Dari belakang seorang pemuda berjalan mengendap. Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping seorang wanita berusia 24 tahun. Gadis bermata indah itu tersenyum menyambut pelukan hangat dari seseorang yang amat ia sayangi. Ia memutar tubuhnya hingga mereka saling berhadapan.116297Please respect copyright.PENANAK7MzfhDjwg
116297Please respect copyright.PENANAaE2Gyc2HM1
Kedua mata mereka saling menatap, menimbulkan getaran-getaran syahwat yang semakin membakar birahi mereka berdua. Rayhan mendekatkan wajahnya, bibir tebalnya menyentuh lembut bibir Zaskia yang kemerah-merahan.116297Please respect copyright.PENANAn8HW2AlHYu
116297Please respect copyright.PENANAUZMH8RoldM
Zaskia memejamkan matanya, menikmati lumatan lembut dari sang Adik yang tengah mengulum bibirnya. Ia membuka sedikit bibirnya, membiarkan lidah adiknya masuk kedalam mulutnya, menjamah bagian dalam mulutnya, membelit lidahnya, dengan mesrah, seperti sepasang ular yang tengah memadu kasih.116297Please respect copyright.PENANAAUXJD0Qexg
116297Please respect copyright.PENANAC0P1HIEkDH
Kedua tangan Rayhan kebawah, ia menyentuh dan membelai bongkahan pantat Zaskia yang terasa kenyal dan padat.116297Please respect copyright.PENANATsoM6O3Mly
116297Please respect copyright.PENANAxWA8SibhWe
"Eehmmpss.... Hmmmpss..."116297Please respect copyright.PENANADxi0QOjXPc
116297Please respect copyright.PENANA7w3Hu84aDl
Ciuman mereka semakin panas, ketika jemari Zaskia menyentuh kemaluan Rayhan yang ternyata sudah ereksi maksimal. Wanita berparas cantik itu melepas ciuman mereka, ia turun kebawah, berlutut di hadapan Rayhan. Jemari lembutnya kembali membelai tonjolan yang ada di celana Rayhan.116297Please respect copyright.PENANA80WMpyM6GG
116297Please respect copyright.PENANAlpSP7lT6Cg
"Kakak buka ya Dek!" Pinta Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAeJo0NqueCI
116297Please respect copyright.PENANAuVmV3hB7vB
Rayhan menganggukan kepalanya, sembari membelai kepala Zaskia yang terbungkus jilbab segi empat berwarna biru muda.116297Please respect copyright.PENANA3Cgkyf4C7v
116297Please respect copyright.PENANAtR2hLMui0d
Dengan perlahan jemari lentik itu membuka pengait celana Rayhan. Lalu ia menarik turun celana Rayhan bersama celana dalamnya yang berwarna coklat tua. Sedetik kemudian, batang kemaluan Rayhan yang berukuran 22Cm melompat keluar dari dalam sarangnya, terpampang di hadapannya.116297Please respect copyright.PENANAGFoaewEly4
116297Please respect copyright.PENANA3ieKrpObR3
"Eessstt..." Rayhan mendesis nikmat ketika jemari halus Zaskia menggenggam batang kemaluannya.116297Please respect copyright.PENANAybgbOHVwGk
116297Please respect copyright.PENANA7t5Ql4YLgc
Zaskia menatap Rayhan sembari tersenyum menggoda. "Enak Dek? Kamu suka?" Tanya Zaskia, sembari menggerakan tangannya maju mundur, mengocok kemaluan Adiknya.116297Please respect copyright.PENANAY77jQ49tU8
116297Please respect copyright.PENANAKyNrII11KV
"Enak banget Kak! Aaahkk... Hisap kontolku Kak." Pinta Rayhan, dia kembali membelai kepala Kakak kandungnya.116297Please respect copyright.PENANAFY8f6MXinu
116297Please respect copyright.PENANAAqRWIAP0ze
Saat wajahnya semakin dekat dengan kemaluan Rayhan. Zaskia dapat mencium aroma menyengat dari batang kemaluan Rayhan yang membuatnya kian terbakar birahi. Perlahan Zaskia menyapu permukaan kepala penis Rayhan dengan ujung lidahnya, lalu turun menelusuri batangnya yang panjang. Sementara jemarinya membelai lembut kantung pelirnya Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAnya4Qb9Kgg
116297Please respect copyright.PENANAeIy1oz8QnH
Tidak ada satu incipun dari kemaluan Rayhan yang terlewat dari sapuan lidahnya. Setelah batang kemaluan Rayhan basah oleh air liurnya, Zaskia melahap penis Rayhan. Wanita berhijab biru itu mengoral penis Rayhan dengan mulutnya.116297Please respect copyright.PENANAIMyx2kJ1Ya
116297Please respect copyright.PENANAcnGqsF81Oy
"Oughkk... Astaghfirullah! Enaaak Kak." Keluh Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAPBXN8GCe8I
116297Please respect copyright.PENANAeZop0Dazqp
Sluuuppsss... Sluuuppsss... Sluuuppsss...116297Please respect copyright.PENANAw6G3zc0JmG
116297Please respect copyright.PENANA1V6lXRgPNK
Zaskia mengombinasikan kulumannya dengan kocokan telapak tangannya di batang kemaluan Rayhan. Membuat pemuda berusia belasan tahun itu mengerang nikmat.116297Please respect copyright.PENANAataOy3PD8F
116297Please respect copyright.PENANASw8q68iptU
Permainan mulut, lidah dan telapak tangan Zaskia membuat Rayhan rasanya ingin meledak. Aliran darahnya memanas, berkumpul di satu titik dan siap untuk di tumpahkan kapan saja. Tetapi sebelum itu terjadi, Rayhan segera meminta Zaskia berhenti mengoral penisnya.116297Please respect copyright.PENANA9fYDsTi0B2
116297Please respect copyright.PENANAA5BUjeIywr
Ia meminta Zaskia kembali berdiri. Lalu bibirnya mencium dan melumat bibir Zaskia yang telah memberikan servis yang luar biasa untuk Rayhan junior.116297Please respect copyright.PENANAGGMTOdmD9L
116297Please respect copyright.PENANAOomugr4pfJ
Sembari berciuman, Rayhan menarik turun resleting gamis Zaskia yang berada di punggungnya. Kemudian dari pundaknya, Rayhan menarik turun gamis Zaskia dengan perlahan. Tampak pundak Zaskia yang putih mulus terpampang di hadapannya. Cup... Rayhan mengecup mesrah pundaknya, sembari terus menarik turun gamis Zaskia hingga jatuh kelantai.116297Please respect copyright.PENANA6G7zoewfDb
116297Please respect copyright.PENANA0p8oxKOcBS
Di hadapannya saat ini seorang wanita dewasa berdiri di depannya hanya mengenakan bra berwarna hitam berukuran 34E, celana dalam jenis g-string yang menutupi pubik vaginanya, dan kaos kaki sepanjang betis berwarna putih bersih.116297Please respect copyright.PENANA76RLA10Opl
116297Please respect copyright.PENANAV0AW2Fdo3j
Kedua jari tangan Rayhan menyusup masuk ke tali bra Zaskia. Lalu ia menurunkannya dengan perlahan. Tidak sampai disitu saja, Rayhan juga melipat kebawah cup branya, hingga meninggalkan sepasang gunung kembar yang terlihat sangat indah, dengan kedua puting mungil yang kemerah-merahan.116297Please respect copyright.PENANAQWtF3wmRe8
116297Please respect copyright.PENANAYqT9sQe3Fv
Rayhan menelan air liurnya, tak tahan dengan keindahan yang ada di hadapannya saat ini.116297Please respect copyright.PENANAsyhtFogCrD
116297Please respect copyright.PENANA5S6zQPoVUB
"Hisap tetek Kakak Dek!" Pinta Zaskia.116297Please respect copyright.PENANA1Ws5X2C2F6
116297Please respect copyright.PENANAdBKI1rTXpC
Rayhan menangkup payudara Zaskia. "Cuman di hisap saja Kak?" Goda Rayhan, dia meremas lembut gumpalan daging gemuk yang berada di telapak tangannya.116297Please respect copyright.PENANAmLSvJ2hm2r
116297Please respect copyright.PENANAdlwjgJs6kf
"Oughkk... Enak! Lakukan sesuka kamu Dek. Tetek Kakak milik kamu sayang." Ujar Zaskia dengan suara mendesah, membuat Rayhan semakin bersemangat mengerjai sepasang payudara Zaskia yang sempurna itu.116297Please respect copyright.PENANAq4NUH765WQ
116297Please respect copyright.PENANAPYZWBir7ff
Anak remaja itu memposisikan Kakak kandungnya untuk duduk diatas meja rias. Lalu Rayhan membungkukkan tubuhnya, sembari mendekatkan wajahnya di hadapan payudara Zaskia. Mulutnya terbuka lebar, dan melahap payudara Zaskia. Sementara tangannya yang menganggur meremas payudara Zaskia.116297Please respect copyright.PENANA0UdeL1f4O5
116297Please respect copyright.PENANAdQObF03VbA
"Oughkk...!" Desah Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAP101yeP2IM
116297Please respect copyright.PENANAIeMUfrBZp3
Kedua tangan Zaskia mencengkram erat pinggiran meja hias miliknya dengan wajah cantiknya yang mendongak keatas, merasakan setiap sentuhan di payudaranya yang merangsang tubuh indahnya.116297Please respect copyright.PENANAmAHC3YHcMG
116297Please respect copyright.PENANASLKfJDCz8G
Secara bergantian Rayhan merangsang, menyentuh payudara Zaskia dengan bibir, lidah dan tangannya. Ia juga meninggalkan bekas merah di sana.116297Please respect copyright.PENANAQEtuM4b2Al
116297Please respect copyright.PENANA4GgcWhrBYg
"Aahkkk... Ray! Aduh... Kakak gak tahan sayang!" Erang Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAltI9rqxrdp
116297Please respect copyright.PENANAUyX6UDIvHq
Rayhan menggigit puting Zaskia, sembari membelai paha mulus Kakak kandungnya yang selama ini selalu tersembunyi di balik gamisnya.116297Please respect copyright.PENANABhmkO6ffwL
116297Please respect copyright.PENANAN8TKW90Kxs
Jemari Rayhan terus naik, menuju gundukan tebal yang berada diantara kedua paha mulus Zaskia. Jari telunjuknya menyentuh lembut lembah terlarang tersebut, lalu bergerak mengikuti garis vagina Zaskia.116297Please respect copyright.PENANABtoIvWfSYJ
116297Please respect copyright.PENANAKVbvGVFIqn
"Aduh Dek! Enaaak." Pinggul Zaskia tersentak-sentak.116297Please respect copyright.PENANAkeZ8xu8veS
116297Please respect copyright.PENANA3ojEIdujTg
Telapak tangan kanannya meremas lengan kanan Rayhan yang jarinya tengah membelai, menjamah vaginanya.116297Please respect copyright.PENANABO9i8in37t
116297Please respect copyright.PENANAcJ9DA8DA36
"Apanya yang enak Kak?" Goda Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAsHxjZlbZns
116297Please respect copyright.PENANAkmiwrVAxwQ
Zaskia menggigit bibir bawahnya, membuatnya terlihat sensual. "Itu Kakak sayang, enak!" Desah Zaskia, wajahnya bersemu merah karena malu.116297Please respect copyright.PENANATFODDAp0KM
116297Please respect copyright.PENANAT4v6DTPDLG
"Iya apa? Adek gak ngerti Kak."116297Please respect copyright.PENANABidMqJvnrI
116297Please respect copyright.PENANA51JzxfnBrh
"Vagina Kakak?"116297Please respect copyright.PENANAWOlxstZaxF
116297Please respect copyright.PENANAKyeGBrUnNx
"Eh... Ini namanya memek Kakak!" Bisik Rayhan, ia menarik celana dalam Zaskia keatas, sehingga permukaan kain G-string Zaskia menggesek-gesek bibir kemaluannya.116297Please respect copyright.PENANAvTb0hFAEIX
116297Please respect copyright.PENANAxBHFlGzDxJ
Zaskia mendekap mulutnya, ia merasakan cairan cintanya keluar semakin banyak. "Aduh... Aahkkk... Enak! Eehmm..." Desah Zaskia, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha melawan rasa nikmat yang di berikan Rayhan kepada dirinya.116297Please respect copyright.PENANATIpGjIfo86
116297Please respect copyright.PENANATwFdbPxg9F
"Jawab Kak." Desak Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAfmu5zjChNz
116297Please respect copyright.PENANAZbelwxLTRq
"I-iya Memek Dek!" Jawab Zaskia terputus-putus. "Kakak mau pipis Dek." Melas Zaskia, ia semakin menggelinjang tidak beraturan, ketika orgasme itu hampir tiba.116297Please respect copyright.PENANATM5Fus14LQ
116297Please respect copyright.PENANAOZQRbzaZUr
Rayhan tersenyum tipis. Ia ingin sedikit mengerjai Kakaknya sehingga ia menghentikan aksinya sejenak. Zaskia yang hampir saja klimaks mencoba menarik tangan Rayhan agar kembali menarik-narik celana dalamnya. Tetapi Rayhan menolaknya, ia malah meminta Zaskia untuk kembali turun dari atas meja hiasnya.116297Please respect copyright.PENANAgmjoe9YrYg
116297Please respect copyright.PENANAzPQ3CbJ2G8
Zaskia hanya pasrah menuruti kemauan Rayhan, walaupun ia merasa kecewa.116297Please respect copyright.PENANAISQuVxfzvg
116297Please respect copyright.PENANAtipHOfUuQ6
Mereka kembali berciuman selama beberapa detik. Kemudian Rayhan meminta Zaskia untuk menghadap kearah cermin meja riasnya. Rayhan menarik pantat Zaskia agar sedikit menungging.116297Please respect copyright.PENANAcaSxqODMk0
116297Please respect copyright.PENANAfOhjj1PGFP
"Kamu mau apa Dek?" Tanya Zaskia. Kedua sikunya bertumpu diatas meja rias.116297Please respect copyright.PENANACfOgkQ9Vfo
116297Please respect copyright.PENANAfubuajxFdZ
Anak remaja berusia belasan tahun itu tidak menggubrisnya. Ia membelai punggung telanjang Zaskia. Lalu melepas pengait bra Zaskia dengan perlahan dan melempar bra berwarna hitam itu ke sembarang tempat.116297Please respect copyright.PENANATKYvmXYI70
116297Please respect copyright.PENANAsXZOHW3yoj
Belaian kuku Rayhan turun menuju pinggang ramping Zaskia, membuat wanita yang sampai detik ini masih menjaga kesuciannya itu menggelinjang geli.116297Please respect copyright.PENANAFWEL9nP0fD
116297Please respect copyright.PENANAfsCdjynnMX
Rayhan berlutut di belakang tubuh Zaskia. Sementara telapak tangannya membelai bongkahan pantat Zaskia yang besar tapi sangat kencang. Jari telunjuknya menyusup dan mengait tali G-string yang menyelip di dalam belahan pantatnya. Dengan satu tarikan, tali G-string tersebut membetot bibir kemaluan Zaskia yang telah berlendir.116297Please respect copyright.PENANAH0weHgxzZH
116297Please respect copyright.PENANA20CI57hT8u
"Auwww!" Pekik Zaskia manja.116297Please respect copyright.PENANAhhhnqWwsWY
116297Please respect copyright.PENANAkqVjqfLsx2
Mata mereka berusaha kembali bertemu, dan sedetik kemudian mereka berdua sama-sama tersenyum.116297Please respect copyright.PENANAKaRaOb9ylu
116297Please respect copyright.PENANAMBZaaiXk05
Kedua tangan Rayhan meraih pinggiran G-string yang di kenakan Kakaknya. Lalu dengan perlahan ia menarik turun kedua sisi celana dalam Zaskia, hingga melewati betisnya yang masih terbungkus kaos kaki berwarna putih. Dan lagi Rayhan membuang salah satu penutup tubuh Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAlEvU1UwJMT
116297Please respect copyright.PENANAXgsafY6g6W
"Dek!" Lirih Zaskia malu.116297Please respect copyright.PENANAZq75T8FbNk
116297Please respect copyright.PENANAYgMxp49SgA
Wanita cantik berusia 24 tahun itu menatap sayu kearah Rayhan, ketika anak remaja itu membuka pipi pantatnya, hingga anus dan lobang vaginanya terlihat jelas oleh Adiknya. Sebagai wanita yang amat menjaga privasi nya itu, tentu apa yang di lakukan Rayhan sangat memalukan baginya. Tetapi di sisi lain, ia tertantang untuk melanjutkan kegilaannya.116297Please respect copyright.PENANAV3Wd6Y9IPk
116297Please respect copyright.PENANARyd6asTiWH
Mula-mula Rayhan mencium bongkahan bokong Zaskia yang padat berisi itu. Lidahnya menjilati setiap inci pantatnya, terus turun menuju lubang sempit yang terlihat seperti kuncup bunga mawar yang belum mekar. Zaskia tersentak kaget saat merasakan lidah Rayhan menyapu lobang anusnya.116297Please respect copyright.PENANArM2fZIvqNd
116297Please respect copyright.PENANA14ZKL0owLo
Dia menatap Adik kandungnya tak percaya sembari menggelengkan kepalanya. Tetapi ia juga tidak bisa menghentikan aksi Rayhan, karena sejujurnya ia menikmati sensasinya.116297Please respect copyright.PENANARRlSVAAzuI
116297Please respect copyright.PENANAeRNFPg9BT2
"Ahkk... Dek! Kamuuu... Aduh!" Pantat Zaskia terdorong ke depan ketika ujung lidah Rayhan menusuk anusnya.116297Please respect copyright.PENANAc1ylERVeCi
116297Please respect copyright.PENANATOxOeVFqlN
Rasa asin di ujung lidah Rayhan, mengantarkan getaran nikmat ke sekujur tubuhnya. Membuat Rayhan semakin betah berlama-lama menjilati anus Kakak kandungnya. Sementara jemari Rayhan yang lainnya, membelai bibir kemaluan Zaskia. Ia menggosok-gosok clitoris Zaskia yang semakin membengkak.116297Please respect copyright.PENANAwJSfi7uTQD
116297Please respect copyright.PENANAe9WaODhwg7
Zaskia membenamkan wajahnya di atas meja. Wajah cantiknya meringis menahan rasa nikmat yang luar biasa. Bahkan jauh lebih nikmat dari sebelumnya.116297Please respect copyright.PENANAN8bNaD2JQo
116297Please respect copyright.PENANALs7tWKgmEW
Kombinasi lidah Rayhan yang bermain di anus dan jarinya yang menggosok clitoris Zaskia. Membuat wanita muda itu dengan cepat kembali di kuasai birahi. Tubuh menegang, dan keringat dingin mengucur deras, membasahi tubuh mulusnya. Ketika orgasme yang tadi tidak kunjung datang, kini sudah tidak bisa dihentikan lagi.116297Please respect copyright.PENANARHvnhpEelQ
116297Please respect copyright.PENANArBJcPQYqa3
Tubuhnya bergetar hebat, matanya terbelalak lebar dengan wajah bersemu merah seperti kepiting rebus.116297Please respect copyright.PENANApnqsnUPYTY
116297Please respect copyright.PENANAMdGZGBjfk9
"Adeeeeeeeeeeekkkkkkkk..... Banguuuuuuunnn...."116297Please respect copyright.PENANALmI95jYl9f
116297Please respect copyright.PENANARBk0BDcVd4
Ngiiiiiiiiing.....116297Please respect copyright.PENANAr3IeU1QXIe
Tubuh Rayhan tersentak kaget, dan telinganya terdengar suara dengungan yang membuatnya harus mengusap-usap telinga bagian kanannya untuk menghilangkan efek dengungannya.116297Please respect copyright.PENANAu3CkAaFjnm
116297Please respect copyright.PENANAQL80N6VnZC
Rayhan menoleh ke samping, ia melihat seorang wanita cantik tengah berjongkok di samping tempat tidurnya dengan senyuman iblis tanpa dosa, setelah mengacaukan mimpin indahnya. Rayhan mengeram kesal, tapi tentu saja ia tidak akan pernah berani berteriak di depan Kakak kandungnya.116297Please respect copyright.PENANAdusTU3D1cL
116297Please respect copyright.PENANASthhO7EtVY
Zaskia mengangkat alisnya. "Masih mau tidur?" Ledek Zaskia. Rayhan mendesah pelan.116297Please respect copyright.PENANA9vHDYrOOfw
116297Please respect copyright.PENANA2vMomUjHYA
"Nyebelin!" Sungut Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAen1EQSM6zz
116297Please respect copyright.PENANAzHnOim42OR
"Bodoh." Zaskia tertawa tipis. "Kamu sih Dek, di bangunin baik-baik gak bangun. Ya udah Kakak pake cara terakhir buat membangunkan kebo kayak kamu." Ujar Zaskia senang, karena berhasil mengerjai Adik kandungnya.116297Please respect copyright.PENANAoVcHCVXUwS
116297Please respect copyright.PENANAgyJ3UUdkTy
"Sakit ni." Rengek Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAkuQLrldHnf
116297Please respect copyright.PENANA7sW8su7HIH
Zaskia mendekat, ia duduk di tepian tempat tidur Adiknya. "Sakit ya? Kaciaaan... Cini-cini biar Kakak tiup." Ujar Zaskia dengan nada suara yang di buat menirukan anak kecil. Jemari halusnya menyentuh daun telinga Rayhan, sembari meniup kuping Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAN5fr7rxzqg
116297Please respect copyright.PENANAEgZHKwgoNm
Jantung Rayhan berdetak kian cepat saat ia dapat melihat jelas bibir merah Zaskia yang meruncing ke depan, seakan meminta untuk di lumat. Gleeek... Rayhan menelan air liurnya dengan bersusah paya, menahan birahinya yang di rasakan semakin membara. Andai saja yang ada di sampingnya saat ini bukan saudara kandungnya, mungkin Rayhan akan nekat memperkosanya.116297Please respect copyright.PENANAJZhTRP6L8K
116297Please respect copyright.PENANA5v6fSQCt5d
"Udah sembuh!" Ujar Zaskia sembari mengucek rambut Adiknya.116297Please respect copyright.PENANAZfskJE5IrM
116297Please respect copyright.PENANA0P7XmJK7MS
"Terimakasih ya Kak!"116297Please respect copyright.PENANAYDwBRQAVBf
116297Please respect copyright.PENANAsJLhY9Fch9
Zaskia menganggukkan kepalanya. "Sama-sama adikku sayang! Sekarang kamu ambil wudhu ya, waktu subuh sudah mau hampir habis." Ujar Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAuFCEB6VXRw
116297Please respect copyright.PENANAX4q39Ma0DD
Rayhan menyingkap badcover yang menutupi sebagian tubuhnya, lalu turun dari atas tempat tidurnya. Ia berdiri sejenak di depan Kakaknya sembari merenggangkan otot-otot tubuhnya yang dirasa kaku. Sementara Zaskia yang berada di dekatnya tampak meringis ketika matanya tidak sengaja melihat tonjolan di celana Rayhan yang sangat besar.116297Please respect copyright.PENANAjzvQ5taxXZ
116297Please respect copyright.PENANAKAcdF6Upy8
Walaupun Rayhan Adik kandungnya, tetapi tetap saja sebagai seorang wanita dewasa, ia juga memiliki rasa penasaran dengan bentuk kelamin Rayhan yang sepertinya besar dan panjang.116297Please respect copyright.PENANAGLKXh54jnA
116297Please respect copyright.PENANAUGs8g1FQzU
"Tunggu Ray!" Cegah Zaskia ketika Rayhan hendak keluar kamar. "Mandi wajib dulu." Bisik Zaskia nyaris tidak terdengar sembari menunjuk tonjolan di celana Rayhan menyisakan bercak sperma Rayhan di sana.116297Please respect copyright.PENANALUzrfjVFYQ
116297Please respect copyright.PENANAwWwLOUK8ZR
Mata Rayhan tertuju di celananya. "Eh... Iya, maaf Kak!" Lirih Rayhan, tapi ia tidak berusaha menutupinya.116297Please respect copyright.PENANABYUDpaF2qr
116297Please respect copyright.PENANAGdffXcAo2y
"Kebiasaan!" Sungut Zaskia.116297Please respect copyright.PENANA3o2ldlEbJm
116297Please respect copyright.PENANAHsawyP588s
*****116297Please respect copyright.PENANAPkuLhpQb7Z
116297Please respect copyright.PENANAL14rV36now
116297Please respect copyright.PENANApJHbpxAeeC
116297Please respect copyright.PENANAjuwFiAvRVS
Tidak terasa sudah setengah tahun Rayhan tinggal di pesantren. Awalnya ia menolak keras ketika Ibunya meminta dirinya untuk tinggal di pesantren, karena Rayhan merasa pesantren bukanlah tempatnya. Tetapi setelah di bujuk oleh Zaskia, akhirnya Rayhan bersedia mondok di pesantren. Dan ternyata pesantren tidak seburuk yang ia pikirkan dulu.116297Please respect copyright.PENANA5xYkdgOZjY
116297Please respect copyright.PENANAQG3EGQ3W9d
Tata cara mengajar mereka kini lebih modern dan tentunya di padu dengan pelajaran agama yang memang lebih dominan dari pada pelajaran umum. Awalnya Rayhan memang sedikit ke sulitan untuk beradaptasi, tetapi Kak Zaskia dengan sabar menyemangati dan membimbingnya hingga akhirnya ia mulai terbiasa dengan lingkungan barunya yang ternyata sangat menyenangkan.116297Please respect copyright.PENANA9FOXPQhb0N
116297Please respect copyright.PENANAWX2idOm6AS
Ya... Menjadi santri bukan hal yang menyedihkan, bahkan sangat menyenangkan. Apa lagi Rayhan kini tinggal berdua dengan Kakak kandungnya yang sudah sejak dulu ia kagumi. Bahkan mimpi basah pertamanya bersama Zaskia.116297Please respect copyright.PENANAcpGu2cnKGE
116297Please respect copyright.PENANA5o2ERfX0xf
Mereka baru saja selesai sarapan. Rayhan membantu Zaskia membawakan piring kotor menuju wastafel. Seperti biasanya mereka berbagi tugas. Zaskia mencucinya, sementara Rayhan membilas piring maupun gelas minuman mereka. Karena peralatan makan mereka yang tidak begitu banyak membuat pekerjaan mereka cepat selesai116297Please respect copyright.PENANALVhf0SPnee
116297Please respect copyright.PENANAwiRCkk1MaH
"Kak, aku pamit dulu ya!" Ujar Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAqUbgH06Q1y
116297Please respect copyright.PENANANSAu2SXuim
Zaskia menganggukan kepalanya. "Rajin-rajin sekolahnya jangan bandel." Nasehat Zaskia, sembari memberikan tangannya untuk di cium Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAwzrE8JI27D
116297Please respect copyright.PENANA4W1n53becT
Zaskia dapat merasakan betapa hangatnya bibir Rayhan ketika menyentuh punggung tangannya.116297Please respect copyright.PENANA321vHtJY1G
116297Please respect copyright.PENANAV6vDEIQ2XD
"Iya Kak!" Jawab Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAemWdDks685
116297Please respect copyright.PENANA2enxdrg8T7
"Ini baru adik Kakak!" Ujar Zaskia senang.116297Please respect copyright.PENANA4PaxAbEi20
116297Please respect copyright.PENANAHwm5s1vCWm
Wanita berusia 24 tahun tersebut, sempat mangantar Rayhan sampai ke depan pintu rumah mereka. Zaskia kembali masuk ketika bayangan Rayhan benar-benar menghilang dari dalam pandangannya.116297Please respect copyright.PENANAtTz3RdmHEw
116297Please respect copyright.PENANAwYlxpH4QdN
Di jalan setapak, yang di lapisi krikil Rayhan melangkah gontai menuju rumah sahabatnya. Sesekali matanya berkeliaran memandangi beberapa santri wati yang tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sungguh Rayhan merasa begitu beruntung, karena rumah Kakaknya berada di kompleks putri, sehingga ia bisa setiap hari mencuci mata.116297Please respect copyright.PENANA7Wt2CyK8ln
116297Please respect copyright.PENANAFUBbp8ylUk
Ketika lagi asyik-asyiknya memandangi santri wati, tiba-tiba seseorang menegur Rayhan membuatnya terpaksa menghentikan langkah kakinya.116297Please respect copyright.PENANAZ6MXLuVihO
116297Please respect copyright.PENANAicbWMRBUuO
"Kamu bisa bantu Ustadza Ray?" Tanya seorang wanita yang tengah berdiri sembari meluruskan pinggangnya. Tampak di hadapannya ada sebuah baskom yang berukuran besar, dan di dalamnya terdapat pakaian yang baru saja selesai di cuci.116297Please respect copyright.PENANAxD4532yUQ8
116297Please respect copyright.PENANAkx3TqSyOEG
Rayhan menghampiri wanita berhijab ungu tersebut. "Apa yang bisa ana bantu Ustadza?" Tanya Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAlUJsRxrGPv
116297Please respect copyright.PENANAaibdrL3FKs
"Bantu Ustadza membawa baskom ini ke sana." Dewi menunjuk tiang jemuran yang berada tidak jauh dari Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAdwrI1gRggY
116297Please respect copyright.PENANA5RUBW4w6lg
Tanpa banyak bicara, Rayhan segera mengambil baskom tersebut, dan harus di akui baskom tersebut cukup berat. Rayhan yakin, kalau Ustadza Dewi sudah cukup lama tidak mencuci pakaiannya hingga bisa sebanyak ini.116297Please respect copyright.PENANAU2MQJG4uie
116297Please respect copyright.PENANAda6ACPblqM
Rayhan membawa baskom tersebut dan meletakkannya di dekat tiang jemuran.116297Please respect copyright.PENANAssvbr0LNBS
116297Please respect copyright.PENANAaKMtX4f2Ur
"Syukraan Ray!"116297Please respect copyright.PENANALoCM2lxoy1
116297Please respect copyright.PENANAeuErPDeEry
"Syukraan lak maratan uhkraa." Jawab Rayhan sembari tersenyum manis kearah Dewi.116297Please respect copyright.PENANApGV1RQy5wQ
116297Please respect copyright.PENANA91pmlqjy6p
"Boleh minta tolong lagi?"116297Please respect copyright.PENANA272Ke0u7Ai
116297Please respect copyright.PENANAZYWqmKxm0M
Rayhan mengangguk cepat. "Tentu saja boleh Ustadza! Apa yang bisa ana bantu?" Tanya Rayhan, yang diam-diam tengah mengamati gamis Ustadza Dewi yang sedikit ngejiplak karena terkena percikan air.116297Please respect copyright.PENANA61Z9VBSUGU
116297Please respect copyright.PENANAKMR0B9QtAM
"Tolong temani Ustadza menjemur pakaian! Kamu bisa lihat sendiri kan? Banyak sekali yang harus di jemur." Keluh Dewi, ia menyeka keringat yang membasahi dahinya. Ya... Sudah satu Minggu ini pesantren Tauhid di guyur hujan deras, sehingga ia tidak ada satupun pakaian yang bisa ia jemur.116297Please respect copyright.PENANAHfx81wlxh0
116297Please respect copyright.PENANAvIvzhH0QeC
Beruntung pagi ini cuaca cukup bersahabat. Dan Dewi berharap hari ini hujan tidak turun agar pakaiannya bisa cepat kering.116297Please respect copyright.PENANA3hhKJjFQfn
116297Please respect copyright.PENANAWXrXabDA1T
Rayhan mengerti, ia segera mengambil yang berat-berat terlebih dahulu seperti gamis milik Ustadza Dewi dan anaknya. Setelah memeras pakaian tersebut Rayhan menggantungkannya di tali jemuran yang terbuat dari kawat yang cukup tebal.116297Please respect copyright.PENANARcKS23Ns5v
116297Please respect copyright.PENANA4rT6kehzB7
"Kamu yang jemur, Ustadza yang memerasnya." Saran Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANAzXr49wOade
116297Please respect copyright.PENANANtgwYL71ys
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu Ustadza! Biar ana saja yang melakukannya." Ujar Rayhan, tapi Dewi tentu saja tidak tega kalau semuanya di lakukan Rayhan seorang diri.116297Please respect copyright.PENANACGWeF2NOBo
116297Please respect copyright.PENANAkP8JGdpGCO
"Tidak apa-apa Ray! Biar cepat selesai."116297Please respect copyright.PENANAcc7dkLpIhB
116297Please respect copyright.PENANAgLLMLvp5on
Ustadza Dewi menyampirkan jilbab lebarnya kebelakang, agar tidak menganggu. Lalu ia membungkuk untuk memeras pakaian miliknya. Dan pada saat bersamaan, Rayhan tengah melihat kearahnya. Mata Rayhan terbelalak, ketika ia tidak sengaja melihat belahan payudara Ustadza Dewi dari kancing gamis yang terbuka.116297Please respect copyright.PENANAX3q7GZ4D9r
116297Please respect copyright.PENANAEa5DRZEmAn
Pemandangan indah tersebut tentu saja membuat Rayhan menjadi gugup. Tapi ia dengan cepat berhasil menenangkan dirinya. Tapi diam-diam Rayhan tetap mencuri pandang kearah belahan payudara Ustadza Dewi yang cukup menggoda kelakiannya.116297Please respect copyright.PENANAbNBvnFHL8F
116297Please respect copyright.PENANAUZcUIX4mpR
"Terimakasih ya Ray! Kamu baik sekali." Puji Dewi, ia kembali memamerkan senyuman indahnya.116297Please respect copyright.PENANAuiaQtYKAcm
116297Please respect copyright.PENANAL4mMww0e8G
Pundak Rayhan sedikit naik mendapat pujian dari salah satu Ustadza idolanya itu. "Bukankah Ustadza yang pernah mengajarkan ana kalau kita sesama muslim harus saling membantu satu sama lainnya." Jelas Rayhan, membuat Dewi merasa bangga akan perbuatan terpuji muridnya.116297Please respect copyright.PENANAmW7l36tYbG
116297Please respect copyright.PENANAXRQBcWXJwj
"Antum benar Ray! Orang yang suka membantu sesamanya akan mendapatkan pahala yang besar dari Tuhan." Tambah Dewi. Tapi Rayhan tidak begitu mendengarnya, ia terlalu fokus kearah payudara Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANA6IeiTvglgA
116297Please respect copyright.PENANAvSDGrEM3Ru
Wajar saja kalau Rayhan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depan matanya. Mengingat wanita yang ada di hadapannya saat ini adalah seorang Ustadza yang selama ini selalu menjaga penampilannya dengan berpakaian yang sangat tertutup. Tetapi siapa yang menyangkah, ia malah mendapatkan kesempatan bisa melihat sepasang gunung kembar milik Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANAdNITDXM7Wg
116297Please respect copyright.PENANAZzKo96d31Y
Seperti pepatah yang mengatakan, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Dan itu terjadi kepada Rayhan. Aksinya yang suka mencuri pandang kearah belahan payudara Ustadza Dewi, akhirnya ketahuan juga.116297Please respect copyright.PENANAbvOwoiUGMp
116297Please respect copyright.PENANAeR2o9HzMQ6
Dewi menangkap basah mata Rayhan yang tengah melirik kearah belahan payudaranya. Tetapi bukannya menegur apa lagi marah, Dewi malah berfikir ingin memberi sedikit hadiah untuk Rayhan, karena pemuda tersebut sudah membantunya dengan tulus. Bagi Dewi tidak ada salahnya kalau dirinya sedikit berbagi.116297Please respect copyright.PENANAvqRTyfJzqg
116297Please respect copyright.PENANAKtSlVX70Hd
"Capek Ray!" Keluh Dewi, ia kembali merenggangkan pinggang.116297Please respect copyright.PENANA2WBoJuhphu
116297Please respect copyright.PENANAuT0Lq71dJc
Kemudian ia duduk beralaskan tanah, kedua lututnya ia lipat keatas sehingga bagian bawah gamisnya terbuka. Mata Rayhan terbelalak lebar ketika melihat isi yang ada di dalam gamis Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANAgle5kchbsa
116297Please respect copyright.PENANAKulRjYSjHE
Terlihat sepasang paha mulus Dewi yang tanpa cacat, dan kain segitiga berwarna hitam yang membalut selangkangannya. Keindahan yang terpampang di hadapannya, membuat tubuh pemuda itu menegang. Raut wajah Rayhan mendadak berubah, sementara nafasnya mulai terasa berat. "Gleeek..." Dengan bersusa paya Rayhan menelan air liurnya yang terasa hambar.116297Please respect copyright.PENANAlIzaPNnTsH
116297Please respect copyright.PENANA0g6HJeFxIR
Gila... Benar-benar gila apa yang dilakukan Dewi. Sebagai seorang Ustadza seharusnya ia tidak menggoda muridnya, apa lagi dengan cara memamerkan auratnya di depan pria yang bukan muhrimnya. Tapi Dewi malah melakukannya, seakan ia tidak takut akan azab yang menimpa dirinya atas perbuatannya.116297Please respect copyright.PENANA8oUtAfzbxZ
116297Please respect copyright.PENANAxqZ4rXm8g6
Janganlah sesekali kalian mengumbar aurat, karena sesungguhnya, itu bagian dari syetan.116297Please respect copyright.PENANASfNpbyJLMz
116297Please respect copyright.PENANAOQH4GdPGxz
"Kok bengong?" Tegur Dewi.116297Please respect copyright.PENANAs4nFnODAyq
116297Please respect copyright.PENANAEEmkWjPvZE
Rayhan tersentak sadar atas kekhilafannya. "Eh... Iya Ustadza, biar ana saja yang menyelesaikannya. Ustadza istirahat saja dulu." Saran Rayhan, Ustadza Dewi tersenyum sembari menyebarkan kedua kakinya hingga semakin terbuka.116297Please respect copyright.PENANAsvnrcg6a0Y
116297Please respect copyright.PENANAlehb0LAU3k
Rayhan berjongkok di depan Dewi sembari memeras pakaian Dewi yang masih basah. Tetapi matanya sesekali mengintip kearah selangkangan Ustadza Dewi yang terlihat gemuk.116297Please respect copyright.PENANAxOyGU0EScT
116297Please respect copyright.PENANAOcgZOPooD2
Satu persatu Rayhan menjemur pakaian Dewi, dan selama itu juga Rayhan merasa sangat tersiksa. Belum lagi ketika ia harus memegang dalaman Ustadza Dewi dan putrinya Nikita, dengan berbagai warna dan bentuknya yang terkadang aneh. Ada yang berenda, ada yang berbentuk seperti tali, kupu-kupu, dan ada juga yang di bagian bawahnya terbuka.116297Please respect copyright.PENANAIDp8VEBN0f
116297Please respect copyright.PENANAoqqzXjX1dv
"Akhirnya selesai juga." Rayhan mendesah puas.116297Please respect copyright.PENANAObirP5qbvT
116297Please respect copyright.PENANAqgjldfxJHZ
Dewi tersenyum lalu ia berdiri. Sekali lagi Rayhan melihat celana dalam Dewi untuk terakhir kalinya. "Terimakasih banyak Ray! Ustadza gak tau deh kalau gak ada kamu." Ujar Dewi, ia merasa puas atas pekerjaan Rayhan yang cukup rapi dalam menjemur pakaiannya di tiang jemuran.116297Please respect copyright.PENANAHqEpYldtXa
116297Please respect copyright.PENANAbm4n9Dq2Km
"Sama-sama Ustadza, saya senang bisa membantu Ustadza! Kalau nanti ada lagi yang bisa ana bantu, Ustadza bilang aja. Insyaallah ana akan bantu." Ujar Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAhTKUkoJn76
116297Please respect copyright.PENANApaIEmkdB9o
"Tentu, Ustadza akan memanggil kamu."116297Please respect copyright.PENANAWjYR4UReix
116297Please respect copyright.PENANA4QUhyO3C2V
"Kalau begitu ana pergi dulu Ustadza!" Pamit Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAUXwVHnOz8E
116297Please respect copyright.PENANAVOPP076pxb
Dewi mengangguk. "Ya, hati-hati di jalan. Sekolah yang rajin biar bisa jadi orang besar." Nasehat Dewi.116297Please respect copyright.PENANADZ3PXgj41h
116297Please respect copyright.PENANANNmoXYCVW0
"Insyaallah Ustadza."116297Please respect copyright.PENANAUVqJzzfP24
116297Please respect copyright.PENANAvFNQNZaxCC
Setelah kepergian Rayhan, Dewi memasukan tangannya kedalam gamisnya. Ia mendapatkan selangkangannya yang sudah terlalu basah. "Anak itu membuatku terangsang." Gumam Dewi. Ia tersenyum nakal.116297Please respect copyright.PENANA0DXcr07ym9
116297Please respect copyright.PENANA85evRMIPCN
*****116297Please respect copyright.PENANAWT6yc3pQlR
116297Please respect copyright.PENANAXbXRquRFGp
116297Please respect copyright.PENANAXoiLZEM7Oo
116297Please respect copyright.PENANAySiBBksRpg
3 jam sebelumnya di tempat yang berbeda...116297Please respect copyright.PENANAKHbn2smCOh
116297Please respect copyright.PENANABtyylehDYg
Di dalam kamar berukuran 5X6 itu terdapat sepasang Suami Istri yang baru saja selesai beribadah. Laras melepas mukenanya, dan tidak lupa ia melipatnya agar rapi. Lalu meletakkan kembali mukena miliknya di gantungan khusus yang beradah di samping lemari besar pakaian miliknya.116297Please respect copyright.PENANAb0KC04gIHA
116297Please respect copyright.PENANARuzi4CRgb3
KH Umar tersenyum memandang Istrinya. Wanita yang telah menemaninya selama sepuluh tahun terakhir, setelah mendiang Istri pertamanya meninggal dunia.116297Please respect copyright.PENANAnRfJGMEAzT
116297Please respect copyright.PENANA17Bg5ja4eS
"Kenapa Bi?" Tanya Laras, setelah menangkap basah mata Suaminya yang tengah memandangi lekuk tubuh indahnya.116297Please respect copyright.PENANAqIkdkZwmew
116297Please respect copyright.PENANAdW2lm7BC1M
KH Umar mendekati Istrinya, lalu memeluknya dari belakang. "Apakah Abi sudah tidak boleh memandang tubuh indah Umi." Bisik KH Umar di dekat telinga Istrinya.116297Please respect copyright.PENANAGUuIYS9rMg
116297Please respect copyright.PENANA0TssXSxpL5
"Boleh dong Bi! Kan Umi milik Abi." Laras memutar tubuhnya hingga mereka berhadap-hadapan.116297Please respect copyright.PENANArPQtYsddab
116297Please respect copyright.PENANAHT7Ex39Us3
Kedua tangan Laras membelai wajah keriput KH Umar yang di tumbuhi jenggot panjang yang mulai memutih di makan usia. Ya... Sekilas mereka berdua seperti anak dan orang tua, mengingat jauhnya perbedaan usia mereka berdua. Saat ini KH Umar sudah berusia 76 tahun, sementara Laras baru berusia 42 tahun.116297Please respect copyright.PENANAuhbRn2OTBM
116297Please respect copyright.PENANA02CfE9iAZB
KH Umar mendekatkan bibir hitamnya ke bibir merah Istrinya. Ia mengecup mesrah bibir Laras, dan Laras mencoba membalas lumatan bibir Suaminya.116297Please respect copyright.PENANAeFgGQNABzs
116297Please respect copyright.PENANABZOS3HHH4a
Mereka berciuman selama beberapa detik. Kemudian KH Umar membawa Laras menuju ke pembaringan. Pria berusia 76 tahun itu menanggalkan sarungnya, sementara Laras menanggalkan celana tidurnya sekaligus dalamannya.116297Please respect copyright.PENANA58pxuFnOxW
116297Please respect copyright.PENANA5jXmf8PZfT
"Ayo Bi!" Ajak Laras.116297Please respect copyright.PENANA0mheoztuDF
116297Please respect copyright.PENANA1Ya9YtSQj6
KH Umar menindih tubuh Laras yang telah membuka kedua kakinya selebar mungkin. Tampak bibir KH Umar komat-kamit membaca doa. Selesai berdoa KH Umar menusukan kemaluannya yang sudah ereksi.116297Please respect copyright.PENANAXTjq41iAWN
116297Please respect copyright.PENANAi0Qqu6jCEW
Laras dapat merasakan sedikit geli di kemaluannya ketika penis KH Umar masuk kedalam rongga kemaluannya.116297Please respect copyright.PENANAKqLbMksDis
116297Please respect copyright.PENANAmmq2EaE7DR
"Aahkk...!" Desah KH Umar, ketika merasakan jepitan vagina Istrinya yang terasa begitu sempit. Maklum saja, Laras belum pernah melahirkan, sehingga vaginanya masih terasa seret walaupun di masuki penis KH Umar yang tergolong kecil dan agak lembek.116297Please respect copyright.PENANAv0EhjNdCym
116297Please respect copyright.PENANA0P4HVZKFsf
Laras memejamkan matanya, berusaha menikmati setiap gesekan kemaluan mereka berdua. Seiring dengan waktu wanita yang telah memasuki kepala empat itu akhirnya mulai terbakar birahi, membuat vaginanya menjadi semakin licin karena lendir kewanitaannya yang mulai basah.116297Please respect copyright.PENANAV0oH3GjsaZ
116297Please respect copyright.PENANAEdnyR22C7p
Tapi sayangnya rasa nikmat itu tidak bertahan lama. Baru beberapa menit KH Umar sudah tidak mampu mempertahankan permainannya. Tubuh tua itu menegang sesaat hingga akhirnya menumpahkan spermanya kedalam rahim Istrinya.116297Please respect copyright.PENANAZlpZfUn8m0
116297Please respect copyright.PENANA3MeENep2dH
"Terimakasih Umi." Ujar KH Umar sembari rebahan di samping Laras.116297Please respect copyright.PENANAzUaub2E1k8
116297Please respect copyright.PENANAnBsnxp58fp
Walaupun merasa kecewa, Laras tetap berusaha tersenyum semanis mungkin. Karena bagaimanapun juga, kepuasan suaminya menjadi prioritas baginya. "Sama-sama Abi." Jawab Laras sembari turun dari tempat tidurnya.116297Please respect copyright.PENANAFHYf2b3HYZ
116297Please respect copyright.PENANAGU5ZnN9MbG
"Oh iya Umi, hari ini keponakan Abi mau ke rumah kita." Ujar KH Umar sembari memandang bulatan pantat Istrinya yang sedikit bergoyang ketika ia mengenakan kembali celana dalamnya. "Mungkin dia akan tinggal beberapa hari di rumah kita." Lanjut KH Umar.116297Please respect copyright.PENANAgU954RCDeM
116297Please respect copyright.PENANAbblKTH7QUG
"Siapa Bi?"116297Please respect copyright.PENANAi8tU5UYfQW
116297Please respect copyright.PENANAimSBQTgQuA
KH Umar tampak mendesah. "Daniel Umi." Jawabnya.116297Please respect copyright.PENANAiYGtN7A84z
116297Please respect copyright.PENANACsRBkaXb1X
"Ooo!" Bibir Laras membulat, sembari melepas baju piyama miliknya yang tampak basah karena keringat. "Aku bangunin Azril dulu ya Bi." Laras mengambil kimono miliknya dan memakainya. Tidak lupa ia juga mengenakan jilbab santai yang tidak begitu besar.116297Please respect copyright.PENANA44XtM0Cycp
116297Please respect copyright.PENANAR9eSbyrqo7
Selepas kepergian Istrinya, KH Umar masih terlihat melamun. Sebenarnya ia tidak yakin untuk membiarkan Daniel tinggal bersama mereka untuk sementara waktu, mengingat Daniel adalah aib bagi keluarga besar KH Umar. Karena perselingkuhan Daniel dengan Ibu Tirinya, membuat saudara KH Umar meninggal dunia karena stres. Tetapi KH Umar juga tidak bisa menolak keponakannya tersebut, karena bagaimanapun juga Daniel masih keluarganya, apa lagi saat ini tidak ada satupun keluarga besarnya mau menampung Daniel yang baru keluar dari hotel prodeo.116297Please respect copyright.PENANAIm2B0cmhB9
116297Please respect copyright.PENANAQceFYZZFoN
KH Umar berharap keponakannya itu mau berubah. Dan ia pikir Daniel berhak untuk mendapatkan kesempatan ke dua dalam memperbaiki dirinya. Semoga saja dengan Daniel tinggal di pesantren ia bisa menjadi pemuda yang lebih baik lagi.116297Please respect copyright.PENANA6d7JZVN4W8
116297Please respect copyright.PENANAYoXlw3R1ck
Sementara itu di kamar sebelah, Laras tengah duduk di pinggiran tempat tidur putranya yang tengah terlelap. Dengan perlahan ia mengusap lembut kening Azril.116297Please respect copyright.PENANAEacC1k8iuq
116297Please respect copyright.PENANAtbe5WnK2V0
Walaupun anak remaja yang tengah tertidur di dekatnya bukanlah anak kandungnya. Tetap saja Laras sangat menyayangi dirinya seperti anak kandungnya sendiri. Dulu saat Azril masih kecil, Laras ikut merawat dan membesarkannya. Sehingga tidak heran, ketika Kakak nya meninggal, ia di minta untuk menggantikan posisinya menjadi Ibu Azril.116297Please respect copyright.PENANAOrYYw7X45D
116297Please respect copyright.PENANAMyA6f6fAMk
Laras menyandarkan punggungnya, sembari menatap kamar Azril yang selalu rapi. Di pojokan kamarnya terdapat meja belajar, dan rak buku yang tersusun sangat rapi.116297Please respect copyright.PENANAXFSv7qrUdp
116297Please respect copyright.PENANAqnlQdQUyH2
Sungguh Laras merasa bangga memiliki anak seperti Azril. Selain patuh terhadap orang tua, Azril juga anak yang berprestasi. Satu bulan yang lalu, mereka merayakan keberhasilan Azril yang telah berhasil menghafal tiga puluh Juzz. Rasanya sangat jarang menemukan anak seusia Azril bisa menghafal 30 juz.116297Please respect copyright.PENANA9SRAmvWouW
116297Please respect copyright.PENANAUGgqxkHC6W
"Bangun Nak! Subuh dulu." Panggil Laras lembut.116297Please respect copyright.PENANAhYv0E0ZXVQ
116297Please respect copyright.PENANAtaZykNeDBk
Tubuh Azril menggeliat, dan sedetik kemudian ia membuka matanya. Laras menyambut pagi Azril dengan senyuman terbaiknya. Dan tanpa di sadari Laras, senyumannya membuat anak remaja tersebut menjadi salah tingkah.116297Please respect copyright.PENANArtfrbyrvdQ
116297Please respect copyright.PENANAFcuGGRqjEZ
Azril segera bangun, ia duduk di atas tempat tidurnya sembari melihat kearah jam dinding kamarnya dengan motif Spiderman. "Astaghfirullah! Sudah setengah enam." Gumam Azril.116297Please respect copyright.PENANALenBELQWY5
116297Please respect copyright.PENANAgnLyijDSTJ
"Masih ada waktu!" Laras membelai anak rambut Azril.116297Please respect copyright.PENANAyIoHUnnE5X
116297Please respect copyright.PENANAnKCTFt11GO
Laras mengerti kenapa Azril akhir-akhir ini sering bangun terlambat. Sehingga ia memakluminya.116297Please respect copyright.PENANA5v0IhTG09L
116297Please respect copyright.PENANAiCxyZ970Mh
Azril melihat kearah Ibu Tirinya. Dalam diam ia menelan air liurnya yang terasa hambar, ketika matanya menangkap siluet belahan payudara Laras diantara lipatan kimono yang di kenakan Laras. Sebagai anak remaja, sudah sewajarnya kalau Azril terangsang melihat pemandangan indah tersebut.116297Please respect copyright.PENANAm75nIMHzKP
116297Please respect copyright.PENANAL00CFVw35H
Tetapi karena Azril anak yang baik, ia cepat sadar akan kesalahannya. Buru-buru Azril membuang mukanya, ia menatap kaligrafi yang ada dinding kamarnya yang bercat putih.116297Please respect copyright.PENANASTliHkmYrf
116297Please respect copyright.PENANA4uJa9S9DDf
"Kalau ngantuk tidur lagi aja sebentar." Suruh Laras. Ia merasa tidak tega melihat Azril menahan kantuk.116297Please respect copyright.PENANACiqrIGThrU
116297Please respect copyright.PENANA8EvnmpZnDy
Azril tersenyum. "Takut kebablasan Umi." Sahut Azril, tanpa melihat kearah Ibu Tirinya. Ia takut kembali khilaf, walaupun setan sudah berusaha membujuk dirinya untuk melihat kearah Laras yang pagi ini tampil seksi.116297Please respect copyright.PENANAES0OQTuqZ0
116297Please respect copyright.PENANAK7zOMPYSho
Tiba-tiba Laras menarik tangan Azril, membuat tubuh Azril limbung dan jatuh kedalam pelukan Laras. Dan beruntungnya atau sialnya bagi Azril, wajahnya bersandar tepat diatas payudara Ibu Tirinya, benda empuk yang menjanjikan sejuta kenikmatan. Dari jarak yang begitu dekat Azril dapat mencium aroma tubuh Ibunya.116297Please respect copyright.PENANATrqY5EKyLU
116297Please respect copyright.PENANAZm2RGpEDn3
Laras yang tidak mengerti akan penderitaan Azril, malah mendekap kepala Azril, membuat nafas Azril menjadi tersengal-sengal. Seumur hidupnya, baru kali ini wajahnya menyentuh payudara Laras.116297Please respect copyright.PENANAIoXknh8vAW
116297Please respect copyright.PENANAqXAnBmnS2R
Azril membuka matanya, dengan tatapan tidak percaya, ia dapat melihat jelas belahan bongkahan payudara Laras yang memang tidak mengenakan bra untuk melindungi payudaranya yang berukuran 36E. Bahkan ia bisa melihat puting Laras yang berwarna kecoklatan sebesar biji kacang.116297Please respect copyright.PENANAnmqtlcEZC1
116297Please respect copyright.PENANAQBkWYb5k2D
Buru-buru Azril menurunkan pandangannya, dan kali ini ia di suguhi pemandangan yang tidak kalah indahnya. Sepasang paha mulus beserta gundukan vagina Laras yang masih tersimpan di balik kain segitiga berwarna hitam yang telah lecek. Lagi Azril menelan air liurnya. Sungguh ia tidak menyangkah, kalau sepagi ini akan di suguhi pemandangan yang begitu indah, sekaligus menyesatkan.116297Please respect copyright.PENANAZ9OvbH1Zox
116297Please respect copyright.PENANAHx8F2uB9fD
"Hafalan... Hafalan... Hafalan..." Azril bergumam pelan. Ia percaya salah satu yang merontokkan hafalan salah satunya adalah hawa nafsu.116297Please respect copyright.PENANASMl1KtlIfx
116297Please respect copyright.PENANAknurpyTu7S
Laras mengecup lembut ubun-ubun kepala Azril. "Gimana hafalan kamu sayang?" Tanya Ashanty, ia sama sekali tidak sadar, kalau sikapnya yang bermaksud ingin membuat Azril merasa nyaman, malah membuat anak remaja itu menderita.116297Please respect copyright.PENANA6LIgVeZDpC
116297Please respect copyright.PENANANOWcAnEEm7
"Al-alhamdulillah U-Umii, masih lancar!" Jawab Azril gugup.116297Please respect copyright.PENANAFCnz5qSdbX
116297Please respect copyright.PENANAbjzLUVcm6e
"Yang sulit dari menghafal itu, bukan waktu menghafalnya, melainkan menjaganya sayang! Karena itu kamu harus menjaga hafalan kamu dengan baik." Jemari Laras membelai wajah Azril, sembari menatapnya.116297Please respect copyright.PENANAKpN4uOWog9
116297Please respect copyright.PENANAnoQwoXS63n
"Iya Umi, insyaallah Azril akan menjaganya." Jawab Azril ragu. Ia tidak yakin bisa mempertahankan hafalannya, kalau Ibu Tirinya tidak juga melepaskan dirinya.116297Please respect copyright.PENANAK7NjO7mpK8
116297Please respect copyright.PENANAQznEUjdSaK
Sebenarnya Azril ingin sekali meminta Laras untuk berhenti memeluknya. Tetapi ia takut Ibunya akan tersinggung. Tetapi kalau dia hanya diam saja, ia juga tidak yakin bisa menjaga pandangannya lebih lama lagi, karena penampilan Laras yang seksi seakan menari-nari di kelopak matanya, walaupun ia sudah memejamkan matanya.116297Please respect copyright.PENANABqtVXKyi34
116297Please respect copyright.PENANABFC0QKAFAL
116297Please respect copyright.PENANA1CYc49zFwh
116297Please respect copyright.PENANAob6RlACze3
116297Please respect copyright.PENANAjtxwV1mgVj
116297Please respect copyright.PENANAG177wh7JXU
*****116297Please respect copyright.PENANASMFLxhMqai
116297Please respect copyright.PENANAUkPKYVn7MJ
116297Please respect copyright.PENANA4HlDwqm30y
116297Please respect copyright.PENANArLOKWDsfZ3
"Aurel, jangan lari..."116297Please respect copyright.PENANARrjD6fID6d
116297Please respect copyright.PENANAys6Eg7Zjcr
Di koridor asrama tampak dua anak remaja putri tengah berlarian, saling kejar-kejaran, membuat salah satu dari mereka bertiga hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan kedua sahabatnya yang seakan tidak pernah lelah bercanda satu sama lainnya. Dinda menutup kitabnya.116297Please respect copyright.PENANAvIXWL6IYNt
116297Please respect copyright.PENANAaN8qLI5jN9
Ia menghampiri Aurel dan Asyifa yang tengah bergulat di lantai koridor asrama. Mereka berdua saling menggelitik satu sama lainnya.116297Please respect copyright.PENANAAxKbDnzjLa
116297Please respect copyright.PENANARqm2Uhyj3x
"Astaghfirullah! Kalian berdua ini sudah keterlaluan, tidak mencerminkan akhlak seorang muslimah." Ujar Dinda, menceramahi kedua sahabatnya yang malah cengengesan.116297Please respect copyright.PENANAgwZIlYxjFd
116297Please respect copyright.PENANABOsQu44Jo1
"Eh Ustadza." Ujar Asyifa. Ia memperbaiki roknya yang tersingkap.116297Please respect copyright.PENANAiXEbDxXSxs
116297Please respect copyright.PENANAfvwvHWIKx7
Aurel berdiri, lalu dengan gerakan cepat ia meremas payudara Asyifa, membuat gadis cantik itu terpekik kaget. "Aurel... Sini aku mau balas." Panggil Asyifa, tetapi gadis yang di panggilnya itu sudah cukup jauh darinya.116297Please respect copyright.PENANAsVCaJL9pHF
116297Please respect copyright.PENANAfV4FubATbm
"Astaghfirullah! Bisa stres aku melihat kalian berdua." Omel Adinda.116297Please respect copyright.PENANAEkhnt9PNHX
116297Please respect copyright.PENANAmp9p8jPKfL
Melihat Adinda yang mulai serius, mereka berdua kompak berhenti untuk saling mengganggu. Ya... Bagaimanapun juga mereka menganggap Adinda seperti Kakak, mengingat Adinda memang lebih tua setahun dari mereka. Selain itu sikap Adinda lebih dewasa di bandingkan mereka berdua.116297Please respect copyright.PENANAT6TVOACYuD
116297Please respect copyright.PENANAhSVgIfczLR
Aurel mendekat, ia berdiri di samping Adinda yang sesekali menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka berdua, yang tidak jarang membuatnya setres.116297Please respect copyright.PENANAsDVhk3Pi9y
116297Please respect copyright.PENANAHArcSyDAXP
"Kalian sudah besar, tidak baik bercanda seperti itu." Nasehat Adinda. Walaupun apa yang mereka lakukan hanya sebatas bercanda, tetapi tetap saja bagi Adinda yang mereka lakukan sebuah perbuatan tabu.116297Please respect copyright.PENANAf4x4nfk4tG
116297Please respect copyright.PENANAqdJJKPO0R7
"Iya Umi!" Jawab mereka serempak.116297Please respect copyright.PENANAz6nG6dZTLz
116297Please respect copyright.PENANAGYxCnoliFp
"Sudah hampir jam tujuh, mau sekolah gak?" Tegas Adinda. Aurel dan Asyifa saling pandang.116297Please respect copyright.PENANAfH3hgsdaRo
116297Please respect copyright.PENANAJXvMRfgo43
"Iya Umi."116297Please respect copyright.PENANARSRU9Ifwf2
116297Please respect copyright.PENANAwkAo6fQHiV
"Yuk." Ajak Adinda sembari menghela nafas.116297Please respect copyright.PENANAxaZ1F8RUBC
116297Please respect copyright.PENANAg6oz9t86Be
*****116297Please respect copyright.PENANA5XeCUfQB8I
116297Please respect copyright.PENANA3q935iNO2q
116297Please respect copyright.PENANAJ15qYYi3sJ
116297Please respect copyright.PENANAYcASoJalqX
Teng... Teng... Teng...116297Please respect copyright.PENANAsVZ4sTEd6l
Bertepatan dengan suara bel tanda masuk sekolah, Rayhan, Doni, Azril, Nico dan santri lainnya bergegas masuk kedalam kelas mereka masing-masing. Rayhan dan Azril duduk di depan sementara Doni dan Nico duduk di belakang.116297Please respect copyright.PENANAblQqzWTClJ
116297Please respect copyright.PENANAPS5r7v8cMi
Tidak lama kemudian seorang wanita cantik dengan kaca mata minusnya masuk kedalam kelas. Tidak lupa ia mengucapkan salam, yang di jawab kompak oleh murid-muridnya. Ia duduk di kursinya sembari membuka daftar absen. Satu persatu nama yang di absensi ia panggil. Sebagian besar muridnya hadir, tetapi ada sebagian kecil yang tidak bisa mengikuti kelas.116297Please respect copyright.PENANAkkNVW1veBz
116297Please respect copyright.PENANAKmWQWA542n
Setelah agenda formal itu selesai, suasana kelas mendadak hening dan mencekam. Beberapa Santri terlihat tertunduk lesu, dengan keringat dingin yang membasahi tubuh mereka, dan beberapa lagi terlihat sibuk membuka kitab mereka.116297Please respect copyright.PENANAJ4o7CTeNpj
116297Please respect copyright.PENANAY73q8pyO04
Ustadza Anita turun dari kursinya, ia mengedarkan pandangannya kearah muridnya yang terlihat pucat pasi. Hanya ada beberapa santri saja yang terlihat tenang.116297Please respect copyright.PENANA8KXO8bz1q0
116297Please respect copyright.PENANA92ycZqb7iD
"Woi!" Bisik Doni.116297Please respect copyright.PENANApp6SmNY5nz
116297Please respect copyright.PENANAJQwDQn3z9p
Rayhan menoleh ke belakang. "Apa?" Jawab Rayhan dengan berbisik juga.116297Please respect copyright.PENANAriyHJMXwJM
116297Please respect copyright.PENANAYmRT0oizch
"Lo udah hafal?"116297Please respect copyright.PENANAnJrQb3Ebdw
116297Please respect copyright.PENANAmhtsJTCpy8
"Belum, Lo?" Doni menggelengkan kepalanya.116297Please respect copyright.PENANA34ePjXaupr
116297Please respect copyright.PENANA64SvvRvhlX
Rayhan bernafas lega, setidaknya ia punya teman berdiri nanti dan menerima hukuman bersama-sama. Sementara Azril, rasanya tidak mungkin ia tidak hafal, mengingat sahabatnya yang satu itu sangat rajin dan ia juga cepat menghafal.116297Please respect copyright.PENANAnSp0VqLgy3
116297Please respect copyright.PENANAU2w9sFoSlQ
Ustadza Anita menghela nafas, sebelum mengucapkan kalimat pamungkasnya. "Bagi yang belum hafal, silakan berdiri di depan kelas." Suara Ustadza memang terdengar pelan, tetapi sangat tajam menusuk bagaikan pedang di hati para Santri yang belum hafal.116297Please respect copyright.PENANAy2KnodI94r
116297Please respect copyright.PENANA4RE7zKblIk
Satu persatu Santri maju ke depan kelas, tak ketinggalan Doni dan Rayhan, memang selalu menjadi langganan.116297Please respect copyright.PENANAyk5Kg4x31u
116297Please respect copyright.PENANAlbY3xy7Jhu
Ustadza Anita menggelengkan kepalanya, melihat murid-muridnya yang berjumlah delapan orang telah siap menerima hukuman darinya. Ia kembali melihat kearah santri lainnya yang masih duduk bangku mereka masing-masing. Anita tersenyum tipis, melihat sisa muridnya yang kurang lebih dua puluh orang.116297Please respect copyright.PENANAy048FSCYnM
116297Please respect copyright.PENANAgYgFj2kxjm
"Jadi yang masih duduk sudah hafal semua?" Tanya Anita.116297Please respect copyright.PENANAhoPSDFWUFk
116297Please respect copyright.PENANALbhF3xk8rT
"Sudah Bu!" Jawab mereka kompak.116297Please respect copyright.PENANAd7XQWi0ivr
116297Please respect copyright.PENANAiwhZebBml0
Ustadza Anita kembali duduk di kursinya. "Kalau ada yang tidak hafal, maka hukumannya akan semakin berat! Ustadza tanya sekali lagi." Hening sejenak. "Bagi yang belum hafal, silakan berdiri di depan kelas." Ulangnya, sembari menatap satu persatu wajah muridnya yang terlihat tegang.116297Please respect copyright.PENANAdH3uh66WQs
116297Please respect copyright.PENANA7rdBA2EWcl
Sekitar lima menit berlalu, belum ada satupun santri yang beranjak dari kursinya. Itu artinya sudah tidak ada lagi Santri yang belum hafal. Tetapi ketika Ustadza Anita hendak mengetes mereka, tiba-tiba seorang santri menggeser kursinya, lalu berjalan dengan wajah tertunduk menuju depan kelas.116297Please respect copyright.PENANAFvYoFPU3cx
116297Please respect copyright.PENANAcgtIA4e9wv
Rayhan dan Doni kompak saling pandang, lalu pandangan mereka tertuju kearah Azril yang tengah melangkah gontai menuju barisan para pesakitan.116297Please respect copyright.PENANA36dP9BH67G
116297Please respect copyright.PENANAjDaGuVFNgT
"Azril!" Lirih Ustadza Anita.116297Please respect copyright.PENANArw8ZnXbzwX
116297Please respect copyright.PENANAWoOnySDUMX
Ternyata bukan hanya Rayhan dan Doni saja yang sulit percaya kalau sahabat karib mereka yang semester lalu juara kelas bisa berada di barisan pesakitan. Ustadza Anita pun sulit untuk percaya, mengingat Azril selama ini di kenal sebagai anak yang pintar, dan selalu bisa menghafal setiap hafalan yang di berikan kepadanya.116297Please respect copyright.PENANA1BLoaNu7RT
116297Please respect copyright.PENANA4hIf9lIoDi
Azril sadar kalau dirinya saat ini mendadak menjadi pusat perhatian teman-temannya, tetapi ia tidak mengubrisnya.116297Please respect copyright.PENANA4E1FdY5c1S
116297Please respect copyright.PENANAjj1bLiIs4P
Sebenarnya semalam Azril telah menghafal hafalan yang di berikan Ustadza Anita. Tetapi entah kenapa, tiba-tiba ia sulit mengingat hafalannya. Mungkinkah karena kejadian tadi? Bisa jadi... Karena Azril sendiri berfikir seperti itu. Setiap kali ia ingin fokus mengingat hafalannya, secara tiba-tiba kemolekan tubuh Ibunya terbayang di dalam benaknya.116297Please respect copyright.PENANAH5kwbJJxyl
116297Please respect copyright.PENANAgt8wScY1FV
*****116297Please respect copyright.PENANAjpvJJmQF3e
116297Please respect copyright.PENANA2libaB3btj
116297Please respect copyright.PENANAyUhu5AeZOf
Ketika jam menunjukan pukul sembilan pagi, lonceng kembali berdentang, menandakan jam istirahat pertama. Beberapa siswa berhamburan keluar kelas, ada yang ke asrama, duduk di taman, perpustakaan dan ada juga ke tempat pavorit mereka, kantin sekolah.116297Please respect copyright.PENANAQ3OTbD1sAb
116297Please respect copyright.PENANAXRtlvJpfsC
Pesantren Al Tauhid memiliki dua kantin, satu khusus santri perempuan dan satunya lagi di khususkan untuk santri laki-laki. Kantin mereka memang di pisah, sama halnya dengan kelas maupun asrama mereka. Sehingga sulit bagi mereka untuk berinteraksi secara langsung ketika berada di dalam lingkungan pesantren.116297Please respect copyright.PENANAKuFJ39ssS0
116297Please respect copyright.PENANAcpxuYFIrcE
Dan di sanalah Zaskia bersama dua rekannya sesama Ustadza menghabiskan waktu istirahat.116297Please respect copyright.PENANArFjMmNaZtG
116297Please respect copyright.PENANAsyBqWjRsX7
Sembari menikmati sepiring bakso Mang Solihin, mereka bercengkrama ringan, membaur dengan para santri wanita dan beberapa Ustadza.116297Please respect copyright.PENANATlMKgKRl6U
116297Please respect copyright.PENANAgpXzbhDjNg
"Mau sampai kapan Uhkti melajang?" Pertanyaan menohok itu meluncur deras dari sahabat baiknya Julia. Zaskia yang tengah mengunyah pentol bakso miliknya, nyaris saja memuntahkan kembali makanannya.116297Please respect copyright.PENANAAvhvcDXUKF
116297Please respect copyright.PENANAjYhvruww5V
Nabila yang merasa kasihan menyikut lengan Julia. Ia merasa pertanyaan frontal seperti itu bisa di sampaikan dengan cara yang lebih tepat. Walaupun sebenarnya ia juga ingin menanyakan hal yang sama, mengingat usia Zaskia yang sudah 24 tahun, sangat layak bagi wanita berhijab merah muda itu untuk segera menikah.116297Please respect copyright.PENANA5KgZgYDyc1
116297Please respect copyright.PENANAvYvzxJgBwu
Zaskia tidak langsung menjawab pertanyaan yang sering sekali mampir kepadanya. Karena pada dasarnya, ia sendiri juga tidak mengerti kenapa dirinya masih ingin melajang.116297Please respect copyright.PENANAi9lMUQ30XB
116297Please respect copyright.PENANAkFzCZHMQ4Q
Wanita secantik Zaskia, tentu tidak sulit baginya untuk mencari pasangan. Sudah banyak para Ikhwan yang datang kepadanya dan mengajukan proposal ta'aruf, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang di terima Zaskia. Selalu saja ada alasan, bagi Zaskia untuk menolak mereka.116297Please respect copyright.PENANAYo2Hlahwac
116297Please respect copyright.PENANA4Hh9YcaqTI
"Jodohnya belum ada!" Jawab Zaskia singkat.116297Please respect copyright.PENANAOkbZUADLmg
116297Please respect copyright.PENANA1cg7sr56aF
Julia menghela nafas, sembari mengaduk kopi cappucino yang ada di depannya. "Jodoh juga harus di usahakan Uhkti. Ingat, Allah tidak akan merubah nasib kaumnya, kecuali kaumnya yang mau berubah." Nasehat Julia, ia mengangkat gelas dan menyeruput kopinya.116297Please respect copyright.PENANAOFWSERjHku
116297Please respect copyright.PENANALirnpCKzUp
"Benar Za! Junior kita aja sudah banyak yang menikah." Jelas Nabila, yang setahun lalu melepas masa lajangnya.116297Please respect copyright.PENANARwOyMFon8J
116297Please respect copyright.PENANAdokYVAqZKO
"Bukannya ana belum mau menikah Uhkti, hanya saja, belum menemukan sosok yang layak untuk menjadi pemimpin rumah tanggaku nanti."116297Please respect copyright.PENANA21x7KiymOv
116297Please respect copyright.PENANAOseUqtcPQS
"Laki-laki yang seperti apa yang Uhkti inginkan untuk menjadi pendamping Uhkti?" Tanya Julia heran, dengan sikap sahabatnya. Selama ini yang mencoba mendekati Zaskia bukan pria sembarangan, mereka adalah pria-pria pilihan yang keislamannya tidak bisa di ragukan lagi.116297Please respect copyright.PENANALpweR9VQ70
116297Please respect copyright.PENANA5uxaUB0uxS
Zaskia diam sejenak, ia mengedarkan pandangannya kearah sepasang kucing yang tengah kawin di pojokan kantin. Tanpa sadar, sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.116297Please respect copyright.PENANAhEDLN7tfew
116297Please respect copyright.PENANARYiSSLYIOg
Sebenarnya Zaskia sadar betul, kalau manusia di ciptakan berpasang-pasangan untuk melengkapi iman mereka. Hanya saja, untuk saat ini Zaskia merasa belum siap untuk membuat komitmen dengan seseorang pria. Ia ingin melihat Adik kandungnya sukses terlebih dahulu, sebelum membuat komitmen. Karena dirinya takut, kalau ia memiliki pasangan hidup, perhatiannya terhadap Rayhan akan berkurang.116297Please respect copyright.PENANAIK9sdVg2uk
116297Please respect copyright.PENANAIJicg4Oc1t
"Kucing aja ada pasangannya? Kamu kapan?" Ledek Julia. "Mau sampai kapan memek kamu menganggur!" Lanjut Julia, kali ini ia berbicara dengan nada yang sebenarnya tidak layak di ucapkan oleh Ustadza seperti Julia.116297Please respect copyright.PENANAhpTQ3kMqmD
116297Please respect copyright.PENANAVb2WaSCbYA
Nabila yang duduk di sampingnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Keluar dah sifat asli." Celetuk Nabila, sembari melirik kearah sahabatnya.116297Please respect copyright.PENANA6JdOWybi9E
116297Please respect copyright.PENANAWQ4Ml5sLzv
"Astaghfirullah Mbak! Gak ada kalimat yang lebih bagus." Singgung Zaskia, ia benar-benar tidak mengerti dengan sahabatnya yang satu itu. "Seperti bukan seorang muslimah." Nyinyir Zaskia.116297Please respect copyright.PENANA9k5CbIyWcW
116297Please respect copyright.PENANAginb3MSx5j
"Habis aku sebel sama kamu Za!"116297Please respect copyright.PENANAX9fD21BJGr
116297Please respect copyright.PENANAlZPPv4yAGh
Zaskia meletakan kedua tangannya diatas meja kantin. "Sebel kenapa? Ana belum menikah, karena memang belum bertemu sosok yang tepat. Ana yakin, uhkti pasti tidak ingin melihat Ana menyesal nantinya, karena terburu-buru mencari pasangan hidup." Jelas Zaskia, membuat Julia tidak bisa berkata-kata lagi.116297Please respect copyright.PENANAr6VzjEPHen
116297Please respect copyright.PENANAo4xddjuWUr
"Sudah-sudah, kita ngobrolin yang lain aja." Lerai Nabila.116297Please respect copyright.PENANA3wRJRDiGU9
116297Please respect copyright.PENANAI2vImIOTjM
Julia menghela nafas perlahan, sembari menegakan punggungnya. "Uhkti benar, bagaimanapun juga kita tidak boleh terburu-buru mencari pasangan hidup!" Getir Julia, wajah cantiknya menggambarkan kesedihan yang mendalam.116297Please respect copyright.PENANADQkaQAmpQU
116297Please respect copyright.PENANA9mJMhevD2l
"Alhamdulillah kalau Uhkti mengerti." Zaskia tersenyum manis. Membuat pria manapun pasti akan oleng imannya kalau melihat senyuman Zaskia.116297Please respect copyright.PENANApE7HKMYELm
116297Please respect copyright.PENANA2kfgOsvnD5
Mereka kembali melanjutkan makan siang mereka, sembari mengobrol ringan. Sementara Julia lebih banyak diam. Wanita berusia 33 tahun itu sangat menyesal karena sempat memaksa sahabatnya untuk segera menikah, dan melupakan masa lalunya yang penuh penyesalan. Andai saja dulu ia tidak terburu-buru memilih pasangan, mungkin ia tidak perlu merasakan penyesalan sampai detik ini.116297Please respect copyright.PENANAb3Ja3KT8XQ
116297Please respect copyright.PENANAm4F2xowzdK
Obrolan mereka terhenti, ketika suara dentang lonceng kembali berkumandang. Habis ini Zaskia dan Nabilla masih ada kelas. Sementara Julia memutuskan pulang ke rumahnya. Karena jadwal mengajarnya kosong.116297Please respect copyright.PENANADY3KDrLuZV
116297Please respect copyright.PENANAXg4dgKT91f
*****116297Please respect copyright.PENANA8vCGUQ3NWp
116297Please respect copyright.PENANAlUX6YXviAn
116297Please respect copyright.PENANAvtZf10L4dC
116297Please respect copyright.PENANAoWQ65VZPuw
Suara azan berkumandang melalui Manara masjid yang menjulang tinggi. Suara sang Muazin yang begitu merdu, mampu menggetarkan hati siapapun yang mendengarkannya dengan khusuk. Tidak lama kemudian, beberapa santri dan ustadz-ustadza berbondong-bondong menuju masjid. Dalam sekejap masjid di penuhi oleh orang-orang yang ingin melaksanakan ibadah.116297Please respect copyright.PENANAyhCJGFXyWQ
116297Please respect copyright.PENANABOwfuCFmIa
Di tempat yang berbeda, terlihat seorang pemuda berdiri di depan sebuah rumah. Sesekali wajahnya meringis menahan hawa panas matahari yang menerpa wajahnya.116297Please respect copyright.PENANApfi1WURmqt
116297Please respect copyright.PENANAJVN4W5FuTY
Sudah hampir setengah jam lamanya ia berdiri di depan pintu seorang diri. Menahan hawa panas yang membakar kulitnya, membuatnya mendumel kesal. Ingin rasanya ia segera meninggalkan rumah tersebut, tetapi sayangnya ia tidak memiliki tujuan lain.116297Please respect copyright.PENANAQJzD8Ezi86
116297Please respect copyright.PENANAxSnaP48Lp1
Tok... Tok... Tok...116297Please respect copyright.PENANA8wXkr3I1nu
116297Please respect copyright.PENANA8Sz25OkjVK
"Assalamualaikum!" Panggilnya untuk ke sekian kali.116297Please respect copyright.PENANAepVwGkKqHA
116297Please respect copyright.PENANAyjqXNybJtm
Lima menit kemudian pintu itu akhirnya terbuka. Tampak seorang wanita paruh baya berparas cantik keluar dari dalam rumahnya. Wanita tersebut adalah Laras, istri dari pimpinan Ma'had Al Tauhid. Di usianya yang sudah berkepala empat, ia masih terlihat begitu cantik. Dan kecantikannya mampu menghipnotis pemuda yang ada dihadapannya saat ini.116297Please respect copyright.PENANAzaSgnnBysk
116297Please respect copyright.PENANAXJdV6kRmzc
Butuh waktu beberapa detik untuk mengembalikan kesadaran Daniel.116297Please respect copyright.PENANAmf11b2gQ5z
116297Please respect copyright.PENANA6cjZpniZkm
"Waalaikumsalam! Daniel?" Ujar Laras.116297Please respect copyright.PENANApy6RlT3KzC
116297Please respect copyright.PENANAesX0MtxjAi
Pemuda itu tersenyum lega. "Iya Tante, ini saya Daniel." Ujar Daniel sembari menyalami tangan Laras. Bibir tebalnya mencium hangat punggung tangan Laras.116297Please respect copyright.PENANAnAS92TMdsL
116297Please respect copyright.PENANAeOkBJE0FAZ
"Subhanallah, sekarang kamu terlihat semakin tampan, terakhir kita ketemu kamu masih terlihat kudel." Laras tertawa renyah, ia tidak menyangkah kalau Daniel akan tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan.116297Please respect copyright.PENANAgDn9jCHyGO
116297Please respect copyright.PENANAgf5jPgtq8A
Daniel tersenyum senang mendengarnya. "Tante juga masih terlihat sangat cantik!" Balas Daniel.116297Please respect copyright.PENANAMSejm2OaC1
116297Please respect copyright.PENANA5Dls8KipUf
"Bisa saja kamu Dan!"116297Please respect copyright.PENANA2bQPOpK6z9
116297Please respect copyright.PENANArX0PJxOMtp
"Bener kok Tante, tadi saya kira anaknya Tante yang keluar menyambut saya, eh... Gak taunya Tante sendiri."116297Please respect copyright.PENANAiCuprg2q1c
116297Please respect copyright.PENANAfzoVM8W5eN
Laras tertawa semakin keras, ia tidak menyangkah kalau dirinya ternyata masih begitu cantik. Sebagai seorang wanita sudah sewajarnya kalau ia merasa senang karena di sejajarkan dengan anak remaja.116297Please respect copyright.PENANA0y1mHY6NeT
116297Please respect copyright.PENANA8FgIbAvzD8
"Uda ah ngegombalnya, nanti Tante malah terbang lagi." Ujar Laras sembari tersenyum manis. "Gimana kabar kamu Dan?" Tanya Laras, mengalihkan pembicaraan.116297Please respect copyright.PENANADutud51GrT
116297Please respect copyright.PENANAX1ykHMSMdn
"Alhamdulillah, baik Tante, kabar Tante sendiri bagaimana?" Tanya Daniel sopan. Tapi sayang, matanya tidak sesopan mulutnya. Diam-diam mengamati wajah cantik Istri dari KH Umar yang berseri indah, bagaikan bunga mawar yang tengah mekar. Ia berfikir betapa beruntungnya kalau dirinya bisa meniduri wanita yang ada di hadapannya saat ini.116297Please respect copyright.PENANAEQd75V37Hj
116297Please respect copyright.PENANAh4ra2ILp3J
Matanya turun menuju sepasang gunung kembar yang terbungkus rapi di balik hijab hitam yang di padu dengan gamis berwarna coklat muda.116297Please respect copyright.PENANArVEwwCKZUQ
116297Please respect copyright.PENANAgAIOio77I8
Laras sama sekali tidak menyadari kenakalan Daniel yang berani memandangi kemolekan sepasang gunung kembar miliknya yang amat ia banggakan.116297Please respect copyright.PENANAQVpiHU98OS
116297Please respect copyright.PENANAn4uOKQPvSZ
"Alhamdulillah, Tante juga baik! Ayo masuk dulu Dan. Gak enak ngobrol di luar." Ajak Laras.116297Please respect copyright.PENANA25Cc3WwB4A
116297Please respect copyright.PENANA8dZsxI4WPs
"Iya Tan."116297Please respect copyright.PENANAExtN7LPAAK
116297Please respect copyright.PENANAne2tetKhyd
******116297Please respect copyright.PENANAtAEtSoP3Kn
Amanda116297Please respect copyright.PENANAK31g1TRIyA
116297Please respect copyright.PENANALyiHzdHQ7y
Rika116297Please respect copyright.PENANAlhNotEQTEh
116297Please respect copyright.PENANASIuNLNRuNf
Gita116297Please respect copyright.PENANAdRe7i3BuvZ
116297Please respect copyright.PENANAvk8idTxXxK
Langit yang tadinya berwarna biru cerah kini telah berganti warna menjadi warna jingga. Angin bertiup pelan, menggulung debu-debu jalanan, dan beberapa plastik bekas ikut tertiup perlahan.116297Please respect copyright.PENANA5JaLbDz3ES
116297Please respect copyright.PENANAb1NhliCYXl
Di sebuah lapangan yang tidak begitu besar, tampak dua orang santri wati yang tengah bermain badminton. Seorang lagi duduk di pinggir lapangan sembari menjadi wasit dadakan.116297Please respect copyright.PENANApvEMTn4NSw
116297Please respect copyright.PENANAWjkxlIACax
"Tadi masukkan?" Protes Gita.116297Please respect copyright.PENANAMJLCxx2xFH
116297Please respect copyright.PENANAEJhHNWOGZ7
Rika ikut menghampiri Amanda yang menjadi wasit dadakan. "Tadi melewati garis line kok." Sengit Rika tidak mau kalah, Amanda hanya melongok bingung.116297Please respect copyright.PENANAgKBSCfx8Zy
116297Please respect copyright.PENANASN0RAMcYD9
"Buta ya mata kamu."116297Please respect copyright.PENANAgj5ckHyOHt
116297Please respect copyright.PENANArYxvdLDhZI
"Enak aja! Tadi benaran gak masuk." Jawab Rika berkacak pinggang sembari mengembungkan pipinya, hingga ia terlihat sangat menggemaskan.116297Please respect copyright.PENANANsMyKD7xXB
116297Please respect copyright.PENANAgDRpyR988O
Amanda segera berdiri sembari menepuk-nepuk pantatnya yang kotor terkena debu. "Di sini gue wasitnya, kalian gak usah ribut." Lerai Amanda, seakan dirinya memang seorang wasit proposional.116297Please respect copyright.PENANAnmYMPUX0gK
116297Please respect copyright.PENANAsIy6PpH1Ae
"Jadi keputusannya apa?" Tanya Rika.116297Please respect copyright.PENANA7pduG73B5k
116297Please respect copyright.PENANAUq5qPePZrG
"Masuklah..." Ujar Gita semangat.116297Please respect copyright.PENANAu3HrC7c6pR
116297Please respect copyright.PENANAGqR1Bxip5A
Rika menyikut Gita kesal, Amanda yang melihat kedua sahabatnya hanya mendesah pelan sembari menggelengkan kepalanya. "Hmmm... Ini agak sulit, soalnya tadi kurang jelas masuk apa gak." Ujar Amanda.116297Please respect copyright.PENANAYde0ApToBs
116297Please respect copyright.PENANAAOD7mthG9X
"Tadi tuh gak masuk, bolanya keluar line."116297Please respect copyright.PENANAXNnBNcFCRd
116297Please respect copyright.PENANAr9MobwRZfF
Gita memeluk dan menarik lengan Amanda. "Tadi itu masuk! Kalau masuk makan malam nanti aku teraktir lauk ikan." Ujar Gita menyogok Amanda sang Wasit.116297Please respect copyright.PENANA02NWFvlqbC
116297Please respect copyright.PENANAvXEKMNFn0O
"Oke! Sebagai wasit saya putuskan kalau bola barusan di hitung masuk...." Jawab Amanda.116297Please respect copyright.PENANAD6XvFkVOEN
116297Please respect copyright.PENANAFDWC6OqZed
Rika melongok, sementara Gita berjingkrak senang karena bisa mengalahkan sahabatnya. Karena tidak terima Rika mencoba memaksa sahabatnya untuk merubah keputusannya, alhasil keributan kecil kembali terjadi di antara mereka bertiga.116297Please respect copyright.PENANASchKXtP00U
116297Please respect copyright.PENANArYhfldCqR3
Tanpa mereka sadari, dari jarak 20 meter seseorang diam-diam tengah mengamati mereka.116297Please respect copyright.PENANA96AWQ7jIjz
116297Please respect copyright.PENANAxP2LO34Jpe
Pria paruh baya itu tersenyum menjijikan, sembari memamerkan gigi kuningnya yang seakan sudah bertahun-tahun tidak ia bersihkan.116297Please respect copyright.PENANAgkKdwftE0r
116297Please respect copyright.PENANAUoHEnaKrOO
Sembari menyeka air liurnya yang sedikit menetes, ia memasukan tangannya ke dalam celananya, merogoh batang kemaluannya yang telah mengeras. Tanpa berkedip ia memandangi mereka bertiga.116297Please respect copyright.PENANA0pQf0YEXeP
116297Please respect copyright.PENANAygLxdom1lQ
*****116297Please respect copyright.PENANAUqsTGtF8HO
116297Please respect copyright.PENANAuHGJURCBxt
116297Please respect copyright.PENANASNripB48a1
116297Please respect copyright.PENANAeEbMIjoTwt
Di tempat yang berbeda, terlihat dari kejauhan seorang pemuda sembari menenteng sepatu berjalan menelusuri jalan berdebu. Sementara langit terlihat mulai tampak gelap, menandakan kalau sebentar lagi langit akan menumpahkan rahmatnya untuk umat manusia.116297Please respect copyright.PENANAAElOfZd4uk
116297Please respect copyright.PENANAny9NqMPu2Z
Duaaarrr...116297Please respect copyright.PENANAD0XGIbvwtx
116297Please respect copyright.PENANAO6auW4z9aQ
Sekilas cahaya terang lewat di depan wajah sang pemuda, ia meringis sembari menatap langit.116297Please respect copyright.PENANAH6yZGlfeN0
116297Please respect copyright.PENANA07NOBaDulV
"Ray... Ray..."116297Please respect copyright.PENANAwUlhT4S0y1
116297Please respect copyright.PENANAuHSLUrtKZA
Rayhan celingukan mencari sumber suara yang tengah berteriak memanggilnya.116297Please respect copyright.PENANAMek5XY5HhW
116297Please respect copyright.PENANAwAGbBxdq7N
Tampak seorang wanita berjilbab hitam tengah menggapai kan tangannya ke pada Rayhan. Buru-buru pemuda itu menghampiri sang Ustadza.116297Please respect copyright.PENANAE0yVk164ux
116297Please respect copyright.PENANAM1hAJU5s0V
"Ada apa Ustadza?"116297Please respect copyright.PENANAl6DyDqZ7CM
116297Please respect copyright.PENANATjpqQF3UCw
"Kamu dari mana, buruan pulang, mau hujan tuh." Tegur Ustadza Dewi. Tampak angin nakal meniup-niup ujung jilbab lebarnya.116297Please respect copyright.PENANAHoXn7uZd2e
116297Please respect copyright.PENANAvofdq2VGOa
Rayhan mengangkat sepatu bolanya. "Habis main bola Ustadza! Hehehe... Jemurannya sudah di angkat ya Ustadza?" Tanya Rayhan, sembari melirik kearah jemuran milik Ustadza Dewi yang terlihat kosong.116297Please respect copyright.PENANAFr3CXYjdCb
116297Please respect copyright.PENANAwwA8LjfGbF
"Baru aja selesai! Kamu telat... Hihihi..." Tawa Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANACPfdooz7Z0
116297Please respect copyright.PENANApvvGAKUKm7
Rayhan menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal. "Lain kali harus lebih cepat pulang ni." Gumam Rayhan, Ustadza Dewi mengangkat alisnya, lalu kembali tertawa renyah mendengar gumaman Rayahan.116297Please respect copyright.PENANAuNK9nbJJ0c
116297Please respect copyright.PENANAgLmBJFjzam
"Lain kali kamu harus lebih cepat."116297Please respect copyright.PENANAK4F5dnul4B
116297Please respect copyright.PENANAojdDipUuJz
"Siap Ustadza! Hehehe..."116297Please respect copyright.PENANA6YE59hXsW1
116297Please respect copyright.PENANAmQrhnkHIEN
Dewi melipat tangannya diatas dada, membuat payudaranya kini lebih membusung. "Ya sudah, sana kamu pulang, nanti di cariin sama Ustadza Zaskia." Suruh Dewi, yang terkesan mengusir Rayhan.116297Please respect copyright.PENANAfh9krwoiK1
116297Please respect copyright.PENANAu4nr7XfBla
"Assalamualaikum Ustadza."116297Please respect copyright.PENANAVwNpErvDp6
116297Please respect copyright.PENANAHvn5WCpjmF
"Waalaikumsalam!" Jawab Ustadza Dewi.116297Please respect copyright.PENANAYmkG4KkZzP
116297Please respect copyright.PENANAA99UignsTE
Dia memandangi punggung Rayhan yang perlahan menghilang dari pandangannya. Satu tangan Ustadza Dewi turun kebawah, mengurut pelan vaginanya, yang entah kenapa terasa gatal.116297Please respect copyright.PENANAHocg48SSfl
116297Please respect copyright.PENANAmeygPyKP0x
*****116297Please respect copyright.PENANAOzbbpwmvop
116297Please respect copyright.PENANAGnWtN4yzij
Clara116297Please respect copyright.PENANAzPtqUKc8Fw
Laras116297Please respect copyright.PENANA05aGjHmfYL
116297Please respect copyright.PENANAqEUnyUQm9s
Selepas shalat isya hujan turun sangat lebat beserta angin kencang. Pohon-pohon besar yang berjejer di tepian sungai tampak bergoyang mengikuti alunan angin yang seakan ingin menerbangkan mereka, akibatnya banyak daun-daun pohon tersebut yang berguguran.116297Please respect copyright.PENANAZTseQcxAQY
116297Please respect copyright.PENANAiMn0ZAPZp4
Di jalanan tampak beberapa santri berlindung di balik kain sarung yang mereka kenakan. Berlari secepat mungkin agar bisa tiba lebih cepat di asrama. Hal yang sama juga di lakukan oleh santriwati, mereka bergegas untuk kembali ke asrama agar bisa segera berlindung di balik selimut tebal.116297Please respect copyright.PENANA1cWOrSaecQ
116297Please respect copyright.PENANAQqq0xpUQdp
Berulang kali langit berteriak, seakan ingin meruntuhkan seisi dunia. Membuat beberapa santri Wati terlihat ketakutan. Mereka yang tidak bisa tidur, memutuskan untuk mengobrol di dalam kamar sembari menanti hujan reda.116297Please respect copyright.PENANA0gjawhtn0t
116297Please respect copyright.PENANAdf1fGMJn9n
Sementara itu di kediaman KH Umar, Laras bersama anak-anaknya tengah menikmati siaran televisi. Mereka tengah menonton sinetron di ruang keluarga.116297Please respect copyright.PENANAIxXyveSSdd
116297Please respect copyright.PENANAQ43XiwBJsx
"Mi! Clara ke kamar dulu ya." Pamit Clara. Gadis berusia 18 tahun itu berulang kali menguap, mencoba menahan kantuk.116297Please respect copyright.PENANAqkJaObDZPb
116297Please respect copyright.PENANA6mM9vNG0S0
Laras tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Iya sayang! Jangan lupa cuci tangan dan kakinya sebelum tidur." Nasehat Laras kepada Putrinya.116297Please respect copyright.PENANAPLKyv1KUy4
116297Please respect copyright.PENANAAbG2OExNrU
"Siap Mi."116297Please respect copyright.PENANAXlKTOwkL2u
116297Please respect copyright.PENANAHlRTv8dyIP
Kaki mungil Clara menghentak lantai, meninggalkan Laras dan Adiknya Azril yang diam-diam memperhatikan garis celana dalam saudara tirinya, yang menjiplak di celana tidur yang di kenakan Clara.116297Please respect copyright.PENANAFpRR3XTuAA
116297Please respect copyright.PENANAkvUh2X96hB
Tapi Azril buru-buru sadar akan kesalahannya, sehingga ia dengan cepat beristighfar di dalam hatinya. Ia sangat menyesal karena sempat mencuri pandang pantat Saudaranya. Padahal dulu, ia tidak pernah memiliki pikiran kotor tentang keluarganya, tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia sering berfikiran kotor tentang keluarganya.116297Please respect copyright.PENANAmZYapW4sqT
116297Please respect copyright.PENANAQKELQGPwze
"Kamu belum tidur?" Tegur Laras.116297Please respect copyright.PENANABSdwMPwxAL
116297Please respect copyright.PENANAc9lxJZCOYR
Wanita anggun itu meluruskan kakinya di sofa, sembari menopang kepalanya dengan tangan. Ia menekuk satu kakinya sehingga gaun tidur berwarna putih yang ia kenakan sedikit tersingkap memamerkan betisnya yang putih mulus seperti pualam.116297Please respect copyright.PENANA0uOfLQ42N2
116297Please respect copyright.PENANAUlt1tgigF6
Sejenak Azriel terpaku menatap betis Laras yang terlihat seperti padi bunting. Alhasil pemandangan tersebut membuat sang junior terbangun.116297Please respect copyright.PENANAdS36nE2VJ0
116297Please respect copyright.PENANAcVA24zirVa
Laras menggeser kakinya hingga semakin terbuka. "Di tanya kok diam?" Tegur Laras, dia melirik kearah putranya.116297Please respect copyright.PENANAfiLDmjsOuK
116297Please respect copyright.PENANA2vOw3nilpm
Deg... Deg... Deg...116297Please respect copyright.PENANAlyduo3DTDQ
116297Please respect copyright.PENANAYtyE3tuKMF
Jantung Azril berdetak tidak beraturan, bahkan ia tampak kesulitan mengambil nafas sanking tegangnya. "Eh... Ke-kenapa Mi?" Tanya Azril, sembari melihat kearah Ibu Tirinya, dan sialnya matanya malah tertuju kearah selangkangan Laras yang terbuka.116297Please respect copyright.PENANAWa7bu27WHa
116297Please respect copyright.PENANAtTat9SJOkp
Gleeek...116297Please respect copyright.PENANA2yhaLyyyn3
Azril menelan air liurnya yang hambar ketika melihat celana dalam Laras yang berwarna cream.116297Please respect copyright.PENANAXzYU5p3070
116297Please respect copyright.PENANAeyTicmV8sq
"Kamu gak ada hafalan?" Tanya Laras.116297Please respect copyright.PENANAtHDNl81ccw
116297Please respect copyright.PENANAWAa4NaDo0R
Azril menggelengkan kepalanya. "Gak ada Mi! Eehmm... Azril ke kamar dulu ya Mi?" Ujar Azril gugup. Ia tidak ingin Ibu Tirinya menyadari perubahan yang ada di dalam dirinya.116297Please respect copyright.PENANADHL6KTzxOP
116297Please respect copyright.PENANAE916CfFfo1
"Iya, kamu tidur sana." Suruh Laras.116297Please respect copyright.PENANAHKS80FLvGT
116297Please respect copyright.PENANAptpYxjCekT
Ia tersenyum tipis sembari menghela nafas. Sebagai seorang Ibu ia merasa sangat bersyukur karena memiliki dua orang anak yang begitu baik dan penurut. Apa lagi keduanya bisa di bilang cukup berprestasi, terutama Azril. Laras merasa sangat bangga terhadap Azril.116297Please respect copyright.PENANAida4Qrgo95
116297Please respect copyright.PENANA5GtnHsgwSB
Perlahan Laras memejamkan matanya, mengistirahatkan matanya yang terasa lelah.116297Please respect copyright.PENANAWrKNv6ZS8i
116297Please respect copyright.PENANA8qSSleDFjs
Tanpa di sadari Laras, seseorang tengah berjalan mendekat kearahnya. Pria tersebut tentu dapat melihat isi dalam gaun tidur Laras yang kebetulan menghadap kearahnya.116297Please respect copyright.PENANAULBTtJRQKD
116297Please respect copyright.PENANAEvW39pkFVd
"Tan..." Panggilnya.116297Please respect copyright.PENANAmoE5kJhX3l
116297Please respect copyright.PENANAAZnpbAQcP5
Laras mengerjapkan matanya. "Daniel? Astaghfirullah..." Laras tersadar dari lelapnya. Ia buru-buru duduk di sofa, sembari mengambil jilbab miliknya yang kebetulan tadi sempat ia lepas.116297Please respect copyright.PENANA8yvNkQFv3o
116297Please respect copyright.PENANALAUEScvR06
"Maaf Tante! Tadi saya liat Tante ketiduran, jadi saya berinisiatif ingin membangunkan Tante." Ujar Daniel, sembari tersenyum hangat.116297Please respect copyright.PENANAq3bv6NmGZP
116297Please respect copyright.PENANAsCY7iOQyIS
"Iya tidak apa-apa." Jawab Laras tampak canggung.116297Please respect copyright.PENANACi0UbmD8rB
116297Please respect copyright.PENANArJlwIBqrvh
"Mau saya buatkan kopi?" Tawar Daniel.116297Please respect copyright.PENANAKkSLmv4g69
116297Please respect copyright.PENANAmVASidDGu3
"Serius?"116297Please respect copyright.PENANAl52kzzstrl
116297Please respect copyright.PENANAadfuPdRIai
"Ya tentu saja. Buatan kopi saya sangat enak, Tante harus mencobanya." Usul Daniel, sembari mengangkat satu alisnya. Laras tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.116297Please respect copyright.PENANAItr8TEWHY3
116297Please respect copyright.PENANAh3xzPHlYhd
"Boleh juga." Jawab Laras.116297Please respect copyright.PENANABGJyYbaSmn
116297Please respect copyright.PENANANckzkbBgsQ
Suasana canggung yang sempat terjadi diantara mereka berdua dengan cepat kembali normal. Laras sangat tersanjung dengan sikap Daniel yang menurutnya sangat baik. Sayang, pemuda baik itu punya masa lalu yang membuat keluarga besarnya sangat membenci dirinya.116297Please respect copyright.PENANAZvCNMSdHAG
116297Please respect copyright.PENANAQLiW9x4mCq
Tapi tidak bagi Laras, ia sama sekali tidak membenci Daniel, baginya setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri mereka.116297Please respect copyright.PENANAfAgmyYUVkC
116297Please respect copyright.PENANAguLaZGITcU
Tidak lama kemudian Daniel kembali menghampiri Laras, ia membawa dua gelas kopi hangat.116297Please respect copyright.PENANAzRDfw8y80t
116297Please respect copyright.PENANAPzWZNGrYsS
"Silakan di minum Tante!" Ujar Daniel.116297Please respect copyright.PENANAGCAZOEtNvP
116297Please respect copyright.PENANApVusI44G83
Laras mengangkat gelasnya. "Terimakasih Dan! Kamu tau, Tante itu paling suka kopi." Jujur Laras, dia menghirup aroma kopi yang terasa nikmat.116297Please respect copyright.PENANAf0J9cDymRK
116297Please respect copyright.PENANAMjuOsaIXmY
"Oh ya, sama dong Tante."116297Please respect copyright.PENANABNIdpLvhnw
116297Please respect copyright.PENANA0OF9QKewhQ
"Sepertinya kita memiliki banyak kesamaan ya!" Laras melirik Daniel yang tengah menyeruput kopi.116297Please respect copyright.PENANAlBCBgMsrH9
116297Please respect copyright.PENANAkjyj1DNR6m
Daniel tersenyum tipis, sembari meletakan kembali gelas miliknya keatas meja. Daniel menemani Laras yang terlihat sangat antusias ketika sedang bercerita. Entah kenapa Laras merasa ada kecocokan ketika tengah mengobrol dengan Daniel keponakannya.116297Please respect copyright.PENANA5pPyzm1Uhj
116297Please respect copyright.PENANASv73RLlrzb
*****116297Please respect copyright.PENANA6Qg4DC49JM
116297Please respect copyright.PENANAJVJs9p1s83
116297Please respect copyright.PENANAuqmPiGL4PV
116297Please respect copyright.PENANAXw4kQmA5LA
Jam sudah menunjukan pukul satu malam, tapi hujan tak kunjung reda di sertai petir yang sesekali membuat seisi pesantren mendadak menjadi terang benderang di tengah kegelapan malam yang mencekam. Seakan-akan langit tengah marah.116297Please respect copyright.PENANAp0390dkaM2
116297Please respect copyright.PENANAIjG2DxxVQX
Di asrama putri, sebagian besar para Santri telah terlelap tidur, sehingga mereka tidak menyadari bahaya yang tengah mengintai mereka.116297Please respect copyright.PENANADqIGWFh8x4
116297Please respect copyright.PENANABEeRLwno3f
Duaaaarrr....116297Please respect copyright.PENANA8lp6r9azAK
116297Please respect copyright.PENANAS9tgLd8ltL
Kembali petir menyambar, tampak bayangan seorang pria bertubuh besar berdiri di depan pintu kamar asrama. Ia menyeringai memamerkan giginya yang kehitaman, dengan air liurnya yang menetes bagaikan anjing. Matanya yang tajam seperti serigala yang tengah mengintai mangsanya.116297Please respect copyright.PENANACaTCfqvCzc
116297Please respect copyright.PENANATb5PTt8DrZ
Dia berjalan perlahan memasuki asrama, menatap para santri yang tengah tertidur diatas tempat tidur mereka.116297Please respect copyright.PENANACfuxkM2ZaA
116297Please respect copyright.PENANAOS2mNDH02b
"Rrrrtttt..." Dia mengeram dengan tatapan mata yang membara, menatap seorang gadis yang tengah terlelap diatas tempat tidurnya.116297Please respect copyright.PENANAUuSGpM3pVi
116297Please respect copyright.PENANAyBfieIUpmZ
Dia menghampiri gadis tersebut, tersenyum menyeringai bagaikan hewan buas yang siap memangsa.116297Please respect copyright.PENANAgE5RE9GkL5
116297Please respect copyright.PENANASZgz1iNbpN
Jemarinya yang besar berwarna kehijauan membelai wajah cantik sang Santriwati yang bernama Amanda. Kuku-kukunya yang panjang membelai pipi putih Amanda hingga ke dagunya yang runcing. Dia mengangkat dagu Amanda, kemudian bibir merah darah mahluk tersebut memanggut bibir tipis Amanda.116297Please respect copyright.PENANA3QSLxmI0TW
116297Please respect copyright.PENANAe0PGHStFVb
Lumatan sang kolor Ijo yang membuat Amanda merasa sesak. Sehingga ia terbangun dari tidurnya, dan mendapatkan seorang mahluk mengerikan tengah menindih tubuhnya.116297Please respect copyright.PENANAgn1Tgp3aT5
116297Please respect copyright.PENANAfqEk6jpUca
"Aaaaaaarrrttt..." Amanda berteriak sekencang mungkin tapi anehnya suaranya sama sekali tidak keluar.116297Please respect copyright.PENANAEx5cmjg9M5
116297Please respect copyright.PENANAm0ek6KzYfa
Sang kolor Ijo menatapnya dengan sinis. "Percuma saja!" Geramnya, sembari mempereteli kancing piyama yang di kenakan Amanda.116297Please respect copyright.PENANAqiJiRPhHjj
116297Please respect copyright.PENANACR9qpmvGSF
Gadis berusia belasan tahun itu meronta-ronta, ia berusaha melepaskan diri dari dekapan sang predator. Tetapi anehnya ia seakan kehilangan tenaganya. Ia hanya bisa menangis, berharap ada seseorang yang terbangun dan segera menolong dirinya.116297Please respect copyright.PENANA6k38kSRBZn
116297Please respect copyright.PENANAedA5uPWZm4
Breeet... Breeet... Breeet...116297Please respect copyright.PENANAEB8i4MMAEN
116297Please respect copyright.PENANA7b7QcJlyKP
Sang kolor Ijo merobek pakaian yang di kenakan Amanda, hingga gadis itu telanjang bulat.116297Please respect copyright.PENANAiLygVw4AzW
116297Please respect copyright.PENANAJQFYH9uaq8
Di tengah kegelapan malam, sang Kolor Ijo masih dapat melihat keindahan tubuh Amanda khas anak remaja pada umumnya. Payudaranya yang tidak begitu besar, tetapi terlihat begitu ranum dengan putingnya yang kecoklatan menghiasi aurolanya.116297Please respect copyright.PENANAbO7qMyOi6X
116297Please respect copyright.PENANAeyJXy7xTkz
Kuku-kuku panjang sang Kolor Ijo membelai payudara Amanda, menyentuh putingnya yang tengah mekar. Tentu saja hal tersebut membuat Amanda sangat ketakutan.116297Please respect copyright.PENANAz1xEApubYS
116297Please respect copyright.PENANAzSfJjBZFrs
"Tolooong.... Tolooong... Tolooong..." Amanda berteriak tanpa suara. Yang terdengar hanya suara lolongan petir yang saling sahut menyahut di luar sana.116297Please respect copyright.PENANAgu9gVS6ZKe
116297Please respect copyright.PENANAshYQX5l1AA
Dengan kuku tajamnya, sang Kolor Ijo menyentil puting Amanda, membuat gadis berusia belasan tahun itu merintih kesakitan. Apa lagi ketika kuku tajam itu menusuk puting mungilnya yang menggoda.116297Please respect copyright.PENANA7pgszE2nEt
116297Please respect copyright.PENANAwho7KPdvEe
"Aahkk... Tolooong! Aduuuuh sakiiiit." Histerisnya.116297Please respect copyright.PENANAPjLs0foQtN
116297Please respect copyright.PENANAVibQqrCNIv
Sang Kolor Ijo mendekap kepala Amanda, lalu dia mengulum kasar bibir merah Amanda, memaksa gadis belia itu membalas pagutan liarnya. Sementara kuku-kukunya memelintir puting Amanda.116297Please respect copyright.PENANAtSSTHC6Bwr
116297Please respect copyright.PENANA6ij5pE2b5y
Belaian tangan sang Kolor Ijo terun menuju perut rata Amanda, kemudian... "Breeaaattt..." Sang Kolor Ijo menyobek celana tidur yang di kenakan Amanda.116297Please respect copyright.PENANAz7cXOuBivv
116297Please respect copyright.PENANA1nfp8Ivl6H
Tangis Amanda semakin pecah, ketika celana dalamnya ikut di sobek. Tampak bukit kecil yang di tumbuhi rambut tipis, terpampang di hadapan sang Kolor Ijo.116297Please respect copyright.PENANA8Mz2NcN1Hr
116297Please respect copyright.PENANAn7mGHsMP3j
Kedua kaki Amanda di rentangkan selebar mungkin, hingga bibir memeknya yang mungil sedikit terkuak, memperlihatkan lobang perawannya. Sang Kolor Ijo berlutut di depan memek Amanda, lalu dia mengecup kedua paha mulus Amanda secara bergantian, dan terakhir ia menjilati bibir merekah memek Amanda.116297Please respect copyright.PENANA6skWOlkQbC
116297Please respect copyright.PENANAsTFGqGaHQv
Sluuuppsss... Sluuuppsss.... Sluuuppsss...116297Please respect copyright.PENANA0aP02nxxCg
116297Please respect copyright.PENANAATmrOK2yJA
"Oughkk..." Amanda mendesah nikmat.116297Please respect copyright.PENANAywxcgs3HlT
116297Please respect copyright.PENANAnkORqh56Tm
Walaupun ia tidak ingin mengakuinya, tapi kenyataannya Amanda menikmati sapuan lidah mahluk aneh tersebut di sekitaran memeknya. Si kolor Ijo mencucup lendir yang keluar dari dalam memek Amanda, mengorek bagian dalam memek Amanda yang masih perawan.116297Please respect copyright.PENANAyFZN5fC5pA
116297Please respect copyright.PENANAmKIocbtGWU
Di tengah keputusasaan nya tiba-tiba Amanda merasakan gelombang birahi yang luar biasa. Sekali lagi ia histeris, tapi kali ini di karenakan rasa nikmat yang luar biasa yang belum pernah ia dapatkan.116297Please respect copyright.PENANAu8B9zZColt
116297Please respect copyright.PENANAKzs5ELaJvK
"Aaarrttt..."116297Please respect copyright.PENANAmVyZ3d1yXS
116297Please respect copyright.PENANAyaCPmFkvEf
Seeeeeeeeeerrrr.....116297Please respect copyright.PENANASdQ4ZZrHpI
116297Please respect copyright.PENANAUBOn4hfdjF
Lendir kewanitaannya menyembur deras, tanpa bisa di tahan. Sang Kolor Ijo dengan rakus menyeruput lendir kewanitaannya hingga tidak bersisa.116297Please respect copyright.PENANAfYvdgtBePC
116297Please respect copyright.PENANAbiXZAIyYcP
Rasa nikmat yang di dapatkan oleh Amanda sejenak membuat gadis tersebut lupa akan nasib tragis yang tengah menimpa dirinya saat ini. Tubuh indahnya, tampak melejang-lejang, menikmati sisa orgasmenya.116297Please respect copyright.PENANA1jqpXgdqCO
116297Please respect copyright.PENANAxuUsInDDJc
Belum hilang rasa nikmat itu, si Kolor Ijo kembali beraksi. Mahluk berwarna hijau itu menindih tubuh Amanda. Tubuh besarnya masuk diantara kedua kaki Amanda yang masih mengangkang. Sadar akan bahaya yang kembali mengintai dirinya, Amanda berusaha sekuat tenaga untuk meronta, tapi lagi-lagi ia gagal.116297Please respect copyright.PENANALj44Pc8iEZ
116297Please respect copyright.PENANA98QauWnSLx
Hanya air mata yang terus mengalir tanpa henti mengaliri pipinya. Rasa takut, frustasi, dan depresi menjadi satu di dalam diri Amanda. Apa lagi ketika ia merasakan benda besar yang tengah menggesek bibir memeknya.116297Please respect copyright.PENANAyHye3Gyeyf
116297Please respect copyright.PENANAPlTjZFJ3rx
"Jangaaaaan! Tolooong..." Jerit hati Amanda.116297Please respect copyright.PENANAWmoUtKYS8P
116297Please respect copyright.PENANATOffZC9xkE
Perlahan kontol besar milik Kolor Ijo membelai bibir memek Amanda, memaksa memek perawan itu melahap kontolnya yang berukuran besar. "Jleeebss..." Untuk kesekian kalinya kontol Kolor Ijo meleset.116297Please respect copyright.PENANAtxD1RtbLkH
116297Please respect copyright.PENANASNwVeb18r0
Tetapi sang predator tidak menyerah, dia kembali berusaha menembus perawan Amanda.116297Please respect copyright.PENANAzkQyE6A3eD
116297Please respect copyright.PENANAbynX1M8Xc2
"Sakiiiit... Sakiiiit..." Histeris Amanda.116297Please respect copyright.PENANA1IGaZRyaIy
116297Please respect copyright.PENANARdIqCit1vE
Inci demi inci kepala kontol Kolor Ijo berhasil masuk kedalam memek Amanda. Wajah garang Kolor Ijo tampak meringis menahan jepitan memek Amanda.116297Please respect copyright.PENANAvzHdvYHPpk
116297Please respect copyright.PENANAKR2iss7m4n
Dia terus mendorong kontolnya, menembus memek Amanda yang terasa semakin mencekik kontolnya. "Bleeeess..." Dengan satu dorongan keras, akhirnya sang Kolor Ijo berhasil mengoyak perawan Amanda. Gadis remaja itu berteriak tanpa suara dengan kedua bola mata yang melotot.116297Please respect copyright.PENANAgQMBzfJ1Ot
116297Please respect copyright.PENANA9ARmUQD623
Sekujur tubuh Amanda terasa sakit ketika sang Kolor Ijo mengoyak perawannya.116297Please respect copyright.PENANArJi30aOc0F
116297Please respect copyright.PENANAjsW03ZxtU5
"Eehmmss... Eehmmss... Eehmmss..."116297Please respect copyright.PENANAh33j3PRpMl
116297Please respect copyright.PENANARycoppRtSV
Dengus nafas Kolor Ijo semakin memburu, seiring dengan kocokan kontolnya di dalam memek Amanda. Ia memompa memek Amanda dengan penuh semangat sembari kembali bermain dengan payudara Amanda.116297Please respect copyright.PENANAHDAj8bTcoJ
116297Please respect copyright.PENANAwwM8yDD9xA
Berbeda dengan sang Korban yang terlihat sangat tersiksa. Ia merasa memeknya seakan robek oleh kontol besar Kolor Ijo yang memaksa masuk kedalam lobang memeknya yang sempit itu. Walaupun pada akhirnya, Amanda dapat merasakan sedikit nikmat dari sodokan kontol si Kolor Ijo di dalam memeknya.116297Please respect copyright.PENANABNHme6bwoB
116297Please respect copyright.PENANA66eMjYI3eC
Ploookkss... Ploookkss.... Ploookkss.... Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss...116297Please respect copyright.PENANAHoSbllSACz
116297Please respect copyright.PENANACmDMvsWuAM
Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss.... Ploookkss... Ploookkss... Ploookkss....116297Please respect copyright.PENANAdhspEl5gRa
116297Please respect copyright.PENANAYlYaustOyp
Dengan gencarnya si Kolor Ijo memacu birahinya, menggagahi gadis perawan tersebut. Hingga pada akhirnya, di iringi oleh suara petir yang menggelegar, sang Kolor Ijo membenamkan spermanya ke dalam rahim Amanda.116297Please respect copyright.PENANAg4GDa2nwIf
116297Please respect copyright.PENANANrj5h2dbM5
Croooootss.... Croooootss... Croooootss...116297Please respect copyright.PENANAMaK9VA5c0H
116297Please respect copyright.PENANAnng7QlpReZ
Sperma Kolor Ijo menembus rahim Amanda, dan sisanya tampak mengalir dari sela-sela bibir memek Amanda.116297Please respect copyright.PENANASkKtRUEmtv
116297Please respect copyright.PENANAOxoX1OmvSy
*****116297Please respect copyright.PENANAtgCZW3YDQA