Kegelisahan
“Rik.. bangun.. bangun..” ucap Om Heri membangunkanku.
14229Please respect copyright.PENANAdaq0RETLvh
“Rik.. cepat siapin mobil.. Tantemu udah mau lahiran..” ucap Om Heri yang membuatku langsung bangkit.
14229Please respect copyright.PENANAWWBKDlGEgw
Aku melihat jam menunjukkan pukul 11 malam. Aku kemudian segera berganti pakaian dan berlari ke garasi untuk menyiapkan mobil.
14229Please respect copyright.PENANARF1cxiC1fa
Setelah mobil siap, aku kemudian berlari ke dalam ikut membantu Om Heri yang sedang memapah Tante Septi yang terlihat menahan sakit karena sudah merasa akan melahirkan. Aku juga mengambil tas yang sudah dipersiapkan berisi pakaian dan meletakkannya di antara sayuran yang sudah tertata di atas mobil pick up.
14229Please respect copyright.PENANAV3TjFUEmSj
Setelah Tante Septi masuk dan duduk di dalam mobil, aku sempat kembali ke rumah untuk mengecek dan mengunci pintu – pintu rumah.
14229Please respect copyright.PENANApgMFF6E8Os
“udah Om.. jalan..” ucapku yang berdiri menyempil di antara sayuran – sayuran, karena tidak memungkinkan untuk duduk di depan bertiga.
14229Please respect copyright.PENANAX3bSNvAyoA
Kemudian Om Heri memacu mobil dengan cukup kencang menuju rumah sakit. Sesampainya disana, aku kemudian melompat dan berlari mengambil kursi roda. Setelah membantu Tante Septi duduk, kemudian Om Heri mendorongnya masuk ke dalam. Aku kemudian memarkirkan mobil kemudian menyusul masuk ke dalam.
14229Please respect copyright.PENANAQsPPys2sve
Setelah menyelesaikan pendaftaran, Om Heri kemudian menghampiriku yang sedang duduk di ruang tunggu. Beberapa saat kemudian terdengar panggilan yang ditujukan untuk keluarga ibu Septi. Om Heri bergegas menghampiri petugas yang memanggil tersebut dan setelah berbincang sebentar kemudian Om Heri ikut masuk ke dalam.
14229Please respect copyright.PENANAqHxFyVbv9s
Gelisah yang aku rasakan selama menunggu proses persalinan, aku juga merasa harap – harap cemas dengan kondisi Tante Septi yang sedang berjuang di dalam sana. Beberapa kali aku sempat keluar rumah sakit untuk sekedar merokok dan menghilangkan kegelisahanku.
14229Please respect copyright.PENANAqB6cC3V6qY
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya terlihat Om Heri keluar ruangan. Terlihat wajahnya yang berbahagia dengan mata yang berkaca – kaca.
14229Please respect copyright.PENANAizThjxLJK5
“gimana Om..?” tanyaku pada Om Heri saat menghampirinya.
14229Please respect copyright.PENANA38PibCyBqv
“Alhamdulillah lancar Rik.. adikmu cowok..” ucap Om Heri yang kemudian memelukku.
14229Please respect copyright.PENANAIAkE7IU91b
“Alhamdulillah.. selamat Om.. selamat..” balasku sambil menepuk – nepuk punggungnya.
14229Please respect copyright.PENANAwrB1s9tL2v
“hufh.. huuhh.. makasih Rik makasih..” ucap Om Heri sambil menghapus air matanya.
14229Please respect copyright.PENANAhJGAwb7DMW
“ayo masuk.. kita lihat adikmu..” ajak Om Heri tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANARg4NWBQeb4
Aku kemudian tersenyum mengangguk dan berjalan mengikuti Om Heri. Setelah masuk kamar, aku kemudian mengucapkan selamat kepada Tante Septi yang terlihat masih lemah.
14229Please respect copyright.PENANAKcERgj6ppe
Pandanganku kemudian tertuju pada sebuah box bayi yang berada di sebelah Tante Septi. Setelah melihat apa yang ada di dalamnya, sungguh momen yang membahagiakan dan haru saat pertama kali melihat bayi yang baru lahir. Rasa lelah seketika sirna saat melihat wajah mungilnya. Aku yang tersenyum haru saat melihatnya tanpa terasa meneteskan air mata.
14229Please respect copyright.PENANAVhqX5sb7vr
“siapa Om nama jagoanku ini..?” tanyaku yang masih melihat adik sepupuku ini.
14229Please respect copyright.PENANACV9d071vET
“Alfian.. Alfian Hadi Sanjaya..” jawab Om ku bergetar.
14229Please respect copyright.PENANAzFKjzmoafX
Aku melihat Om Heri dengan mata yang berkaca – kaca. Kenapa aku menangis saat mendengar nama yang di ucapkan oleh Om ku? Karena Hadi Sanjaya adalah nama kakekku, kakek yang sangat menyayangiku. Saking sayangnya padaku, hampir setiap hari aku menghabiskan waktu bersama kakekku. Beliau sering mengajakku jalan – jalan dan sampai tidur pun aku sering sama kakek. Sungguh aku merindukan kakekku.
14229Please respect copyright.PENANAfH7avOqRsq
Aku yang masih terharu jadi teringat akan sosok kakekku. Aku yang merasa sangat kehilangan saat kakekku meninggal, aku yang berkali – kali menangis sampai harus ditenangkan oleh Bundaku. Dan sekarang di depanku adalah salah satu keturunannya, semoga dia juga mewarisi kehebatan kakeknya.
14229Please respect copyright.PENANAMzj7aqoHsE
Malam semakin larut, kebahagiaan yang kami rasakan dengan kehadiran anggota baru di keluarga kami dan kebahagiaan yang tentu dirasakan juga oleh yang lain.
14229Please respect copyright.PENANAXk275Nl9bi
Om Heri sempat memberi kabar lewat pesan pada Ayahku dan Tante Hilda, karena kalau telepon pasti akan mengganggu jam istirahat dan sekarang kulihat jam menunjukkan pukul 2 pagi.
14229Please respect copyright.PENANAzOOBHkSNvO
“Rik.. kamu tunggu sini dulu ya.. aku mau ke pasar, mau pamit dulu kalau besok libur sekalian kasih kabar ke ibu mertuaku..” ucap Om Heri saat kami sedang duduk.
14229Please respect copyright.PENANAC0N8afTVmu
“Om aja yang tunggu sini, biar aku aja yang kepasar. Lagian gak usah libur juga gak papa Om.. kasihan nanti petani – petani yang nganter sayuran ke rumah, sama pedagang di pasar yang nunggu sayuran kita..” balasku panjang lebar menjelaskan.
14229Please respect copyright.PENANA5eh9PyfaOu
“terus kamu sendirian donk..?” ucap Om Heri yang terlihat ragu.
14229Please respect copyright.PENANAb5kC7KCV7C
“Om kira aku gak mampu..?” jawabku sinis.
14229Please respect copyright.PENANAZrHoJPlJfY
“hehehe… kalau kamu pingsan gimana..?” ucapnya mengejekku.
14229Please respect copyright.PENANAhxbqwbmmeC
“gak bakal.. aku udah terbiasa” jawabku santai.
14229Please respect copyright.PENANAGpEfuIoOxR
“baguslah.. biar lebih kuat dan gak lemah lagi..” balasnya terkekeh.
14229Please respect copyright.PENANAdoGtmyxJkW
“hmm..” balasku yang malas menanggapinya lagi.
14229Please respect copyright.PENANAmrhxgMpe4z
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Aku kemudian pamit pada Om ku untuk mengantar sayur ke pasar. Karena aku yang mau mengabarkan ke mertua Om Heri juga, maka aku putuskan untuk berangkat lebih awal.
14229Please respect copyright.PENANA3ozxh5DCD3
Setelah sampai pasar, aku langsung mengantarkan sayuran ke pedagang – pedagang disana. Karena sudah setiap hari melakukannya, aku jadi tidak kesulitan walau melakukannya sendiri. Saat mengantar sayuran, beberapa pedagang sempat bertanya padaku kenapa aku mengantar sendirian. Aku memberitahukan bahwa Om Heri sedang menunggu istrinya yang baru lahiran di rumah sakit. Terlihat wajah sumringah mereka saat mengetahui anak Om Heri sudah lahir.
14229Please respect copyright.PENANAfO3foOVNKU
Setelah selesai mengantarkan sayuran, aku mulai merasa sedikit mengantuk karena semalaman tidak tidur. Aku kemudian berjalan mencari warung untuk ngopi sebentar, sekalian tanya rumah mertuanya Om Heri. Dari kejauhan, aku melihat Mang Karjo salah satu penarik becak di pasar sedang duduk sambil ngopi, aku kemudian menghampiri warung tersebut.
14229Please respect copyright.PENANADr4jZW2fKt
“pak kopi satu ya.. gulanya dikit aja..” ucapku pada penjual
14229Please respect copyright.PENANAJu9ekjiip9
“siap mas..” balasnya.
14229Please respect copyright.PENANAXOykXMNsUB
“eh Rik.. sendirian aja..” sapa Mang Karjo setelah melihatku.
14229Please respect copyright.PENANAlrbGTNO5qb
“iya Mang.. hehe..” balasku sambil duduk.
14229Please respect copyright.PENANASeho40kiQl

“Mang.. tau rumah mertuanya Om Heri gak..?” tanyaku pada Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANAMcK4vPgWft
“tau.. emangnya kenapa..?” jawab Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANASoecpCX8X4
“mau kasih kabar kalau cucunya sudah lahir..” balasku kemudian.
14229Please respect copyright.PENANAbJCfOuAhTC
“eh beneran.. Septi udah lahiran..? Cowok apa cewek anaknya..?” tanya Mang Karjo yang terlihat antusias.
14229Please respect copyright.PENANAlqW3eLvPaw
“cowok mang..” balasku sambil menyeruput kopi.
14229Please respect copyright.PENANAqTnJZiUoqa
“Alhamdulillah… akhirnya Bang Heri punya anak..” ucap Mang Karjo yang terlihat bahagia.
14229Please respect copyright.PENANAdKaX5Hmh5a
“dimana Mang rumah mertuanya..” tanyaku lagi pada Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANACgkUbHGQxn
“udah.. biar aku aja nanti yang kasih kabar, sekalian aku ngasih kabar ke yang lain..” balas Mang Karjo tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANAE67HBEzlW0
“wah.. makasih Mang kalau gitu..” ucapku berterima kasih.
14229Please respect copyright.PENANA0HmMZ0h9lj
“halah.. santai aja Rik.. rumahnya juga deket kok sama rumahku..” balas Mang Karjo menjelaskan.
14229Please respect copyright.PENANA1cbycmUtUd
Setelah ngobrol – ngobrol kemudian aku pamit untuk pulang.
14229Please respect copyright.PENANABbVgComZyP
Sesampainya di rumah, aku segera mandi dan bersiap berangkat sekolah. Aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri, karena Om Heri yang masih menunggu di rumah sakit, jadi jelas motornya nganggur gak dipakai.
14229Please respect copyright.PENANAdP2IUJXPOe
Aku mengikuti pelajaran sekolah seperti biasa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Saat pulang aku sempat mampir sebentar ke rumah sakit kemudian pulang ke rumah menunggu petani – petani yang mengantar sayuran.
14229Please respect copyright.PENANAbaBJQ48d9R
***
14229Please respect copyright.PENANAJ7GVFfJ5iE
Pagi harinya, aku berangkat sendiri lagi ke pasar mengantar sayuran. Setelah selesai mengantar ke pedagang – pedagang, aku kemudian ke warung kopi yang kemarin dan kulihat Mang Karjo yang sudah duduk disana.
14229Please respect copyright.PENANAkNquB9G7og
“gimana Rik.. kira – kira udah bisa pulang kapan..?” tanya Mang Karjo menanyakan tentang kepulangan adik bayi dari rumah sakit.
14229Please respect copyright.PENANAYfZH7fH5KC
“hari ini kayaknya udah bisa pulang Mang..” jawabku pada Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANALNqGDssCuJ
“cocok.. pas malam minggu.. nanti kita mau ramai – ramai nengokin bayi..” ucap Mang Karjo yang terlihat bersemangat.
14229Please respect copyright.PENANA0X1TMoHd6J
Aku hanya tersenyum melihat Mang Karjo yang sangat bersemangat.
14229Please respect copyright.PENANAuJL0hlzNLR
“Mang.. boleh tanya sesuatu..?” tanyaku pada Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANAaqn2VXH6ib
“iya Rik.. tanya apa..?” jawabnya sambil membakar rokok.
14229Please respect copyright.PENANAF8pC1662cl
“hmm..” aku yang bingung mau memulainya dari mana.
14229Please respect copyright.PENANAIwEyK7MEaP
“tanya tentang Om mu ya?” ucap Mang Karjo yang seperti mengerti kebingunganku.
14229Please respect copyright.PENANAUwXbmklCtM
“iya.. Mang..” jawabku tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANA7Pl9zSnUVn
“apa yang buat kamu bingung..?” tanya Mang Karjo tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANALKn09JssXp
“hmm.. jadi gini Mang.. kok aku merasa setiap bertemu orang – orang yang di pasar, mereka terlihat menghormati dan segan pada Om Heri. Dan selama 2 hari ini aku kesini sendiri, setiap orang yang kutemui selalu menanyakan tentang Om Heri termasuk Mang Karjo juga..” ucapku menjelaskan rasa penasaranku.
14229Please respect copyright.PENANAznotvupy2I
Kulihat Mang Karjo hanya tersenyum, kemudian dia meminum kopinya.
14229Please respect copyright.PENANAnX3CHB6JsZ
“jadi gini Rik..” ucap Mang Karjo yang akan mulai bercerita.
14229Please respect copyright.PENANAvkLvq9ZpEC
“dulu, Bang Heri itu bisa dibilang penguasa di tempat ini. Mulai dari pasar sampai ke ujung jalan sana..” jelas Mang Karjo dengan menunjuk ke arah ujung jalan.
14229Please respect copyright.PENANAvGobKdg86I
“walau dia penguasa atau bisa dibilang preman, tapi Bang Heri tidak pernah meminta jatah preman kepada kami, karena Bang Heri disini juga bekerja sebagai tukang parkir. Selain itu, Bang Heri juga menjaga keamanan tempat ini yang membuat kami merasa aman dan nyaman. Hal itu yang membuat kami merasa segan pada Bang Heri” ucap Mang Karjo bercerita.
14229Please respect copyright.PENANAQQZ30y4GkI
Aku dengan seksama mendengarkan cerita dari Mang Karjo yang bagiku sungguh sangat menarik. Setelah membakar rokok, Mang Karjo melanjutkan ceritanya.
14229Please respect copyright.PENANAJ6qf9tbtUB
“pernah suatu ketika ada kelompok yang mau mengambil alih tempat ini, Bang Heri dan teman – temannya yang kemudian melawan kelompok itu. Penyerangan terjadi tidak hanya sekali, dan semuanya bisa dilawan sampai akhirnya mereka tidak berani untuk datang lagi” ucap Mang Karjo bercerita.
14229Please respect copyright.PENANAz1j9OdGpQ5
“Om mu itu baik dan terlihat senang bercanda Rik, tapi kalau sudah diganggu.. hmm luar biasa ngeri Rik.. pernah suatu ketika ada dua orang sedang mabuk yang memalak pembeli disini, dan Om mu yang melihat itu langsung menghajar dua orang itu tanpa ampun. Yang satu orang gigi atasnya sampai rontok, dan orang satunya tangannya patah. Kami ya melihat kejadian itu tidak berani melerai, padahal saat kejadian juga ada polisi yang kebetulan sedang melintas” ucap Mang Karjo yang menceritakan tentang Om Heri.
14229Please respect copyright.PENANA5w8Me2hvl5
Wah.. ngeri juga ternyata Om ku ini, aku sendiri sampai gak nyangka. Dibalik sikapnya yang santai, suka bercanda dan terkesan selengekan, ternyata dulunya adalah preman pasar yang sangat disegani.
14229Please respect copyright.PENANAZ5pAM2nmZS
“Bang Heri itu mulai berubah saat dia mulai mengenal seorang gadis. Gadis itu adalah anak dari salah satu pedagang sayuran disini, namanya Yu Darmi dan nama anaknya Septi. Perlahan tapi pasti, Bang Heri mulai meninggalkan dunia yang penuh kekerasan. Setelah menikah, Bang Heri sudah berhenti total dan beralih menjadi pemasok sayuran” ucap Mang Karjo bercerita dan aku hanya manggut – manggut.
14229Please respect copyright.PENANAj6RV0BHX8X
“terus kenapa kami sangat menghormati Bang Heri..? Karena saat Bang Heri memutuskan untuk berhenti, kami yang hidupnya tergantung dari pasar jadi gelisah dan sempat takut apabila ada penguasa baru yang mengambil alih tempat ini. Ternyata dugaan kami salah, walau Bang Heri sudah berhenti tetap tidak ada yang berani mengganggu tempat ini, karena Bang Heri memasok sayurannya juga disini” ucap Mang Karjo menjelaskan panjang lebar.
14229Please respect copyright.PENANAXcLthXvQGG
Aku hanya manggut – manggut mendengar cerita dari Mang Karjo tentang kisah masa lalu dari Om Heri. Ternyata dibalik sifat santainya, tersimpan kisah kehidupan yang keras. Aku yang terlalu asik mendengarkan cerita Mang Karjo sampai tak sadar kalau hari sudah mulai terang, yang tandanya aku harus segera pulang untuk bersiap berangkat sekolah.
14229Please respect copyright.PENANApXJdf7eDNU
Setelah berpamitan dengan Mang Karjo, aku segera memacu mobil pick up milik Om Heri untuk segera sampai rumah. Setelah mandi dan bersiap, aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri lagi.
14229Please respect copyright.PENANAhKMzzWyW2E
Saat di sekolah aku tidak terlalu fokus mengikuti pelajaran, di samping aku yang merasa agak ngantuk karena semalaman tidurku gak nyenyak, juga karena aku memikirkan untuk persiapan di rumah nanti. Persiapan untuk menyambut tamu – tamu yang akan datang menengok bayi. Teringat kata Mang Karjo tadi pagi yang akan datang ramai – ramai.
14229Please respect copyright.PENANASk3DR02JjN
Saat kegiatan belajar mengajar usai, aku langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku dikejutkan karena sudah ada sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah.
14229Please respect copyright.PENANACmPues7fQU
“wah.. udah ada tamu aja nih siang – siang” batinku saat memarkirkan motor.
14229Please respect copyright.PENANAMABoll0uTq
Karena ada tamu, maka aku berputar lewat pintu samping untuk masuk ke rumah. Saat sampai di teras samping, aku melihat seorang gadis yang sedang duduk dengan wajah yang menunduk di bangku teras samping. Begitu aku sudah dekat, kemudian gadis itu melihatku dengan tersenyum manis.
14229Please respect copyright.PENANAob6MbqFO2q
“lhoh Dek..” ucapku yang kaget karena gadis itu adalah adikku Riska.
14229Please respect copyright.PENANA0vhfEjhyfP

“hai Kak..” balasnya tersenyum yang kemudian salim padaku dan memelukku.
14229Please respect copyright.PENANAimsXQEEney
“kapan datang? Sama siapa? Trus naek apa? Itu mobil siapa?” tanyaku yang mengelus rambut adikku.
14229Please respect copyright.PENANA4XGKBZO9Rm
“ihh… Kakak… banyak amat tanyanya… kenapa gak kabar dulu sih yang ditanyain..” balas adikku cemberut membuatnya terlihat gemesin banget.
14229Please respect copyright.PENANAfNaAc7upwb
“hehehe… maaf.. maaf..” balasku sambil memencet hidungnya.
14229Please respect copyright.PENANA0uOmNnLHai
“Kakak udah pulang..” tiba – tiba suara mengagetkan muncul dari pintu.
14229Please respect copyright.PENANA8ujhZVnHA7
“eh.. Bunda..” ucapku yang melihat Bundaku tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANAWH3LeiuMp2

Aku menghampiri Bundaku kemudian salim dan memeluknya.
14229Please respect copyright.PENANAPJBXSt2WIo
“Kakak kok jadi kelihatan agak item..” ucap Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANApeY13JwNDg
“gak papa Bun.. biar kelihatan lebih macho.. hehehe..” balasku terkekeh.
14229Please respect copyright.PENANAxcYAdfHpXY
“macho apaan.. yang bener tuh jadi dekil..” sahut adikku mencibir.
14229Please respect copyright.PENANAw8q1YpXapf
“biarin.. weekk…” balasku memeletkan lidah pada Riska adikku.
14229Please respect copyright.PENANAxiuKHQCtJz
“ihhh… Bunda.. Kak Riki itu lhoo..” rengek adikku yang merasa tidak terima.
14229Please respect copyright.PENANAxbpAbOQuxR
“adiknya jangan digodain terus nak.. nanti nangis lho..” tiba – tiba terdengar suara Ayahku.
14229Please respect copyright.PENANAQYTp8I4N15

“Yah..” ucapku yang kemudian salim dan memeluknya.
14229Please respect copyright.PENANAKlvmOQO7Yi
“Ayahhhh…. ihhh…” terdengar suara Riska yang merajuk.
14229Please respect copyright.PENANAb3blpNODtU
“udah.. udah.. ini Ayah sama Kakak sukanya godain Adek terus..” ucap Bundaku menengahi yang kemudian memeluk Riska.
14229Please respect copyright.PENANAUAnlQo5cNB
“hahaha…” aku dan Ayahku yang hanya tertawa melihat adikku ngambek.
14229Please respect copyright.PENANATEAIDJbq2a
Kemudian kami bersama – sama masuk ke dalam. Setelah berganti pakaian, kemudian aku, Ayah dan Om Heri makan siang bersama. Sedangkan Bunda dan Riska menemani Tante Septi dan dedek bayi di kamar.
14229Please respect copyright.PENANAfE1B1FOOi4
“gimana nak kabarnya..?” tanya Ayahku saat kami masih di meja makan.
14229Please respect copyright.PENANA8XFNyD9rOa
“baik yah..” jawabku senang karena bisa berkumpul dengan Ayahku lagi.
14229Please respect copyright.PENANAcyarGes74q
“syukurlah.. katanya sekarang kamu bantuin Heri di pasar ya..” ucap Ayahku kemudian.
14229Please respect copyright.PENANAdcTGJ6CpIV
“iya Yah.. cuma bantu – bantu aja kok.. sekalian jagain Om Heri biar gak godain cewek disana..” balasku menggoda.
14229Please respect copyright.PENANAYqViiNgA1J
“uhukk.. uhukk.. kurang ajar..!!” ucap Om Heri sambil melotot.
14229Please respect copyright.PENANAYYNuvTGlC3
“hahaha.. pelan – pelan Om.. sendoknya jangan dimakan juga..” ucapku puas bisa mengerjai Om Heri.
14229Please respect copyright.PENANAbSw92IkNeR
Kulihat dia hanya melirikku tak berani membalas. Mungkin karena ada Ayahku jadi dia merasa sungkan. Aku yang melihat ekspresi Om Heri geram karena tidak bisa membalasku membuatku tersenyum lebar tanda kemenangan.
14229Please respect copyright.PENANARXHMoy5SLm
Setelah selesai makan, kemudian aku, Ayah dan Om Heri pindah ke halaman belakang. Setelah duduk kemudian mereka mengeluarkan rokoknya masing – masing dan membakarnya.
14229Please respect copyright.PENANAMS49HewwpT
Setelah membakar rokoknya, Om Heri sengaja meletakkan rokok dan koreknya di meja dekatku. Aku yakin dia sengaja melakukannya karena ingin membalasku. Aku yang meliriknya hanya dibalas dengan tersenyum mengejek darinya.
14229Please respect copyright.PENANA9QWUSQJJmU
“kamu mau merokok nak..?” tanya Ayahku tiba – tiba.
14229Please respect copyright.PENANAfw0Z76tI0Q
“enggak Yah..” balasku salah tingkah.
14229Please respect copyright.PENANA6qALl73WDi
Ayahku sebenarnya tau kalau aku juga sering merokok, tapi aku melakukannya kalau sedang di luar rumah. Aku tidak pernah melakukannya di depan Ayahku, apalagi di depan Bundaku. Bisa dimarahin habis – habisan nanti aku, “masih SMA aja udah berani merokok”. Begitulah omelan Bundaku saat dulu pernah ketahuan merokok sama teman – temanku di dekat rumah.
14229Please respect copyright.PENANAFQnIZMMntl
Aku yang dari tadi hanya duduk melihat Ayahku dan Om Heri yang sedang merokok, membuat mulutku terasa kecut ingin merokok juga. Terlihat Om Heri dengan sengaja mengejekku, dari cara merokoknya yang sengaja dipamer – pamerkan dan saat mengebulkan asap yang diarahkan padaku. Kalian pernah dengar istilah “Mbak Endang lungguh mekokok, bar madang enake ngrokok” (Mbak Endang duduk ngangkang, setelah makan enaknya merokok), itulah yang sedang aku alami saat ini, habis makan tapi gak bisa merokok. Kecut.. kecut..
14229Please respect copyright.PENANA5bz64uVlVt
“Ayah.. udah merokoknya.. sekarang anterin Bunda pergi..!” ucap Bundaku di dekat pintu.
14229Please respect copyright.PENANARArcjkwSW4
“mau kemana Bun..?” tanyaku pada Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANAp6DdAwLeIm
“mau beli makanan kalau nanti ada tamu.. sama beli oleh – oleh juga, takutnya besok gak sempat..” balas Bundaku menjelaskan.
14229Please respect copyright.PENANAsNOKHVMCiE
“ayo Riki antar aja..” ucapku yang emang pengen pergi karena males lihat Om Heri yang dari tadi ngebal – ngebul mengejekku.
14229Please respect copyright.PENANAUy6TINw9uZ
“gak bisa kalau naik motor Kak.. Riska juga mau ikut..” balas Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANAoWs2kpg0j2
“ya naik mobil Bun.. sini Yah pinjam mobilnya..” ucapku yang meminta kunci pada Ayahku dan Ayahku hanya terlihat bengong saja. Mungkin beliau berfikir kalau aku belum bisa menyetir mobil.
14229Please respect copyright.PENANAyU5OM85WUV
Setelah Ayahku menyerahkan kunci, kemudian aku mengajak Bundaku untuk segera berangkat. Saat berjalan menuju mobil, kudengar Riska yang berbisik pada Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANAdcKgiygu1q
“Bun.. emang Kakak udah bisa nyetir..?” tanya adikku yang berbisik pada Bundaku dan Bundaku hanya menyuruh Adikku untuk diam saja.
14229Please respect copyright.PENANA8qKKGpyBzw
Setelah naik mobil, aku kemudian menjalankan mobil menuju tempat jualan jajanan pasar.
14229Please respect copyright.PENANAWC6VtYFkwM
“Kakak sejak kapan udah bisa nyetir..?” tanya Bundaku saat di perjalanan.
14229Please respect copyright.PENANA9KjPUjyLSE
“ya udah sebulanan lebih Bun.. di ajari Om Heri..” jawabku.
14229Please respect copyright.PENANACshRjqMCQj
“oh..” balas Bundaku yang masih kaget karena baru tau kalau aku udah bisa nyetir mobil.
14229Please respect copyright.PENANA8OHhPN0L87
Setelah perjalanan beberapa menit kemudian sampailah kami pada tempat yang berjualan jajanan pasar. Saat Bunda dan Riska sedang sibuk memilih jajanan yang mau dibeli, aku mencuri – curi kesempatan untuk merokok dengan jongkok dan bersembuyi di balik mobil.
14229Please respect copyright.PENANAxwY7pL1Vri
‘hufh… akhirnya bisa ngebul juga..” batinku saat menghembuskan asap rokok.
14229Please respect copyright.PENANAkNASskokiB
Lagi asik – asiknya menikmati rokokku tiba – tiba Riska muncul berdiri di sampingku.
14229Please respect copyright.PENANAvTEHO8pl9m
“ohh… disini rupanya.. cepet bukain bagasi..!” ucap adikku yang terlihat menenteng tas plastik di tangan kanan dan kirinya.
14229Please respect copyright.PENANA8zOyfIKO43
Aku segera membuang rokokku dan bergegas membukakan bagasi. Adikku sebenarnya tau kalau aku sering merokok, dia juga tidak pernah melarangku. Tapi saat kepergok olehnya, dia selalu menjadikannya sebagai senjata untuk meminta ini itu padaku, sebagai gantinya dia tidak mengadu pada Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANA14nqMeBsJH
“Dek.. jangan bilang Bunda ya..” ucapku memelas.
14229Please respect copyright.PENANA5Ih1NMllBq
“lihat aja nanti..” balasnya tersenyum licik kemudian berlalu pergi ke tempat jualan lagi.
14229Please respect copyright.PENANA4RUeWnm3eN
Tak berapa lama Bundaku dan Riska sudah kembali menuju mobil. Setelah menaruh jajanan yang dibeli kemudian kami masuk mobil dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
14229Please respect copyright.PENANAXQVmOnMXcl
“kemana lagi Bun..?” tanyaku saat mobil sudah berjalan.
14229Please respect copyright.PENANACf0wYBus7W
“cari oleh – oleh dulu ya buat orang – orang rumah..” jawab Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANA9Tz5dShw9j
“Bun..” panggil Riska yang duduk di tengah.
14229Please respect copyright.PENANAOngcSUNZ3c
“kenapa Dek..?” balas Bundaku.
14229Please respect copyright.PENANA0qVmy7GZtQ
Kulirik dari kaca spion tengah terlihat Riska yang tersenyum menggoda. Awas aja kalau sampai dia mengadu ke Bunda kalau aku habis merokok.
14229Please respect copyright.PENANACh0c9KuORB
“hmm.. gak jadi kok Bun.. hehehe” ucap Riska terkekeh.
14229Please respect copyright.PENANAiEcPxETw3T
Wah… kalau udah begini, pasti ada maunya ini anak.
14229Please respect copyright.PENANA7xcEdebpqk
Setelah sampai di tempat oleh – oleh, Bunda membeli beberapa oleh – oleh yang nantinya dibagikan ke orang – orang rumah. Setelah selesai kami segera pulang ke rumah karena hari sudah semakin gelap.
14229Please respect copyright.PENANAEd9rD5rSwR
Setelah habis maghrib tamu – tamu mulai berdatangan, mereka silih berganti untuk mengucapkan selamat dan ingin melihat dedek bayi. Mulai dari tetangga – tetangga yang dekat sampai yang jauh juga. Yang tidak aku sangka, kepala sekolahku pak Saiman juga sempat datang bersama istrinya untuk melihat dedek bayi.
14229Please respect copyright.PENANAXlYxn2Cuq3
Saat jam menunjukkan sekitar pukul 8 malam, datang rombongan dengan menggunakan beberapa mobil. Setelah melihat siapa saja yang turun, ternyata mereka adalah rombongan dari pasar karena sebagian besar aku mengenalnya.
14229Please respect copyright.PENANAJKIRwU1J6L
Kemudian rombongan masuk dan menyalami kami. Aku sempat dikenalkan pada Bu Darmi, ibunya Tante Septi yang ternyata ikut di rombongan tersebut.
14229Please respect copyright.PENANAivKm9XuL5p
“mas Herman..” ucap Mang Karjo yang kemudian menyalami Ayahku.
14229Please respect copyright.PENANAzicnOsa4pM
“wei.. kamu Jo..” balas Ayahku menyalami Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANAxWgqce4kvP
Terlihat para tukang parkir dan tukang becak di pasar yang bergantian menyalami Ayahku. Yang membuatku heran, ternyata mereka semua kenal sama Ayahku. Terutama Mang Karjo yang terlihat akrab dengan Ayahku.
14229Please respect copyright.PENANADZrcXcy69l
Hari semakin malam dan para tamu juga terlihat sudah puas bercengkrama dengan keluargaku, sekitar pukul 9 malam para tamu ijin untuk pamit. Bu Darmi sempat disuruh untuk tetap tinggal, tapi beliau menolak karena nanti malah merepotkan kami dan harus mengantarkan pulang, juga karena keterbatasan kamar di rumah ini yang membuat beliau memutuskan untuk ikut pulang bersama rombongan.
14229Please respect copyright.PENANAoT772cmmSt
“nak.. pagi nanti kamu nganter sayur ke pasar..?” tanya Ayahku saat para tamu sudah pergi.
14229Please respect copyright.PENANAAIhxQart32
“hmm.. iya Yah..” jawabku yang agak malu.
14229Please respect copyright.PENANAmFaJ4v5tYJ
“nanti Ayah ikut ya..” balas Ayahku yang membuatku kaget.
14229Please respect copyright.PENANAJKkwsvVX5z
“eh.. tapi Yah..” ucapku terpotong.
14229Please respect copyright.PENANAYcwmOtJ7aw
“udah gak papa… biar Heri dirumah jagain Septi..” balas Ayahku tenang.
14229Please respect copyright.PENANAUE4iJaCe2o
Ah.. bukan masalah Om Heri yang mau ikut apa enggak, tapi aku yang malu sama Ayahku. Waktu di rumah aku gak pernah bantu – bantu orang tua, kerjaanku hanya pergi main terus. Pekerjaan Ayahku aja gak pernah aku tengok apalagi bantuin, ini malah sekarang aku mengerjakan pekerjaan Om Heri.
14229Please respect copyright.PENANAUwTTs2gpaT
“udah nak gak usah malu.. Ayah senang kok dengan apa yang kamu lakukan..” ucap Ayahku tersenyum.
14229Please respect copyright.PENANAyC2snR6JVN
“iya Yah..” balasku malu.
14229Please respect copyright.PENANAoOv07FcHQI
“ya udah sekarang kita istirahat.. biar nanti gak telat..” ajak Ayahku.
14229Please respect copyright.PENANAdFTX3dZGcD
Kemudian aku ke ruang tengah depan tv dan tidur disana bersama Ayahku, karena di rumah ini hanya ada dua kamar. Satu kamar yang sudah dipakai Tante Septi dan kamarku yang dipakai Bunda sama Riska.
14229Please respect copyright.PENANACQE9su1jrE
***
14229Please respect copyright.PENANAchEc1Am5eF
Pagi harinya jam 3 aku sudah berangkat ke pasar bersama Ayahku. Sampai disana Ayah sempat mau membantuku mengangkat sayuran.
14229Please respect copyright.PENANAVtf7gFbsN7
“gak usah Yah.. Ayah tunggu aja disana… gak lama kok ini..” ucapku yang menunjuk warung kopi tempat Mang Karjo duduk.
14229Please respect copyright.PENANAQwjuCMltvm
“ya udah nak.. Ayah tunggu aja disana..” balas Ayahku yang kemudian berjalan menuju warung kopi.
14229Please respect copyright.PENANAiyiC1XzjkQ
Aku mengantarkan sayuran ke pedagang dengan cepat karena isi muatannya tidak terlalu banyak. Hal itu karena beberapa petani sayur yang masih tetangga dengan Om Heri tidak menyetor sayurannya kemarin sore. Petani yang dari jauh terlanjur datang menyetor sayuran karena tidak tau kalau istri Om Heri habis lahiran. Om Heri yang tak tega karena sudah jauh – jauh mengantar akhirnya tetap menerimanya.
14229Please respect copyright.PENANAC9l1sYhWv0
Aku yang sudah selesai mengantar sayuran kemudian menghampiri Ayahku yang sedang asik mengobrol dengan Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANAgRVdgG6UAT
“udah Yah..” ucapku pada Ayahku.
14229Please respect copyright.PENANA44tDh7BgGc
“oh udah selesai.. ya udah yuk pulang.. kami balik dulu ya Jo..” ucap Ayahku berpamitan.
14229Please respect copyright.PENANAtCSc617j3r
“iya mas.. hati – hati dijalan..” balas Mang Karjo.
14229Please respect copyright.PENANAyTUsbWQ8S9
Aku yang kemudian juga pamit pada Mang Karjo bergegas meninggalkan pasar. Saat diperjalanan pulang aku dan Ayahku hanya mengobrol ringan.
14229Please respect copyright.PENANAe8KIAbOiZe
“nak.. besok ijin sekolah ya.. besok temani Ayah pergi..” ucap Ayahku di sela obrolan.
14229Please respect copyright.PENANAAmZL5Y75bs
“iya Yah..” balasku.
14229Please respect copyright.PENANAADOz2r6le9
“tumben Ayah nyuruh aku gak masuk sekolah, pasti ada hal penting ini” batinku.
14229Please respect copyright.PENANAgZPpkj2WZl
Setelah sampai rumah aku kemudian bergegas ganti pakaian dan memakai sepatu. Karena ini hari minggu, aku tak ingin melewatkan untuk tidak datang ke alun – alun.
14229Please respect copyright.PENANAWI9hw40692
“mau kemana Kak..” tanya Riska yang melihatku sedang memakai sepatu.
14229Please respect copyright.PENANAItALCkr87T
“ke alun – alun mau olah raga..” jawabku yang agak tergesa – gesa.
14229Please respect copyright.PENANAdorMGN2TXx
“ikut..” balas Riska yang membuatku kaget.
14229Please respect copyright.PENANABmrMDuvvQI
“udah gak usah.. “ jawabku menolaknya karena aku mau ketemu sama Dini disana.
14229Please respect copyright.PENANA7sq3OroGyb
“pokoknya ikut… kalau enggak…” ucap Riska memaksa sambil memainkan alisnya. Aku tau dia mengancamku, kalau tidak diperbolehkan ikut mau melaporkanku pada Bunda karena merokok.
14229Please respect copyright.PENANANqs1vw0tFm
“arghh.. ya udah ayok buruan..” balasku yang akhirnya mengalah.
14229Please respect copyright.PENANAnUAXj8KrsR
“hehehe…” tawa adikku yang kemudian masuk ke dalam.
14229Please respect copyright.PENANA1ql1spMHSF
Ah.. lama amat kalau cewek dandan tuh.. bisa – bisa aku kesiangan ini, takutnya gak ketemu Dini nanti disana.
14229Please respect copyright.PENANAD4AJB0raUF
“Dek… lama amat…” teriakku yang udah mulai gak sabaran.
14229Please respect copyright.PENANASnH33KkpAI
“iya.. iya.. sabar..” balas Riska kemudian menyusulku keluar.
14229Please respect copyright.PENANAzZ7tIyxUjE
“mau olah raga aja pake dandan segala..” gerutuku yang sudah naik di atas motor.
14229Please respect copyright.PENANAJipgp0NSp2
“yee.. namanya juga cewek.. harus cantik donk..” balasnya yang gak mau kalah.
14229Please respect copyright.PENANAIgdb6HhLru
“udah cepetan naik..” ucapku geram.
14229Please respect copyright.PENANAaUWBL56NH5
“hihihi… Kakak lucu deh kalau lagi cemberut gini..” balas Riska yang kemudian naik memboncengku.
14229Please respect copyright.PENANAbY3jn13T3U
Aku segera memacu motor mengarah ke alun – alun. Aku yang merasa udah kesiangan jadi khawatir kalau Dini menungguku terlalu lama.
14229Please respect copyright.PENANA2OKcnqgNw9
Sesampainya disana aku menuju ke tempat biasa aku menunggu dan duduk disana. Setelah menunggu beberapa lama aku mulai merasa gelisah karena tidak terlihat tanda – tanda Dini dan yang lain akan datang. Apa jangan – jangan aku yang kesiangan jadi mereka sudah pulang?
14229Please respect copyright.PENANAqNcNwq0g0a
“Kak.. ngapain sih kita disini..?” tanya Riska yang terlihat mulai bosan.
14229Please respect copyright.PENANAxM6O9oeuup
“istirahat bentar..” balasku yang masih menunggu.
14229Please respect copyright.PENANAagyihCpRFB
“olahraga aja belum kok istirahat.. udah ayok pergi aja..” ucap Riska yang berdiri dan menarik – narikku.
14229Please respect copyright.PENANA2tVRU2t1Co
“sabar Dek.. bentar lagi..” balasku yang masih berharap.
14229Please respect copyright.PENANA9QTQL6B7pg
“ihh… ayo berdiri gak… kalau gak nanti aku…” ucap Riska terpotong.
14229Please respect copyright.PENANAGOpdexC9zR
“iya.. iya.. dasar tukang ngadu..” balasku yang kemudian berdiri dan mengikuti Riska.
14229Please respect copyright.PENANAKKKur38hWF
“hihihi..” Riksa yang terkikik sambil menggandeng lenganku.
14229Please respect copyright.PENANANwEZFGi5I1
Riska mengajakku sarapan di warung soto dekat stasiun. Aku yang menyanggupinya karena dia memintanya disertai sedikit ancaman. Aku dan adikku berjalan bersama menuju ke tempat motor terparkir sambil sesekali aku menoleh melihat kebelakang, berharap siapa tau Dini atau yang lain datang. Tapi saat melihat tempat biasa kami bertemu itu kosong, sungguh terasa sedih hati ini.
14229Please respect copyright.PENANA6yi6DjpGJp
“maaf Din, mungkin karena aku yang datang kesiangan jadi kamu sudah pulang” batinku sedih.
14229Please respect copyright.PENANAZW0BFO4mvE
Aku memacu motorku menuju warung soto yang diminta oleh Riska. Saat sedang makan dengan adikku, aku sedikit terkejut karena melihat seseorang yang aku kenal dan dia melihatku dengan tatapan tajam.
14229Please respect copyright.PENANADsv3cBoqGF
Pov Dini
14229Please respect copyright.PENANAPb4GMNtGJz
Hatiku yang senang menyambut minggu pagi yang cerah ini karena aku akan bertemu dengan Riki hanya berdua saja. Monic yang kemarin sempat ku ajak ternyata mau pergi dengan mamahnya, sedangkan Nisa ada acara dengan keluarganya. Aku pura – pura merasa sedih karena mereka tidak bisa ikut ke alun – alun, padahal dalam hati aku gembira karena bisa berduaan dengan Riki.
14229Please respect copyright.PENANAsFvJXH7kca
Aku pergi ke alun – alun di antar oleh pak Rahmat, sopir keluargaku. Sesampainya disana, aku belum melihat kehadiran Riki di tempat biasa dia menunggu. Akhirnya aku putuskan untuk menunggunya datang dan tetap di dalam mobil.
14229Please respect copyright.PENANACMUVvnOETv
Setelah menunggu cukup lama, aku melihat Riki yang datang menuju tempat biasa dia menunggu. Tapi yang membuatku jengkel, dia datang tidak sendiri melainkan datang bersama seorang cewek. Aku jadi makin sebel karena Riki yang datangnya udah kesiangan, ditambah lagi saat mereka jalan pakai gandeng – gandengan tangan. Jujur aku merasa cemburu waktu melihatnya, tapi aku sadar kalau aku bukan siapa – siapanya juga.
14229Please respect copyright.PENANANSLh65jFyj
Aku yang masih di dalam mobil terus memperhatikan mereka. Riki mungkin tidak sadar kalau aku dari tadi memperhatikannya, karena aku yakin Riki tidak mengenali mobil yang sekarang aku pakai. Mobil yang biasa dipakai untuk mengantarku lagi dipakai sama Kakakku, jadi aku di antar oleh pak Rahmat pakai mobil lain.
14229Please respect copyright.PENANA4bQW1dVDQp
Semakin lama aku melihat mereka, aku merasa semakin jengkel, sedih dan kecewa. Sedih karena mereka terlihat akrab dan mesra, kecewa karena ternyata Riki cuma memainkan perasaanku. Kemarin dia bilang nyaman sama aku, sekarang dia jalan sama cewek lain.
14229Please respect copyright.PENANAH18koiDmHd
“pak.. kita pulang aja..” ucapku pada pak Rahmat dengan kesal.
14229Please respect copyright.PENANAoHrb8Ozwqb
“kenapa Non? Temennya gak datang ya..?” tanya pak Rahmat heran.
14229Please respect copyright.PENANAoevSJi1JlS
“iya pak.. udah kita pulang aja..” balasku berbohong dan menyuruh pak Rahmat untuk segera jalan.
14229Please respect copyright.PENANAvw0D2OQcuC
“baik Non..” balas pak Rahmat yang kemudian menjalankan mobil.
14229Please respect copyright.PENANAZI8kbIflzd
Selama perjalanan aku yang merasa sedih hanya bisa merenung. Aku yang gak pernah dekat sama cowok sekalinya dekat malah dia udah punya pacar. Aku yang sudah terlanjur suka merasa sedih dan kecewa. Tapi aku bisa apa? Mau melabrak cewek itu terus marah – marah sama dia? Emang aku inj siapa, pacarnya aja bukan.
14229Please respect copyright.PENANAM7BMlLL4rW
Sampai rumah aku malas mau ngapa – ngapain, akhirnya aku memilih tidur untuk menenangkan diri.
14229Please respect copyright.PENANAQmQRn4TnyE
“Din.. Dini..” terdengar suara membangunkanku.
14229Please respect copyright.PENANAC2js0Cdbuz
Aku yang membuka mata melihat Nisa yang membangunkanku. Tumben banget Nisa kerumahku, apalagi sendirian.
14229Please respect copyright.PENANA5PSKawzTVp
“eh Nis.. tumben ada apa?” tanyaku yang kemudian bangkit dari tidurku.
14229Please respect copyright.PENANANa1Y28gRga
“hmm.. duh gimana ya ngomongnya..” balas Nisa yang terlihat bingung.
14229Please respect copyright.PENANAsfsoIEDtDD
“Nis.. ada apa?” tanyaku heran. Tumben Nisa sikapnya begini, biasanya dia terlihat tenang.
14229Please respect copyright.PENANAoY6UIq8Z8l
“aku mau ngomong sesuatu..” ucap Nisa yang masih ragu – ragu.
14229Please respect copyright.PENANAu30spjbv55
“ada apa sih Nis.. kok kamu kayak bingung gitu.. ngomong aja gak papa” balasku yang menyuruhnya untuk segera bicara.
14229Please respect copyright.PENANAAmbiaFbVEg
“Hufh.. ini tentang Riki Din.. aku tadi lihat dia waktu makan di warung soto dekat stasiun” ucap Nisa yang membuatku kaget.
14229Please respect copyright.PENANAhXn85jurqH
“aku lihat dia datang sama cewek.. mereka terlihat mesra” sambung Nisa yang menceritakan yang dia lihat.
14229Please respect copyright.PENANAfZfnGbJi8r
Aku tidak bisa berkata apa – apa hanya bisa diam. Ternyata yang aku lihat tadi juga dilihat oleh Nisa. Aku yang mendengar apa yang dikatakan Nisa membuatku merasa semakin sedih, mungkin memang benar kalau cewek itu pacarnya Riki.
14229Please respect copyright.PENANAW4Dbva2s5C
“terus apa hubungannya denganku..” ucapku yang tidak melihat ke arah Nisa dan pura – pura tidak peduli.
14229Please respect copyright.PENANA91HiOeiXny
“aku tau kalau kamu suka sama Riki..” balas Nisa kemudian.
14229Please respect copyright.PENANA4BC5kFE31X
“enggak..!!” ucapku bergetar memotong ucapan Nisa dan mataku mulai berkaca – kaca.
14229Please respect copyright.PENANAbCtBweSR7D
“Din..” panggil Nisa yang tidak aku hiraukan.
14229Please respect copyright.PENANAY9l3F60P3e
“Din.. lihat sini..” panggil Nisa yang menarikku menghadap ke arahnya.
14229Please respect copyright.PENANAyIOTv3DNs5
Aku yang tidak bisa lagi menahan air mataku yang akhirnya tumpah deras mengalir di pipiku.
14229Please respect copyright.PENANAbR6sSuPxwe
“bibir bisa berkata tidak, tapi perasaan tak bisa bohong Din..” ucap Nisa yang kemudian memelukku.
14229Please respect copyright.PENANAeeFG20aWjZ
“hiks.. hiks.. hiks..” aku hanya bisa menangis sesenggukan.
14229Please respect copyright.PENANAZjgwV49LXl
Nisa masih memelukku dan mengelus punggungku mencoba menenangkanku. Beberapa saat kemudian aku mulai merasa sedikit tenang.
14229Please respect copyright.PENANA7wNYPDMeSw
“kamu benar Nis.. aku suka sama Riki..” ucapku pada Nisa.
14229Please respect copyright.PENANAHwlOUfLRCn
“sshhh.. udah Din.. kamu tenangin diri kamu dulu yah..” balas Nisa.
14229Please respect copyright.PENANAe1KWiBGbMm
“aku udah terlanjur..” ucapku yang terpotong.
14229Please respect copyright.PENANA1InBof82Y0
“sshhhh.. besok kita bicarain lagi ya.. sekarang kamu istirahat dulu aja.. tenangin dirimu..” ucap Nisa menenangkanku.
14229Please respect copyright.PENANAZw6XxNdMNF
Aku hanya mengangguk kepada Nisa. Setelah itu Nisa pamit untuk pulang. Aku kemudian merebahkan diri dan memikirkan nanti saat bertemu Riki.
Apa yang harus aku lakukan?
ns18.219.191.41da2