
# 4 Sentuhan demi sentuhan
2138Please respect copyright.PENANAGIrrKkwPHl
Pukul 18.28, setelah melaksanakan ibadah solat magrib, aku lekas kembali menuju ruang tamu, tapi tidak terlihat Fajar di sana. Aku membentangkan pandanganku ke seluruh penjuru ruang, mencari keberadaan remaja itu. Mungkin dia lagi keluar, pikirku. Kemudian aku beranjak menuju dapur dan memasak untuk makan malam.2138Please respect copyright.PENANANVyLGWBnEV
2138Please respect copyright.PENANAKcBQb50xXA
Aku mengambil dua potong ayam dan meletakkannya di satu piring. minyak sudah terlebih dahulu ku panaskan. Tak lama kemudian, gemercik minyak terdengar Meletus-melutus. Kumasukkan satu persatu sepotong ayam, lalu membolak-balik-nya dengan hati-hati.2138Please respect copyright.PENANAX4c4K8pO8J
2138Please respect copyright.PENANAPDxOC1CVpR
Tiba-tiba aku merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Lalu terdengar bisik yang membuat bulu kuduk ku merinding, “Cie masak buat Fajar.” Aku menoleh ke belakang sekilas, lalu kembali fokus memasak dan membiarkan Fajar memelukku.2138Please respect copyright.PENANAEXm7bnYkfE
2138Please respect copyright.PENANA24TPKotcWw
Aku terus membolak-balik-kan ayam, sementara Fajar terus memelukku dan sesekali mencium pipiku. Tapi, lama-kelamaan aku bisa merasakan kemaluan Fajar yang bergesekan dengan pantatku.2138Please respect copyright.PENANAyUH3BGnjU8
2138Please respect copyright.PENANAYZHAFDRxCc
“Jar, Ih, tante lagi masak,” kataku.2138Please respect copyright.PENANAD6eu7MEOHS
2138Please respect copyright.PENANAbDPHFZWelt
Fajar malah terkekeh, “Badan tante semok banget,” bisiknya di telingaku.2138Please respect copyright.PENANAUp0etNsdVU
2138Please respect copyright.PENANAP3WqbPF0nx
Jujur saja aku merasa bangga apabila di puji seperti itu. Harus ku akui bahwa tubuhku lumayan berisi, hanya saja cara berpakaian ku yang agamis yang membuat lekuk tubuhku tertutupi.2138Please respect copyright.PENANAGSzkr8TcYn
2138Please respect copyright.PENANAFFoZrcOJqg
Aku menggeser tubuhku dan meraih dua piring di selorok atas. “Jar, udahan,” kataku lagi.2138Please respect copyright.PENANAYybUHP5J0A
2138Please respect copyright.PENANAClP5QmD7z7
Fajar beranjak menjauh lalu duduk di meja makan. Kemudian aku meletakan satu persatu ayam di kedua piring, dan mengambil nasi di kosmos samping. Aku melangkah ke meja makan dengan dua piring di kedua tanganku.2138Please respect copyright.PENANAMfiwFOVPnl
2138Please respect copyright.PENANAggmP9xzU9W
“Ayo, makan,” kataku sambil meletakan satu piring di hadapannya.2138Please respect copyright.PENANAEBlUsDeZ4y
2138Please respect copyright.PENANALPAeajsBbZ
Fajar malah tersenyum menatapku. Aku memicingkan mata dan menatapnya kembali. “Kenapa?” kataku agak garang.2138Please respect copyright.PENANAs5HAB9AjHi
2138Please respect copyright.PENANAZsqtf9Umjk
Fajar terkekeh. “Tante imut banget.”2138Please respect copyright.PENANACNgGi4SApX
2138Please respect copyright.PENANAfQlQ3sDppe
Sontak kedua pipiku merona. Remaja itu selalu saja menggombal. “Udah-udah, makan, nanti ngomongnya.”2138Please respect copyright.PENANAQkmkBOKG80
2138Please respect copyright.PENANAVKmsg5GjOP
“iya, sayang,” kata Fajar.2138Please respect copyright.PENANAoAAwyNCfGZ
2138Please respect copyright.PENANA7wKzfoaxme
Aku semakin merona. Panggilan sayang yang diucapaknnya mampu membuat degup jantungku tak karuan. Kemudian, kami menyantap makanan masing-masing. Suara sendok dan piring menjamu keheningan.2138Please respect copyright.PENANAcGunigIx8r
2138Please respect copyright.PENANAlWEAcEgpZT
Tidak lama kemudian lauk habis tak tersisa. Aku menuangkan air di gelasku dan Fajar dan meminumnya.2138Please respect copyright.PENANASY4YMhiJM2
2138Please respect copyright.PENANAJToxLbkZl1
Fajar beranjak berdiri. “Main ps yuk tan di kamar Adit,” ajaknya.2138Please respect copyright.PENANANFLrBzs67F
2138Please respect copyright.PENANADi4UZkK9gF
Aku menggeleng. “Bosan, ih.”2138Please respect copyright.PENANAy4hVLH723n
2138Please respect copyright.PENANAyk02g5XABy
“Ngobrol aja di ruang tamu.”2138Please respect copyright.PENANACRlbqfx0A3
2138Please respect copyright.PENANAsiz7Fder2p
Aku mengganguk lalu melangkah di belakangnya. Kami duduk bersampingan di sofa. Seperti biasa Fajar melingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa sudah biasa atas perlakuannya yang manja seperti ini.2138Please respect copyright.PENANAKtBFbjMXZC
2138Please respect copyright.PENANAWDpylYQa10
“Mau ngopi lagi, Jar?” tanyaku.2138Please respect copyright.PENANAGUIgESsSBC
2138Please respect copyright.PENANANMOVzmQoIN
Fajar menggangguk. Aku hendak bangkit, tapi kemudian ia menahan lenganku. “Fajar aja yang bikin, tan.” Katanya.2138Please respect copyright.PENANALGdOWz1Q1M
2138Please respect copyright.PENANAuruyFdeTTx
Aku tersenyum dan mengganguk. Lantas Fajar berdiri dan berjalan menuju dapur. Ada perasaan hangat ketika aku melihat punggungnya, sebuah perasaan yang sedikit bisa ku jelaskan, bahwa itu adalah percikan cinta yang timbul di hatiku.2138Please respect copyright.PENANArDML6YNIbb
2138Please respect copyright.PENANAX9ny24CmjH
Ya, aku mecintainya, tapi aku juga mencintai semuaku. Memang kontradiktif, tapi itu apaadanya. Mungkin jika orangtuaku mengetahui yang kuperbuat sekarang pastilah mereka akan memukulku sebab yang kulakukan adalah dosa yang besar, berselingkuh sekligus berzina.2138Please respect copyright.PENANAsH7Z3Ar43p
2138Please respect copyright.PENANAhuElUuXYZP
Selain itu, aku juga merasa teramat bersalah kepada suamiku. Tapi, entah kenapa, hasrat untuk bersama Fajar lebih kuat daripada dosa. Aku sedikit bingung, tak pernah sebelumnya aku melakukan hal seperti ini. Pun, aku terdidik dari kalangan yang agamis yang selalu mengajarkan moral dan etika sesuai agama.2138Please respect copyright.PENANA4WPtg6uWGA
2138Please respect copyright.PENANA8aMcXd3ckI
Semoga tuhan bisa memaafkan apa yang kuperbuat, mau bagaimanapun juga, aku masih percaya kepada-Nya, meskipun aku melakukan tindakan yang dilarangnya.2138Please respect copyright.PENANAryY0JXEDls
2138Please respect copyright.PENANAyY6Q4oWyan
Fajar datang dengan dua cangkir gelas yang ia pegang dengan kedua jari jempol dan telunjuknya. Ia duduk di sampingku sambil meletekan kopi. Aku memandanginya, alisnya tebal bagai bulu buruang, hidungnya mancung, tubuhnya tegap, yang membuatku kagum adalah rahangnya yang tampak mengeras. Kupikir pastilah ia sering berolahraga.2138Please respect copyright.PENANAUTr2GOtcxg
2138Please respect copyright.PENANAlbdEFi2Nfr
Kalau aku sendiri memiliki tubuh yang bagiku lumayan ideal. Tidak gemuk dan juga tidak kurus. Mata bidadari, begitulah Abiku sering berkata, sebab bola mataku besar. Hidungku sedikit mancung walaupun tak semancung Fajar. Aku sedikit bermasalah di tinggi badan, bukan berarti aku pendek. Untuk ukuran perempuan bisa dibilang tinggi rata-rata perempuan Indonesia.2138Please respect copyright.PENANANgczUIEGz8
2138Please respect copyright.PENANAY8ytQXsFUt
Kulitku putih, sejak SMA aku memang sering merawat wajahku, tak heran jika dahulu banyak lelaki yang mendekatiku dengan berbagai cara, ada yang dengan cara memamerkan hartanya, ada juga yang hanya bermodal tampang, tapi tak satupun kupilih, lagian masa-masa SMA aku tidak tertarik untuk pacaran. Dosa.2138Please respect copyright.PENANAAveLlPoKjL
2138Please respect copyright.PENANADtzRsihmwM
Aku menyesap kopiku sambil memejamkan mata. Kopi memang sahabat terbaik di segala keadaan. Ketika bahagia, sedih, gunda, kadang semua itu bisa diatasi dengan secangkir kopi, atau saat sedang berselingkuh seperti yang kulakukan sekarang ini.2138Please respect copyright.PENANAGFFFnHHZRX
2138Please respect copyright.PENANAVZxCOoHTy7
“Tan, besok jalan-jalan, yuk.” Fajar membuka obrolan.2138Please respect copyright.PENANAvd5e0sUSU6
2138Please respect copyright.PENANAMUtK6anmiG
“Ke mana?”2138Please respect copyright.PENANA2OKIPsBxbG
2138Please respect copyright.PENANAH0g1G0Quxw
Fajar terlihat berpikir. “Tante mau ke mana?”2138Please respect copyright.PENANAxPGALjKnNl
2138Please respect copyright.PENANA4bfikl52rT
“Tante ikut aja, sih.”2138Please respect copyright.PENANAYE9iOvWjvV
2138Please respect copyright.PENANAgVcfBnEfsN
“Tapi temenin Fajar ke gereja bentar, ya?”2138Please respect copyright.PENANAw5PzF2Sez4
2138Please respect copyright.PENANA3DiFszO3qN
Ludah berhenti di teggoralkan. Aku melupakan sesuatu, kalau Fajar tidak beragama islam. Selintas aku merasakan ketidaknyaman.2138Please respect copyright.PENANA78r8CFVT3p
2138Please respect copyright.PENANAxEe9nRcCDR
“Tan?” tanyanya lagi.2138Please respect copyright.PENANA5hBwAoxZ1F
2138Please respect copyright.PENANAOZFtJj6rg1
Aku ragu untuk menjawab iya.2138Please respect copyright.PENANA5gbfcbxHqI
2138Please respect copyright.PENANAqwbHWWZI7a
“Gimana, Tan?” ia terus bertanya.2138Please respect copyright.PENANA6WJAmm93wo
2138Please respect copyright.PENANAR28jqFznBq
Aku menghela nafas sebelum memutuskan. “Tapi tante di mobil aja, ya. Engga sampe masuk,” kataku. Mau bagaimanapun aku tetap memiliki keyakinan tersendiri. Begitupun Fajar, perbedaan agama di antara kami tidak membuatku harus memaksakan kehendakku dan sebaliknya.2138Please respect copyright.PENANAKc4YGhCTRO
2138Please respect copyright.PENANANwSjafEgtP
Fajar tersenyum. “Iya tante sayang.”2138Please respect copyright.PENANApkr2b2IaMz
2138Please respect copyright.PENANAYpUB1VJKsL
Lalu kami jatuh dalam sebuah obrolan yang panjang, selama mengobrol aku bisa merasakan kehangatan pada suaranya. suara yang sedikit berat. Terlebih ekspresinya ketika berbicara, seperti aku berada di pandang rumput yang luas dengan sepoi-sepoi angin. Di tambah dengan tuturnya yang begitu lembut.2138Please respect copyright.PENANAqMru2yKJyz
2138Please respect copyright.PENANA38vBvotNRv
Selama mengobrol aku senyam-senyum sendiri, antara kagum dan juga heran. Heran mengapa remaja setampan Fajar bisa-bisa-nya jatuh cinta kepadaku. Padahal perbedaan usia kami terpaut jauh.2138Please respect copyright.PENANAZqU1BaoC7O
2138Please respect copyright.PENANADK2UJWXUxg
Lambat laun semakin malam. Aku sempat terlena untuk melaksanakan Solat Isya. Ketika aku hendak bangkit, Fajar menahan lenganku dan bilang, Nanti aja, Tan, ngobrol dulu, lagian tenggat waktu solat isya panjang.2138Please respect copyright.PENANA2497oH9RC2
2138Please respect copyright.PENANArW3yXkzVeD
Entah kenapa aku mengiyakan dan duduk kembali. Tak seperti biasanya, biasanya saat adzan berkumandang, aku segera menunaikan ibadah.2138Please respect copyright.PENANAE7tvQudIfq
2138Please respect copyright.PENANACe0fCGOCnG
Lalu, kami kembali jatuh dalam obrolan. Fajar bercerita bahwa dia butuh waktu tiga bulan untuk menabung dan membelikan cicin yang terlingkar di jari manisku. Aku sempat untuk mengembalikannya, merasa tidak enak. Tapi Fajar mencegahku dan bilang, pemberian gak bisa ambil kembali. Fajar juga menambahkan bahwa aku harus terus memakai cincin pemberiannya. Lalu aku bilang, kalau suamiku tau gimana? Fajar menjelaskan, bilang aja kalau aku beli sendiri. Aku mengiyakan saja.2138Please respect copyright.PENANAiAI6bUVhy2
2138Please respect copyright.PENANAJXoSRxGmKR
Malam semakin menyalak. Kami terus bersatu dalam obrolan. Sesekali Fajar mencium pipiku, sesekali juga ia mengendus area ketiakku. Perlahan aku mulai terbiasa. Kami tampak seperti pasangan suami-istri, di tambah dengan keadaan rumahku yang menyisakan kami berdua. Saksi daripada perselingkuhanku.2138Please respect copyright.PENANArY5SuvPn3E
2138Please respect copyright.PENANArBep1LrlFp
Aku melirik jam dinding, pukul 22.01, biasanya jam segini aku sudah berada dalam mimpi. Tapi, mengobrol dengan Fajar terasa begitu mengasikan, maka kuputuskan untuk tidur agak lama dari biasanya.2138Please respect copyright.PENANAYOMwtD5XpK
2138Please respect copyright.PENANA3QC44caqvE
Kami membahas banyak hal, mulai dari masa kecil Fajar yang ada kaitan denganku. Yang tentu saja langsung kucerca dengan beragam pertanyaan. Aku mengetahui sesuatu bahwa Fajar sudah menyimpan perasaan denganku sejak di bangku SMP. Aku sempat tertawa sebab bagaimana bisa anak SMP jatuh cinta kepada ibu rumah tangga sepertiku ini.2138Please respect copyright.PENANAAtKhTSEWrg
2138Please respect copyright.PENANAZ7CaCtW1dM
Aku juga bercerita bahwa aku menyukainya baru-baru ini. Dia bertanya kenapa aku menyukainya. Kujelaskan kalau aku merasa nyaman berada bersamanya, merasa diperlakukan dengan mesra. Fajar tersenyum dan kemudian kembali mengendus ketiakku. Remaja itu sungguh menyukai ketiakku.2138Please respect copyright.PENANADtT0IVoWgZ
2138Please respect copyright.PENANAga6T4vI7kY
Menjelang pukul 23.00, aku menyudahi aktivitas berbincang kami dan bangkit.2138Please respect copyright.PENANAzebYhcnSGT
2138Please respect copyright.PENANAKe6na9ToY2
“Tante mau tidur dulu,” kataku kepadanya.2138Please respect copyright.PENANAUgTWxKHo1C
2138Please respect copyright.PENANAjtrceroehi
Terlihat wajahnya yang nampak kecewa. Aku terkekeh. “Besok lanjut lagi.”2138Please respect copyright.PENANApJFRAGDNbc
2138Please respect copyright.PENANAD7VWxOj0MZ
“Tidur di sini aja, tan,” katanya. “Fajar janji deh gak macem-macem.” ia mengangkat kedua telapak tangannya setinggi kepala.2138Please respect copyright.PENANA9XSRKCBzcA
2138Please respect copyright.PENANAfERR1Qc3Qw
“Tante gak bisa tidur di sofa,” kataku.2138Please respect copyright.PENANAF46Iz0KnEi
2138Please respect copyright.PENANANd10vrhKoP
Fajar mendengus, kemudian bangkit dan mendekat ke arahku. “Boleh cium bibir?” tanyanya.2138Please respect copyright.PENANAfAmjcpkwtZ
2138Please respect copyright.PENANA6OwpVVP3W0
Aku mengangguk pelan dan memejamkan mata. Kemudian, Terasa bibirnya menyentuh bibirku. Kali ini tidak ada lumatan, murni bibir ketemu bibir.2138Please respect copyright.PENANA3Alr4rP4kG
2138Please respect copyright.PENANAz9mgtGojXZ
“Selamat malam, Tan.” Fajar tersenyum ramah.2138Please respect copyright.PENANAT4ajXl4Jbj
2138Please respect copyright.PENANAPyZaRIud5V
“malam juga, Jar.” Aku berbalik dan melangkah menuju kamarku. Sepanjang langkah, hatiku berbunga-bunga bagai mawar di taman para suci.2138Please respect copyright.PENANAzDZrjBYD7Y
2138Please respect copyright.PENANAVAIm7AcZQy
***2138Please respect copyright.PENANA3NzQfqv8VR
2138Please respect copyright.PENANAimuV6c6tHS
Minggu pagi menyapa dengan semburat cahaya. Aku terlihat cantik pagi ini, dengan gamis pink dan balutan hijab lebar yang menutupi kedua buah dadaku. Aku berdandan secukupnya, memoles bibir dan memberi sedikit taburan make-up di wajahku. Begitupun Fajar, dia tampak tampan dengan kaos hitam dan celana jeans panjang. Aku sengaja menyuruhnya memakai pakaian anakku, sebab, waktu kami berbincang semalam ia hendak untuk pulang dan mengambil baju ganti, karena sudah larut, aku cegah.2138Please respect copyright.PENANAf3dUsYGh5P
2138Please respect copyright.PENANAslSipWKrY6
Sebelum berangkat pergi, seperti biasa aku dan ia ngopi terlebih dahulu di ruang tamu. Jam dinding menunjuk pukul 08.00, masih terlalu pagi untuk menuju gereja.2138Please respect copyright.PENANAP8Tcab2Umg
2138Please respect copyright.PENANA2TpVYUIxMl
“Tante gak risih, kan? kalau ke gereja bareng Fajar?” tanyanya dengan kaki yang tersilang.2138Please respect copyright.PENANAOhXzDngoCC
2138Please respect copyright.PENANAnNr51OcBXd
“Dikit,” kataku jujur. “Kamu gak bisa apa balik kaya dulu?”2138Please respect copyright.PENANAtPhuQZ6pJP
2138Please respect copyright.PENANAL80ArPgyF6
Tentu saja Fajar mengerti apa yang kumaksud. Ia menggeleng, “Tante aja yang ikut aku, mau?”2138Please respect copyright.PENANAmKJi7eZFDX
2138Please respect copyright.PENANAWM83vIWup9
Sontak aku memukul pelan bahunya. “Apaan sih, Jar!”2138Please respect copyright.PENANAeayExubJ5Z
2138Please respect copyright.PENANAxJ49Z6UgOj
Fajar malah tertawa. “Bercanda, tan,” katanya sambil mengelus kepalaku. “Tapi kalau mau serius juga boleh.”2138Please respect copyright.PENANAre0mcVzqxn
2138Please respect copyright.PENANAm3wdUzyvvG
“Udah-udah,” kataku mencegah obrolan agar tidak berlanjut ke sembarang arah. “Ngobrol yang lain aja.”2138Please respect copyright.PENANA3nlH82VqT5
2138Please respect copyright.PENANAHYBEEqr6lE
Fajar berdehem. “Mau dinyanyiin lagi, Tan?”2138Please respect copyright.PENANAjCPEFsNdbW
2138Please respect copyright.PENANA7X9pkdrmLq
Aku menggangguk antusias.2138Please respect copyright.PENANAYosOTlbzCO
2138Please respect copyright.PENANAyBwlgM0RYF
“Bentar.” Fajar beranjak berdiri dan melangkah menuju kamar anakku, lalu kembali duduk di sampingku dengan gitar di pangkuannya.2138Please respect copyright.PENANAk0r3c7AK19
2138Please respect copyright.PENANArQn9LxG1rA
“Mau lagu apa? Tan?” Fajar membenarkan posisinya menghadapku, begitupun aku.2138Please respect copyright.PENANAVXQ4aTlxeo
2138Please respect copyright.PENANAGY65Y8E9Lu
Aku berfikir sejenak, lalu berkata, “Hujan di mimpi?”2138Please respect copyright.PENANAIkwsEVBxEf
2138Please respect copyright.PENANAt9OqtOytVZ
“Tante yang nyanyi, Fajar yang main gitarnya. Oke?”2138Please respect copyright.PENANA7vMBJedW7n
2138Please respect copyright.PENANAjFCwH0Cuif
Aku mengangguk. Perlahan terdengar petikan senar yang begitu indah, setiap nada saling melengkapi. Petikannya bervariasi dalam chord B. Kemudian Fajar menatapku. Aku mengerti.2138Please respect copyright.PENANA3CpVzOgVhc
2138Please respect copyright.PENANAnSTVPBqNwp
“Semesta bicara tanpa suara, semesta ia kadang buta aksara. Sepi itu indah, percayalah. membisu itu anugrah.” Aku bernyanyi mengikuti irama dawai yang ia petik.2138Please respect copyright.PENANAGWs2SJoun9
2138Please respect copyright.PENANAA4qT9QC5Pk
“Seperti hadirmu di kala gempa, jujur dan tanpa bersandiwara. Teduhnya seperti hujan di mimpi, berdua kita berlari.” Aku memejamkan mata, menikmati setiap note-note yang berhamburan di ruang tamu.2138Please respect copyright.PENANAcz4zxQLth9
2138Please respect copyright.PENANA0XMqZA9QF8
“Semesta bergulir tak kenal aral. Seperti langkahmu menuju kaki langit. Seperti genangan akankah bertahan. Atau perlahan menjadi lautan.” Aku terus bernyanyi dengan senyum yang tak pudar menatapnya. Mata kami saling bertemu dan memancarkan sebuah cinta. Saling menggenggam dalam kesatuan nada, irama, dan tempo.2138Please respect copyright.PENANANp4fsFp9NT
2138Please respect copyright.PENANAsFHBkqNh6S
Petikannya kembali mengisi ruang di antara kami. Romansa menyentak bagai kekasih yang akan selalu abadi. Pada binar matanya aku melihat sebuah ketulusan, pada jemarinya aku bisa melihat note-note cinta yang beterbangan, membentuk sebuah lagu cinta. Lalu, ia mengakhiri permainan gitarnya dengan genjrengan cantik dalam chord B.2138Please respect copyright.PENANAj0zc96bbL0
2138Please respect copyright.PENANAaP3bSLSATB
Kemudian ia rebahkan gitar di sampingnya dan meraih tanganku. Bola matanya seakan ingin mengatakan sesuatu yang tercekat, yang tak bisa ia katakana.2138Please respect copyright.PENANA9scYFea024
2138Please respect copyright.PENANACJarivt4jE
“Kenapa?” tanyaku.2138Please respect copyright.PENANAKHFrztKdEd
2138Please respect copyright.PENANAIrQBJPWdvL
Ia tak menjawab melainkan tersenyum. Aku menatapnya bingung. “kenapa?” tanyaku lagi.2138Please respect copyright.PENANAOWb3uWzCM8
2138Please respect copyright.PENANAkM2yyWwpMn
Ia malah bangkit. “Yuk, Tan. Udah pukul Sembilan, nih.”2138Please respect copyright.PENANAtXkKlRrMxG
2138Please respect copyright.PENANAjNnVtkOKR4
Aku melirik jam dinding dan bangkit. Kemudian kami melangkah keluar. Masuk ke dalam mobil. Ketika mobil menyala, Fajar menoleh ke arahku, dan bertanya. “Malam ini? boleh tidur bareng?”2138Please respect copyright.PENANAiPf3bnXblj
2138Please respect copyright.PENANAgZrM9uSnhP
Aku tertegun. “Liat nanti, ya,” kataku ragu.2138Please respect copyright.PENANAw6CsT4Uiwj
2138Please respect copyright.PENANA6vQotRxf7P
Fajar tidak berkata lagi. Perlahan mobil yang kami kendarai berjalan keluar halaman, melewati setiap rumah dan menghambur di jalanan raya.2138Please respect copyright.PENANAmc0QfXqWWC
2138Please respect copyright.PENANAz2ZNTzQRXJ
***2138Please respect copyright.PENANACymtol6xBE
2138Please respect copyright.PENANALPNPwJWRlk
Sesampainya di Gereja, Fajar memarkirkan mobil di antara hempitan mobil lain. Gereja tampak ramai, di pintu masuk berhamburan orang-orang yang akan menunaikan ibadah.2138Please respect copyright.PENANATQjrwQoYyF
2138Please respect copyright.PENANAJqUme9yoYV
“Tunggu bentar ya, tan,” Kata Fajar sambil mematikan mobil.2138Please respect copyright.PENANAKLmuG1C7xD
2138Please respect copyright.PENANAwG5tEZBOOs
Aku menggangguk. Fajar membuka pintu mobil dan keluar. Dari kaca mobil aku bisa melihat ia masuk bersama yang lainnya. Jujur saja, ini kali pertama bagiku berada di gereja, walaupun hanya sekedar di halamannya.2138Please respect copyright.PENANAxETu0KEpCQ
2138Please respect copyright.PENANAPDRFcxliD1
Gereja ini berbentuk seperti rumah pada umumnya, hanya saja di bagian atasnya terdapat tanda salib. Dengan sepasang bangku lebar dan meja yang menjadi penengah, di samping pintu. Halaman termasuk luas. Di atas atap, terdapat menara tinggi yang ujungnya berbentuk setiga dengan aluminium yang berbentuk salib dipuncak menara.2138Please respect copyright.PENANAxbgvhpSSuI
2138Please respect copyright.PENANA3T53dZdIqn
Sewaktu aku kecil, aku diajarkan Abiku (Ayah) untuk selalu menghargai perbedaan agama. Masuk ke dalam tempat ibadah umat lain engga apa-apa, mbak, asalkan keyakinan kita tetap sama Allah, begitulah Abiku sering berkata.2138Please respect copyright.PENANAiuRBQBbVlS
2138Please respect copyright.PENANAHWIDk7wdfA
Perlahan terdengar suara mikrofon melengking, di susul dengan suara seorang pria berkhotbah. Sambil menunggu Fajar, aku berkutat dengan ponselku.2138Please respect copyright.PENANAd2KWk0fD1j
2138Please respect copyright.PENANAVpkKS4wqSB
Tiga puluh menit berlalu, Terlihat orang-orang berhamburan keluar Gereja. Aku memandangi kerumunan, mencari apakah Fajar ada di antara kerumunan itu. Tapi, tak kunjung kutemukan ia. Mungkin ia masih berdoa, pikirku. Lalu, aku berselancar kembali di media sosial. Menit berlalu, aku semakin bosan sebab Fajar tak kunjung keluar.2138Please respect copyright.PENANA8tuxRQfp5J
2138Please respect copyright.PENANAtSUE0oNH6H
Tak lama kemudian, sosok yang kucari keluar dari pintu, tapi ia tidak sendirian. Ia bersama seorang pria tua yang pekiraanku berumur enam puluh tahunan, pria tua itu menggunakan jubah hitam dengan kalung salib yang melingkar di lehernya, yang kuyakini pastilah ia pendeta.2138Please respect copyright.PENANAWQIzpVjoJA
2138Please respect copyright.PENANAYflF4Vaoqe
Fajar tidak lekas kembali masuk mobil, ia bersama pendeta itu duduk di satu meja samping pintu, berhadapan. Dari dalam mobil, aku memandangi mereka yang sedang bercakap-cakap. Sesekali pendeta itu memukul pelan bahu Fajar sambil tertawa, pastilah perbincangan mereka asik sekali.2138Please respect copyright.PENANAngRnB6yOkF
2138Please respect copyright.PENANATLUfsuHTcp
Maka, aku memilih untuk menunggu lagi. Aku memaklumi, mungkin hanya hari minggu saja Fajar bisa berbincang ria dengan pendeta itu.2138Please respect copyright.PENANA96Ek3sBPuF
2138Please respect copyright.PENANAinjVB8Ez25
15 menit berlalu. Fajar tidak hengkang atau menyudahi obrolan, malahan mereka semakin asik mengobrol. Aku yang memandangi mereka hanya bisa mendengus. Aku benci sekali jika menunggu, dan Fajar membuatku menunggu selama satu jam lebih.2138Please respect copyright.PENANAxkJtdMIjgE
2138Please respect copyright.PENANAS3VNnfYSat
Tak lama dari itu, mereka berdua menoleh ke arahku. Lalu Fajar bangkit dan melangkah menuju mobil. Aku bernafas lega, akhirnya ia kembali.2138Please respect copyright.PENANAIjEmHoXSLF
2138Please respect copyright.PENANAAqAYAW7bDC
“Tan, keluar bentar, pak pendeta mau ngobrol.,” kata Fajar sambil menahan pintu mobil.2138Please respect copyright.PENANAV8GkZU8wtc
2138Please respect copyright.PENANAQkMhSo9oLU
Aku tercekat, menatap bingung Fajar. Lagian, bagaimana jika orang-orang melihat perempuan berjilbab sepertiku duduk di depan gereja. “Gak ah,” kataku.2138Please respect copyright.PENANAeP3Q9lqAm7
2138Please respect copyright.PENANAAASt79Mz7m
Masih menahan pintu mobil Fajar berkata lagi, “Bentar doang, Tan. Lagian Fajar gak enak sama pak pendeta.”2138Please respect copyright.PENANAgL6ji11snO
2138Please respect copyright.PENANAEydnyBrIMI
Aku menggeleng, dan Fajar terus memaksaku. Remaja itu memang kerap memaksakan kehendak. Jika sudah begini, pastilah akan ribet. Aku berfikir sejenak. Kembali mengingat perkataan abiku. Sambil memutuskan aku menghela nafas dalam, lalu menggangguk pelan. Seketika itu Fajar tersenyum, lalu menutup pintu mobil dan melangkah kembali menuju bangku gereja.2138Please respect copyright.PENANAhjXGA0oV2L
2138Please respect copyright.PENANAJthJXlyEUS
Aku membuka pintu mobil dan melangkahkan kakiku keluar. Untung saja gereja sudah sepi, mungkin hanya menyisakan kami bertiga. Lantas, aku melangkah menuju mereka dengan kikuk sambil menunduk.2138Please respect copyright.PENANAkcdC0kadpc
2138Please respect copyright.PENANAAMy5lGspgh
“Selamat pagi,” kataku memberi salam sambil menunduk sopan di hadapan pendeta itu.2138Please respect copyright.PENANApxHJ23UzEz
2138Please respect copyright.PENANAFbgRucNq1x
Pendeta itu tersenyum. Agak kikuk aku duduk di samping Fajar, berhadapan dengan pendeta itu, dengan meja yang menjadi penengah di antara kami.2138Please respect copyright.PENANAfI6bmwc7H7
2138Please respect copyright.PENANAshmqT7Cy2z
“Nak, Laras?” tanyanya sopan.2138Please respect copyright.PENANApKtH03SZU5
2138Please respect copyright.PENANA2GrtMv6ptj
Aku tersenyum, “Iya, pak.”2138Please respect copyright.PENANAr0XWgrhIZA
2138Please respect copyright.PENANAdvP3O1vFEr
“Pacarnya nak Fajar?” tanyanya, lagi.2138Please respect copyright.PENANANpre8T6FT2
2138Please respect copyright.PENANAY3kx9lIfzi
Aku menoleh Fajar sekilas. Agaknya ia sudah memberitahu hubungan gelap kami. “Iya, pak,” kataku pelan. Merasa tidak nyaman.2138Please respect copyright.PENANAnLMNTKBJrf
2138Please respect copyright.PENANAi05rETZYtN
“Calon istri juga, pak,” tambah Fajar. Sontak pendeta itu tertawa.2138Please respect copyright.PENANAcPqXmc6SBg
2138Please respect copyright.PENANA1XcYRPvQxQ
Aku hanya bisa menatap kaki-kaki meja, suasana ini terasa canggung sekali.2138Please respect copyright.PENANAcpbl3XWyDh
2138Please respect copyright.PENANAv3huIoecQ3
“Udah lama pacaran, nak?” tanya pendeta itu, lagi.2138Please respect copyright.PENANATsvIDrQKxY
2138Please respect copyright.PENANAsUmfO9H1DW
Aku hanya menggangguk. Fajar malah mengusap kepalaku yang sontak kuberi pelototan tajam. Bagaimana ia bisa bersikap tidak sopan di hadapan pendeta.2138Please respect copyright.PENANAUYpIeQK6w4
2138Please respect copyright.PENANAmIMeyAIgVo
Pendeta itu hanya tersenyum memandangi kami. “Kalian cocok,” katanya.2138Please respect copyright.PENANAEcSeDcoqG7
2138Please respect copyright.PENANAujS062xoPE
Fajar tersenyum dengan binar dimatanya. Mengiyakan. Sementara aku bergeming dan tidak merespon.2138Please respect copyright.PENANAETlEuCa9Ym
2138Please respect copyright.PENANA8SMGqi68ym
Jauh dari pikiranku, ternyata. Pendeta itu teramat sopan sekali. Awalnya memang terasa kaku, tapi kelamaan aku semakin terbiasa, dan kadang menimpali. Pendeta itu juga memberi kami wejangan berupa pemikiran. Ia juga tidak membenarkan hubungan gelap kami, melainkan memberi nasehat.2138Please respect copyright.PENANA7rAT0RkInU
2138Please respect copyright.PENANAiv3F4SFtEH
Yang aku suka dari pendeta itu adalah, ia tidak menasehatiku dengan ayat-ayat yang tercantum pada kitabnya, seakan ia menghargai keyakinanku. Begitupun aku. Seharusnya semua umat beragama harus seperti itu, saling menghargai dan tidak memaksakan pendapat. Mungkin, jika pemahaman seperti itu di terapkan, pastilah tanah air tercinta ini akan menjadi subur dan banyak cintanya.2138Please respect copyright.PENANABO9RFfC6cX
2138Please respect copyright.PENANAqyLiI7KsXf
Pak pendeta juga berkata kepada kami, bahwa jika hubungan kami akan serius dan masuk dalam jenjang pernikahan, maka, salah satu dari kami harus mengalah. Dan aku mengerti maksud dari mengalah itu.2138Please respect copyright.PENANAbKl9wb1q6F
2138Please respect copyright.PENANAKZgWfIn3YT
Lalu, Pendeta itu berkata kepada Fajar untuk selalu menghargaiku sebagai perempuannya. Yang langsung ku respond dengan anggukan mantap. Perempuan bukanlah objek. Perempuan adalah Rahim bumi yang melahirkan tanaman yang subur, begitulah pendeta itu berkata.2138Please respect copyright.PENANAFFa0sSu5uC
2138Please respect copyright.PENANABp4EebYy0t
Di akhir perbincangan kami, ketika aku dan Fajar hendak bangkit, pendeta itu menyodorkan alkitab. Jantung mempopa darah dengan cepar, dan timbul perasaan tidak nyaman. tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, aku tersenyum dan menyatukan kedua tanganku di depan dada.2138Please respect copyright.PENANAgVTHzTOQDc
2138Please respect copyright.PENANAUuaxVDTAnm
“Maaf, pak,” kataku. “Saya gak bisa nerimanya.”2138Please respect copyright.PENANAp3wlNQ6yH9
2138Please respect copyright.PENANAEtXVjCKThx
Pendeta itu tersenyum. “Nak, saya memberi alkitab ini bukanlah sebab agar kamu menghianati agamu. Melainkan untuk kamu belajar tentang agama yang lain.” Lalu ia merogoh kantung jubah satunya. “Bapak juga baca kitab kamu,” ia mengangkat kitabku.2138Please respect copyright.PENANAxfbGwzrDU3
2138Please respect copyright.PENANAG5M4vHvkGI
Aku memandangi alkitab yang ia sodorkan kepadaku. Sekilas kulirik Fajar. Fajar mengganguk. Sambil menghela nafas, kuraih alkitab di tangannya.2138Please respect copyright.PENANAhJVTycGiOz
2138Please respect copyright.PENANAgDahIHpzXu
“Baca, ya, nak.” Pendeta itu tersenyum. lalu memasukan kitabku di tangan satunya dalam kantung jubahnya.2138Please respect copyright.PENANABsiZNhp5eP
2138Please respect copyright.PENANADhbA23TmZI
Aku membalas senyumnya. “Makasih, pak,” kataku sambil memasukan alkitab dalam tas yang melingkar di bahuku.2138Please respect copyright.PENANApuIt3xDmiQ
2138Please respect copyright.PENANAvWTMYODB7C
“Kami pulang duluan ya, pak,” Kata Fajar sambil menyalam punggung tangan pendeta itu. Aku ikutan menyalam punggung tangannya. Sebab mau apapun agamanya, aku diajarkan untuk selalu menghormati orang tua.Kemudian kami berbalik dan melangkah menuju mobil.2138Please respect copyright.PENANAEimyI0Vani
2138Please respect copyright.PENANA3vukqCFQHX
terdengar suara mobil menyala, Fajar melirikku sekilas dan tersenyum. “Makasih, ya, tan.” Ia mengusap kepalaku mesra.2138Please respect copyright.PENANAG4R1vAxAs3
2138Please respect copyright.PENANAPXI48auLNE
Aku membalas dengan tersenyum lebar.2138Please respect copyright.PENANA16EFtvGqpt
2138Please respect copyright.PENANAxzuohRXW7w
***2138Please respect copyright.PENANAovwlGX2QCF
2138Please respect copyright.PENANAXjNryIYV3P
Jalanan terlihat ramai. Motor saling menyalip-nyalip, berisik kendaraan terdengar dari kaca jendela yang tertutup. Dengan kecepatan pelan, aku memperhatikan setiap orang yang duduk santai di kedai-kedai tepian jalan. Sepang kekasih, sahabat, teman, saling menabur rindu di minggu pagi.2138Please respect copyright.PENANAQFGYDUP08B
2138Please respect copyright.PENANAgW6Kc9oGWD
Aku jadi teringat masa ketika awal pernikahanku. Dimas sering mengajakku berkunjung ke meseum. Aku tampak bahagia ketika itu. Kami saling bergandengan tangan bagai kekasih yang tak terpisahkan.2138Please respect copyright.PENANAN7XPY6xTM0
2138Please respect copyright.PENANAEqrV8L03gw
Memikirkannya membuatku merasa bersalah karena sudah menghianati cinta suci yang ia bangun. Aku juga menghianati anakku, entah apa yang dilakukannya jika ia mengetahui bahwa aku menjalin hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri.2138Please respect copyright.PENANAN2b2tAi5bp
2138Please respect copyright.PENANAfWoPRBQ6Dw
Aku juga sempat terpikir untuk menyudahi hubungan gelap ini, terlanjur masih baru. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Ada sebuah hasrat penolakan dari diriku.2138Please respect copyright.PENANACsTyS6mMs9
2138Please respect copyright.PENANAXy7lUgV5GY
Lambat laun mobil kami menembus kerumunan jalanan. Fajar fokus menyetir. Lama kelamaan aku merasa bahwa Fajar sungguh tampan sekali, memandanginya membuatku terpesona.2138Please respect copyright.PENANADpnfGf7YHs
2138Please respect copyright.PENANA5o5v461Mjg
“Masih lama, Jar?” tanyaku.2138Please respect copyright.PENANAk4Zq4RNyiY
2138Please respect copyright.PENANAy4gvt6U16l
“Bentar lagi, Tan,” jawabnya.2138Please respect copyright.PENANAaD57oKOOsG
2138Please respect copyright.PENANAExaf2l7qLh
Tiga puluh menit berlalu. Akhirnya, mobil yang kami kendarai terpakir di sebuah pantai di samping kedai minuman. Fajar keluar dari mobil, begitupun aku. Aku membentangkan pandangan, Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi di pesisir pantai, desir ombak bergemuru, riuh suara pengunjung lain terdengar berisik.2138Please respect copyright.PENANAjqPCXewyYR
2138Please respect copyright.PENANA6dkuv2Qu3E
Kedai-kedai berjejer lurus dari sudut mata memandang. Fajar berdiri di sampingku. “Jar, pindah, ah, rame banget,” kataku.2138Please respect copyright.PENANACZVVcoLI8x
2138Please respect copyright.PENANA6N10dZca5k
“Fajar tau, kok, tempat yang sepi,” katanya. Kemudian ia melangkah menuju bagasi mobil. Lalu kembali dengan tas yang bertengger di punggungnya.2138Please respect copyright.PENANAbSKxihHZcR
2138Please respect copyright.PENANAuwBGiWSIqy
“Kamu bawa apaan?” tanyaku bingung.2138Please respect copyright.PENANAAjYtiel2sA
2138Please respect copyright.PENANAbLcrlpblQt
“Perlengkapan buat piknik.”2138Please respect copyright.PENANAgHasTbNBCR
2138Please respect copyright.PENANAeBOgzhNBYX
Aku mengganguk. Akuu tidah tahu bahwa Fajar telah menyiapkan perlengkapan, di tambah ia tidak memberitahuku akan ke pantai.2138Please respect copyright.PENANAym6TjDVPRT
2138Please respect copyright.PENANAEnkb1AwpTc
Kemudian kami melangkah di antara keramain orang. Penjual-penjual es, batagor, cilor, terlihat sepanjang kami melangkah. Fajar terlihat santai di sampingku. Ia tampak tinggi, membuatku harus mendongak memandanginya. Pastilah aku terlihat kecil jika berjalan di sampingnya.2138Please respect copyright.PENANAgvhtVCtOqs
2138Please respect copyright.PENANAIv1FKWs6ZD
Kami terus melangkah sampai pada akhirnya kami menapak kaki di pantai. Aku bisa merasakan tanah-tanah halus yang menghabur di kakiku. “Masih jauh?” tanyaku.2138Please respect copyright.PENANA0ExaxE9Rqq
2138Please respect copyright.PENANAOgL7Mwb09q
Fajar menunujuk ke arah depan. Dari kejauhan aku melihat dua pohon kelapa yang pendek dan melengkung. Sepanjang perjalanan, kami berbasi-basi. Fajar menceritakan legenda pantai ini. Katanya, pantai ini adalah bekas dari meteroit yang jatuh ke bumi ratusan tahun silam, terbukti dengan adanya beberapa batu besar di tengah-tengah laut. Ia juga menjelaskan tentang pulau kecil yang jauh di tengah laut. Katanya, pulau itu menjadi tempat persingahan nelayan di malam harinya.2138Please respect copyright.PENANAjMR9Z1FmmW
2138Please respect copyright.PENANAJquIKkM7pW
Gemuruh ombak semakin menyalak, aroma pasir tercium segar di cuping hidung. Angin-angin laut menemani kami sepanjang melangkah. Sampai pada akhirnya kami tiba dan menapak kaki di pesisir, di bawah pohon kelapa yang jaraknya tidak jauh dari kepalaku.2138Please respect copyright.PENANAuE8f8R7kj7
2138Please respect copyright.PENANABt90CREAPE
Fajar menaruh tasnya di tanah. mambuka tasnya lalu mengeluarkan satu karpet lebar dan satu hammock. Ia membentangkan karpet di tanah, lalu mengingkat hammock di kedua pohon kelapa.2138Please respect copyright.PENANAJondFsMvhT
2138Please respect copyright.PENANAz6M6dosr6M
Aku lekas duduk di karpet, di susul Fajar. Kemudian ia mengeluarkan kompor gas Portable, serenceng kopi, panci kecil, dua cangkir, dan tiga botol aqua. ia sungguh sudah mempersiapkan ini semua.2138Please respect copyright.PENANA9sv7z5d96Q
2138Please respect copyright.PENANAwTepZ6NNoC
“Kamu excited banget, Jar.”2138Please respect copyright.PENANAzoqh94KiwO
2138Please respect copyright.PENANAtu2QQstZpv
“Iya, dong. Kalau sama tante persiapannya harus matang.” Fajar meletakan kompor portable di tanah, lalu memasang gas. Aku bergeser mendekat ke arahnya, membuat tubuh kami bersentuhan.2138Please respect copyright.PENANAVtq52jOJHF
2138Please respect copyright.PENANAKHbxDjwYXS
“Tante mau minta cium?” godanya dengan senyum yang terkulum.2138Please respect copyright.PENANASszKHK3J2t
2138Please respect copyright.PENANAj3TpXLhT8I
“Ih orang mau nolong.” Aku mengambil serenceng kopi dan membaginya menjadi dua. Lalu membuka satu persatu bungkus dan mengisinya ke dua gelang. Sementara Fajar memanaskan air.2138Please respect copyright.PENANAVrUfoEiBPl
2138Please respect copyright.PENANAHtkziu2Ku0
Sambil menunggu air mendidih kami fokus menatap lautan. Teduh rasanya, ombak-ombak bergoyang mengikuti irama angin. Burung-burung camar menari-menari mengikuti latunan ombak. Semilir angin menyapu wajah kami berdua.2138Please respect copyright.PENANAYSffbDDDkZ
2138Please respect copyright.PENANAKWgcPxexV5
“Fajar cinta banget sama tante,” katanya, lirih. Wajahnya terlihat meringis, ada campuran duka pada suaranya. kedua tangannya memeluk kedua kakinya, membuatnya terlihat seperti kanak-kanak.2138Please respect copyright.PENANAVhxFiiYfwD
2138Please respect copyright.PENANAGkq2ky5jQ0
“Tante juga cinta sama Fajar.” Aku memandanginya. Mata kami bertemu. Cukup lama. sampai pada akhirnya ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami saling menyapa di antara berisiknya ombak dan sepoi-sepoi angin pagi.2138Please respect copyright.PENANAbk4RZFxKH4
2138Please respect copyright.PENANAl7fa79WaTo
Kami saling menatap kembali. Kini, ia pegangi kepalaku dengan kedua tangannya. Ia ciumi pipiku, kiri-kanan, bergantian. kurasakan ketulusan pada kecupannya. Terakhir, ia kecup keningku. Mesra sekali. Aku terbang bagai burung camar yang kulihat tadi, terbang bebas mengirama ombak.2138Please respect copyright.PENANAQj4TlZKIVl
2138Please respect copyright.PENANAHJ4oRrHRX6
Kemesraan itu berakhir dengan gemercik air mendidih. Fajar mematikan kompor. Lalu menuangkan air ke dua gelas. Ia menganduk kopinya dan kopiku bergantian. Bersamanya, aku seperti dilayanin dengan sebaik-sebaik-nya.2138Please respect copyright.PENANAPw3wRaMzhm
2138Please respect copyright.PENANAiXw4vx6tkZ
Aku meraih gagang gelas. Bersamaan dengan sepoi angin, kusesap kopi hitam. Terasa enak di lidah. Sepanjang pernikahanku, tak pernah aku merasakan kenyamanan ini. Dan ini adalah kali pertamaku. Sungguh.2138Please respect copyright.PENANAgeRw7Zmhz8
2138Please respect copyright.PENANAE4z8M2uk4A
Tiba-tiba terdengar dering ponsel berbunyi. Aku mengeluarkan ponsel dari tasku, lalu menatap lekat layar ponsel yang bertuliskan: Abi. Aku menoleh ke Fajar sambil meletakan jari telunjukku di tengah bibir.2138Please respect copyright.PENANAwzYCtsswhn
2138Please respect copyright.PENANAJVgo1F2eqs
“Assamulaikum, bi,” kataku.2138Please respect copyright.PENANACIn57a5Wjb
2138Please respect copyright.PENANALTj1Y4g4aU
“Waalaikumsallam, umi,” terdengar suaranya di sebrang sana. “Umi lagi di mana? berisik banget.”2138Please respect copyright.PENANAFktjVVfuSH
2138Please respect copyright.PENANAc2awqET1qN
“Umi lagi di warung, nih. Sama Fajar,” jawabku, berbohong.2138Please respect copyright.PENANAdJIBKvb4of
2138Please respect copyright.PENANAE8XOh6Vgbw
“Aawww,” aku memekik dan lekas menutup mulutku ketika kurasakan remasan di buah dadaku. Si pelaku malah tersenyum nakal. Aku memelotinya agar tidak kembali melakukan hal itu lagi.2138Please respect copyright.PENANAycO23ResJc
2138Please respect copyright.PENANAxtQ7DuB0Yf
“Umi kenapa?”2138Please respect copyright.PENANAhOsr6tBm9x
2138Please respect copyright.PENANAnreXKBjpzu
“Eh, engga, Bi. Ini masakannya kepedasan,” elakku.2138Please respect copyright.PENANACckBA0n0ua
2138Please respect copyright.PENANAHEMvF63ktN
Bukannya mengerti, tangan Fajar malah masuk ke dalam gamisku dan membelai betisku. Aku mencoba menggeser betisku sambil terus berbincang dengan suamiku. Fajar malah semakin menjadi, ia mendekat ke arahku dan mengangku tanganku yang satunya. Lantas, ia endus ketiakku.2138Please respect copyright.PENANAPWASST3nBT
2138Please respect copyright.PENANADcTbTFZCEt
“Umi Yang sabar ya, nunggu abi pulang.”2138Please respect copyright.PENANA1Ob1L67r3j
2138Please respect copyright.PENANAX9QZRMaAFX
“Iya, bi,” jawabku singkat.2138Please respect copyright.PENANANY3XnWaUkh
2138Please respect copyright.PENANASsp1eQJ9DD
“Umi mau oleh-oleh, apa?”2138Please respect copyright.PENANA3ueR7T3xg5
2138Please respect copyright.PENANAAjPpxuYE7v
“Terserah, bi.”2138Please respect copyright.PENANAHaIMWRGalE
2138Please respect copyright.PENANAKcNbrcOMdy
Fajar semakin menjadi, tanganya berpindah mengelus perutku, sontak aku merasa geli. Tapi tidak ada niatan untuk menyuruhnya berhenti. Elusan tangannya di perutku, membuatku mengabaikan telepon dari suamiku.2138Please respect copyright.PENANAhIw5IuMIKL
2138Please respect copyright.PENANAmcL0TKDS1K
Tindakannya semakin liar, perlahan ia remes buah dadaku dari balik gamis. Aku yang kepalang bosan menegurnya, akhirnya membiarkan. Remasannya semakin liar, membuatku harus menggigit bibir, menahan lenguhan agar tidak terkeluar.2138Please respect copyright.PENANAfYPzOuAA2X
2138Please respect copyright.PENANAj1ihMkBIIO
“Umi?”2138Please respect copyright.PENANAZ4zGLDfVWW
2138Please respect copyright.PENANA8kk9v7HwCC
“Eh, iya, bi. Kenapa?” jawabku tergagap.
2138Please respect copyright.PENANA6HSfUmNdFZ
Bersambung.
ns3.140.195.167da2