Keesokan harinya, Nero dan Maria mandi bersama dalam satu ruangan. Maria menggunakan seluruh tubuhnya untuk menyabuni Nero; pertama Maria menggunakan kedua teteknya yang besar untuk membasuh punggung dan dada Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Iz4mxNYxa
Lalu berlanjut dengan membasuh tangan serta kaki Nero menggunakan memeknya yang berbalut sabun yang licin. Maria mendesah kenikmatan saat memeknya mengesek hebat tangan kanan Nero, karena tak sanggup menahan rangsangan yang diberikan akhirnya Maria muncrat di tangan Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgkz6Uf1Ify
"Maaf, aku mengotorinya...." kata Maria, cepat-cepat membilas cairannya menggunakan air.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6uJpiU1r3A
Kontol Nero yang sudah sejak tadi berdiri menjadi semakin keras, ia tak tahan lagi dan menyuruh Maria berbalik ke belakang—menungging untuknya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhTOfxTCtun
"Shhhttt.... Ah pelan-pelan, Sayang...."
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7IA6NW2fCG
Nero menggesekkan lebih dulu kontolnya ke bibir vagina Maria yang basah, setelah siap Nero pun memasukkan kontolnya. Maria terbata-bata, saat kontol Nero menusukknya dengan sangat lembut.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5RNj4zYPN
"Aku gerakkan," ujar Nero seraya memegangi pinggul Maria.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHamDTd9b5P
Maria mengangguk, kedua tangannya sekarang berpegangan pada pinggir bathub. Nero mulai memaju mundurkan pinggulnya secara perlahan, semakin lama gerakannya semakin cepat serta menimbulkan bunyi.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUh56vtlOsU
Plok! Plok! Proott!
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyUcK8zX55b
Kedua kelamin mereka saling beradu selama lebih dari tiga menit sebelum akhirnya mereka berganti posisi. Kini badan Maria berada di depan, ia merangkul Nero yang tetap menggenjot dirinya dari arah depan.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvpSMrZ5P9o
"Ughh.... Arrgg.... Nikmat.... Argghh!" desah Maria, merangkul kuat Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDxk1mACv8k
Nero semakin kuat memompa Maria, mulutnya dengan rakus mengemut dan menjilati putingnya. Sementara Maria menjambak rambut Nero, dan terus mendesah menikmati setiap tusukkan di memeknya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WNUlMw9VP
"Aaaaaaaaaa...... Keluar.... Keluarr!" pekik Maria ketika muncrat.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4fyk6e2hv
"Aaareggh! Tanteee....."
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cLSkz7JLa
Nero menyusul keluar, goyangan pinggulnya semakin cepat bersamaan dengan muncratannya di dalam Maria. Keduanya saling tatap—memperhatikan ekspresi masing-masing setelah keluar.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGnNQ4TKZeN
"Nero, sepertinya Tante jatuh cinta padamu," ucap Maria lalu menyosor mulut Nero, dan keduanya berciuman cukup lama.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6yXmblI1hE
Setelah acara mandi panas itu, Nero mendapatkan tiga penuh kantung uang pemberian dari Maria sebagai upahnya. Maria mengantar Nero sampai ke depan pintu masuk, dan menawarkan untuk mengantarnya—tapi ditolak Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgn0NkhrcsK
"Minggu depan kemari lagi ya, kurasa kau akan menjadi primadona kami," kata Maria.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtxVbWWqDf
"Iya, Tante. Aku pasti datang lagi...." balas Nero dengan tersenyum puas lalu pergi.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKLXMpc1Wr
*****
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3bSFfYPZa
Dua bulan kemudian, berkat uang hasil penjualan ramuan serta pekerjaan rahasia Nero, akhirnya mereka bertiga bisa membeli rumah. Waka sangat senang dengan rumah barunya, dan bilang akan membuat kenangan bahagia dengan Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQHLkpOf7zk
Rumah mereka terletak di distrik perbelanjaan, Rara yang memilihnya karena merasa tempat itu akan cocok untuk menjadi tempat jualan ramuan. Nero, Rara, dan Waka berkerja sama membangun toko mereka, lantai bawah dirubah menjadi toko ramuan, sementara bagian atas ditinggali oleh mereka bertiga.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0NdcV2q8w9
Hari-hari mereka habiskan dengan penuh suka cita sembari menunggu kelahiran anak Waka. Meskipun Waka tengah hamil tua, ia selalu menuntut untuk diberi jatah oleh Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFW02r8h5nN
Nero harus sangat berhati-hati saat bercinta dengan Waka, berbeda dengan Nero yang biasanya—saat ngentot dengan Waka ia jadi lebih lembut.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVU4rEJ06n
"Hmmm, Waka, Rara... Sabtu nanti aku akan pergi ke luar kota. Ada pekerjaan di luar kota yang harus aku kerjakan, apa kalian tak apa-apa kalau kutinggal? "
Rara mengangguk sementara Waka tak setuju.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4V6DHiwwZT
"Tidak! Kenapa Tuan harus pergi di saat seperti ini. Anak kita hampir lahir, Tuan." protes Waka dengan pandangan kecewa.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vkxF609fP
"Maaf Waka, tapi ini juga demi anak kita. Kita butuh lebih banyak uang," alasan Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡodl3RqImxR
"Uang! Uang! Uang! Tuan, bukannya kau sudah tak perlu kerja lagi! Kita sudah punya rumah, dan penghasilan kita lebih dari cukup. Kenapa kau harus bekerja sekeras itu!?"
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIO3OLfyCgL
Waka benar-benar marah, ia menggebrak meja dan masuk ke kamarnya dengan wajah bersungut-sungut. Rara melihat pertengkaran mereka dengan wajah datar, sementara Nero tampak bimbang.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvZouBjSf1
"Tuan, kau tak perlu memikirkan keinginannya. Ingatlah kau adalah Tuannya, ia bertingkah layaknya kalian setara... Ia harus dihukum Tuan," ucap Rara saat Nero di landa kebimbangan.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUVb6NWpB1
"Kau benar Rara, kau memang selalu dapat diandalkan," puji Nero sambil mencium mesra pipi Rara hingga membuatnya tersipu malu.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHr8cU8FZU1
Nero pergi menuju depan pintu kamar Waka, ia mengetuk pintu dan terus memanggil Waka namun tetap tak ada jawaban. Nero terus mengetuk sangat lama sampai akhirnya Waka membuka pintu kamarnya dengan wajah kesal.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKmAJRuA7bl
"Apa!?" ketus Waka.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM32x54oXaZ
"Boleh aku masuk?" ucap Nero, sambil menahan pintu dengan tangannya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPYVBk9enM
Waka lalu membiarkan Nero masuk, dan tetap merajuk di atas ranjang dengan muka tak mau menatap Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEy4PeokoYL
"Waka, aku tetap pergi. Maaf karena tak bisa menemanimu jika nanti anak kita lahir. Tapi Waka, kau harus tau... Aku menyayangimu."
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA42E0T1ajF
Nero tanpa komando langsung mencium bibir Waka, mereka berdua berciuman cukup lama dengan kepala saling menempel. Keduanya saling tatap satu sama lain, jantung Waka berdebar kencang saat Nero menatapnya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbHYmCv9EH
"Waka lahirkanlah anak kita dengan selamat, lalu aku akan memberi apa pun yang kau mau," bisik Nero sambil merangkul Waka.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHdoyi2NxsY
"Apa pun? Benarkah Tuan?"
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHeNdbcFQQJ
"Iya, apa pun yang kau mau."
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiQvJ5D6cCg
Waka tersenyum lalu memeluk Nero, dan menanggalkan pakaiannya. Waka melepas satu persatu pakaiannya hingga kini terlihat perut besarnya yang membusung.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxc0ISf9mKA
Nero mencium perut Waka, dan tidur di pangkuannya. Tangan Waka lansung bergerak mengocok kontol Nero saat ia tidur. Keduanya kembali berciuman, dan Waka menidurkan dirinya di atas ranjang sembari membuka paha.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb18rJ22GLF
"Tuan, tolong berikan aku kontolmu.... Acak-acak memekku, dan biarkan anak kita merasakan nikmatnya pejumu...." ucap Waka sambil membuka lebar memeknya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEp0bEWaSq
"Waka....."
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSVm4xRNut
Nero memasukkan kontol perlahan, dan menggoyangkan sedikit demi sedikit pinggulnya. Kontol Nero yang besar beberapa kali bersentuhan dengan dinding rahim Waka ketika ia memompa, dan ketika Nero akan keluar—cepat ia menarik kontolnya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwBywgBWrTZ
"Aarggg!"
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4TAJOd4RK
Nero mengarahkan pejunya ke wajah Waka yang siap mengangga, dan memenuhi mukanya dengan peju.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNoF5DcEI35
"Terima kasih, Tuan. Ini peju yang hebat." tanggap Waka, menjilati peju Nero yang mengalir dari wajahnya.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIK437o4CdL
Malam itu pun berakhir dengan damai seperti malam-malam sebelumnya. Rara menyiapkan semua keperluan Nero malam itu juga, dan sebagai imbalan—Rara meminta untuk digenjot pantatnya oleh Nero.
423Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6J8G8b4sc
