x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4aWjvj0UI
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pyRr4iocn
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡupryYcUGIZ
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vZ03c5zpP
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfkqSZdiKFJ
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTqZ5Ai6Q4
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAEbKxCnWpH
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrrqF0EDIcu
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWd913Z4zlk
"Hah? Aku bingung..." kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsySvTwHfIk
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjiq48Oh4aa
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9qm9YCyb0g
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrVcVoQkYjS
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5eALcWMDN
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHLlchFtxc9
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjD4ZhaN7A
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaqxZPHFlnb
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGW7M088HJ1
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKomQEcxc6q
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlFpIKzCSEm
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANhaUIhNro
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvEEQ2UIQi
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ151wX7NBeH
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjsp70FnxBg
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJn9Hd1Yt8
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1CziS2Izjz
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZx1VjtlB7i
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rBPcr1XGu
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjSTY00RDvB
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HoBi3wL1j
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE0nNyFQ9Zt
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRYpLsVrmz4
"Pa!" teriakku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLymwYQyE9L
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLPgsbrpkA
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC1x3UaLNgA
"Aku kecewa sama, Papa!"
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAfON25Ihi
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjHS0jHa8Q
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8IR8CMGr2d
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq7sMq4qIFf
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3pSAmWXwS
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxoNzhnZ1M
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7qSvuV0Nb
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnLBlqllKY
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkQ8yxoEtct
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVJhisvJn9
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡog1ROGrPlK
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcUH5V5dsQq
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgLP5Yp8UB
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgk0soYrFU
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXK3c6cQT9
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIldQH9Fu7j
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7cdBSLuHz
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNZmthRJjB
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMkVOJ5RG2
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS7XhHKulv2
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ55eguxUxBn
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjF48Kif5Fi
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNISVZcWs70
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrycG4XMaBU
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTCL28H16M
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2qS0HDp1YA
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv07ZIEDG30
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5GClp29j7r
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65uBwxzMtS
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ZHUvJBlcR
"Iya, Mbok," kataku ramah.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHD6vaTPnKU
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAqAfkCHaul
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBHgVrEitik
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXKxpq4T1Y
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Ge8kZK51H
"Oh, iya Pa..." kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU8vvz9gNdz
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4LPyTjkVLr
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYKUpEEVNLf
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyRL3M3xQwp
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQfQdFaOYKC
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4p5nAGgpYs
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwMfII8lMka
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhFvLWzoqOC
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡabeRpGfLVj
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNQdsmJgkD8
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbd5UMUOJX4
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvP2WH5eRp
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzNUq993twg
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEDhN1691fW
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr0uqZWOSWy
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjp2BHdMbU
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQMGR6s8AiB
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzRlXDoSMAO
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7mcXNMDu8S
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pFlZEBta2
"Udah, Ma," kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojj5go1vLd
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu5Aozx9vGO
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNHrdCmLQK
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhp54yrpkSh
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWHWLNhPVr
"Mama mau kemana?" tanyaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4j1xsNtSK
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIVqsSRirNB
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmU23H7OHm
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLMKh6xvtp
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5At62fbQUd
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9ZPeY0Spj
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJs7W2fKSa
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAldDA29jqJ
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvml87A7fKl
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeyihUf0Kia
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHwzn4rM2TO
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTnAJIT7djP
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wsZvk8OOh
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB9rPuUWKVA
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRtK7s3jsN
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEebcmRVfn
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9v0Jbs41M
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMTnekfHnYD
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkepuIZz4eC
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ15U0E1Db9G
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJsL5NKBQa
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoDaRXYlVPG
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxeB2dXtPE
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUGRQ4bhLl
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wsGZhaoQs
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBTDWmGLSs0
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJvkQqwwM90
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡku07AMAcVy
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkpPJGWOiM
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsGwG9MeFcz
"Sama-sama," kata Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkKt7Ha0nXi
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkBEdhOCeQ
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzUACN1GNFM
"Boleh nggak ya?"
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJkfZzUzLT
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQf7CeIvinD
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVqAy2IapOO
"Oh..."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo9gNHaAWK6
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5V661dASzj
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0k3wb4PoBg
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp3EJqUSNDu
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9dBeAXlUl
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdfWBK6mO0
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtmDBgg0gQ
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38tvNZMKh9
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSynJeljor
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKBVMXuCA9
Huwaaaaa...
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXun1pysyv
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B6J5Xb2IK
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCwou06y84S
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ76KLDDNScH
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaW5u7x8EAa
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSLxKROl4L
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7K5x8HjSdr
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyTIsQy0I9d
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMnJ3Q0rM9
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOPNIDN4Zq3
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHaPkruVn1o
Muah...
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtWtxHlkgIW
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAvc1hChyo
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9u8SduuppE
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJxBBeIsYL
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ly9ZLsk2G
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAqd7JxfpD
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsuG7l7isHZ
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTA5VUsjCu3
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQk9vTUZT14
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1HVPy05r5M
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKuaRHMOnFL
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOiFlCS29BH
"Aaaaah, Pak."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBN8YWm1K3e
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZHOhMr6Cw
"Aaaaah, Pak."
3350Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFUkC8M7k1V
