
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
327Please respect copyright.PENANA92Ss5kd3Gb
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
327Please respect copyright.PENANAiOxTBfqUAo
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
327Please respect copyright.PENANAebcof4HGEn
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
327Please respect copyright.PENANAqFE4CBexSk
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
327Please respect copyright.PENANAdcYnt3Vc1M
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
327Please respect copyright.PENANAJEWCej6sM1
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
327Please respect copyright.PENANALLTe9HgIeR
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
327Please respect copyright.PENANAlFmkvJDCNZ
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
327Please respect copyright.PENANA2TlXo1FWYy
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
327Please respect copyright.PENANA1jOosi3ul4
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
327Please respect copyright.PENANANamaQoUvVb
"Ngadep sana, kambing!"
327Please respect copyright.PENANAd7IPacNRni
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
327Please respect copyright.PENANADfjUp1tj1c
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
327Please respect copyright.PENANAu24WQfFqux
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
327Please respect copyright.PENANABk6wqdnGGF
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
327Please respect copyright.PENANAjDZrN0HUAF
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
327Please respect copyright.PENANAvaUG071Vtk
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
327Please respect copyright.PENANAEq54gS8Azk
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
327Please respect copyright.PENANAeNuz5BWpSy
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
327Please respect copyright.PENANAVsFJE2Kby3
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
327Please respect copyright.PENANAQBdcdz16x4
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
327Please respect copyright.PENANActCt9jug4D
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
327Please respect copyright.PENANAV3KSzrTWHY
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
327Please respect copyright.PENANA3YYQ42YTbu
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
327Please respect copyright.PENANA6COoghdFLN
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
327Please respect copyright.PENANASHmPyEAJBI
*******
327Please respect copyright.PENANAHtMHtNdnIX
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
327Please respect copyright.PENANAWNDVB66iua
"Cantik..." kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANAhCUK3tOOdw
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
327Please respect copyright.PENANABkxexUGCST
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
327Please respect copyright.PENANAXD7FhLXApN
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
327Please respect copyright.PENANAxhAHjv1sW5
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
327Please respect copyright.PENANA3P3XxjpuzH
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
327Please respect copyright.PENANAo0Wdpuii6w
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
327Please respect copyright.PENANAtOYRMzpzRU
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANAk3lB05SY7g
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
327Please respect copyright.PENANA0ZCqhnh4Hn
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
327Please respect copyright.PENANAVXsrkFYXOI
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
327Please respect copyright.PENANA8UrBUh9vZK
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
327Please respect copyright.PENANAsmi1Tal8UU
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
327Please respect copyright.PENANANrGO3oJMIs
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
327Please respect copyright.PENANAQ970YdYqku
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
327Please respect copyright.PENANALJTLcUkb2r
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
327Please respect copyright.PENANAUdXTseprLD
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
327Please respect copyright.PENANAmirOABnp1e
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
327Please respect copyright.PENANA0yPV6PT1Dq
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
327Please respect copyright.PENANA1yckNyHhVE
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
327Please respect copyright.PENANAIuAotay5Kc
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANAY8j1dL7HoE
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
327Please respect copyright.PENANAmOOOQleV6g
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
327Please respect copyright.PENANAL6jntCHqRF
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
327Please respect copyright.PENANA17znzDb52L
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
327Please respect copyright.PENANAZuSC2kJIBW
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
327Please respect copyright.PENANAs29jXLHZkk
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
327Please respect copyright.PENANAD23azrUdR1
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
327Please respect copyright.PENANAaWwINPvPpb
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
327Please respect copyright.PENANAacdph0fcgS
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANApS9Fk7d1hZ
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
327Please respect copyright.PENANAmOTk4byTHP
*****
327Please respect copyright.PENANAAriWUgpg11
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
327Please respect copyright.PENANAZJkIe9nGAh
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
327Please respect copyright.PENANAkhS5zPheS6
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
327Please respect copyright.PENANAeCNyqQaZeN
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
327Please respect copyright.PENANAVD1wNzSuaE
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
327Please respect copyright.PENANABzdlEmhAFs
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
327Please respect copyright.PENANAUPd8PrjNme
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
327Please respect copyright.PENANA3W2oGs38I4
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
327Please respect copyright.PENANAbKvigjw4dA
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
327Please respect copyright.PENANA0o1vJERe2J
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
327Please respect copyright.PENANAl4evAhGQut
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
327Please respect copyright.PENANAVFhXUITzTS
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
327Please respect copyright.PENANAcduLzULcdC
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
327Please respect copyright.PENANA1Cdf4xFild
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
327Please respect copyright.PENANAzTdSJTgdIn
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
327Please respect copyright.PENANAPxymnt9rgv
"Ci..." kata Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANAqFZcp5FMX2
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
327Please respect copyright.PENANA4psCd2ye6m
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANA91QRRlwdBF
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANAcLGAMxKWBU
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
327Please respect copyright.PENANA4UFpNvOsFp
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANA6bYHA2e9fD
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
327Please respect copyright.PENANARg8eUmZLAm
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
327Please respect copyright.PENANAlIlnrBrQ88
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
327Please respect copyright.PENANAgOgA90vJuS
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
327Please respect copyright.PENANAX1oIji2fAg
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
327Please respect copyright.PENANAzHwQ5wYZFo
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANA9tYIrS23N8
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
327Please respect copyright.PENANAxrGRjGYLhr
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
327Please respect copyright.PENANAiq7Gf5zfLT
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
327Please respect copyright.PENANAyT8QR9dE6j
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
327Please respect copyright.PENANAKJJg23ZH4i
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANACvh4OGI1CP
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
327Please respect copyright.PENANA85ohCFaHmL
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
327Please respect copyright.PENANASRScLKXM8A
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
327Please respect copyright.PENANA7ZNueCKiao
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
327Please respect copyright.PENANAGzfGJYfjaH
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
327Please respect copyright.PENANA455vQ2xnQj
*********
327Please respect copyright.PENANASitGOyTTmf
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
327Please respect copyright.PENANAWyMSTjw8yx
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
327Please respect copyright.PENANAZt9kssE8Jk
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
327Please respect copyright.PENANAodUgjJtg0J
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
327Please respect copyright.PENANAI6L6wJEVH9
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
327Please respect copyright.PENANAW2A11vBr7b
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
327Please respect copyright.PENANALEsXQRFYrx
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
327Please respect copyright.PENANAtUjHbBelHp
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
327Please respect copyright.PENANAnU9bexqLwX
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
327Please respect copyright.PENANA8Uz3BBtf5t
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANAL8ZhTcQNaY
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
327Please respect copyright.PENANAUrinsUtsrR
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
327Please respect copyright.PENANA9IDv85Ey03
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANACOCCAaXnlk
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
327Please respect copyright.PENANAUI5u26xNtI
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
327Please respect copyright.PENANAur6N4hLUJ7
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
327Please respect copyright.PENANAdfgn0MvwvH
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANAbSZmQQwEs4
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
327Please respect copyright.PENANALgJEtYhRgU
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
327Please respect copyright.PENANAp20JFHI8CK
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
327Please respect copyright.PENANAiU78gkGGMx
"A... aku... "
327Please respect copyright.PENANAHI3wMuTvSL
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
327Please respect copyright.PENANAK3UXItH4xy
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
327Please respect copyright.PENANAZ3CKoBbS8S
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
327Please respect copyright.PENANABTLwmV2Kiv
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANAZytwZ7kG0p
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
327Please respect copyright.PENANAGCWQK7E1Ky
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
327Please respect copyright.PENANAjsjXcS9V2d
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
327Please respect copyright.PENANAdLdaPniLA8
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
327Please respect copyright.PENANAYMnizmBVT4
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANA8wljSOZqbP
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
327Please respect copyright.PENANAL9zSUFzZsq
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
327Please respect copyright.PENANArO3H2LlYn6
Plak!
327Please respect copyright.PENANAMerBWL1R9Z
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
327Please respect copyright.PENANAfnCFekJn7P
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
327Please respect copyright.PENANArP7STeAFLv
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
327Please respect copyright.PENANApgwK4sEsaA
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
327Please respect copyright.PENANAJGLsZE5VpE
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
327Please respect copyright.PENANA296YrOvOrI
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
327Please respect copyright.PENANA99CF95vbpI
"Aku tau..." kataku terisak.
327Please respect copyright.PENANA0W2xvzzeFx
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
327Please respect copyright.PENANAZDcjSB85K3
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANAL2aX1WHI1N
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
327Please respect copyright.PENANAukIBV8rMcG
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
327Please respect copyright.PENANAH3bAIkZQ2V
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
327Please respect copyright.PENANA4xs54j5rYE
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANA8KZqfhudiu
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
327Please respect copyright.PENANA5p37I4Nkrj
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
327Please respect copyright.PENANAm72jJ7JttW
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANA8DL3Dh7hT4
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
327Please respect copyright.PENANAhLdsGK2Gs9
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANA2IeRjmsXcu
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
327Please respect copyright.PENANAWANOPlYzYO
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
327Please respect copyright.PENANAsJvhSVOBHV
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
327Please respect copyright.PENANASAvcolVVjB
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
327Please respect copyright.PENANAOkbciVRpon
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
327Please respect copyright.PENANAeFiIsfjrd4
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
327Please respect copyright.PENANAyUEjwtzQ9c
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
327Please respect copyright.PENANAkOaVzxObSh
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
327Please respect copyright.PENANA0rQ0eVGkWy
"Aduh..."
327Please respect copyright.PENANAvA3BXcjTlO
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
327Please respect copyright.PENANA3wFHGYNwWg
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
327Please respect copyright.PENANAUKSoKNVhm1
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
327Please respect copyright.PENANA2NYWgFQwJ5
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
327Please respect copyright.PENANApPoWZ6sz8U
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
327Please respect copyright.PENANA1xgpCPZtGB
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
327Please respect copyright.PENANAsnA0It0uaM
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
327Please respect copyright.PENANA3NBAtQTrQ5
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
327Please respect copyright.PENANAVqn2HCSWPA
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
327Please respect copyright.PENANAawur6GMI2e
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
327Please respect copyright.PENANA6dyvwueNHJ
"Sama-sama," kata mereka lirih.
327Please respect copyright.PENANAXCC0rbhTCd
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
327Please respect copyright.PENANAqHcAjGDjw4
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
327Please respect copyright.PENANAsQb8SXdk6i
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
327Please respect copyright.PENANAD6DaCkF1uv
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
327Please respect copyright.PENANAwxWDhA1R9J
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.327Please respect copyright.PENANA6eHVBvAulM
327Please respect copyright.PENANAPou9IrP05a
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
327Please respect copyright.PENANAF9Nb2Uu0QC
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
327Please respect copyright.PENANAWAC25kyOFm
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
327Please respect copyright.PENANABFz69i07lq
"Ejakulasi dini?"
327Please respect copyright.PENANAGFNeMJL9rm
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
327Please respect copyright.PENANAzmGuwtGY3r
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
327Please respect copyright.PENANAC9KNoLtFn8
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
327Please respect copyright.PENANAiEBCOJ1j2N
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
327Please respect copyright.PENANAvFtK3NeqCI
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
327Please respect copyright.PENANA1jfpWSvzjD
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
327Please respect copyright.PENANAM65NLHK0zW
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
327Please respect copyright.PENANAvGcfMBabHb
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
327Please respect copyright.PENANADwsUu1VJuA
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
327Please respect copyright.PENANASOktBy4GrQ
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
327Please respect copyright.PENANAvEDdUkn4wU
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
327Please respect copyright.PENANALXI5oksxAl
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
327Please respect copyright.PENANAKAfzx1iW0Z
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
327Please respect copyright.PENANANjFluB56n1
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
327Please respect copyright.PENANACo49XybIsQ
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
327Please respect copyright.PENANArEjiRQ5ML7