
#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”2269Please respect copyright.PENANAUNwkUW8RLk
2269Please respect copyright.PENANAanzCXKV9Xc
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.2269Please respect copyright.PENANAtspXVo1775
2269Please respect copyright.PENANARhzyUAnLAU
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.2269Please respect copyright.PENANAilnnBrBbiv
2269Please respect copyright.PENANAs9Is0nL6dm
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.2269Please respect copyright.PENANATjZnp1KC70
2269Please respect copyright.PENANAKyzPPpdHe9
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.2269Please respect copyright.PENANAizREdIIOGF
2269Please respect copyright.PENANAOluL1pcqE7
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.2269Please respect copyright.PENANA2ztDSKI5GD
2269Please respect copyright.PENANAtyFhq2mwtF
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.2269Please respect copyright.PENANAdqWsf0W6YB
2269Please respect copyright.PENANAQuIZZunYYz
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.2269Please respect copyright.PENANAuFMchNIwZL
2269Please respect copyright.PENANAGm4xamX9Eh
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.2269Please respect copyright.PENANAshm2DSpM0n
2269Please respect copyright.PENANANo5TTj5qm7
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”2269Please respect copyright.PENANARnUTDiW22B
2269Please respect copyright.PENANAQHabVVoLCF
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.2269Please respect copyright.PENANAldwH8lpb42
2269Please respect copyright.PENANAF8KX6u0lh0
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.2269Please respect copyright.PENANAugfei30bVc
2269Please respect copyright.PENANAO2baY5BV0G
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.2269Please respect copyright.PENANAy0sSOSE130
2269Please respect copyright.PENANAD2o8JT9sp5
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.2269Please respect copyright.PENANAWd2EHdDGvH
2269Please respect copyright.PENANAqpt3J4CgS8
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.2269Please respect copyright.PENANAFLpeCWpi8F
2269Please respect copyright.PENANAri7kP4gnXC
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 2269Please respect copyright.PENANAusHjx3YEjk
2269Please respect copyright.PENANA2CAvrFUQjV
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.2269Please respect copyright.PENANA8pvMrD76ja
2269Please respect copyright.PENANAUynnzupJkY
***2269Please respect copyright.PENANAGK2BJUKJuo
2269Please respect copyright.PENANAUtUVVUiZjG
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.2269Please respect copyright.PENANAvg0a7LhV3P
2269Please respect copyright.PENANA2tCYVPIph2
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.2269Please respect copyright.PENANAxLSTxrYc6K
2269Please respect copyright.PENANA3dqR3SZNkV
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.2269Please respect copyright.PENANAJrXjn13gMB
2269Please respect copyright.PENANAWkdSSs3I79
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.2269Please respect copyright.PENANAf5csRZjeCu
2269Please respect copyright.PENANAftRCR6KucX
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.2269Please respect copyright.PENANA69uQLW2gWG
2269Please respect copyright.PENANAyTbgxF0b9m
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.2269Please respect copyright.PENANAEI5RzHm9Yi
2269Please respect copyright.PENANAGzEm2fYZCk
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.2269Please respect copyright.PENANA8iGHPdw5FJ
2269Please respect copyright.PENANANR5lbcbrGV
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”2269Please respect copyright.PENANAf50Cz4x6T3
2269Please respect copyright.PENANAI4lS5cybdv
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.2269Please respect copyright.PENANATfhMtpYSAm
2269Please respect copyright.PENANAsvMnLo06Wx
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.2269Please respect copyright.PENANAyOFrEaFojO
2269Please respect copyright.PENANAKi60q1o2WN
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.2269Please respect copyright.PENANAQjyT04Lgmk
2269Please respect copyright.PENANAP0rMWCvUpD
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.2269Please respect copyright.PENANA7NZjid7hxb
2269Please respect copyright.PENANAYf7lEu8g6O
***2269Please respect copyright.PENANAq6tYu41BRu
2269Please respect copyright.PENANAXUkAfZulLt
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”2269Please respect copyright.PENANAoKfXEYoXfN
2269Please respect copyright.PENANAJFTiitACyW
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.2269Please respect copyright.PENANA5xreRttOSj
2269Please respect copyright.PENANABZJcmfgmrG
“Tante mau ke toko buku,” kataku.2269Please respect copyright.PENANAduMcoxepj7
2269Please respect copyright.PENANAn6pSBkF10P
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.2269Please respect copyright.PENANACEnVEEqZoM
2269Please respect copyright.PENANAHAT52P5mO6
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.2269Please respect copyright.PENANAytbOiBBOt6
2269Please respect copyright.PENANALPaEtIEi9u
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.2269Please respect copyright.PENANAANu5qmMf6y
2269Please respect copyright.PENANA3ZZj0fGHJW
“Teras aja, Jar.”2269Please respect copyright.PENANAIXALT1v04v
2269Please respect copyright.PENANArw3ov3J1Ek
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.2269Please respect copyright.PENANARu1bt6bMxv
2269Please respect copyright.PENANArv1o62i788
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”2269Please respect copyright.PENANAPeq4iaDIZU
2269Please respect copyright.PENANABr47byT227
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.2269Please respect copyright.PENANAdSoafoyVjJ
2269Please respect copyright.PENANAEmCuFVZK2b
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.2269Please respect copyright.PENANAnydBQuIGv6
2269Please respect copyright.PENANAxxayZkE0Yf
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.2269Please respect copyright.PENANA2SIwdPsuOw
2269Please respect copyright.PENANAmlGETJhdga
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.2269Please respect copyright.PENANADW7hdd3Cau
2269Please respect copyright.PENANAv2y6tiKFaV
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.2269Please respect copyright.PENANABMKdfxPrxV
2269Please respect copyright.PENANArcwZjMnknW
“Bi, mana Adit,” kataku.2269Please respect copyright.PENANALO8fbft9vp
2269Please respect copyright.PENANA4kACUFSXC4
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”2269Please respect copyright.PENANAdq8hSI4bXt
2269Please respect copyright.PENANAIjIbgKa7Ms
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”2269Please respect copyright.PENANAaAXZXEP4Wa
2269Please respect copyright.PENANAyoMkTaoFsn
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”2269Please respect copyright.PENANAU42uqgv8RB
2269Please respect copyright.PENANAxyIOcbHN49
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”2269Please respect copyright.PENANAn7HzqgTdf6
2269Please respect copyright.PENANA4yPuHptgQm
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.2269Please respect copyright.PENANAJEfNglmkQf
2269Please respect copyright.PENANAh2sijAg6qx
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.2269Please respect copyright.PENANABjai0XxdIc
2269Please respect copyright.PENANAB6AwGTMeNM
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.2269Please respect copyright.PENANAyGOf4ZfNKM
2269Please respect copyright.PENANAF9OSkBPc0j
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.2269Please respect copyright.PENANAMh6BKWJlze
2269Please respect copyright.PENANAZmuXEM9qD0
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.2269Please respect copyright.PENANAk2ZD2mqgQ6
2269Please respect copyright.PENANAYaVEAJDp6X
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.2269Please respect copyright.PENANAN3Noy9R2Js
2269Please respect copyright.PENANAriqbgHLdu3
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”2269Please respect copyright.PENANAdGPGTixjOM
2269Please respect copyright.PENANAVQv1CLkkAA
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”2269Please respect copyright.PENANAShTvQ12beB
2269Please respect copyright.PENANA6TavOYhHWz
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”2269Please respect copyright.PENANAzZqj6ISRGk
2269Please respect copyright.PENANA60LcqxzqSV
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”2269Please respect copyright.PENANAoe17G4kFOz
2269Please respect copyright.PENANABtAs2P45fY
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”2269Please respect copyright.PENANAIuq9v69P92
2269Please respect copyright.PENANAUNs42EY9VJ
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”2269Please respect copyright.PENANAstIbAuZfEs
2269Please respect copyright.PENANAs1A8WKaR4r
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”2269Please respect copyright.PENANAduuIXSQAew
2269Please respect copyright.PENANA4tGT8E0WIz
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”2269Please respect copyright.PENANAYwOUxNgqIp
2269Please respect copyright.PENANAM3ABbi8fxW
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.2269Please respect copyright.PENANAJDWM2hiSAh
2269Please respect copyright.PENANAa2MOjfkqPa
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.2269Please respect copyright.PENANA3GlP7pUAmB
2269Please respect copyright.PENANAnbclCPSagT
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.2269Please respect copyright.PENANAePo4S00VRw
2269Please respect copyright.PENANArXy8p7IFI4
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.2269Please respect copyright.PENANARoqxZ6kUFS
2269Please respect copyright.PENANA3NNuiQn6Om
“Boleh,” kataku agak tersipu.2269Please respect copyright.PENANAwQbrX8TSiw
2269Please respect copyright.PENANAbRGj34S2Y7
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.2269Please respect copyright.PENANAHVv7JnXtp0
2269Please respect copyright.PENANA0iLmFuLcxI
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.2269Please respect copyright.PENANAxTmGa0aVA6
2269Please respect copyright.PENANA5WijSafRal
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.2269Please respect copyright.PENANA4DNlnrLZfh
2269Please respect copyright.PENANAJfUINWfO5e
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu2269Please respect copyright.PENANASz6JnrXlGe
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.2269Please respect copyright.PENANApRc2sBrZ6E
2269Please respect copyright.PENANAYvD8VhPIdH
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.2269Please respect copyright.PENANA7b3BcU4lMd
2269Please respect copyright.PENANA5jLNrV1Km8
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.2269Please respect copyright.PENANAD5euDQhKdW
2269Please respect copyright.PENANAMGEyz78UTU
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.2269Please respect copyright.PENANAfK5m4rq1Mv
2269Please respect copyright.PENANAge8UAQYPuP
“Fajar cinta sama tante.”2269Please respect copyright.PENANAc9dL9gCfod
2269Please respect copyright.PENANAxSTlC4r349
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”2269Please respect copyright.PENANATNsscXzu0q
2269Please respect copyright.PENANANyHxqRcyiZ
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.2269Please respect copyright.PENANABVN2aUTE02
2269Please respect copyright.PENANAIUDORPZC0g
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”2269Please respect copyright.PENANAe1ktfKvyk2
2269Please respect copyright.PENANA9uIBqnpoGW
“Tante udah punya keluarga, fajar!”2269Please respect copyright.PENANAxdiNyncWN8
2269Please respect copyright.PENANAJPkEWHmp92
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.2269Please respect copyright.PENANAoSQJjpwpAV
2269Please respect copyright.PENANAbi7v4YKhXx
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.2269Please respect copyright.PENANAsuorqlzX7U
2269Please respect copyright.PENANA12WtIhxeRA
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.2269Please respect copyright.PENANAJ58lJ0SxEo
2269Please respect copyright.PENANAuDKYJOxc1x
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.2269Please respect copyright.PENANAIsYgKPgAJT
2269Please respect copyright.PENANAUGappQdUzb
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”2269Please respect copyright.PENANAvp7fHFRAeR
2269Please respect copyright.PENANAyrpFCCdNaU
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.2269Please respect copyright.PENANAbRVYL13KH3
2269Please respect copyright.PENANAzqmTfGvitB
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”2269Please respect copyright.PENANAYOZnLjOK5W
2269Please respect copyright.PENANAm2npbodI1v
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.2269Please respect copyright.PENANAtO0lU5YbVy
2269Please respect copyright.PENANAJkXprq1iFK
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.2269Please respect copyright.PENANAJoOJJC353j
2269Please respect copyright.PENANAcU9IiOQDSJ
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.2269Please respect copyright.PENANAUvHFVjtB7U
2269Please respect copyright.PENANAc879ID9wIF
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.2269Please respect copyright.PENANAAap0mKQkHo
2269Please respect copyright.PENANA4WlqpNj331
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”2269Please respect copyright.PENANANXub8azEP1
2269Please respect copyright.PENANAWU5yE9DGAq
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”2269Please respect copyright.PENANAoRgMhQE9tK
2269Please respect copyright.PENANAqZ4b5AzJz5
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.2269Please respect copyright.PENANAZCLhoTlRZa
2269Please respect copyright.PENANAKAnWP4ITsm
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.2269Please respect copyright.PENANAXPpTr33EKx
2269Please respect copyright.PENANAEzwRSB5xho
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”2269Please respect copyright.PENANArCGmf0NHEI
2269Please respect copyright.PENANASxyEPSMCxH
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.2269Please respect copyright.PENANAF0IWkw5XIL
2269Please respect copyright.PENANAYlfl62Vjl7
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”2269Please respect copyright.PENANAPwAfoRMiVN
2269Please respect copyright.PENANA6yLGRkC5LE
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”2269Please respect copyright.PENANAee2Us1XC8K
2269Please respect copyright.PENANA7yOrJhNchl
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”2269Please respect copyright.PENANAwWCc5pqo9R
2269Please respect copyright.PENANAU5eMBn43n6
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”2269Please respect copyright.PENANAUPL2xvhkqJ
2269Please respect copyright.PENANArnQ1Y1Zequ
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.2269Please respect copyright.PENANAV0wR70URnT
2269Please respect copyright.PENANApsAhTm5s6u
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”2269Please respect copyright.PENANAINDh1dBIh3
2269Please respect copyright.PENANAQNcvPAFFVM
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.2269Please respect copyright.PENANAQnwboWucYW
2269Please respect copyright.PENANAu61JTxiw6z
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.2269Please respect copyright.PENANAaKG7ds9Vtp
2269Please respect copyright.PENANA3i1o4VBvQk
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.2269Please respect copyright.PENANA6nAL9saB0H
2269Please respect copyright.PENANAPIQf4uPO9j
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.2269Please respect copyright.PENANA6f8xbKT7vU
2269Please respect copyright.PENANAxzvsN4vL1s
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.2269Please respect copyright.PENANAqRK4hXJkbM
2269Please respect copyright.PENANAAlgpSQffXA
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.2269Please respect copyright.PENANAmYrJRnWKiY
2269Please respect copyright.PENANAPDqZJduWnt
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.2269Please respect copyright.PENANAHQcm3TB118
2269Please respect copyright.PENANAQ9xzbIGftq
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.2269Please respect copyright.PENANADhUBS7368e
2269Please respect copyright.PENANA3f9BvILr1R
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.2269Please respect copyright.PENANAaJmhw3Ea6U
2269Please respect copyright.PENANA9EcV7JO4Kk
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”2269Please respect copyright.PENANARF59wHRuWm
2269Please respect copyright.PENANA0b61u5MwdV
Aku menggangguk.2269Please respect copyright.PENANALu3f3FWxxP
2269Please respect copyright.PENANAz3O9tVZuzU
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.2269Please respect copyright.PENANAgivwofFh6l
2269Please respect copyright.PENANAGbmzkdYjat
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.2269Please respect copyright.PENANAkn58IFn3Pj
2269Please respect copyright.PENANAQpiNNisAk7
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.2269Please respect copyright.PENANAoNZ445Nfdz
2269Please respect copyright.PENANAGGNFkE4Lql
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.2269Please respect copyright.PENANAFKLK0CjZUE
2269Please respect copyright.PENANAsaIRlJLP60
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.2269Please respect copyright.PENANAZ5w3NksNNC
2269Please respect copyright.PENANALWJdyBCvFJ
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.2269Please respect copyright.PENANAbpGVaiwXPu
2269Please respect copyright.PENANA4dpDwC8f8s
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”2269Please respect copyright.PENANANkZK4rtcLa
2269Please respect copyright.PENANAMMNu5JlOfe
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.2269Please respect copyright.PENANAC94vOIxAIJ
2269Please respect copyright.PENANA96fGnw3W5j
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.2269Please respect copyright.PENANAsenAfZUeyc
2269Please respect copyright.PENANA2vXd6xEt7r
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”2269Please respect copyright.PENANAJfsxBRSlmO
2269Please respect copyright.PENANAgU6R61G8Lx
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”2269Please respect copyright.PENANAoXbJuWmuqg
2269Please respect copyright.PENANAFl7BYuvPih
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”2269Please respect copyright.PENANAeI39XVSbVo
2269Please respect copyright.PENANAJ1ONTRB76f
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”2269Please respect copyright.PENANAcvZZ5zIrat
2269Please respect copyright.PENANAQ29IUpMTKV
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”2269Please respect copyright.PENANAexB0p8yjxe
2269Please respect copyright.PENANApoVV0yTc9n
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”2269Please respect copyright.PENANA0KVAiAFyYL
2269Please respect copyright.PENANAh2VlaFw2fE
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”2269Please respect copyright.PENANAEJgYbCa22h
2269Please respect copyright.PENANAh7VcSCMDR3
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.2269Please respect copyright.PENANAzhcPvE2JjM
2269Please respect copyright.PENANAPg7e2hmODs
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.2269Please respect copyright.PENANAUZWtpfd6o9
2269Please respect copyright.PENANA8l58jSaR2P
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.2269Please respect copyright.PENANAcFiwhQrf5P
2269Please respect copyright.PENANAFQHebMeVQn
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.2269Please respect copyright.PENANAC6R3xSnuet
2269Please respect copyright.PENANAbXHtDT4cMt
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.2269Please respect copyright.PENANAvqyWgqdApN
2269Please respect copyright.PENANAw24CoFv2VX
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.2269Please respect copyright.PENANAlW1CVusxEv
2269Please respect copyright.PENANA8rQnCr0Ree
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,2269Please respect copyright.PENANAELWcI2QNFu
2269Please respect copyright.PENANA0jjEB29rd4
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.2269Please respect copyright.PENANAimEMP6Uow3
2269Please respect copyright.PENANAAUYKEifs4g
“Bentar lagi, tan.”2269Please respect copyright.PENANAfzKGZc8z8U
2269Please respect copyright.PENANAK7czJttsax
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.2269Please respect copyright.PENANAbzK78qhB0R
2269Please respect copyright.PENANAhyTTZQnwgC
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.2269Please respect copyright.PENANAMMUdF6YeV5
2269Please respect copyright.PENANA2G0vP8xpo4
“Jangan,” kataku.2269Please respect copyright.PENANAP7mR91anl7
2269Please respect copyright.PENANARdieGzpjfP
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.2269Please respect copyright.PENANAmuSGm5MJEZ
2269Please respect copyright.PENANAbOFhGUytMw
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit2269Please respect copyright.PENANAiYPJ172zFT
2269Please respect copyright.PENANAWI9hGFSQrL
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.2269Please respect copyright.PENANAtQa4hSSN6u
2269Please respect copyright.PENANAzE3tOWOtGs
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.2269Please respect copyright.PENANA15CALYqntp
2269Please respect copyright.PENANAL1mbPb3wNb
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”2269Please respect copyright.PENANARMklLiG2z1
2269Please respect copyright.PENANACwQSvK5tO1
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.2269Please respect copyright.PENANA14FzXcmIqd
2269Please respect copyright.PENANA2LTdF0XLyT
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.2269Please respect copyright.PENANAbMRKkI9DMH
2269Please respect copyright.PENANA9QZ3cr5vY9
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”2269Please respect copyright.PENANAKEJ5D2e7ZU
2269Please respect copyright.PENANAJXCdb6lRUh
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.2269Please respect copyright.PENANARCn3I2BvsT
2269Please respect copyright.PENANA8SuXKiFgJe
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”2269Please respect copyright.PENANAxuIyo9qp2G
2269Please respect copyright.PENANA1ZEBF3Lzot
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.2269Please respect copyright.PENANAWOSnXMz2Lp
2269Please respect copyright.PENANAuzTwVuut3x
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.2269Please respect copyright.PENANAN5I7zR14VU
2269Please respect copyright.PENANADod3sqxKjj
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.2269Please respect copyright.PENANA4T7SZrpGkA
2269Please respect copyright.PENANAbsxRENtFiL
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.2269Please respect copyright.PENANAtpUhmirzkf
2269Please respect copyright.PENANAFnxDHsuPTw
***2269Please respect copyright.PENANAJYRtiYteZh
2269Please respect copyright.PENANAK3fejiDkuv
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.2269Please respect copyright.PENANAWCpvyI3ykd
2269Please respect copyright.PENANACFux2bf7z7
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.2269Please respect copyright.PENANAtbsYhQHSjK
2269Please respect copyright.PENANA9zcBhiT4nS
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.2269Please respect copyright.PENANAtoADyTNw8w
2269Please respect copyright.PENANAuqffLjArrK
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.2269Please respect copyright.PENANAQt55PnMsAa
2269Please respect copyright.PENANA5vB1kw4P2k
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.2269Please respect copyright.PENANARNxjm4eOv6
2269Please respect copyright.PENANAc4V7dRLaMo
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.2269Please respect copyright.PENANAfJ2KCKuAMm
2269Please respect copyright.PENANA7FJmVKi9nH
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?2269Please respect copyright.PENANAgbkMd1R5et
2269Please respect copyright.PENANAd2NVILK9kT
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.2269Please respect copyright.PENANAH7GQEUulCU
2269Please respect copyright.PENANACVou5ZKhZw
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.2269Please respect copyright.PENANAuoT1zQWrPV
2269Please respect copyright.PENANAJ0PVDTrMhW
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.2269Please respect copyright.PENANAunPwh1vaxm
2269Please respect copyright.PENANAEx9nN1PaN7
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.2269Please respect copyright.PENANAs0FuIxeV9o
2269Please respect copyright.PENANA5CoPCOpmsw
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”2269Please respect copyright.PENANApUAMfN2nyo
2269Please respect copyright.PENANA0boSxlwsnD
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”2269Please respect copyright.PENANAJp3OeOEezc
2269Please respect copyright.PENANAroGofPn6vu
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.2269Please respect copyright.PENANA3AoyYShJyX
2269Please respect copyright.PENANAvDjhEDQ8oU
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.2269Please respect copyright.PENANAA6169OohhQ
2269Please respect copyright.PENANA5J2j7xvT2N
“Engga boleh!”2269Please respect copyright.PENANAXMiGfQexUk
2269Please respect copyright.PENANAaonHSiTlcs
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”2269Please respect copyright.PENANAS9ypPNd9dz
2269Please respect copyright.PENANAlpTlQfLmaf
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”2269Please respect copyright.PENANAWcZp5pDykH
2269Please respect copyright.PENANANc36XF7Ote
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.2269Please respect copyright.PENANAemuYtcY02S
2269Please respect copyright.PENANALl4S0Vfhwx
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.2269Please respect copyright.PENANAWhhfDCc06v
2269Please respect copyright.PENANAEkxiajyBU4
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.2269Please respect copyright.PENANAoYvEln6YEY
2269Please respect copyright.PENANAjaQC9oaJHL
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.2269Please respect copyright.PENANAUqEJ6090j2
2269Please respect copyright.PENANAwAgrJwWrOK
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.2269Please respect copyright.PENANAV3yskuLeoZ
2269Please respect copyright.PENANAoV6pCk2Xvu
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.2269Please respect copyright.PENANADwyPrLHfL3
2269Please respect copyright.PENANAIkfxTrwJEB
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.2269Please respect copyright.PENANAMZRnsrN8F4
2269Please respect copyright.PENANALYKTucfSr5
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.2269Please respect copyright.PENANAMF06FyMnty
2269Please respect copyright.PENANAKGyXyC8b6x
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.2269Please respect copyright.PENANApCwdBszCx7
2269Please respect copyright.PENANAD6LMCd13fR
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.2269Please respect copyright.PENANAiQsMMiEanD
2269Please respect copyright.PENANAeJpxFoQyU2
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.2269Please respect copyright.PENANALBgVFwha63
2269Please respect copyright.PENANACCD6SV4Puq
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.2269Please respect copyright.PENANA2C0g6WAzB2
2269Please respect copyright.PENANAkJvbNEfJ3F
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.2269Please respect copyright.PENANAxMEMRDhFH7
2269Please respect copyright.PENANA2Z3meFrVX5
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.2269Please respect copyright.PENANAAcVmREJmvp
2269Please respect copyright.PENANAcmSs5GrTuN
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”2269Please respect copyright.PENANARApmIg9VND
2269Please respect copyright.PENANAlcsQN7ZzXp
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.2269Please respect copyright.PENANAtyQpu6gtGw
2269Please respect copyright.PENANAkDlndJiw9c
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.2269Please respect copyright.PENANAEiI7lHxrg2
2269Please respect copyright.PENANAedChZi2GLQ
Terdengar suara Adzan berkumandang.2269Please respect copyright.PENANAxjikMOu2hn
2269Please respect copyright.PENANAIGqR9ReNyX
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
2269Please respect copyright.PENANAehkCaZdcb8