
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2314Please respect copyright.PENANANqRUUpFtTN
2314Please respect copyright.PENANAQczIMpDu4B
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2314Please respect copyright.PENANAQe14fCAwM4
2314Please respect copyright.PENANAmphaw9K6gs
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2314Please respect copyright.PENANASx9gTTZfmM
2314Please respect copyright.PENANAUA1sCJx1zn
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2314Please respect copyright.PENANAHwrc5QUPZS
2314Please respect copyright.PENANAmhEAtdHV4Z
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2314Please respect copyright.PENANAT3qkobpL1u
2314Please respect copyright.PENANAfrud25dOsc
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2314Please respect copyright.PENANAELSuA5NHLj
2314Please respect copyright.PENANATPwkR9ST3u
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2314Please respect copyright.PENANAhczU13U3Rf
2314Please respect copyright.PENANAXI71VKi0Cp
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2314Please respect copyright.PENANAniZw0lbRpX
2314Please respect copyright.PENANAqjuwZbWUQv
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2314Please respect copyright.PENANASpTdvl0Nle
2314Please respect copyright.PENANAlpKWCRed3H
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2314Please respect copyright.PENANAhTK54kV5lx
2314Please respect copyright.PENANA41A4h5Caki
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2314Please respect copyright.PENANADnLaQVNJkT
2314Please respect copyright.PENANAvFW9D170OK
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2314Please respect copyright.PENANAQy0HJkld5D
2314Please respect copyright.PENANAT2P4O1B5tu
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2314Please respect copyright.PENANALA3XlRJ3JZ
2314Please respect copyright.PENANAiV9ynIyVpr
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2314Please respect copyright.PENANAj9stWBbXbf
2314Please respect copyright.PENANA8RcULmeKKo
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2314Please respect copyright.PENANAASkSKIDJcV
2314Please respect copyright.PENANAui3hHTiXnF
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2314Please respect copyright.PENANA9Oce2x1wss
2314Please respect copyright.PENANAVjGwLfWVWK
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2314Please respect copyright.PENANAGmK3y7ocSv
2314Please respect copyright.PENANAwg1ieXInwI
***2314Please respect copyright.PENANAK5A471CkkY
2314Please respect copyright.PENANARaCOHhgRZE
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2314Please respect copyright.PENANASzx5F4sPOu
2314Please respect copyright.PENANAvliGmupaft
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2314Please respect copyright.PENANAnzHQWhsDI8
2314Please respect copyright.PENANAmuuIqENB9v
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2314Please respect copyright.PENANAn6zkkgfWIj
2314Please respect copyright.PENANAOA9C63tr6U
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2314Please respect copyright.PENANAXNUHKu18RP
2314Please respect copyright.PENANAGRvGLbvGWP
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2314Please respect copyright.PENANA2qK4yNjN1X
2314Please respect copyright.PENANAqV9QwINDcR
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2314Please respect copyright.PENANAILlWydCIJk
2314Please respect copyright.PENANAmEji4GFv1l
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2314Please respect copyright.PENANAdSQibcqKpq
2314Please respect copyright.PENANAqnYq7IfiiK
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2314Please respect copyright.PENANADX7xPMO2tG
2314Please respect copyright.PENANAjzTzFdI3tN
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2314Please respect copyright.PENANAZuYtrS2dnk
2314Please respect copyright.PENANAi5hn5Ay43Q
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2314Please respect copyright.PENANAb6hlnLbbzL
2314Please respect copyright.PENANAulidyngp1U
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2314Please respect copyright.PENANAh1Ng1hongn
2314Please respect copyright.PENANAZ1xXUdZDEJ
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2314Please respect copyright.PENANAHVTTGhFVu5
2314Please respect copyright.PENANA2QTHIVbCh2
***2314Please respect copyright.PENANAZAf5P79NRp
2314Please respect copyright.PENANAbyEGw8KCIF
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2314Please respect copyright.PENANAOCI8bpvNZb
2314Please respect copyright.PENANAjCr6Yy5gSi
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2314Please respect copyright.PENANAULY3xCOCRt
2314Please respect copyright.PENANASrYxXpX2hk
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2314Please respect copyright.PENANAbvdvTIBjfN
2314Please respect copyright.PENANAtcyrDCYQh2
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2314Please respect copyright.PENANA94PjwMOwn2
2314Please respect copyright.PENANASzIX293Jlq
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2314Please respect copyright.PENANA6Z6wu3ytj6
2314Please respect copyright.PENANAWCiYaFUCIE
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2314Please respect copyright.PENANANY4l1Ilgef
2314Please respect copyright.PENANArCyM2ImOvK
“Teras aja, Jar.”2314Please respect copyright.PENANAsDqZbPC11n
2314Please respect copyright.PENANAC6armFiDqv
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2314Please respect copyright.PENANAcebO4cC1qf
2314Please respect copyright.PENANA5J9DPugXJt
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2314Please respect copyright.PENANAeDon75sas9
2314Please respect copyright.PENANAeIjAGuBCl8
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2314Please respect copyright.PENANAkDVXTQwtJT
2314Please respect copyright.PENANAS7MCwXSHGK
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2314Please respect copyright.PENANA3nymXfyPbR
2314Please respect copyright.PENANA2cuJQ1zhyj
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2314Please respect copyright.PENANANPSrKUKDd4
2314Please respect copyright.PENANAEo4S3URgsL
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2314Please respect copyright.PENANAbkn2D8aDHP
2314Please respect copyright.PENANApccvEPq6p9
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2314Please respect copyright.PENANACxNDSLbP3F
2314Please respect copyright.PENANAfxD7KaCuvB
“Bi, mana Adit,” kataku.2314Please respect copyright.PENANAdVjL5DTLBp
2314Please respect copyright.PENANAdM59kGjYFc
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2314Please respect copyright.PENANA0TQkRJBdm2
2314Please respect copyright.PENANA2xRRIGYcjY
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2314Please respect copyright.PENANAS4foDel6o0
2314Please respect copyright.PENANAEFH4CsvUbO
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2314Please respect copyright.PENANAnJlpH3i98s
2314Please respect copyright.PENANAUWNH8ZOQdE
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2314Please respect copyright.PENANAqz1BIroSPh
2314Please respect copyright.PENANA2ere3k5ccg
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2314Please respect copyright.PENANAybnDk449yJ
2314Please respect copyright.PENANAJ1QhJbm4CC
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2314Please respect copyright.PENANAPQBC6O4IYM
2314Please respect copyright.PENANAMu95DciPyq
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2314Please respect copyright.PENANAbAMAcy7G0t
2314Please respect copyright.PENANAzVqExy2TDA
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2314Please respect copyright.PENANAaSHlkmTOdF
2314Please respect copyright.PENANAXlzO1a1q5u
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2314Please respect copyright.PENANAZlwSTDZH0h
2314Please respect copyright.PENANATtvpODxlY9
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2314Please respect copyright.PENANAtXxpY3BQdk
2314Please respect copyright.PENANACe4xXpb3FL
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2314Please respect copyright.PENANAS58wUExlDU
2314Please respect copyright.PENANASRbiIyZ7LP
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2314Please respect copyright.PENANAij6kvMGE5S
2314Please respect copyright.PENANAu48Z5mfBni
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2314Please respect copyright.PENANA1U9EvQY5xb
2314Please respect copyright.PENANAGED87aOpPG
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2314Please respect copyright.PENANAvCB74VEVbQ
2314Please respect copyright.PENANAB5mYLAPNSr
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2314Please respect copyright.PENANAOBkVGtq3Rl
2314Please respect copyright.PENANABkAvDT4Uh8
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2314Please respect copyright.PENANAUcvZK7yVlV
2314Please respect copyright.PENANAivOf4cUZ2b
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2314Please respect copyright.PENANAlahArJOObk
2314Please respect copyright.PENANAabtwfOMKh2
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2314Please respect copyright.PENANAaXMENjm8tY
2314Please respect copyright.PENANAhNtgkmeiLn
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2314Please respect copyright.PENANADgUXrbCReg
2314Please respect copyright.PENANAdwjKPKA2cW
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2314Please respect copyright.PENANAIi3VVR2IPW
2314Please respect copyright.PENANAx3Bbngmjta
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2314Please respect copyright.PENANA9wSVoQEjRG
2314Please respect copyright.PENANAoTzzInXbGz
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2314Please respect copyright.PENANAKWAouQimA8
2314Please respect copyright.PENANAECbwTxPH72
“Boleh,” kataku agak tersipu.2314Please respect copyright.PENANALojjHczItS
2314Please respect copyright.PENANAtYuqpKTTFi
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2314Please respect copyright.PENANAeQoRx04VG7
2314Please respect copyright.PENANAcBze9F1rJO
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2314Please respect copyright.PENANA3au456u8gY
2314Please respect copyright.PENANA14xkwzgAdL
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2314Please respect copyright.PENANAYzsGyQZFWW
2314Please respect copyright.PENANAJy809XnOKx
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2314Please respect copyright.PENANAFOgKeTkYSb
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2314Please respect copyright.PENANAyf5vPS0gM0
2314Please respect copyright.PENANAS8jHnwwDkh
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2314Please respect copyright.PENANAA4liZiGHR1
2314Please respect copyright.PENANAJgLpHgh3MG
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2314Please respect copyright.PENANAa3SKmaXvrh
2314Please respect copyright.PENANARMYo7HbVUP
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2314Please respect copyright.PENANABGiWKbyjoh
2314Please respect copyright.PENANADGyhZ9kIml
“Fajar cinta sama tante.”2314Please respect copyright.PENANAhU6Ax4TarH
2314Please respect copyright.PENANAQRLGcjU31O
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2314Please respect copyright.PENANAGnEboP5WUH
2314Please respect copyright.PENANA0WfwAHAtOB
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2314Please respect copyright.PENANAW2WFXZRwKZ
2314Please respect copyright.PENANArcfhzsiw6F
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2314Please respect copyright.PENANASyrubZvvKa
2314Please respect copyright.PENANAuNrFB17tKu
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2314Please respect copyright.PENANAzPFZJzi1cU
2314Please respect copyright.PENANAJMMaIGFvsV
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2314Please respect copyright.PENANA4esfrNny1r
2314Please respect copyright.PENANA1vz5CnHJYx
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2314Please respect copyright.PENANApxbL32mnB3
2314Please respect copyright.PENANAfP4pRvc9wo
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2314Please respect copyright.PENANAMfqKrWVuop
2314Please respect copyright.PENANA7wAZ2cd9kH
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2314Please respect copyright.PENANAvuOtG1gyXp
2314Please respect copyright.PENANAqV2Qqi8xXe
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2314Please respect copyright.PENANAhU6KJTXn3U
2314Please respect copyright.PENANAUcYknmgdv7
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2314Please respect copyright.PENANA4Goa9vij0R
2314Please respect copyright.PENANA7bv90oBDbU
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2314Please respect copyright.PENANADWm5sZuyMr
2314Please respect copyright.PENANAyPnkmLRmv8
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2314Please respect copyright.PENANAP25Ur0sw92
2314Please respect copyright.PENANAlquwdJgORk
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2314Please respect copyright.PENANAARFhWey0AM
2314Please respect copyright.PENANAtpzWtYhV5Z
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2314Please respect copyright.PENANAqNmnK1vL9w
2314Please respect copyright.PENANAu1PU4YtUie
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2314Please respect copyright.PENANA3DO5jnptHw
2314Please respect copyright.PENANAEfaVVVHGkC
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2314Please respect copyright.PENANAnk4ck5wkOH
2314Please respect copyright.PENANAk3inYN0KVu
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2314Please respect copyright.PENANAe2SPPKTeiN
2314Please respect copyright.PENANADqUfJDAGyh
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2314Please respect copyright.PENANA2JqkFVMtbB
2314Please respect copyright.PENANAgb5uEzCLyQ
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2314Please respect copyright.PENANAX15WxMIA2O
2314Please respect copyright.PENANA4W89xzT95n
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2314Please respect copyright.PENANATEHReacfoM
2314Please respect copyright.PENANASXLISHjgP4
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2314Please respect copyright.PENANA9y7C8fqtyk
2314Please respect copyright.PENANAX0EL7kPKNs
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2314Please respect copyright.PENANAHGzPF3vmrv
2314Please respect copyright.PENANA0hFC49Y3Vj
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2314Please respect copyright.PENANAIUDxDYU7wE
2314Please respect copyright.PENANA9V1yZjohSo
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2314Please respect copyright.PENANAvxTXmLG7gb
2314Please respect copyright.PENANA3P3tcH6r4r
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2314Please respect copyright.PENANA5LpBAaA4FM
2314Please respect copyright.PENANAZ54hvjHKRG
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2314Please respect copyright.PENANAvJgzPA98ly
2314Please respect copyright.PENANArk4AFkQecg
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2314Please respect copyright.PENANACvUPsYYdKA
2314Please respect copyright.PENANA4NAZqQK4wR
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2314Please respect copyright.PENANAizz0pnUXku
2314Please respect copyright.PENANAVkwjYZ4fVi
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2314Please respect copyright.PENANArlvHdXMe2T
2314Please respect copyright.PENANA6e7l6QpYAI
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2314Please respect copyright.PENANA1EQZpLqRsf
2314Please respect copyright.PENANAAMAJku8kJW
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2314Please respect copyright.PENANA5FiaB27KUb
2314Please respect copyright.PENANA5o5FkZsjw6
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2314Please respect copyright.PENANAjztBz1u4Pv
2314Please respect copyright.PENANAqsXRPW8wWC
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2314Please respect copyright.PENANAwbyvmt7g6G
2314Please respect copyright.PENANAGoinmgNcaa
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2314Please respect copyright.PENANAgbLea1D7qS
2314Please respect copyright.PENANAIUwVZu6SsF
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2314Please respect copyright.PENANA6hhYBLJxXP
2314Please respect copyright.PENANACWIaya7YDR
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2314Please respect copyright.PENANAnUyss3oGe4
2314Please respect copyright.PENANAfirXiJljmN
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2314Please respect copyright.PENANA4rlbuOSyQR
2314Please respect copyright.PENANARsvWAeZDx6
Aku menggangguk.2314Please respect copyright.PENANAg6YyFID4QK
2314Please respect copyright.PENANApM81G5NoJM
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2314Please respect copyright.PENANAOJTsw6W4bf
2314Please respect copyright.PENANAfSh4HtuLyG
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2314Please respect copyright.PENANAP6pOG70y3J
2314Please respect copyright.PENANAT7LHWqzdQc
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2314Please respect copyright.PENANAJnbZUpDm4D
2314Please respect copyright.PENANAoi3EWX1NOp
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2314Please respect copyright.PENANAeWJNwPAaSZ
2314Please respect copyright.PENANAt2v11QKQdB
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2314Please respect copyright.PENANAR4GVdG60OT
2314Please respect copyright.PENANAiqVDY7hkN0
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2314Please respect copyright.PENANAirA4aCEzYL
2314Please respect copyright.PENANANKuvEYZ8cq
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2314Please respect copyright.PENANAd5fzoKt1vM
2314Please respect copyright.PENANAzoHsJZnSkU
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2314Please respect copyright.PENANAuPXSfHlmFL
2314Please respect copyright.PENANAPWKwRGf0Vb
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2314Please respect copyright.PENANAkerrEwkDyr
2314Please respect copyright.PENANA4y219GZYfO
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2314Please respect copyright.PENANA3bRkrN71oy
2314Please respect copyright.PENANAFUFM1KwBiS
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2314Please respect copyright.PENANAIgxfDRSyp5
2314Please respect copyright.PENANAENekZTLYsY
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2314Please respect copyright.PENANA6592YHUVb4
2314Please respect copyright.PENANAtm2wzzXFVN
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2314Please respect copyright.PENANAndlsZ3HSrI
2314Please respect copyright.PENANAFlo9TgIGlw
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2314Please respect copyright.PENANAvVETpCpuCQ
2314Please respect copyright.PENANAjjGUUMeHbX
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2314Please respect copyright.PENANAQYF9pXIlRR
2314Please respect copyright.PENANA8BaxW052Xh
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2314Please respect copyright.PENANAZ3PO3lf2d2
2314Please respect copyright.PENANAIs5P5WTckz
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2314Please respect copyright.PENANAYuG1q6hiNC
2314Please respect copyright.PENANAUiFurst81O
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2314Please respect copyright.PENANAT6sWZzgudf
2314Please respect copyright.PENANACiPDThfYzJ
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2314Please respect copyright.PENANACZ7ggb8j1V
2314Please respect copyright.PENANAD3oookC8nI
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2314Please respect copyright.PENANA0OwK8Cv4qN
2314Please respect copyright.PENANAMsG6Knh3Pa
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2314Please respect copyright.PENANA1UXDPKuACM
2314Please respect copyright.PENANAL2dBQ789mW
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2314Please respect copyright.PENANAaXg8QmmFIP
2314Please respect copyright.PENANAWvdrzOZfK5
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2314Please respect copyright.PENANAWG1gBVqUzS
2314Please respect copyright.PENANAWaVTqzAkz2
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2314Please respect copyright.PENANAzIVuPaKBNE
2314Please respect copyright.PENANAH8FFEEqrhl
“Bentar lagi, tan.”2314Please respect copyright.PENANAHUzwuBqHsi
2314Please respect copyright.PENANA172skqQ7rh
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2314Please respect copyright.PENANAiaOEToTuFI
2314Please respect copyright.PENANAxKd5pFCyrq
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2314Please respect copyright.PENANAPlA8fJr19E
2314Please respect copyright.PENANAVKMnT5FUES
“Jangan,” kataku.2314Please respect copyright.PENANA6Asj2KKg0G
2314Please respect copyright.PENANATFoxwCyJFb
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2314Please respect copyright.PENANAebNXoQK3jq
2314Please respect copyright.PENANA9f1FZZyePi
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2314Please respect copyright.PENANAQOHZCupVuG
2314Please respect copyright.PENANATMJuW6ruAW
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2314Please respect copyright.PENANAKH1ibynxmo
2314Please respect copyright.PENANAEgORgwcl7o
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2314Please respect copyright.PENANAVBS6JSdcAJ
2314Please respect copyright.PENANAJCKja0C8Zt
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2314Please respect copyright.PENANAfNBzGlX9Li
2314Please respect copyright.PENANADoq4sZJQpD
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2314Please respect copyright.PENANAp3SD8nURAE
2314Please respect copyright.PENANAOiCve9XynS
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2314Please respect copyright.PENANA9B3kTO81si
2314Please respect copyright.PENANANX9DYNEd8d
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2314Please respect copyright.PENANASu985F6P27
2314Please respect copyright.PENANAyRspNKyQhN
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2314Please respect copyright.PENANALVTN4ThNqR
2314Please respect copyright.PENANAtfcuBK7Df5
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2314Please respect copyright.PENANAH3kNQlDb6J
2314Please respect copyright.PENANA6q7ee8cfR5
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2314Please respect copyright.PENANAPla77wfSy9
2314Please respect copyright.PENANAWH46dfFXJk
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2314Please respect copyright.PENANAHZnNyMsJLi
2314Please respect copyright.PENANAf5qtAx7Cur
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2314Please respect copyright.PENANA0BZato71WE
2314Please respect copyright.PENANArZiZ3xq8cN
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2314Please respect copyright.PENANAyOwzVaTNi4
2314Please respect copyright.PENANAi4Ja4OXvYq
***2314Please respect copyright.PENANA1lWp3E2ceE
2314Please respect copyright.PENANAPKlJuf52Hz
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2314Please respect copyright.PENANATIVbv1gyZw
2314Please respect copyright.PENANAGCS5qg1lCc
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2314Please respect copyright.PENANAPhw0A9axVS
2314Please respect copyright.PENANAUrubiUYLiz
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2314Please respect copyright.PENANAVRWmaQFsOT
2314Please respect copyright.PENANApKBBgIsv9X
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2314Please respect copyright.PENANA94luBWYtzg
2314Please respect copyright.PENANAcTkymY9os3
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2314Please respect copyright.PENANAen7vv3KrYz
2314Please respect copyright.PENANAMWOpUTiUSw
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2314Please respect copyright.PENANAycvjkGLbmJ
2314Please respect copyright.PENANAxaQszBPE3n
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2314Please respect copyright.PENANAsveJlWOesa
2314Please respect copyright.PENANAzEKDnlODN5
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2314Please respect copyright.PENANAXO8J4LE3f5
2314Please respect copyright.PENANAHQ7o1fvbGU
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2314Please respect copyright.PENANA3XONoDf9Qu
2314Please respect copyright.PENANASCnItK0tL9
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2314Please respect copyright.PENANAEGT9WgnnEa
2314Please respect copyright.PENANAypHoTNNiSM
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2314Please respect copyright.PENANAYNm4i41d28
2314Please respect copyright.PENANAZr3tFL5NfN
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2314Please respect copyright.PENANAvxZGn0C2SM
2314Please respect copyright.PENANA0rP9kKfOhz
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2314Please respect copyright.PENANAjN6fwo5Ptz
2314Please respect copyright.PENANA669j6qTO6h
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2314Please respect copyright.PENANA2koilL5pl3
2314Please respect copyright.PENANAdajTKsHTuV
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2314Please respect copyright.PENANA8Pj5hYd3sn
2314Please respect copyright.PENANAtnb9enAOWX
“Engga boleh!”2314Please respect copyright.PENANAltCmVuiL0Q
2314Please respect copyright.PENANABMXUB4dRVM
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2314Please respect copyright.PENANALBKboUvn2Q
2314Please respect copyright.PENANAgTahb09gCk
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2314Please respect copyright.PENANACuJsxJrGRf
2314Please respect copyright.PENANAkGZMQ9Axxo
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2314Please respect copyright.PENANAffNlK6ypPc
2314Please respect copyright.PENANAYPdTMof5Sa
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2314Please respect copyright.PENANAR4rFUnR364
2314Please respect copyright.PENANAbv6xDTombZ
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2314Please respect copyright.PENANAVdOPfe6KJn
2314Please respect copyright.PENANAHZOCQv3Ej0
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2314Please respect copyright.PENANATCNJAh2C9e
2314Please respect copyright.PENANAHd3ixUSuyc
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2314Please respect copyright.PENANABRpHfeStDy
2314Please respect copyright.PENANAir6uHN32NS
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2314Please respect copyright.PENANAmIYPVnLbDy
2314Please respect copyright.PENANA3jyl1xewp8
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2314Please respect copyright.PENANAV6XXowvSeB
2314Please respect copyright.PENANAQVBTAGUQm4
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2314Please respect copyright.PENANAxc5L9h6nXP
2314Please respect copyright.PENANA1lW3qzTWW4
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2314Please respect copyright.PENANA6iQLznEv06
2314Please respect copyright.PENANADpRu6Lo2Pk
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2314Please respect copyright.PENANAPMQ1vxiWGP
2314Please respect copyright.PENANAhUDoPDbfLe
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2314Please respect copyright.PENANAzNYBOMNaTL
2314Please respect copyright.PENANAb4JxATr5H5
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2314Please respect copyright.PENANAG2OE1hcnOL
2314Please respect copyright.PENANA2UfP8j1thb
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2314Please respect copyright.PENANAjeH7rNu1oX
2314Please respect copyright.PENANA2BNeEWViFC
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2314Please respect copyright.PENANA6bqWeTgiBq
2314Please respect copyright.PENANAzdhIGgcj5V
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2314Please respect copyright.PENANA5I4KjeOfkh
2314Please respect copyright.PENANAzbFmoa1l0h
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2314Please respect copyright.PENANAZvxQPQGeAn
2314Please respect copyright.PENANAHWBh601UkU
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2314Please respect copyright.PENANAuELTklxjlK
2314Please respect copyright.PENANAqIALRssOUW
Terdengar suara Adzan berkumandang.2314Please respect copyright.PENANA6ySFEMtx3e
2314Please respect copyright.PENANAzSulRgdyxt
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2314Please respect copyright.PENANAO4MRqAWiXX