
Makin lama aku bosan buat nasehati dia menghentikan hobinya itu. Bukannya berhenti dia malah bisa bikin aku jadi ikutan menyukai film porno. Ini sudah tahun ketiga pernikahan kami, dan kami masih belum memiliki anak. Ditambah lagi dengan kebiasaan suamiku yang sejak awal pernikahan sering sekali menonton film porno dan memaksaku untuk melakukan aksi-aksi liar seperti yang dilakukan oleh para pemain film tersebut.
Sejujurnya, aku merasa jijik melihat adegan wanita menjilat kemaluan lelaki, menjilat buah kontol, atau kemaluan wanita yang dijilat lelaki. Namun, karena rasa sayang dan cinta, aku mencoba belajar melakukan oral seks kepada suamiku. Bagiku, yang penting suamiku mendapatkan kepuasan seks yang dia inginkan, asalkan dia tetap setia padaku dan tidak berzina dengan wanita lain.
"Sayang, malam ini Papah pengen bercinta..." Rayu Rizal suamiku sambil tersenyum.
"Oke, Pah... mari kita coba lagi malam ini. Papah, ingat ya, kalau ingin benih berhasil, pastikan semua air mani papah tertampung di dalam. Papah, nanti coba tekan lebih dalam setelah selesai, dan letakkan bantal di bawah pantat mamah agar tidak banyak yang terbuang." Sahut aku.
"Oke, mah. Ayo kita mulai."
7826Please respect copyright.PENANAQ94KrMJ9QO
"Aarrghhh... ahhhhhhh... uhhhhh..."
Malam itu, kami kembali bercinta seperti biasa. Namun, seperti biasa Rizal terlihat begitu bersemangat, tetapi kontolnya tidak cukup keras saat melakukan penetrasi. Hanya sekitar lima menit, ereksinya mulai melemah, dan wajahnya terlihat lelah.
"Papah! Sudah aku bilang berkali-kali! Lihat sekarang, apa yang terjadi? Papah kebanyakan nonton film porno sih, sampai gak semangat lagi main sama aku. Cepat sekali Papah loyo!"
Aku merasa kecewa. Kualitas hubungan intim kami semakin menurun akhir-akhir ini. Awalnya, aku mengira ini karena faktor kesibukan pekerjaan. Namun aku pikir-pikir lagi aku malah merasa kebiasaan suamiku yang sering menonton film porno adalah akar masalahnya. Suamiku terlalu terobsesi dengan adegan seks di layar dari melakukannya secara nyata bersamaku.
"Maaf, sayang... Papah salah. Papah memang bernafsu dengan mamah, tapi mungkin karena Papah terlalu sering onani pakai tangan saja, jadi saat bercinta, Papah susah fokus dan kehabisan tenaga. Papah rasa, bercinta lebih melelahkan dari onani." Ujar Rizal berterus terang.
Matanya terlihat berkaca-kaca, menunjukkan rasa bersalah yang dalam. Kami berdua berbaring bersandar di kepala kasur, masih dalam keadaan telanjang dan berselimut.
"Begini saja, Pah. Kita harus jujur dan adil. Mamah sudah berusaha menghindari hal-hal yang tidak baik, tapi nasib mamah kurang beruntung karena suami mamah ternyata penggemar film porno. Sudah lama mamah memikirkan hal ini, dan kali ini, mamah ingin menonton film porno bersama Papah. Jadi papah gak perlu onani lagi tapi langsung main saat nonton. Mungkin bisa bikin papah lebih gairah?"
Hatiku sudah bulat. Kali ini, biarlah aku melihat apa yang membuat suamiku begitu terpesona menghabiskan waktu menonton adegan-adegan seperti itu. Jika suamiku sudah ketagihan, biarlah aku ikut mencobanya.
"Hmmmmm... ide mamah bagus juga, Papah setuju sih, tapi... Mamah mau nonton yang kayak gimana?"
"Papah buka saja film porno yang paling Papah suka tonton."
"Baiklah, sebentar ya, Papah ambil laptop dulu. "
Rizal bangun mengambil laptop di ruang kerjanya..7826Please respect copyright.PENANAh8OuichClJ
"Oke, sayang. Kita tonton yang ini, ya."
"Hmmmm, terserah papah deh." Sahut aku penasaran, sambil memeluk lengan suamiku erat-erat.
“ Baiklah, tunggu sebentar ya, Mamah lihat sini," katanya saat membuka file film porno di laptopnya.
Aku hanya mengangguk, sambil mataku tertuju pada layar Laptop yang segera menampilkan adegan panas. Adegan itu memperlihatkan seorang istri dari Jepang yang sedang berselingkuh dengan teman suaminya di dapur, sementara sang suami sibuk menyusun berkas di ruang tamu. Awalnya, aku tidak merasa apa-apa, tapi melihat otot-otot kekar si pria Jepang itu, terutama di bahu dan pahanya yang berkilat karena peluh, membuat nafsuku tiba-tiba bergelora.
Adegan itu begitu hidup—ritme gerakan si pria, erangan si wanita, dan suara desahan yang keluar dari mulutnya membuat memekku terasa berdenyut-denyut dan semakin panas. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar.
"Enak ya, Bang, lihat pria itu memuaskan ceweknya. Mamah juga mau rasanya digituin, boleh nggak, Papah?"
Suamiku hanya tersenyum lebar, matanya berbinar. "Boleh dong, Mah. Papah kadang-kadang juga kepikiran pengen lihat kamu digituin sama pria lain. Biar kamu bisa mengerang puas, seksi banget pasti."
"Apa? Papah gila apah? Maksud mamah itu papah yang lakuin kayak gitu ke mamah, bukan malah ngajakin orang lain!" jawabku sambil tertawa geli. Tapi dalam hati, ada rasa penasaran yang mulai menggelitik.
"Tapi, mah, sebenarnya Papah udah lama kepikiran gitu. Pengen lihat mamah dipuasin sama pria lain, yang punya batang lebih besar dan kuat. Papah sering berfantasi kayak gitu." Ujar suamiku dengan nada serius, tapi matanya masih berbinar.
"Papah, ih! Ini gara-gara papah kebanyakan nonton film porno sampai mau istri sendiri jadi kayak bintang film gitu, ya? Mau mamah dipuasin sama pria lain?" tanyaku setengah bercanda, tapi hati kecilku mulai penasaran.
"Iya, mah. Papah nggak tahu kenapa, tapi Papah merasa nafsu banget kalau kepikiran kamu main sama pria lain. Tapi ya, batangnya harus lebih besar dari Papah, biar mamah puas," jawabnya sambil tertawa kecil.
"Papah nggak cemburu, ya? Kalau ada pria lain lihat tubuh mamah, apalagi sampai menyentuhnya?" tanyaku lagi, mencoba memahami pikiran suamiku.
"Nggak tahu, mah. Papah mungkin cemburu, tapi di sisi lain, Papah juga merasa nafsu kalau kepikiran kamu main sama orang lain. Kayaknya seru, liat mamah keeanakan digenjot laki-laki lain." jawabnya sambil mengusap pinggulku pelan.
"Ih, dasar Papah otaknya aneh banget sampai bisa mikir kayak gitu!" kataku sambil menggigit bibir, mencoba menahan geli dan rasa penasaran yang semakin menggebu.
Di dalam hati, aku mulai bertanya-tanya: apa ini hanya fantasi semata, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang mendorong suamiku berpikir seperti itu.
Bersambung
ns13.58.117.215da2