Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.26607Please respect copyright.PENANANwiQHwuEa2
26607Please respect copyright.PENANAerz3SJDEZL
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.26607Please respect copyright.PENANAQmhVEVfAer
26607Please respect copyright.PENANAkDkEy7x1mB
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.26607Please respect copyright.PENANAGTfbJfINzA
26607Please respect copyright.PENANA2uwBOdl86q
"Gue punya rencana?" Usul Doni.26607Please respect copyright.PENANAVVDlyPo3AO
26607Please respect copyright.PENANACJ8DrwT90w
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.26607Please respect copyright.PENANAF5ehyyu3cJ
26607Please respect copyright.PENANAyGDfUc9nJ8
Bletaaak...26607Please respect copyright.PENANAq9BhmneM9H
26607Please respect copyright.PENANA7Zx117IYSx
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.26607Please respect copyright.PENANAbtQd7mevL4
26607Please respect copyright.PENANALxUEO3VTBs
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.26607Please respect copyright.PENANAHBApBN7rE8
26607Please respect copyright.PENANAbK6w9HY6eo
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.26607Please respect copyright.PENANAeAsj9ksjwD
26607Please respect copyright.PENANAVWcy9tuXi4
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.26607Please respect copyright.PENANAANEwligrR1
26607Please respect copyright.PENANApcK9Sf2Mx9
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.26607Please respect copyright.PENANAZVjIeDZppV
26607Please respect copyright.PENANAS25bDMjEor
"Anjing lah." Sahut Nico.26607Please respect copyright.PENANArsmQUM78cd
26607Please respect copyright.PENANAOWPFwuvjit
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.26607Please respect copyright.PENANAbJdA26Qkxr
26607Please respect copyright.PENANAN0TkntUFpq
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.26607Please respect copyright.PENANAJs7VwNC4mE
26607Please respect copyright.PENANAzcOWZ8n3PQ
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.26607Please respect copyright.PENANANZCOUJbQIJ
26607Please respect copyright.PENANAHDCmBtpAsh
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.26607Please respect copyright.PENANA0XxSa9jZL8
26607Please respect copyright.PENANA2TpGszxgcX
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.26607Please respect copyright.PENANAfjhjRc38gO
26607Please respect copyright.PENANAg79mpJwScA
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.26607Please respect copyright.PENANAI66iXBYpM3
26607Please respect copyright.PENANAZ9IXRYhAhX
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.26607Please respect copyright.PENANAyGPi0B308h
26607Please respect copyright.PENANAO0gkMYnn1U
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.26607Please respect copyright.PENANAbZ2p2M5z3b
26607Please respect copyright.PENANAZJo11X5A6x
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.26607Please respect copyright.PENANA7M2DRE39oV
26607Please respect copyright.PENANA51YLLab53D
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.26607Please respect copyright.PENANATa2z95JsDR
26607Please respect copyright.PENANAXf7zXM1rdt
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"26607Please respect copyright.PENANAGuoTZ6WvzO
26607Please respect copyright.PENANAgOCXcMJ4Uq
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.26607Please respect copyright.PENANA3KSpAcxUcW
26607Please respect copyright.PENANAH8eq4mKMh6
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAv2msjOvV8j
26607Please respect copyright.PENANAvTXJtOkCuQ
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.26607Please respect copyright.PENANAvB8jdMV6NI
26607Please respect copyright.PENANAXsSYTnJrHu
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.26607Please respect copyright.PENANAPX2F4A0oKJ
26607Please respect copyright.PENANAlOgBz2qvxi
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.26607Please respect copyright.PENANAg1Pp1BiV9a
26607Please respect copyright.PENANA7n43BFVxfO
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.26607Please respect copyright.PENANA5ugGod4ROF
26607Please respect copyright.PENANAPLHNBk7cPr
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.26607Please respect copyright.PENANAgNJQQ5zMNj
26607Please respect copyright.PENANAZlptsNCbJA
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.26607Please respect copyright.PENANABJARp4JotO
26607Please respect copyright.PENANAZ2PZowWLIF
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.26607Please respect copyright.PENANAgx6qW27iNj
26607Please respect copyright.PENANA0DDny4CMj9
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.26607Please respect copyright.PENANAkGZTp9W1nr
26607Please respect copyright.PENANA21SFrmj72p
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.26607Please respect copyright.PENANAxYMqvgf3Ta
26607Please respect copyright.PENANA6SI7hczL6X
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.26607Please respect copyright.PENANAyE1xNjhPXz
26607Please respect copyright.PENANAmYN48Q6Uax
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.26607Please respect copyright.PENANAOQ5X9un3ni
26607Please respect copyright.PENANAw9xoB1PYAS
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.26607Please respect copyright.PENANADzr1lmkO8T
26607Please respect copyright.PENANAJSGjEXyDL1
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.26607Please respect copyright.PENANAQ0IZL12FUp
26607Please respect copyright.PENANAB5Dne12Gal
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.26607Please respect copyright.PENANAaWHBgnJhrj
26607Please respect copyright.PENANAsEpKHfXpHG
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.26607Please respect copyright.PENANAZwz8ADTjr9
26607Please respect copyright.PENANAyCeSVgyAHp
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.26607Please respect copyright.PENANAYjNaA22IYu
26607Please respect copyright.PENANAlAwBbeSHUv
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.26607Please respect copyright.PENANA1Vl7fHu8bU
26607Please respect copyright.PENANApUmd1YCFE3
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.26607Please respect copyright.PENANAPE9WvivwRn
26607Please respect copyright.PENANAGlzdzRZiWy
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.26607Please respect copyright.PENANAILF6IVlBLx
26607Please respect copyright.PENANAHtKDdsQTtR
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.26607Please respect copyright.PENANAOxiwE7j1YH
26607Please respect copyright.PENANA4VXI1v6lM7
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.26607Please respect copyright.PENANAsmkLbAp7kd
*****26607Please respect copyright.PENANAxK3eNxIFiA
26607Please respect copyright.PENANAnKW81DfxQC
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.26607Please respect copyright.PENANAHo608vspdU
26607Please respect copyright.PENANAcD6bqQiq2o
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.26607Please respect copyright.PENANAcHXR7aRz0A
26607Please respect copyright.PENANAqDOYP08jZi
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.26607Please respect copyright.PENANApK70EejHOw
26607Please respect copyright.PENANACCZKR8R1AT
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.26607Please respect copyright.PENANASotbzoPw1Q
26607Please respect copyright.PENANAX7JUylaO53
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.26607Please respect copyright.PENANAyI5SjThxwE
26607Please respect copyright.PENANAWUd1CnEgEK
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAOW9KEmm9bF
26607Please respect copyright.PENANAfhYwkm5Z3d
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.26607Please respect copyright.PENANAs9RA9YQ4uh
26607Please respect copyright.PENANAHAihzdJpXE
Deg... Deg... Deg...26607Please respect copyright.PENANAuFvh2BIC7t
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.26607Please respect copyright.PENANAdaePFH1GMx
26607Please respect copyright.PENANAT7XKzPFnzs
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.26607Please respect copyright.PENANAiZo9e9D2VB
26607Please respect copyright.PENANABpo1iJm4Xn
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.26607Please respect copyright.PENANAHzUKFMZTeM
26607Please respect copyright.PENANAhWrC4Wpo9Q
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.26607Please respect copyright.PENANAIs5CWQm16W
26607Please respect copyright.PENANA4RFzekZIvh
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.26607Please respect copyright.PENANAKXBKvhGzFx
26607Please respect copyright.PENANAVDqWWvQ4i8
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.26607Please respect copyright.PENANApiBjjskzM6
26607Please respect copyright.PENANA4zjZ0GSrLe
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"26607Please respect copyright.PENANAE8p7pVuzcX
26607Please respect copyright.PENANA8FjQRlcx7Z
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANA3NF8dHqh7X
26607Please respect copyright.PENANAPESHvsagKP
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANAZ4WHyjCX3G
26607Please respect copyright.PENANAlHXjR3fMrX
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANAghe9eaParc
26607Please respect copyright.PENANAbVpZINIIvV
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.26607Please respect copyright.PENANAY9h11MylWF
26607Please respect copyright.PENANAT6jux7tNxz
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.26607Please respect copyright.PENANAYG288ICCIi
26607Please respect copyright.PENANAO75tpzIuPB
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.26607Please respect copyright.PENANA4MwVkGWGFN
26607Please respect copyright.PENANAflwbHPicSW
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.26607Please respect copyright.PENANAPIzXlp1V9c
26607Please respect copyright.PENANA4Zm3fCXhaA
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.26607Please respect copyright.PENANAwkLjkH7Jn5
26607Please respect copyright.PENANAdHptZtDW2A
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAHHhT1AOnU6
26607Please respect copyright.PENANA0i0SS0gzNQ
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.26607Please respect copyright.PENANAedQlMsNZLK
26607Please respect copyright.PENANAHqkyFgVpWH
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAQ3LKYHoS7r
26607Please respect copyright.PENANAYcEUcoHyIF
"Buka." Bentak Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANAY0dEJAldkY
26607Please respect copyright.PENANAG4YhaJZENq
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.26607Please respect copyright.PENANAeripqzEDY6
26607Please respect copyright.PENANAkWaqrE8Ar3
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.26607Please respect copyright.PENANAYCOrhBEfM2
26607Please respect copyright.PENANAjh7q1Ceqc3
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.26607Please respect copyright.PENANAFV4fhM8piQ
26607Please respect copyright.PENANAHO86YucDp3
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.26607Please respect copyright.PENANAqtvQvzPXqw
26607Please respect copyright.PENANA9R0zVsItyX
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAIGuXArCKcb
26607Please respect copyright.PENANAMV2YPkmkkH
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.26607Please respect copyright.PENANANlNr9eTvbX
26607Please respect copyright.PENANADSFF4ifEBi
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANALK0oFUWe4u
26607Please respect copyright.PENANAASh0L37kWy
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.26607Please respect copyright.PENANAU8P24dGFPy
26607Please respect copyright.PENANA87LMLFmTzk
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.26607Please respect copyright.PENANACGpwx12zTa
26607Please respect copyright.PENANALAcavqP7pI
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26607Please respect copyright.PENANA1fj0IoULHK
26607Please respect copyright.PENANApZx6HUrEGp
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.26607Please respect copyright.PENANAOp6y2ByvuP
26607Please respect copyright.PENANASPgqWTMsIG
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAtm3ticcrkw
26607Please respect copyright.PENANAwEEATckroK
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.26607Please respect copyright.PENANA1PsyHo71XW
26607Please respect copyright.PENANAsve70dg3gb
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.26607Please respect copyright.PENANAzqAzvj9eKL
26607Please respect copyright.PENANAFByZbZSEXU
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]26607Please respect copyright.PENANAApoyvbEOzG
26607Please respect copyright.PENANARHwG51CEvb
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.26607Please respect copyright.PENANAfgGi6EPOPl
26607Please respect copyright.PENANAJfP0xb4ZFe
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAYfPIvW3TQj
26607Please respect copyright.PENANAlNCB7nGzXL
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.26607Please respect copyright.PENANAR1G2phgs7w
26607Please respect copyright.PENANAGnsOxxozCF
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANAEYnKhBIXdC
26607Please respect copyright.PENANAtiNWw48H0J
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.26607Please respect copyright.PENANA63fBMRAy9T
26607Please respect copyright.PENANAWZAWjIhyJG
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.26607Please respect copyright.PENANAHNyuU48OHn
26607Please respect copyright.PENANAfS1ddEBFcR
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANAEqEj8OjwJE
26607Please respect copyright.PENANAyzd7XTa1xh
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.26607Please respect copyright.PENANA8mMIJYHfsz
26607Please respect copyright.PENANALOtBCbfvPE
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.26607Please respect copyright.PENANAnI7SGBUJ3q
26607Please respect copyright.PENANAvu0FIL94pD
*****26607Please respect copyright.PENANATj8xApgVe8
26607Please respect copyright.PENANA9Bg7nAal8Q
Pulang sekolah.26607Please respect copyright.PENANAOtGP7WVlrb
26607Please respect copyright.PENANAjmNnK33lmW
"Mana duit loh?"26607Please respect copyright.PENANAkLb3yXL4G5
26607Please respect copyright.PENANATQyb2PWbrv
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.26607Please respect copyright.PENANA58ial685eB
26607Please respect copyright.PENANArk4j36Mwg8
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.26607Please respect copyright.PENANAnM9NiztnQa
26607Please respect copyright.PENANAzbfVis0G3L
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.26607Please respect copyright.PENANAtTN5C0l7YS
26607Please respect copyright.PENANAxTjLANoGk0
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.26607Please respect copyright.PENANAgs2XBoxnos
26607Please respect copyright.PENANAoxXXBvJsTy
Bukkk...26607Please respect copyright.PENANALd4INxmb8p
26607Please respect copyright.PENANATvIT8Y7Jh0
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.26607Please respect copyright.PENANACqmnE9V8O5
26607Please respect copyright.PENANAzKYkhtiAoq
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.26607Please respect copyright.PENANAq2aUHmSkLq
26607Please respect copyright.PENANAijDraLmUbJ
"Aduh sakit." Jerit Azril.26607Please respect copyright.PENANAywJsGHGymV
26607Please respect copyright.PENANAq2nls4iNch
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.26607Please respect copyright.PENANAuPzYGAj76V
26607Please respect copyright.PENANAxbcXx6qzl0
Tab...26607Please respect copyright.PENANAhM7z42RG5K
26607Please respect copyright.PENANAIG9jLOlLVI
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.26607Please respect copyright.PENANAYuoOWjdLQI
26607Please respect copyright.PENANAE2C5i3duNG
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.26607Please respect copyright.PENANAdCr7RZlsCs
26607Please respect copyright.PENANABZgOVLqXDB
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.26607Please respect copyright.PENANAkVLJn2rxwj
26607Please respect copyright.PENANAhOdUs3cLHz
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.26607Please respect copyright.PENANAjGvH9Ai5iE
26607Please respect copyright.PENANAFWCT1uNIrg
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.26607Please respect copyright.PENANArrqWNJ12py
26607Please respect copyright.PENANAwVhXrznZjH
"Pergilah... Atau?"26607Please respect copyright.PENANASy93jNMufC
26607Please respect copyright.PENANARqJhoZHFFd
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAIT2HEK9g7P
26607Please respect copyright.PENANA0xTi2qLPfp
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.26607Please respect copyright.PENANAypGOsSaR6D
26607Please respect copyright.PENANAbTArhTJJM7
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.26607Please respect copyright.PENANAr3qhoupmzF
26607Please respect copyright.PENANAbOWBSpcQK4
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.26607Please respect copyright.PENANAPTH8exupu3
26607Please respect copyright.PENANAckMvVbSpH1
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.26607Please respect copyright.PENANAxb1e6qkifv
26607Please respect copyright.PENANAr6Xj88tvTV
Buukk... Buuuk...26607Please respect copyright.PENANANjVUIJE1vb
26607Please respect copyright.PENANANl61ihhF65
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.26607Please respect copyright.PENANAdJf5t4OeL8
26607Please respect copyright.PENANASF4lS02Tqg
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.26607Please respect copyright.PENANAQitpraInnh
26607Please respect copyright.PENANAd8043F3YTC
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.26607Please respect copyright.PENANAL9SSa2FWUB
26607Please respect copyright.PENANAtRw53rXoQS
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.26607Please respect copyright.PENANATr3RZOFlAN
26607Please respect copyright.PENANAUSqGamceYi
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.26607Please respect copyright.PENANAEJr9LVHLDF
26607Please respect copyright.PENANAI7mInMh29T
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.26607Please respect copyright.PENANACCaHl3gu4U
26607Please respect copyright.PENANAY3MNgrUHMP
"Lo kenapa?"26607Please respect copyright.PENANAVNNN96pCTH
26607Please respect copyright.PENANAkG7DSHFRue
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.26607Please respect copyright.PENANA7DmiMK6ivW
26607Please respect copyright.PENANA6NfwzJQa2T
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."26607Please respect copyright.PENANAivS0cpxiXR
26607Please respect copyright.PENANAixasITDscv
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.26607Please respect copyright.PENANAmL5uG6E9HB
26607Please respect copyright.PENANA91aC9reKRV
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.26607Please respect copyright.PENANA1f4IpGwKSx
26607Please respect copyright.PENANAySHGfDYjZt
"Gue gak sekuat Lo Ray."26607Please respect copyright.PENANAAHBtpatgyY
26607Please respect copyright.PENANAXgbVtTA947
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.26607Please respect copyright.PENANAUJQIcGshS8
26607Please respect copyright.PENANAuUyS7Qs5fU
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."26607Please respect copyright.PENANA9gdTnnNFGI
26607Please respect copyright.PENANAvIXpBGzRGE
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAVq1l9mD6ur
26607Please respect copyright.PENANAU7ODm3OOAM
*****26607Please respect copyright.PENANAikjRwD35Yy
26607Please respect copyright.PENANAGwgxQO2xAo
26607Please respect copyright.PENANAiukraiCn7Z
26607Please respect copyright.PENANA5e1C4jFrvM
26607Please respect copyright.PENANAe607J1bGjE
26607Please respect copyright.PENANAC8r8vJMG50
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.26607Please respect copyright.PENANAOtynPRWY7c
26607Please respect copyright.PENANAlRz99tXOmR
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAOS2XFphI2L
26607Please respect copyright.PENANAV2MwXnZpnQ
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.26607Please respect copyright.PENANAiPA6ojnIgV
26607Please respect copyright.PENANAoVly4pWI0P
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAlVb2IrA2CM
26607Please respect copyright.PENANAPwdrfTsceG
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAKuXvJPVuWV
26607Please respect copyright.PENANAoiLYWI3KW1
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.26607Please respect copyright.PENANARjvdXaLPrG
26607Please respect copyright.PENANA1qmY75R7s7
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAaN1ajGYbaO
26607Please respect copyright.PENANAA1eDb9iE8S
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAV1hfoV6YvB
26607Please respect copyright.PENANAbCnS3cl34P
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.26607Please respect copyright.PENANAcRrdUCkUxK
26607Please respect copyright.PENANAeHFwZ6NjiL
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.26607Please respect copyright.PENANA9wO1RyTTsp
26607Please respect copyright.PENANAvUAhycWV32
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....26607Please respect copyright.PENANAocNdaN0Rb6
26607Please respect copyright.PENANAYGZMVq0KR5
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.26607Please respect copyright.PENANA8jmABg4qxy
26607Please respect copyright.PENANAUr4fHrkcLP
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.26607Please respect copyright.PENANAgWueRqeBDN
26607Please respect copyright.PENANAaRzwJGTeXe
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAXrf6jpFLG0
26607Please respect copyright.PENANAbOfV8rmJ1o
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.26607Please respect copyright.PENANA5xoCwPevNG
26607Please respect copyright.PENANAEGq7RStyqt
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.26607Please respect copyright.PENANAZJNdOvcNEQ
26607Please respect copyright.PENANAGl2HXcYYRK
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAagvqnaJcda
26607Please respect copyright.PENANAL5R6CXRqnH
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26607Please respect copyright.PENANAIT8Kfgdv5b
26607Please respect copyright.PENANAYyMIPF4eFA
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26607Please respect copyright.PENANAbVqPxeAM0b
26607Please respect copyright.PENANA4hmOf4Qgr6
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.26607Please respect copyright.PENANALYA1XfLmwl
26607Please respect copyright.PENANAV4JV5tjXAb
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAJUIXru6v3z
26607Please respect copyright.PENANArHckqA0XZE
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAsL9TMsmiQa
26607Please respect copyright.PENANAijRpBhvpp4
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.26607Please respect copyright.PENANAp4ncOe1ZIy
26607Please respect copyright.PENANAJJSCA8rPxg
"Oughkk..."26607Please respect copyright.PENANAnxD5HS3Ad3
26607Please respect copyright.PENANAZJpcKAFTHk
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...26607Please respect copyright.PENANAWmzyNxIRrb
26607Please respect copyright.PENANADxfhKcJ7Bh
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.26607Please respect copyright.PENANAR9FkMNNook
26607Please respect copyright.PENANAGBEnZQroZ3
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAYlEsW34Psu
26607Please respect copyright.PENANAaTyQkTYw0V
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.26607Please respect copyright.PENANA15EMtXFoDa
26607Please respect copyright.PENANAssWiewIDw7
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.26607Please respect copyright.PENANANVQV3MYFNM
26607Please respect copyright.PENANAGUfyQ1hz11
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAyulMTqoMfm
26607Please respect copyright.PENANA5yW4pzsaqH
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAKoLL7ApjCL
26607Please respect copyright.PENANAgng0YfeJTC
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.26607Please respect copyright.PENANAVP886SHq6n
26607Please respect copyright.PENANAftcBCA0uPE
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.26607Please respect copyright.PENANAaIFeFOpmoG
26607Please respect copyright.PENANAq8occX0dIc
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."26607Please respect copyright.PENANA0tsEDXth05
26607Please respect copyright.PENANArXDAz1yjcH
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAaYtFKUlDFg
26607Please respect copyright.PENANArRNejymbco
"Memek!"26607Please respect copyright.PENANAPjqAWWY00z
26607Please respect copyright.PENANAntmJ8MFFx0
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAAQ8bPkVqr9
26607Please respect copyright.PENANASmJFt19q92
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAkRASOLnpnv
26607Please respect copyright.PENANA3iK29UmuMS
"Tapi sayakan murid Ustadza?"26607Please respect copyright.PENANABMusAchPtK
26607Please respect copyright.PENANAz0sSdg7HAt
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.26607Please respect copyright.PENANA2HO9VYqYQs
26607Please respect copyright.PENANAygmtuOnU2g
"Ada satu cara Ustadza?"26607Please respect copyright.PENANAGqjOHAjn3C
26607Please respect copyright.PENANAN48F4pwZzS
"Apa?"26607Please respect copyright.PENANAOvCiymHc4v
26607Please respect copyright.PENANAGVKyCkxXXx
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.26607Please respect copyright.PENANAJbcLPDocyo
26607Please respect copyright.PENANAskqLzkATiN
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.26607Please respect copyright.PENANApi93uQlkUp
26607Please respect copyright.PENANAGBUdQbarTO
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAYcAA7t84Ia
26607Please respect copyright.PENANAMQWGHCci0Z
"Terimakasih sayang."26607Please respect copyright.PENANA6DrfyV9KNT
26607Please respect copyright.PENANA75w9sPXsKd
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.26607Please respect copyright.PENANAhRpT9HTFh5
26607Please respect copyright.PENANAkGfMFNNhox
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.26607Please respect copyright.PENANAYp5QdoP92N
26607Please respect copyright.PENANACLRFN8eX7m
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.26607Please respect copyright.PENANA1Gnz1wdQBc
26607Please respect copyright.PENANAVgpE2bzHkE
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAJPYWKGptN7
26607Please respect copyright.PENANA9Af6Hyt3zV
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAMW60KiT3jG
26607Please respect copyright.PENANAGwhn0cYHoD
"Panggil saya Tuan."26607Please respect copyright.PENANAiDywpWJuNG
26607Please respect copyright.PENANAKD2uZoQAYh
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.26607Please respect copyright.PENANABM3K5L3aZd
26607Please respect copyright.PENANAZqRk2tXNfi
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.26607Please respect copyright.PENANAl7R4nf962q
26607Please respect copyright.PENANAbJ7yZQe1re
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANAvNgW9tCmhW
26607Please respect copyright.PENANABB7R4zQnG8
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.26607Please respect copyright.PENANA91iyhGKGGP
26607Please respect copyright.PENANAtbEe9aOU7k
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.26607Please respect copyright.PENANAl27Bu6FXHJ
26607Please respect copyright.PENANAGkwfBb4c3R
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.26607Please respect copyright.PENANAWt6kJsldKj
26607Please respect copyright.PENANATSqk2HiVRd
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAN3OcuJjcVi
26607Please respect copyright.PENANAPpK5WpM3Dc
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.26607Please respect copyright.PENANA9V2DC6dfuj
26607Please respect copyright.PENANA8HSZ4OEAPw
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.26607Please respect copyright.PENANAuwPiDPwOzH
26607Please respect copyright.PENANAa4VUEnKcxQ
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.26607Please respect copyright.PENANAxZN3Sk22QN
26607Please respect copyright.PENANAcw1slqKvaw
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.26607Please respect copyright.PENANA4teVVfxMbv
26607Please respect copyright.PENANAJdPpzes7GE
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.26607Please respect copyright.PENANA4Jtz7s0ziP
26607Please respect copyright.PENANAl8lmwatoOp
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.26607Please respect copyright.PENANAMMb0lUHuoK
26607Please respect copyright.PENANAfNIB98czQY
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.26607Please respect copyright.PENANAB1PziYG92K
26607Please respect copyright.PENANAlPyE44uIMZ
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26607Please respect copyright.PENANATesNYYuv2Q
26607Please respect copyright.PENANAHt5ftfga4e
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26607Please respect copyright.PENANAM4J4OnduST
26607Please respect copyright.PENANAQPOHzRCKMU
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.26607Please respect copyright.PENANAbtFuDKP0Ai
26607Please respect copyright.PENANADgB1IAnBPY
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.26607Please respect copyright.PENANACtlRU677Kr
26607Please respect copyright.PENANAXpgKmb9aVR
"Saya keluaaar Ustadza."26607Please respect copyright.PENANA5iFs02AJbR
26607Please respect copyright.PENANAoBhZ5hCsqI
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.26607Please respect copyright.PENANA3N0MYNW4wl
26607Please respect copyright.PENANAHILT8lsIkx
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.26607Please respect copyright.PENANAzvGqCHpaEd
26607Please respect copyright.PENANALE54jXi1Fw
*****26607Please respect copyright.PENANAm3VGMYCSBt
26607Please respect copyright.PENANA73O3QkmdkD
26607Please respect copyright.PENANAeeOvvmngZw
26607Please respect copyright.PENANAQSetbnsS0E
26607Please respect copyright.PENANA7fsiPjGZ8v
26607Please respect copyright.PENANAgmsAdrxDOS
26607Please respect copyright.PENANAqR6clzsuFu
26607Please respect copyright.PENANALwjQklRxHQ
"Astaghfirullah Azril."26607Please respect copyright.PENANABlxlDNJlkK
26607Please respect copyright.PENANAi6r5SmhLyg
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.26607Please respect copyright.PENANAWf4CFSXm3J
26607Please respect copyright.PENANA1qwxX5nCbz
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.26607Please respect copyright.PENANAa6bq5hpmdn
26607Please respect copyright.PENANAVILpNq61Dx
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.26607Please respect copyright.PENANAWQ6PRlNlok
26607Please respect copyright.PENANAEhEgMs1IgS
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.26607Please respect copyright.PENANAp53y126p3g
26607Please respect copyright.PENANAPUcQVx6Xzl
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.26607Please respect copyright.PENANAOMAewf65f2
26607Please respect copyright.PENANAYXuXIFChCO
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.26607Please respect copyright.PENANA60E4VrFmXo
26607Please respect copyright.PENANABq77hIs600
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.26607Please respect copyright.PENANAUprcgUr3SO
26607Please respect copyright.PENANA32ur1LTI1h
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.26607Please respect copyright.PENANA6K6bkk9XUb
26607Please respect copyright.PENANA3EoSMZrkEn
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.26607Please respect copyright.PENANAKBvM1Svvp1
26607Please respect copyright.PENANAnVuHdsozLZ
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.26607Please respect copyright.PENANA1ykQ3PALaZ
26607Please respect copyright.PENANAc93mWkJq9F
"Iya Umi."26607Please respect copyright.PENANA5YbVmgX9ZL
26607Please respect copyright.PENANApPRtm9uCf4
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.26607Please respect copyright.PENANAxAtcVDzfUY
26607Please respect copyright.PENANAtzK3k5Mvh2
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.26607Please respect copyright.PENANAokeoQVOLUG
26607Please respect copyright.PENANAkMhMPGZ6wY
"Biar kamu jera." Cetus Laras.26607Please respect copyright.PENANA6znKoyeOYO
26607Please respect copyright.PENANAtdNlcQRN42
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.26607Please respect copyright.PENANAxO9OvWldxi
26607Please respect copyright.PENANA3kuRAQmkDE
"Siapa suruh kamu bandel."26607Please respect copyright.PENANAgCwMoJk86a
26607Please respect copyright.PENANAN4vOcVj2ER
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.26607Please respect copyright.PENANADSUjwooWO9
26607Please respect copyright.PENANAiCy0zb4X8V
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.26607Please respect copyright.PENANArFabGgZmb2
26607Please respect copyright.PENANA5rZmlP5UiO
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.26607Please respect copyright.PENANAUjRKnQvKrf
26607Please respect copyright.PENANAU5kMWQ6C5E
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.26607Please respect copyright.PENANAbPO3YWFx4M
26607Please respect copyright.PENANACyFIrdvbgK
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.26607Please respect copyright.PENANAOFrxVt7tpI
26607Please respect copyright.PENANAo1ZTIw0hJm
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.26607Please respect copyright.PENANAlPfIlhqBsq
26607Please respect copyright.PENANAlG2y7ctasU
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.26607Please respect copyright.PENANAzaOCxP6XiC
26607Please respect copyright.PENANAGASYZpJSpk
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.26607Please respect copyright.PENANA5uGWrNXuIV
26607Please respect copyright.PENANAA2uCsHGkJD
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.26607Please respect copyright.PENANAY5MNtebQEO
26607Please respect copyright.PENANAv11OTeYnfG
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.26607Please respect copyright.PENANAZkanc1Jdlh
26607Please respect copyright.PENANAJ1mTfRTzwI
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.26607Please respect copyright.PENANAks25nvhH3i
26607Please respect copyright.PENANAZeXwmqnJBt
Plaaakk...26607Please respect copyright.PENANANOmXaA78CN
26607Please respect copyright.PENANAtXdhBk8YkK
"Aaauuww..." Jerit Azril.26607Please respect copyright.PENANAdjaCIJXG17
26607Please respect copyright.PENANATUco2eywml
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.26607Please respect copyright.PENANAluAnhxrsK3
26607Please respect copyright.PENANAowez5LY6J6
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.26607Please respect copyright.PENANAF3x06woq06
26607Please respect copyright.PENANAp06IhgQVPD
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.26607Please respect copyright.PENANAFNdbSPphDu
26607Please respect copyright.PENANAhFMV5fLAnv
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26607Please respect copyright.PENANAAGi3VBtMlm
26607Please respect copyright.PENANAu81KSaWSt1
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.26607Please respect copyright.PENANAvfIwJZjB6E
26607Please respect copyright.PENANApg4XrO9grq
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26607Please respect copyright.PENANAr36qa7r13z
26607Please respect copyright.PENANA7srbEsbeoe
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.26607Please respect copyright.PENANAn9CB6MqNrl
26607Please respect copyright.PENANAux2mPHhq00
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.26607Please respect copyright.PENANAtBGYXkMP4a
26607Please respect copyright.PENANAMLORoNEXy4
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.26607Please respect copyright.PENANA6M2MwEBWcW
26607Please respect copyright.PENANAHiMJp2Of5c
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.26607Please respect copyright.PENANABzAWzGrapi
26607Please respect copyright.PENANAp3YrvPcvzp
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.26607Please respect copyright.PENANAWUYeRnDtRC
26607Please respect copyright.PENANA9jHZEUsGTm
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.26607Please respect copyright.PENANADG4Zf6UkDB
26607Please respect copyright.PENANAwdRKhKnCDr
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.26607Please respect copyright.PENANA7xMOj1LIyL
26607Please respect copyright.PENANAses1ihS4If
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.26607Please respect copyright.PENANA4C11DZEcHU
26607Please respect copyright.PENANAtxwDnUhVNJ
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.26607Please respect copyright.PENANApF2ZudmkKi
26607Please respect copyright.PENANA8bgp4pO4U9
"Umi juga sayang Azril."26607Please respect copyright.PENANAymQio2DFKA
26607Please respect copyright.PENANAmo0MY6D8ax
*****26607Please respect copyright.PENANAJcWuxbvvkf