
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang2194Please respect copyright.PENANANkQo3t0jbp
2194Please respect copyright.PENANAbFdkQB6wMV
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”2194Please respect copyright.PENANA4gGaWwFljQ
2194Please respect copyright.PENANA6wO6MKD5Zf
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”2194Please respect copyright.PENANASO4VkyJGnB
2194Please respect copyright.PENANALQlNQ5ZP8C
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”2194Please respect copyright.PENANAkUb0zkEZJA
2194Please respect copyright.PENANAm1i3o6CKkG
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.2194Please respect copyright.PENANAwSPbHTioMl
2194Please respect copyright.PENANAtDAemNRrSC
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.2194Please respect copyright.PENANAGKY3jrLkwZ
2194Please respect copyright.PENANAnNLNbieoGD
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.2194Please respect copyright.PENANAyihFeXP9Vr
2194Please respect copyright.PENANA3XK3y6mdVN
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.2194Please respect copyright.PENANAdSAo2ZMIsY
2194Please respect copyright.PENANANglMJTBlgT
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.2194Please respect copyright.PENANAC2pC6S4e8p
2194Please respect copyright.PENANA4IlF9liGYN
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.2194Please respect copyright.PENANA5R9Z5FpqWg
2194Please respect copyright.PENANAYkmFksThYn
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.2194Please respect copyright.PENANAhiGyobitld
2194Please respect copyright.PENANAniEzCEo6lp
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.2194Please respect copyright.PENANAHcJHzrC3C2
2194Please respect copyright.PENANAOxbgwsmYDS
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.2194Please respect copyright.PENANAWiVsuLz31a
2194Please respect copyright.PENANA8UKMSpOUkw
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.2194Please respect copyright.PENANANAjfGmvoF5
2194Please respect copyright.PENANAaWHkurJ0k2
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.2194Please respect copyright.PENANA4yCUfd71EM
2194Please respect copyright.PENANAbSYsnPQXyc
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.2194Please respect copyright.PENANAfTgmvKJ2kI
2194Please respect copyright.PENANAGCsQOtpE4T
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.2194Please respect copyright.PENANAmjsfDZgDjK
2194Please respect copyright.PENANA7l5Zd4yykG
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.2194Please respect copyright.PENANAIlH6PYxqc3
2194Please respect copyright.PENANAuaurhwViCv
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.2194Please respect copyright.PENANAjjQ4GctcUi
2194Please respect copyright.PENANA1wFBPPCMl9
“Empshh…,” aku melenguh pelan.2194Please respect copyright.PENANAynOC7MUPbP
2194Please respect copyright.PENANAZSO7YIOocf
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.2194Please respect copyright.PENANA82FhLXMCZx
2194Please respect copyright.PENANA8aS77iTeux
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.2194Please respect copyright.PENANAht3Kyxbk6G
2194Please respect copyright.PENANAOBSkJDFlgt
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.2194Please respect copyright.PENANABQhqUvyrjs
2194Please respect copyright.PENANA0hksv8yoZ1
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.2194Please respect copyright.PENANAP07ifkLy0v
2194Please respect copyright.PENANAqzOyScuzn9
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”2194Please respect copyright.PENANA5PtcCZOLxH
2194Please respect copyright.PENANANUQ5tdhI1D
Aku tidak menjawab.2194Please respect copyright.PENANAkPIKeE2ZQO
2194Please respect copyright.PENANAxzK8UKhGxY
“Enak, tan?” cercanya.2194Please respect copyright.PENANAJHyTCiPzXy
2194Please respect copyright.PENANAlZa2MFKh1Z
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.2194Please respect copyright.PENANAapQnVdXimt
2194Please respect copyright.PENANAKFMawYUvBL
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.2194Please respect copyright.PENANAc1q5useZtg
2194Please respect copyright.PENANAm8qWBTIN9v
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.2194Please respect copyright.PENANA12MamIaCii
2194Please respect copyright.PENANAJms7EX99CR
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.2194Please respect copyright.PENANA0FxH8gzm4m
2194Please respect copyright.PENANAmuoidluCh6
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.2194Please respect copyright.PENANAw67rSuAFN9
2194Please respect copyright.PENANAOS0RfyVgH1
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.2194Please respect copyright.PENANALFAVJRClEK
2194Please respect copyright.PENANAaz7eWhaR5X
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.2194Please respect copyright.PENANALS2TgEr3pJ
2194Please respect copyright.PENANAIvd52Azm5A
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.2194Please respect copyright.PENANAKoPrGvBW8I
2194Please respect copyright.PENANA1sHGqJKscH
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.2194Please respect copyright.PENANA1BZTDHmSdQ
2194Please respect copyright.PENANA9DJvQeoA2l
“Selamanya?”2194Please respect copyright.PENANAvbnlYhepE6
2194Please respect copyright.PENANAWVoX7VdYqF
“Selamanya.”2194Please respect copyright.PENANAP5p2OdwQDC
2194Please respect copyright.PENANAsbxAPSV61n
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”2194Please respect copyright.PENANAfc7D44nJnr
2194Please respect copyright.PENANAhiVta2gQPW
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.2194Please respect copyright.PENANAxUHfoRxqhr
2194Please respect copyright.PENANAsaFbTpqT1R
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.2194Please respect copyright.PENANAn2gXXhnFAM
2194Please respect copyright.PENANAyhV4ymeM7w
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?2194Please respect copyright.PENANA8Lp4q82Cny
2194Please respect copyright.PENANAxg6xitMiE8
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.2194Please respect copyright.PENANA8x0zBLPVHX
2194Please respect copyright.PENANAz6IUMiNBsl
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.2194Please respect copyright.PENANAeVzI3FKRzP
2194Please respect copyright.PENANAVAU6twmvCR
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”2194Please respect copyright.PENANAZFHMulY1D8
2194Please respect copyright.PENANAdNoVpmMIvg
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.2194Please respect copyright.PENANAFAmY2iya9p
2194Please respect copyright.PENANAayR0HsI4et
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”2194Please respect copyright.PENANAYtzTk8Xruv
2194Please respect copyright.PENANA0YpRApoRtb
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”2194Please respect copyright.PENANAxX93CwZwr2
2194Please respect copyright.PENANApSDVzfs9mo
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”2194Please respect copyright.PENANAAHreHxgDrh
2194Please respect copyright.PENANAwLZSz3Nml6
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.2194Please respect copyright.PENANA6ba1gleUwB
2194Please respect copyright.PENANAWtR0ZNai7h
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.2194Please respect copyright.PENANAOSsr3gqxgq
2194Please respect copyright.PENANAoOeDzapavl
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.2194Please respect copyright.PENANANqvLQGJBZF
2194Please respect copyright.PENANAfoleFspPT1
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”2194Please respect copyright.PENANABCdbUivxzY
2194Please respect copyright.PENANAYRIn4OCmsm
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”2194Please respect copyright.PENANA7yp2tzAFP3
2194Please respect copyright.PENANAD36ESbGjFJ
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.2194Please respect copyright.PENANAGERKCmy8Lr
2194Please respect copyright.PENANAkVCMRlTsfy
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.2194Please respect copyright.PENANAaU6bwK4x3Y
2194Please respect copyright.PENANAOgQZk9S9Rc
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.2194Please respect copyright.PENANAwond997uli
2194Please respect copyright.PENANAKR74rwhuGS
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.2194Please respect copyright.PENANAWCqowdhzan
2194Please respect copyright.PENANADUd8zLZ0tz
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.2194Please respect copyright.PENANAd5DG3VgU7y
2194Please respect copyright.PENANAopz5kBiUNl
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.2194Please respect copyright.PENANAXohXvc9D9C
2194Please respect copyright.PENANAkW1TwDYt6m
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.2194Please respect copyright.PENANAmjbLeA9BSO
2194Please respect copyright.PENANAkdV4plpdha
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”2194Please respect copyright.PENANAn6VyRNfIdJ
2194Please respect copyright.PENANAJVf9B1GViN
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”2194Please respect copyright.PENANAgrpECXYQb6
2194Please respect copyright.PENANAIQ0kODp039
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.2194Please respect copyright.PENANApxW04g3cxD
2194Please respect copyright.PENANAUAkJ3LY7bd
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.2194Please respect copyright.PENANASaI0wUrsTc
2194Please respect copyright.PENANAppk3ClEzQN
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”2194Please respect copyright.PENANA86ahH89X7B
2194Please respect copyright.PENANAy3DbiCpW1g
“Engga!”2194Please respect copyright.PENANAm6lTGW12P8
2194Please respect copyright.PENANAkVhpMoLc84
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.2194Please respect copyright.PENANAF8WSPhz6wg
2194Please respect copyright.PENANAHJyTMGdaWT
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.2194Please respect copyright.PENANAlIrN8vGDvo
2194Please respect copyright.PENANAo9UsWxn7yn
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.2194Please respect copyright.PENANAd3dGDcn6rK
2194Please respect copyright.PENANAQzFWiP43Pv
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”2194Please respect copyright.PENANAULDU7BC36q
2194Please respect copyright.PENANAGA4u6GbUv9
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.2194Please respect copyright.PENANA38RTFWx5JG
2194Please respect copyright.PENANAuOiBHPFgj5
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.2194Please respect copyright.PENANAbseXWoGPVo
2194Please respect copyright.PENANAJrevC9h2t0
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.2194Please respect copyright.PENANAA19LHNchxw
2194Please respect copyright.PENANAGP5vI4EouV
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.2194Please respect copyright.PENANAQvv0eagqED
2194Please respect copyright.PENANAxOqHIjCnbd
***2194Please respect copyright.PENANAEMUZYVUphh
2194Please respect copyright.PENANAmnNQCYLJyq
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.2194Please respect copyright.PENANArWMJHm19QF
2194Please respect copyright.PENANAOEc9QwjB4D
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.2194Please respect copyright.PENANAEB6TSBV1yb
2194Please respect copyright.PENANA46erQozEwt
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.2194Please respect copyright.PENANAoRxe2SrZEx
2194Please respect copyright.PENANAzx6jt4ZsEO
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.2194Please respect copyright.PENANA1ZvI5LzaVP
2194Please respect copyright.PENANAncSlhoh8P3
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.2194Please respect copyright.PENANABZEpQ1UYaQ
2194Please respect copyright.PENANA9iUwiUk0oD
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”2194Please respect copyright.PENANAKZnemIvsU4
2194Please respect copyright.PENANAZ1ly131zXr
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.2194Please respect copyright.PENANAoMD6RRe6sV
2194Please respect copyright.PENANA7OIgXRM0DI
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”2194Please respect copyright.PENANAiSqYTWUTho
2194Please respect copyright.PENANAiGahBScIEW
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.2194Please respect copyright.PENANA4JHlTF2X9P
2194Please respect copyright.PENANAuZY6T9V0kw
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.2194Please respect copyright.PENANAvArEPnKJfR
2194Please respect copyright.PENANAM9OO7ejk38
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.2194Please respect copyright.PENANAp4DFSj6YfV
2194Please respect copyright.PENANAhzUCNvlbDW
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.2194Please respect copyright.PENANAiBX8jY4j6O
2194Please respect copyright.PENANAFDhzaPDnhN
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.2194Please respect copyright.PENANAm5OI7zoOtl
2194Please respect copyright.PENANA6JVR2NNDGs
“Jangan di tutupin, tan.”2194Please respect copyright.PENANA3VZqZevN6I
2194Please respect copyright.PENANAVChkZ08EWr
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.2194Please respect copyright.PENANAjbaJK5ka8h
2194Please respect copyright.PENANAFWQnPuIR1q
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.2194Please respect copyright.PENANAlrmccRSbeZ
2194Please respect copyright.PENANA8svXAimeEN
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.2194Please respect copyright.PENANAoI1KKx6xBW
2194Please respect copyright.PENANAmBYH0eiYWp
Aku tidak menjawab.2194Please respect copyright.PENANA9aOrnwCRdL
2194Please respect copyright.PENANA8ov1OX40qk
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.2194Please respect copyright.PENANAHdnJ7J7Xt6
2194Please respect copyright.PENANAvKSl8ko6Qq
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.2194Please respect copyright.PENANAyboI3rrLsA
2194Please respect copyright.PENANANUjTiYE1Pr
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.2194Please respect copyright.PENANAzHHcExUG8e
2194Please respect copyright.PENANAj0ZVnjuRY8
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.2194Please respect copyright.PENANAEvYDeMtfU0
2194Please respect copyright.PENANAbOFr0byEsD
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.2194Please respect copyright.PENANAHaDJXBJDFF
2194Please respect copyright.PENANADCsYQt7Bb9
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.2194Please respect copyright.PENANABBrXlno2u5
2194Please respect copyright.PENANAjobg0l8Qh2
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.2194Please respect copyright.PENANAsP3xFU43Ec
2194Please respect copyright.PENANAFoQ86t0q55
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.2194Please respect copyright.PENANAPdhAtRhOsi
2194Please respect copyright.PENANAqpJWOJ9mPS
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.2194Please respect copyright.PENANA7Qk9zW2Hat
2194Please respect copyright.PENANALZ7s0lIPPE
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.2194Please respect copyright.PENANAyH52eZL7dx
2194Please respect copyright.PENANAqbUkRWn92V
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.2194Please respect copyright.PENANAmCsFDMg7h2
2194Please respect copyright.PENANA36F2HBLv06
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.2194Please respect copyright.PENANAlcmsnE3eNp
2194Please respect copyright.PENANAkbKd61SPkA
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.2194Please respect copyright.PENANAtVGeUGTYVY
2194Please respect copyright.PENANATULw1i4egl
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.2194Please respect copyright.PENANAFNsGgmYqZl
2194Please respect copyright.PENANA46eTbWMk9K
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.2194Please respect copyright.PENANAHPJCYoBB80
2194Please respect copyright.PENANAmNt9PZYWJV
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”2194Please respect copyright.PENANA7qbBJsgGWe
2194Please respect copyright.PENANArALfIGIK9x
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.2194Please respect copyright.PENANAMJaWs5Oatm
2194Please respect copyright.PENANA2wpCGgg61q
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.2194Please respect copyright.PENANAyLGJqO2A3F
2194Please respect copyright.PENANANybxppso0P
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.2194Please respect copyright.PENANAkWig9GSxFO
2194Please respect copyright.PENANAXHjx1Znobj
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.2194Please respect copyright.PENANAQI1jYXaxDg
2194Please respect copyright.PENANAdDULoR63dl
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.2194Please respect copyright.PENANA5YHlAroH15
2194Please respect copyright.PENANAwJ4S592KnB
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.2194Please respect copyright.PENANAosRBz5rfJS
2194Please respect copyright.PENANAgAeSf5Hjuz
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.2194Please respect copyright.PENANAeYrW5Bq5YV
2194Please respect copyright.PENANAS13zl0lEr9
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.2194Please respect copyright.PENANAPNLqSEIsXG
2194Please respect copyright.PENANARCIvznBg45
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.2194Please respect copyright.PENANAbizzVsyKrO
2194Please respect copyright.PENANASyvJ3UeJtc
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.2194Please respect copyright.PENANAnYhXKTWuBj
2194Please respect copyright.PENANAnQm5GSi8Uc
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.2194Please respect copyright.PENANAwhEItAtl3X
2194Please respect copyright.PENANAuN0K1P8Fs1
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.2194Please respect copyright.PENANAvb4M6HDrZg
2194Please respect copyright.PENANAR3jCb00vb6
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.2194Please respect copyright.PENANAKQHw1rlu2e
2194Please respect copyright.PENANARacnatKnSq
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.2194Please respect copyright.PENANApEN1DKY2GG
2194Please respect copyright.PENANAxht1dYpeFI
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.2194Please respect copyright.PENANA4ehm0F2JyC
2194Please respect copyright.PENANAfxO1zSaU8p
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.2194Please respect copyright.PENANAmzjjzv6AjL
2194Please respect copyright.PENANABfQneTTe3F
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”2194Please respect copyright.PENANA6ckgE0sdKO
2194Please respect copyright.PENANA3mSXn3jCtj
“engga, Jorok!”2194Please respect copyright.PENANAKXouFl9VSZ
2194Please respect copyright.PENANASaaERZh2Qg
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.2194Please respect copyright.PENANAciYFTdHa2q
2194Please respect copyright.PENANAgMzIWdSwVK
“Kunci pintunya.” Kataku.2194Please respect copyright.PENANAuIDTgmLhIX
2194Please respect copyright.PENANAz4qW1jq2Pb
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.2194Please respect copyright.PENANAnCVcJEb3zV
2194Please respect copyright.PENANAnBymotKQUP
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.2194Please respect copyright.PENANAcgR4dWFmDN
2194Please respect copyright.PENANAJzt0VOM7GL
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.2194Please respect copyright.PENANAxuE6ygOY1M
2194Please respect copyright.PENANA9WWuxkARD2
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.2194Please respect copyright.PENANA6vYzSyGnWk
2194Please respect copyright.PENANATIpOQPkuxx
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.2194Please respect copyright.PENANAp8WIZo63lK
2194Please respect copyright.PENANAjN81d0MtSk
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.2194Please respect copyright.PENANAuBVUXjVQCd
2194Please respect copyright.PENANAKxRa26P0WH
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.2194Please respect copyright.PENANAFR3gNwb71e
2194Please respect copyright.PENANAPxvnzdl1Lm
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.2194Please respect copyright.PENANA3zcZD4TQMg
2194Please respect copyright.PENANAl9blfK9rvS
“Masih lama gak?” tanyaku.2194Please respect copyright.PENANANCzRG0pRdB
2194Please respect copyright.PENANAZJv7Cjq4fa
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.2194Please respect copyright.PENANAjUYtFkiulf
2194Please respect copyright.PENANA8lJW1V0Z19
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”2194Please respect copyright.PENANAe1MySvBECB
2194Please respect copyright.PENANAgWdgb6fvlj
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.2194Please respect copyright.PENANADFFYIe3jNR
2194Please respect copyright.PENANA9KBqbnIehB
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”2194Please respect copyright.PENANAP3fmGZ2kPR
2194Please respect copyright.PENANA7X5Gg3Qwm6
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”2194Please respect copyright.PENANAI1CTeCS1xb
2194Please respect copyright.PENANA4cTBevij3V
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.2194Please respect copyright.PENANAlZ6Mv82TrB
2194Please respect copyright.PENANATfgvPBK8Dz
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.2194Please respect copyright.PENANAaVIAC6VJsM
2194Please respect copyright.PENANAtCyyunhq3m
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.2194Please respect copyright.PENANANbIBplrOSl
2194Please respect copyright.PENANAQ2M6As9jUL
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”2194Please respect copyright.PENANAApe5j1vLt8
2194Please respect copyright.PENANAkD9KsaSagW
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”2194Please respect copyright.PENANAVlFkr43Hs2
2194Please respect copyright.PENANAn8tC65cFIK
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.2194Please respect copyright.PENANAJMAd6fZMi3
2194Please respect copyright.PENANA7uS3pjuSkV
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.2194Please respect copyright.PENANA53Vtra2tfd
2194Please respect copyright.PENANAsxsWdvOSoM
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”2194Please respect copyright.PENANAox1Uq6KAN1
2194Please respect copyright.PENANAhGymEUToTy
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.2194Please respect copyright.PENANAx54nYBjqNJ
2194Please respect copyright.PENANAbDv7HBu2K0
“Gak!” jawabku ketus.2194Please respect copyright.PENANA09ITirVLpW
2194Please respect copyright.PENANAcF262TG6uC
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.2194Please respect copyright.PENANANjGPUz6WRO
2194Please respect copyright.PENANABEtzgYiiKs
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”2194Please respect copyright.PENANAg5QCSpIIyc
2194Please respect copyright.PENANAEkGITaweZ8
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.2194Please respect copyright.PENANAlT7w2xajJJ
2194Please respect copyright.PENANAQKiiVp6VRT
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.2194Please respect copyright.PENANAsDUxl5dHVU
2194Please respect copyright.PENANALO36NB1xE1
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.2194Please respect copyright.PENANAYijs1KChbT
2194Please respect copyright.PENANAEg4rNBzi6e
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.2194Please respect copyright.PENANAoXfhkDhlTc
2194Please respect copyright.PENANAZgaD4owzKL
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.2194Please respect copyright.PENANAttcIZEOzBo
2194Please respect copyright.PENANAdszi7nG66i
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.2194Please respect copyright.PENANAKENNCGy7lo
2194Please respect copyright.PENANA65tMD2pzNe
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”2194Please respect copyright.PENANAzw78ViQZ8r
2194Please respect copyright.PENANAtPLvrqV4Ku
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.2194Please respect copyright.PENANAaAAaaSWogU
2194Please respect copyright.PENANAtbxbsfzKPC
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.2194Please respect copyright.PENANAM3cpmesEB7
2194Please respect copyright.PENANAValJRrGoUp
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.2194Please respect copyright.PENANAFhGAdck3Mw
2194Please respect copyright.PENANA3VOgjBEg8K
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.2194Please respect copyright.PENANAfjStlwl9Dl
2194Please respect copyright.PENANAPCiQUPMgZY
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.2194Please respect copyright.PENANAWIJfFUyrPa
2194Please respect copyright.PENANAvR8e7tinRS
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.2194Please respect copyright.PENANAvoYRf9cptC
2194Please respect copyright.PENANAIcnWBGSaF5
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.2194Please respect copyright.PENANAtd7bdfn95q
2194Please respect copyright.PENANAtHucEIouPW
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.2194Please respect copyright.PENANAnb1Sn1a225
2194Please respect copyright.PENANARs4kPAlBa5
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.2194Please respect copyright.PENANAtqbwLTYItV
2194Please respect copyright.PENANA4Rqbk0A0m6
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.2194Please respect copyright.PENANASASIAQBP7l
2194Please respect copyright.PENANAkEYURzYtij
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
2194Please respect copyright.PENANANZ1laQ9rDx
Bersambung
2194Please respect copyright.PENANAxCwTd7fA3L
2194Please respect copyright.PENANAKYoxCHOC9C
2194Please respect copyright.PENANAlm3TVyJYWD