x
Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt3kAmGg5mm
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyjK4lCb7o
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoulLovlviO
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzkKyjw1ESn
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8lnwqN5KV
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpbOobOzqTW
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBiFF1PDszQ
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡos5sIx1Tfy
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoxbolCp7WB
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDuhKD1BVn
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFwTNeAU56
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcWq59DZO2Z
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡItiVtvEGMH
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMitQLpYYJq
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSEJnesBkHQ
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZDyJL7aJ1
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLIRoSibO3t
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYyxPf33xt
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYFdKrJYyP
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzwHNcT4hn5
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTANgk4KisU
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ24QcEHjfsj
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGDtc5zXmH
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFHmWrmT4o
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjiFscaWOvu
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl6EoFLRpIq
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXRWfcj5ZG
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOW7CWX66RV
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4c0H03Xo8
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡselwlpZKhm
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz1i5A0zQ6C
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg0GsdJRkSG
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3xgxVRtt2r
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9oZxLm9kb
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpoiXXAzCGk
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvpdIl1kdG
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhac7hs5fkh
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzIfwA7KBv
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8WuzDm1Ny
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgGnqnmQlhs
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIoMeVRa1MP
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83STUkTNhW
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU9jqm1K7rH
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvtQWFOw71
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5ceCDnzeF
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaZuSyZX8Le
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gujMTPG8k
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡck9ds48m36
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMpVp62Ubp
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJgAGIZ645
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPGgUC2sBy
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡheqgdc3iZZ
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGStxtKK2dh
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW1LPz5JRKm
"Muah muah muah."
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvYPVRTniE
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ANdhfevnk
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOIMOy3GVy
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYxGHU9yqh
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ02fCnH7QWN
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9RAbAo5xG
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKR4H4dPjh
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoWNNq9m6cE
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXuj4gmsaW6
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyz2hxAr8W
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwiZqSjmPkk
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpFBRwooycr
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFAI9ufxc2l
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTUC6BdF6PH
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxVeRDoMJ9o
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQOvJ8eX6LN
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQxRKOr3on
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrF2bqrWsm
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWaZIli5MwC
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9c9JsUWSeX
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRtGF23K7IG
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwoSoCxHM4
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQ1BSE6Hcs
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCNUjfnNhr
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7VUeysArg
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaqOy4yqaK7
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWDXFYY9A64
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqZpA4wQ3D5
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoQhb4bbrN
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzilhdFxRH
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡysLOB4W2Rc
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52eOip4wCJ
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr7XIugiACU
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvOZKuJbT0
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYxLQ2I7SM
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQJGe5dAm8y
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvF47BldN76
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxJ5CvY6VD
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCw49tzqTv8
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYLy24in5nz
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYTZzCNUWNi
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxZsARKWSAy
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBUzqNdtBs1
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAlIh6VsbPi
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyR4jVsSWTK
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3eqyxrzCt5
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZ0RJ6Xahu
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPukqtpeGqt
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD3KnGt2g5a
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQucKccOJuy
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Plf2Iti78
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7nJya7YBz
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNo378Ldziu
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGKzcfkluQC
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZIRVj7yku
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡquFk4bpsa4
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7K1hPzPfBq
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs2jaMcAl6h
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBPBMpuMU9
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkPLhl8zir
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNpHigd7Gqc
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1ZIpYfAWW
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPq123mqomd
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW2LMWEiUwp
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5du1Ek1xLf
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡketEhUDz2x
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSaiuvcmOO
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWmnW56zP8e
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnj4GMByZyb
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYe2EcAHUYL
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DgNrBYcmB
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
3839Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡua3PtTCxJ9
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.
