect copyright.PENANA7ndo56LieX
“Sa--saya Liya Bu” ucapku tergugup mengucap salam.62149Please respect copyright.PENANAC49kgzLmFm
62149Please respect copyright.PENANAjvT3W46DEr
Namun belum sempat ku salami dengan benar, Ibu Mang Dedi tersebut memegang erat tanganku dan langsung bertanya, “Kamu beneran pacar anak saya??” ucapnya dengan nada yang tidak percaya.62149Please respect copyright.PENANAdWkYKDSxhC
62149Please respect copyright.PENANAXhtk6RQBmk
"Ah.., masa mama ba bilang bagitu!!” protes Mang Dedi cemberut.62149Please respect copyright.PENANAhxqTvNAtnt
62149Please respect copyright.PENANA2TaAcSCAMb
Lalu dia segera di marahi oleh ibunya, “Sudah jo badiang jo ngana!!” tatapnya tajam.62149Please respect copyright.PENANAOIWj2CfqNS
62149Please respect copyright.PENANAS655LC5l8H
Aku terhening menatap ke arah Mang Dedi sebentar sebelum aku menjawab, “I—iya Bu, saya pacarnya Mas Dedi” balasku tersenyum.62149Please respect copyright.PENANAum8ermOUXv
62149Please respect copyright.PENANAL9bOP84b5R
Entah apa yang terlintas dipikiranku saat itu hingga aku dengan beraninya mengaku sebagai pacarnya Mang Dedi di depan orang tuanya sendiri. Sementara pada kenyataannya, kami berdua tak lebih dari sekedar pasangan selingkuh. Namun kulihat Mang Dedi berdengus bangga mendengar jawabanku tersebut.62149Please respect copyright.PENANATSI4sUEojn
62149Please respect copyright.PENANAD83ElzWvE1
“Tuh kan. Kalian saja yang gak pernah percaya!!” Ucapnya mencibir ketiga wanita yang ada didepannya. Sedangkan kakak dan tante Mang Dedi malah senyum-senyum sumringah meledek ke arahnya.62149Please respect copyright.PENANAyhYQMxD9bi
62149Please respect copyright.PENANAMGqB8pjzbE
“Jangan panggil Ibu! Panggil mama saja.” ucap Ibu Mang Dedi memegang tanganku dengan kedua tangannya.62149Please respect copyright.PENANA9zKzikJ67D
62149Please respect copyright.PENANARigbWqdEqJ
Kuperhatikan sejenak raut muka ibu Mang Dedi yang sudah bisa dibilang cukup berumur, tapi dengan potongan rambutnya yang dibuat sependek mungkin itu menambah kesan kalau dia masihlah cukup awet muda untuk ukuran wanita seusianya.62149Please respect copyright.PENANA0YFYk7wfFq
62149Please respect copyright.PENANAOiGs0h2dyh
Kuanggukkan kepalaku pelan, “I--iya Ma!” jawabku gugup memaksa tersenyum.62149Please respect copyright.PENANAXYxGUPmRGH
62149Please respect copyright.PENANAH5EIxe7VFu
“Kamu umur berapa sekarang??” tanya Ibu Mang Dedi sekali lagi.62149Please respect copyright.PENANAXUdTcCrRdH
62149Please respect copyright.PENANAvxt1csUq5K
“27 tahun, Ma” balasku singkat.62149Please respect copyright.PENANAdC2ftFLf11
62149Please respect copyright.PENANAqLSAQwY8p6
“Hmm... masih muda” ucap Ibu Mang Dedi mengangguk-angguk pelan.62149Please respect copyright.PENANABAEBVAo1jV
62149Please respect copyright.PENANAXCpZsufJkf
Disebelahnya, kakak Mang Dedi bertepuk tangan, “Luar biasa pelet kau Dedi” ucapnya meledek.62149Please respect copyright.PENANAVfvjEtioHP
62149Please respect copyright.PENANAljOfBv8cJ2
“Enak saja! Ini murni karena cinta woi. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi menyentuh punggungku dengan pelan.62149Please respect copyright.PENANADtOXzZCIt7
62149Please respect copyright.PENANAdDtfhxZ6TA
Dengan sedikit malu aku kemudian mengangguk, “I—iya Kak, Mas Dedi gak pakai pelet kok” jawabku membela Mang Dedi.62149Please respect copyright.PENANAK7ZB8aCpRE
62149Please respect copyright.PENANAezobSjRhe0
Memang bukanlah ilmu hitam ataupun pelet yang membuatku jatuh ke dalam pelukan Mang Dedi. Justru sikap dan caranya berkomunikasilah yang membuatku hanyut semakin melupakan diri. Apalagi di tambah dengan keperkasaan dan kejantanannya yang senantiasa memberikan kepuasan syahwat kepadaku, membuat aku semakin tidak bisa melepaskan diri dari daya pikat tukang sayur langgananku tersebut.62149Please respect copyright.PENANAG65Ocyd1Sn
62149Please respect copyright.PENANA1YCUiboS9Z
“Emang sudah edan dunia ini” timpal Tante Mang Dedi menggeleng tidak percaya.62149Please respect copyright.PENANAaq72awEkba
62149Please respect copyright.PENANANqnl9OnZ84
Namun kemudian Ibu Mang Dedi tampak menyadari kalau di jari manisku terdapat sebuah cincin, “Kamu sudah menikah Liya??” tanyanya tiba-tiba mengangkat jariku.62149Please respect copyright.PENANAVetx4jt4Y7
62149Please respect copyright.PENANA6XZoNTCewh
DEGH!62149Please respect copyright.PENANAaeLr1bXM80
62149Please respect copyright.PENANACwgGjE0mBD
Hatiku berdetak kaget, jantungku bergemuruh kencang dan tubuhku merasa panas. Rasanya aliran darahku berhenti seperti terbakar dan meledak seketika, mungkin juga saat ini wajahku sedang pucat pasi kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ibu Mang Dedi tersebut.62149Please respect copyright.PENANAn8qxKMc1tR
62149Please respect copyright.PENANAOJYCV0fKUT
“Jujur aja sama Mama! Gapapa kok” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.62149Please respect copyright.PENANAPuhXeC4VS3
62149Please respect copyright.PENANAyNtVittGxs
Aku kemudian mengalihkan pandanganku lagi kearah Mang Dedi seolah meminta bantuan darinya, akan tetapi Mang Dedi hanya mengangguk tersenyum memintaku agar menjawabnya sendiri entah harus berbohong atau jujur.62149Please respect copyright.PENANAuQtRYStayQ
62149Please respect copyright.PENANANhnkGY5cVs
Ku hela nafasku pelan dan mengangguk ragu, “Su—sudah Ma” jawabku tergugup. Aku rasa tak ada gunanya berbohong karena pasti akan langsung ketahuan.62149Please respect copyright.PENANA2dZ4kOnMyu
62149Please respect copyright.PENANAc6oPKZyS3v
“Tapi tetep masih mau sama bujang lapuk ini??” tanyanya kembali menunjuk Mang Dedi. Lagi-lagi aku berdiam diri sebentar, kehabisan kata-kata.62149Please respect copyright.PENANA3z49NLysTW
62149Please respect copyright.PENANAidoSeFWkca
Beruntung, akhirnya Mang Dedi memotong pembicaraan ini dan langsung saja menjawab, “Ya pasti mau lah Ma!!! Kalau gak, ngapain dia mau kesini segala. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi merangkul bahuku.62149Please respect copyright.PENANAgMtzlF3e8N
62149Please respect copyright.PENANAYBrKAKnFS0
Aku lalu menatap bingung padanya, seolah meminta penjelasan dari perkataannya tersebut. Tapi yang kudapat dari sorot mata Mang Dedi justru sebuah permintaan untuk mengiyakan saja perkataannya mengikuti arus pembicaraan.62149Please respect copyright.PENANA1RIpK6D1ln
62149Please respect copyright.PENANAxzcA7rFLMo
“I—iya Ma! Masih kok” jawabku mengangguk.62149Please respect copyright.PENANABpm9d7fCof
62149Please respect copyright.PENANAi04JyjlY24
Hatiku bergemuruh dengan kencang penuh penolakan, disatu sisi aku memang masih ingin melanjutkan hubungan terlarangku ini bersama Mang Dedi, tapi di sisi lain nuraniku berkata kalau aku sudah terlalu jauh melangkah mengkhinati suamiku sendiri, bahkan dengan memberitahu ibu Mang Dedi bahwa aku masih menginginkan anaknya walau aku sudah mempunyai suamisekalipun.62149Please respect copyright.PENANAAZ4NmDyS9z
62149Please respect copyright.PENANALK9YDZkfBY
Namun tanpa kuduga reaksi Ibu Mang Dedi begitu berlawanan dengan apa yang aku takutkan, ia tersenyum sumringah, “Yasudah kalau gitu gapapa” ucapnya padaku.62149Please respect copyright.PENANAOMjnyMFykt
62149Please respect copyright.PENANAQqG87yh0yf
Cukup kaget juga mendengar persetujuan dari Ibu Mang Dedi walaupun dia tahu kalau statusku sudah menjadi istri dari orang lain. Namun entah kenapa dia tampak senang-senang saja setelah mengetahui hal tersebut.62149Please respect copyright.PENANAZDNOaKUOY5
62149Please respect copyright.PENANAwiBdpqrLfI
“Mama tidak masalah selama kamu menjaga anak Mama dengan baik” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.62149Please respect copyright.PENANAyaRbxJOK4B
62149Please respect copyright.PENANAbP0bBlCIBF
Disebelahnya, kakak Mang Dedi ikut menimpali, “Iya Ma! Daripada kita terus yang repot jagain dia kalau ada apa-apa” ucapnya.62149Please respect copyright.PENANAzoRUi8tk0d
62149Please respect copyright.PENANA6eviAu5iZd
“Jang ngana lupa kase selamat pa dia Dedi. Gagah ini ngana beking jadi ngana pe bini” sahut tante Mang Dedi tiba-tiba tersenyum.62149Please respect copyright.PENANAswtM4r78Cj
62149Please respect copyright.PENANA9SKRE822IJ
Mang Dedi mengelus hidungnya sambil tertawa, "Wahaha.. batenang jo tante. sementara olah ini” ucapnya dengan bangga.62149Please respect copyright.PENANArHb8RGcrwo
62149Please respect copyright.PENANAfwsHWPg3vg
Walau aku tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut, namun hatiku amat senang mendapati kalau aku cukup di terima baik oleh keluarga Mang Dedi. Rasanya perkenalan awalku berjalan mulus meski selanjutnya tampak seperti sebuah ajang wawancara.62149Please respect copyright.PENANAPyS47lnyLA
62149Please respect copyright.PENANAfuzDtZ37Ng
Ibu, Tante, dan Kakak Mang Dedi begitu mendominasi pembicaraan dengan melontarkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengorek lebih jauh kehidupan pribadiku. Mulai dari tempat dan asalku berada, keseharianku, hingga yang paling gila tentang hubunganku dengan suamiku sendiri.62149Please respect copyright.PENANApvvCnK1vhj
62149Please respect copyright.PENANAd7XrvNoBit
"So itu kwa dia suka pa ngana, lantaran depe suami pe lolo kacili." ucap Kakak Mang Dedi masih dengan bahasa daerahnya.62149Please respect copyright.PENANAvlFSjJ5rZ3
62149Please respect copyright.PENANAlqhP4iQrSC
Mang Dedipun tertawa membalas, “Butul komaling. Liar deng binal ini parampuan satu. Nyanda pias deng depe laki" jawabnya memelukku.62149Please respect copyright.PENANAALrva3I0ZW
62149Please respect copyright.PENANAkW44NV33AG
“Kalian pada ngomong apaan sih??” ucapku bingung dan heran.62149Please respect copyright.PENANAwRFDiCDqw2
62149Please respect copyright.PENANA8HS8NZ3Bpl
Kini giliran tante Mang Dedi yang menimpali, “Mereka pada bilang kamu cantik Liya” balasnya menjelaskan padaku.62149Please respect copyright.PENANAHK9KVeYMIC
62149Please respect copyright.PENANAEorzXx2ld3
Seketika aku bersemu merah mendengar hal tersebut, "Dia le lebe sanang kalo kita mo bilang binal." Sambung tante Mang Dedi lagi.62149Please respect copyright.PENANAYWDpVmaDik
62149Please respect copyright.PENANATdZnTBWMWB
"Brenti jo. Kiapa ngoni ni dia be tatawa kita pe maitua." protes Mang Dedi pada keluarganya.62149Please respect copyright.PENANAq8AKOYfI5X
62149Please respect copyright.PENANA321e7UUFnc
Namun ibu Mang Dedi tidak tinggal diam menyahuti, "So dapa ba cuki frey tagal itu ngana bela" ucapnya.62149Please respect copyright.PENANAS24h0ZYeB1
62149Please respect copyright.PENANAbqtDugDN9i
“Yang penting kita so rasa depe sadap ma" balas Mang meledek.62149Please respect copyright.PENANAUO6cIfB5hI
62149Please respect copyright.PENANADjvfuC1Icc
Mereka bersama-sama tertawa berbarengan tanpa aku ketahui sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut. Aku hanya sesekali menyahuti pertanyaan mereka jika aku mengerti apa yang mereka bicarakan, lalu sisanya aku mengikuti mereka tertawa dan mengangguk-angguk saja seperti orang bodoh.62149Please respect copyright.PENANAqimgz3SRsw
62149Please respect copyright.PENANAlohvySWvpW
Pembicaraan kamipun semakin asik dan mulai lugas seperti orang yang sudah akrab satu sama lain, bahkan tak jarang baik Ibu ataupun tante Mang Dedi begitu bersemangat menggodaku jika hal tersebut bersangkutan dengan urusan ranjang dan topik-topik mesum.62149Please respect copyright.PENANALvUSc05Irh
62149Please respect copyright.PENANAxXOZSa2d5A
“Wah. Berarti tadi Mama mengganggu kalian dong ya?” ucap Ibu Mang Dedi.62149Please respect copyright.PENANAK5fnodLlIq
62149Please respect copyright.PENANAWFJW8EG0pK
Dengan santai Mang Dedi lalu menjawab, “Gak kok Ma! Udah selesai satu ronde” ucap Mang Dedi tersenyum.62149Please respect copyright.PENANAWLEydrLN5E
62149Please respect copyright.PENANABg6v3E0fL2
“Silahkan kalau kalian mau lanjut, Mama mau balik dulu” ucap Ibu Mang Dedi mengerlingkan mata padaku. “Jangan lupa bikinin Mama cucu ya Liya” sambungnya menahan tawa menggodaku.62149Please respect copyright.PENANANmJnmCC4dO
62149Please respect copyright.PENANA5IQmVwqzm8
Aku menunduk malu mengetahui kalau ibu Mang Dedi ternyata amat paham dengan apa yang baru saja aku lakukan dengan anaknya. Rasanya seperti tertangkap basah sudah berbuat sesuatu, namun ujung-ujungnya diizinkan begitu saja.62149Please respect copyright.PENANA5MZm12dsCz
62149Please respect copyright.PENANAOplrva872A
“Wiihh.. Baru direstuin udah mau minta cucu aja nih!” sahut Kakak Mang Dedi. “Emang bisa kamu bisa ngasih Ded??” sambungnya menyenggol lengan Mang Dedi.62149Please respect copyright.PENANAK0wsKH0mtp
62149Please respect copyright.PENANAjKclG9oeh1
Dengan wajah yang di tegakkan Mang Dedi lalu menjawabnya, “Ya tentu bisa dong. Ya gak Dek?” balasnya menatapku.62149Please respect copyright.PENANA44geQrRJHP
62149Please respect copyright.PENANAmqWaP87F8k
“Apaan sih Mas!! malu ahh” jawabku mencubit lengannya.62149Please respect copyright.PENANAsg5j7NlTJN
62149Please respect copyright.PENANAjBpCtKObWK
Merekapun kembali tertawa terbahak-bahak begitu senang, “MAMAM!!” ucap Tante Mang Dedi meledek keponakannya itu.62149Please respect copyright.PENANAmfNhzzBP4m
62149Please respect copyright.PENANAxmZP3Fc0mG
Tidak berapa lama kemudian keluarga Mang Dedipun berpamitan pulang kepadaku usai berbicara panjang lebar dan bercanda riuh denganku. Tak lupa aku berjanji kepada mereka untuk sesegera mungkin mampir ke rumah besar keluarga Mang Dedi, setelah tadinya mereka mengatakan kalau mereka ingin bertemu denganku dilain hari.62149Please respect copyright.PENANAz6XEqKpm0o
62149Please respect copyright.PENANA3LNMNX4zhj
Setelah kepergian keluarga Mang Dedi tersebut, Beberapa kali aku melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, yang itu berarti sudah lebih dari tiga jam lamanya aku berada di rumah Mang Dedi.62149Please respect copyright.PENANATL9iD7bpiw
62149Please respect copyright.PENANAWqTZWiu5cM
“Udah mau pulang Dek??” tanya Mang Dedi melihatku merapikan tempat makan yang tadi ku bawa dari rumah.62149Please respect copyright.PENANAwVkfmy5lL8
62149Please respect copyright.PENANActs4QnS9P1
Aku mengangguk pelan, “Iya Mas! Nanti aku dicariin suamiku. Sudah jam lima soalnya” balasku menjelaskan .62149Please respect copyright.PENANAT58mJmhc7G
62149Please respect copyright.PENANAdYWPlgURz8
“Tapi aku masih pengen lagi nih” ucap Mang Dedi memelukku dari belakang. “Nanti biar aku yang nganterin kamu ke rumah deh” sambungnya sambil berbisik.62149Please respect copyright.PENANAbTRw5VFQVG
62149Please respect copyright.PENANAjTNRmf0NUU
“Mas lagi sakit juga. Gausah!” balasku menolak.62149Please respect copyright.PENANA1SufhRpPPI
62149Please respect copyright.PENANAIkEwFY8iBh
“Ayolah Dek. Aku kalau sama kamu bisa sembuh kok” katanya tidak menyerah.62149Please respect copyright.PENANAxzADMQnoRn
62149Please respect copyright.PENANArobOkPovSp
Kueratkan pejaman mataku dan cengkraman pada baju gamisku. Begitu menggiurkannya tawaran kenikmatan dari perlakuan Mang Dedi hingga tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku menahan gejolak birahi yang sekali lagi datang mendorong-dorong.62149Please respect copyright.PENANAqZc7ZfvTRW
62149Please respect copyright.PENANAuCkrQ2a0DH
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak terpengaruh dengan kata tersebut mengingat saat ini hari sudah cukup sore. Aku pasti akan dicurigai suamiku jika aku terlambat untuk pulang. Namun sekali lagi, aku tak dapat menguasai diriku didalam pelukan dan tindakan hangat Mang Dedi tersebut.62149Please respect copyright.PENANALrk0IQrqXg
62149Please respect copyright.PENANAzgPFDhk970
“Tuh! Kamu sebenernya masih pengen juga kan!!” ucap Mang Dedi setengah berbisik.62149Please respect copyright.PENANA3GzWM8kKl6
62149Please respect copyright.PENANAYffUZDfVKg
Mang Dedi merayapkan tangannya ke perutku, memelukku erat hingga merapatkan tubuh kami berdua. Dadanya yang sedikit berlemak itu melekat erat di punggungku. Wajahnya diletakkan begitu saja di bahuku, diantara lekukan leher yang tertutupi oleh hijab yang ku pakai.62149Please respect copyright.PENANADxqAowHyy9
62149Please respect copyright.PENANAwGvwgOp56V
Membuat bulu kudukku meremang seketika, “Udah Mas!! aku mau pulang” pintaku berusaha mengatur nada suaraku yang bergetar. Menutupi debaran jantungku yang semakin tak berirama.62149Please respect copyright.PENANABJgce0vhUd
62149Please respect copyright.PENANASYTFwIjStD
“Jangan pulang dulu sayang ih” sahutnya santai di telingaku.62149Please respect copyright.PENANAVIzMjVeSz0
62149Please respect copyright.PENANAC1DRNFpc84
“Tapi ini udah sore Mas!! Suamiku pasti nyariin” balasku memperingatkannya.62149Please respect copyright.PENANAixYtUKsDeA
62149Please respect copyright.PENANATb4FWYxnzx
Namun Mang Dedi tetap saja bersetingkah menekan benda keras yang ada diselangkangannya ke bagian belakang tubuhku. Seolah sedang membuktikan bahwa dia amat bergairah saat ini.62149Please respect copyright.PENANAPY4gA57oY9
62149Please respect copyright.PENANAhrmxnP8xhi
“Biar aku yang tanggung jawab Dek Liya” balasnya tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman ringan di leherku.62149Please respect copyright.PENANA8bEbmacXAQ
62149Please respect copyright.PENANA0XH0Bm1WPz
“Oh Tuhaan jangan lagi!!” batinku hampir terlonjak.62149Please respect copyright.PENANAafTZGkzJlF
62149Please respect copyright.PENANA1KEyDT3P0P
Membuat satu desahan keluar dan lolos dari bibirku, “Ehhmmm...”62149Please respect copyright.PENANA3R0qoLY7L7
62149Please respect copyright.PENANANrhJO25gJu
Mang Dedi tampak senang mendengarnya, apalagi ketika desahan lain segera menyusul keluar dari mulutku saat bibirnya mulai menyusuri bagian leher dan tengkukku. Lalu memperdalam kecupannya disitu sambil menggigit memberikan tanda cupang dari balik hijab lebar yang tengah ku pakai.62149Please respect copyright.PENANArx1umAJHvI
62149Please respect copyright.PENANAmdtqBoAzQ7
Hingga akhirnya dia melepas kecupannya, “Jangan pulang dulu ya?” pintanya merajuk seketika memutar tubuhku menghadapnya.62149Please respect copyright.PENANAlkVkJME105
62149Please respect copyright.PENANAVfIInbIBas
Mata Mang Dedi terlihat sayu penuh gairah menatapku. Napas kamu berdua sama-sama mulai memburu. Lalu secepat kilat, bibirnya mendarat di bibirku. Lidahnya begitu saja memasuki mulutku, berusaha melilit dan menarik lidahku.62149Please respect copyright.PENANAhQvZouYqzg
62149Please respect copyright.PENANAQoZQzWjPCj
“Ahhh... terulang lagi..,” batinku akhirnya pasrah dalam ciuman kami yang begitu bergairah.62149Please respect copyright.PENANACXajNDNPZG
62149Please respect copyright.PENANAjbzr7yi0G3
Rasanya darahku kembali berdesir dan ciumanku terasa menuntut untuk kembali dipenuhi. Apalagi di tambah dengan tangan Mang Dedi yang merayap menjelajah bagian-bagian sensitif tubuhku, membuatku semakin kehilangan akal sehatku yang dari tadi sudah diburu waktu.62149Please respect copyright.PENANAfiZrEVG1n5
62149Please respect copyright.PENANAXyLquPvLJ1
“Mas kamu nakal!!” ucapku tersenyum menepuk pundaknya.62149Please respect copyright.PENANAHUYJyId0FH
62149Please respect copyright.PENANApz9G6Mf0xt
Mang Dedi mengecupku membalasnya, “Tapi kamunya suka kan Dek Liya??” tanyanya terkekeh.62149Please respect copyright.PENANAd17PaTWdcI
62149Please respect copyright.PENANAO6IAuztLvt
Mang Dedi lalu memposisikan kedua lengannya di bawah bokongku, dan dengan begitu saja tubuhku tiba-tiba melayang naik saat dia mengangkatku begitu mudah dalam gendongannya. Secara spontan aku mengalungkan lenganku erat di lehernya. Lalu kedua kakiku melingkar di pinggangnya, terkait sempurna pada tubuhnya yang menopang tubuhku dengan kedua tangannya agar aku tidak jatuh.62149Please respect copyright.PENANAnDy4z66Ym7
62149Please respect copyright.PENANAMxpiJeEzBx
Kami lagi-lagi berciuman dengan liar. Hingga akhirnya suara smartphoneku berdering menghentikan aksi gila ini.62149Please respect copyright.PENANA17Sr5YhRnR
62149Please respect copyright.PENANAvjvVh8Xx6m
“Ahh mengganggu saja!!” Ucap Mang Dedi menggeram menghentikan ciumannya.62149Please respect copyright.PENANAwwCRERtLKU
62149Please respect copyright.PENANA6qnFAZQXia
Kulirik layar hapeku sedikit melihat kalau nama “Suamiku” tertera memanggil disana. 62149Please respect copyright.PENANA5qbJELhXC4