x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAZojph61WE
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8CNwmOQiT
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WUGqpbVLj
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcm4tMjlI5
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLZNNwZxRd
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Ol83V53I7
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZy34C3pm2
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqDJ8fq0lMz
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRxhaMbUlq
"Hah? Aku bingung..." kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPi7aPZbw0
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxAofYB5TF
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0cbnHufDG8
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQ0B3K0DGR
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB54x8nTPKl
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDB0bNNlbr
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvwaXg5vwF
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh8vi8nb4wI
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLl85e1Buy
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgtPkcMWoad
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMUF7KFFVi
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Ac5MJQPd4
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9dznf3R3e
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgfjBp3si6v
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3xDeTMrD5
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BYyyhyUf5
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvbm4Ra9Wg
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9q1r86ZTu4
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMkT9aoftJm
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUXggAQWW0S
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZM9pC05eEn
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmnRb1kYNG
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7gATxIWmQ
"Pa!" teriakku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw1Hj9SA7Js
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuTWrmnSt9
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfVi3tZwZ5K
"Aku kecewa sama, Papa!"
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdwoJoqgvEK
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOhlrDYQUV
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzbcOJ1O1Ye
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNb3qiUENyE
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvxLJfykMRA
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡma7ewvlNIA
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7QpVu0H0f
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSj3skHfAKu
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtsUnSaGcFT
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMzijJ8mlC
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WWYhdJlQd
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsD6XKuhhWL
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaf5ZC5pUVj
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvqkaA190x
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6b9zwTlLp9
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡno3NIo4uK2
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4zF8mhX8T
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsaek16Cht4
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAJZ2tc7JM
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpKmFjTh3b
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpuSD1Hqs8w
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHQGVJehRvU
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NkEx6DmAJ
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbH1aVs0C9
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYHVyw0GXnt
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqWpOSCwwO
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0rVQukAR1Y
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbXfi5QtHE
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPai81oL0SB
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE97Wb2KAbr
"Iya, Mbok," kataku ramah.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgnS1zLUJiZ
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5WAmlxCyW
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKV12p9FFC4
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmEnUQf1o4M
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO4MAFjZ0mp
"Oh, iya Pa..." kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM35r1VSToJ
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGCBCMNqsy
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeURaiXyGbO
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHSm0RUBzKn
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIKGEWjeWK
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sYwM6iRP8
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1okwDWgTk
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBp35ljKtQu
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezUqER1JSU
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSi5YuuNMC4
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6o8Ed0c9Ld
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZvQbxLQq4
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlGW6qDUkb
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sdOQ3IQSN
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jKbSIXLRL
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLQ3bgfLon
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkt3WDfdOQ6
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZnA6siRz3
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZBcfrOlagR
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWi8Ba14vZR
"Udah, Ma," kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡywcmCwEwYl
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuPC6uUXgVg
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFydStG8mi
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJL1r6LYtYV
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVHtd4irR2I
"Mama mau kemana?" tanyaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGlOJz52ld
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLWVW2SZRyq
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFRIpFfxmf
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZp882DFBD
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnTB2VAyfR
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdF1ZSHekTd
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvn3iyqRV19
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyEa3syiTbz
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIenS1uXM7Z
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ffSrbrw1l
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl94sek872J
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡypntsSMjIg
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27hQ9iSP8x
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfwnsZ8GwZ6
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0nXjrCCDS
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy2njtAUXrT
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUj57AnQrG
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLYYUhKKEkM
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQA1wdJIU2A
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9op6mzAMYL
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡooXK8VH02M
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngrBrstQvM
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlJVQQRY43
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqp8yieMfRO
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYW3yvlVU5T
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg1NHnPktrZ
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ9JV4oc940
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEcRuHs8FZl
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBwga2LUv3
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWFwCkk9BbJ
"Sama-sama," kata Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcuRMmaoyl1
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzsh262YsiU
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpdRxolddxA
"Boleh nggak ya?"
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNj8VfamlEU
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA2EpvYmgQW
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJAxn97mEb
"Oh..."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYbtTUvDoW
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRYayR1Fga
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdsx2Y5L2Tj
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRzUoFEYFxy
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpDBriSFNRD
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1OsDrbiXN
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolZftg4Qta
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOpliaLavO
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgv7SQaeGR5
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSOlsbuDGl
Huwaaaaa...
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcO5QzCYKV
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwBqDhkrsVC
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObYHfRE632
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6wqlaihOp
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2StCOMU4jM
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoxopCbWlNC
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSS5sweVXx
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtwLPxbqD1N
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ46eL9QJ6tx
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Pc0vKGyuS
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2HaSnR3oY
Muah...
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm8uUowzwLP
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIheOlBTeAa
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKEfX8Za85
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCvAppE5Kcy
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYkTeP9COe
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9yHFrdTJlU
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3YQjL3V3YZ
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBo4iNym9nC
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbdAk2Hfl2N
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriSsUSAEo2
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAK9HvElTcA
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtmcKUmxeh
"Aaaaah, Pak."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8lVLc9T0zF
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNAmMbwfmXM
"Aaaaah, Pak."
5098Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGvKAtxvZSE
