
Adegan demi adegan yang terjadi di petshop membuatku sangat terangsang. Begitu tante duduk di belakang setir langsung kubuka celanaku hingga lepas. Kulepas juga penutup moncong mama. “Isep mah.”
6477Please respect copyright.PENANA6lI3jDUUVH
Mama langsung menjilati dan mengisap kontolku. Tak butuh waktu lama untukku menyemburkan peju hingga memenuhi mulut mama. “Jangan dulu ditelan mah. Tapi jangan sampai berceceran.”
6477Please respect copyright.PENANAX0mDhtzF3F
Kutarik rambut mama hingga lepas. Mama pun duduk. “Kumur – kumur dulu mah.” Mama menurut, lantas berkumur dengan pejuku. “Hentikan dulu mobilnya di pinggir.” Tante pun menghentikan mobil. “Pindahin peju Atha kemulut tante, mulut ke mulut.” Mama terkejut, tante langsung berbalik dan mendekatkan kepalanya.
6477Please respect copyright.PENANAm0Ac7Q73dR
Akhirnya mama pun mendekatkan kepala ke dekat kepala tante. Dengan pelan bibir mama mulai mendekati bibir tante hingga akhirnya berciuman. Bukan sekadar ciuman, namun sekalian memindahkan peju dari mulut ke mulut lainnya. “Jangan sampai ada yang berceceran.” Mama terlihat kaku, namun kuperhatikan tante begitu menikmati ciuman ini.
6477Please respect copyright.PENANAdyia6pxylF
Akhirnya pejuku berganti ke mulut tante. Kutarik kembali rambut mama hingga ada di sebelahku. “Buka mulutnya Sah.” Mama membuka mulutnya sambil menatapku. Kulihat dan ternyata tak ada sisa peju di mulut mama. “Kumur peju Atha Yen.” Tante merasa tak senang kupanggil ‘Yen’, namun tetap memainkan pejuku di mulutnya.
6477Please respect copyright.PENANAMWfmGQIuiB
“Kita langsung pulang aja.” Tante kembali nyetir. Di mobil, tanganku tak henti menggerayangi susu mama. Kami melewati jalan yang penuh toko bernama unik. Seperti acong, along, dan sebagainya. Karena penasaran, kuhentikan mobil. “Stop, berhenti dulu.” Tante pun memarkirkan mobil. “Tunggu di sini!” Lantas aku keluar dan memasuki salahsatu toko.
6477Please respect copyright.PENANA1YlZQTRJYY
Tak ada orang, namun ada sebuah bel. Kutekan bel itu. Beberapa saat kemudian ada orang dari belakang.
6477Please respect copyright.PENANA4GK4GTAf4y
“Iya, bisa saya bantu?”
6477Please respect copyright.PENANASq0mAOax6x
“Mau liat – liat dulu.”
6477Please respect copyright.PENANAWKmi4amNxk
“Oh silakan.”
6477Please respect copyright.PENANA2x6DdbKWla
Ternyata di sini menjual pelbagai macam obat. Dari obat pelangsing hingga obat perangsang. Ada juga benda seukuran telur puyuh. Kutunjuk benda itu, “Ini apa pak?”
6477Please respect copyright.PENANAOX3o4XdPsg
“Ini vibrator remot pak. Bisa dikendalikan jarak jauh.”
6477Please respect copyright.PENANA4TqQ0VdKOo
“Saya beli dua pak, tapi warnanya beda ya.”
6477Please respect copyright.PENANAy8yIelWuaj
“Iya pak.”
6477Please respect copyright.PENANAEtuPW3R8EJ
Kembali kulihat etalase. Mataku tertuju ke suatu benda. “Pak, kok ada jepit jemuran juga ya?”
6477Please respect copyright.PENANAioLM65SbRD
“Bukan untuk jemuran pak, tapi untuk payudara. Bisa juga untuk vagina.”
6477Please respect copyright.PENANAXsD1mWUgt6
“Oh gitu.” kataku malu. “Saya beli deh pak, sepuluh.”
6477Please respect copyright.PENANA7hoKONXbch
Selesai belanja, aku kembali ke mobil. “Maju.” Mobil kembali maju. Melewati toko matrial kuhentikan kembali. Kumainkan putting mama hingga terlihat jelas dari luar bajunya. “Sah, kamu beli rantai ukuran sedeng sepanjang satu setengah meter sepuluh biji. Terus gembok kecil sama sedang sepuluh sepuluh.
6477Please respect copyright.PENANAGnCgLEzs5j
Mama turun dengan enggan. Aku menunggu dalam diam. Beberapa saat kemudian mama kembali membawa belanjaan. “Taruh di belakang.” Setelah itu mama kembali duduk di sampingku. “Gimana tadi di toko?”
6477Please respect copyright.PENANAEOFqBcWbpK
“Pelayan dan pelanggan pria pada liatin mama.”
6477Please respect copyright.PENANATcfHrBRoNv
“Hahaha… Terus?”
6477Please respect copyright.PENANA2PixtTY85r
“Mama malu…” Kata mama sambil kembali berair mata.
6477Please respect copyright.PENANAKcgMLHg4w4
“Sekarang ke pulang aja Yen.”
6477Please respect copyright.PENANA0GrSTuuHDn
Akhirnya kami pun sampai dirumah. “Masukan barang – barang ke rumah.” Kataku. Aku langsung masuk dan duduk menunggu di sofa. Sementara mama dan tante memasukan barang – barang. “Rakit dulu kandangnya. Terus taruh di garasi dengan pintu kandang menghadap pintu garasi ke rumah.”
6477Please respect copyright.PENANAoaL4lLTVIR
Keduanya langsung bahu – membahu merakit kandangnya. Waktu sepenanak nasi kemudian keduanya selesai menyimpan kandang di garasi sebelah bersebelahan. Di sebelah kandang, mama dan tante sedang diam merangkak sambil menatapku.
6477Please respect copyright.PENANAlqHUsuN9jm
6477Please respect copyright.PENANAWzBWESwnDw
“Coba kandang satu ditaruh di atas kandang satunya lagi. Biar keliatan dua tingkat.”
6477Please respect copyright.PENANAx97hLOwFrW
Tante dan mama langsung menggotongnya. “Kandang Aisah di bawah, kandang Yena di atas. Sekarang waktunya untuk berlatih keluar masuk kandang. Ntar saat Atha balik lagi mesti udah pada lancar.”
6477Please respect copyright.PENANAXVsNK8mx1J
Aku lantas bergegas ke kamar dan menyalakan komputer. Dengan komputer kuakses kamera yang ada di garasi. Sedari dulu aku memang telah memasang kamera di berbagai tempat di rumah ini yang tersambung dengan komputerku.
6477Please respect copyright.PENANAZfgsrvGGPx
Mama terlihat kesulitan saat masuk. Saat keluar pun mama keluar dengan cara merangkak mundur, kaki duluan baru kepala terakhir. Kulihat tante, tante lebih baik. Tante masukan dulu tangannya, terus masuk dengan lancar. Di kandang, tante berputar lalu keluar kandang dengan kepala dulu, terakhir kaki. Tante bahkan lebih cerdas dibanding mama.
6477Please respect copyright.PENANATTc6aeTDgz
Mama sepertinya tak mau repot berputar di kandang. Bahkan tak mau repot membuka pakaian. Kulihat layar selama lebih kurang satu jam. Puas melihat aku memutuskan turun. Di garasi aku bersikap seolah belum mengetahui perkembangan.
6477Please respect copyright.PENANAlkWbyRfl7X
“Coba sekarang Atha liat apa udah lancar masuk keluar kandang. Kalau yang lancar Atha kasih hadiah. Kalau gak lancar, Atha hukum aja. Yena duluan.”
6477Please respect copyright.PENANA1F4sxfs6OI
Meski kandang tante di atas, namun tante tak kesulitan untuk masuk kandang. Di kandang, tante berbalik dan keluar dengan mudahnya. Setelah keluar, tante merangkak ke belakangku. Lalu tante mengesek – gesekan tubuh ke kakiku seolah minta hadiah. Aku lalu mengelus rambut dan pantat tante. “Pinter…
6477Please respect copyright.PENANAoLDGKATr3L
Tante lalu duduk diatas kakinya yang ditekuk hingga pahanya menyatu dengan betis. Tangannya diangkat sedada, lidahnya terjulur diluar mulut.
6477Please respect copyright.PENANAgPua8dUKc9
“Sekarang bagian Aisah.”
6477Please respect copyright.PENANA4eGd2jcPNB
Mama mulai masuk kandang dengan enggan. Setelah di dalam, mama tak berbalik, namun langsung menjulurkan kakinya. Mama keluar mundur dengan cara kaki dahulu, lalu kepala terakhir. Setelah itu mama berbalik menghadapku.
6477Please respect copyright.PENANA55Oh1iRbs9
“Masih butuh latihan. Lagian bukan gitu cara anjing keluar masuk kandang. Inget ini, anjing seharusnya tak memakai pakaian. Emang Aisah pernah liat anjing keluar kandang dengan cara mundur? Bahkan kayaknya Aisah tak pernah berpikir seperti anjing, akibatnya tak berlaku seperti anjing. Athahlah, lagian masih ada waktu semalam buat latihan lagi.
6477Please respect copyright.PENANAjTX8SHFiXM
“Karena Yena udah pinter keluar masuk kandang. Seminggu ini kalau mau kencing kapan saja bebas, kencing saja di kandang. Sekarang, ikut sini semua.” sumber Ngocoks.com
6477Please respect copyright.PENANAKhnqQSLqVY
Aku berjalan lalu duduk di sofa. Mama hanya diam di dekatku, sedang tante mulai menggesekan badan ke kakiku. Sesekali tante mencium dan menjilati kakiku. Kulihat mama yang hanya diam. Aku jadi males ngeliatnya.
6477Please respect copyright.PENANAR3H1ops8hs
“Mulai sekarang, menu makan buat anjing adalah daging. Selain itu juga boleh ikan, telur, kacang – kacangan. Kalau bosen, boleh pesen junkfood. Di kulkas harus selalu siap makanan itu, jangan sampai kehabisan. Kalau stok menipis, ya beli lagi. Mengerti?” kataku sambil menatap mama.
6477Please respect copyright.PENANA0p9TGu1iJX
Mama hanya mengangguk.
6477Please respect copyright.PENANAmRJSiD8mkW
“Sekarang coba cek kulkas. Liat apa aja dari makanan itu yang gak ada.”
6477Please respect copyright.PENANAe6FMRqHg7V
Mama langsung merangkak menuju kulkas. Setelah melihat isinya, mama kembali kehadapanku.
6477Please respect copyright.PENANAsLkGG3MDSc
“Kumplit?”
6477Please respect copyright.PENANAwIVtjXflYy
Mama menggeleng.
6477Please respect copyright.PENANAee2nYj2aOl
“Kalau gitu sekarang Aisah belanja biar komplit. Sekalian beli susu sama softdrink ukuran seliter. Pake daster gak usah pake bh sama cd. Ayo cepet ganti baju!”
6477Please respect copyright.PENANAwPNDM1dfYu
Mama lalu pergi untuk ganti baju. Setelah selesai mama menghampiriku, merangkak. “Berdiri!” Mama langsung berdiri. Daster itu kelihatan longgar dengan kancing di dada. “Turun lagi, ambil gunting ke sini.” Mama merangkak ke meja, membuka laci lalu memegang gunting. Saat akan merangkak lagi aku kuhentikan.
6477Please respect copyright.PENANAl9ZrreOcuj
Mama diam sejenak. Air mata mama kembali turun. Mama lalu menggigit gunting itu sambil merangkak mendekatiku. Aku tersenyum puas. Kuelus rambut mama, “Nah, gitu dong. Anjing ini mulai pintar.”
6477Please respect copyright.PENANAevIQjolhn5
“Guk,” suara tante mengejutkanku. Aku lalu tersenyum. “Nah, liat tuh Aisah. Yena lebih pintar daripada kamu. Iya kan?” Sambil terus menyusap rambut mama. Namun mama tak menjawab.
6477Please respect copyright.PENANAthNCKu0JOt
Kuusap sambil agak kujambak rambut mama. Kuulangi lagi kata – kataku. “Iya kan?”
6477Please respect copyright.PENANA3GjYyqWYjE
Mama akhirnya bersuara, “Guk.” Namun pelan. Hasilnya gunting itu lepas dari gigitan mama
6477Please respect copyright.PENANA9KHCdQO1ls
“Apa? Gak kedengeran. Kamu dengar gak Yen?”
6477Please respect copyright.PENANAszt2Qb43bJ
“Guk,” kata tante lantang, sembari menggelengkan kepala.
6477Please respect copyright.PENANAr54HnqMn9G
“Guk,” akhirnya suara mama lantang.
6477Please respect copyright.PENANAAutScGDE37
“Nah, pinter. Sekarng berdiri, ayo cepat!”
6477Please respect copyright.PENANA0xQz6RqTaY
Mama langsung berdiri, kulihat daster mama ujungnya beberapa centi diatas mata kaki. Motif batik membuat putting mama tak terlalu terlihat mencetak. Kuambil gunting dari lantai. Kugunting bawah daster mama hingga satu jengkal di atas lutut.
6477Please respect copyright.PENANA3iJtXT1Sph
“Turun mah!” mamah kembali merangkak. Kuremas susu mama sambeil ngelus elus memek mama dengan jemariku hingga kurasakan membasah. Mama hanya merintih pelan. Mama mulai menggerak – gerakan pantatnya hinga erangan mama mulai mengeras. Setelah itu kucabut jemariku. “Udah cepet belanja sana. Jalan aja ke tempat terdekat.
6477Please respect copyright.PENANAIfZ6qv1w0U
Mama menoleh melihatku dengan raut wajah sedih, namun tetap merangkak menuju pintu. Setelah membuka pintu, mama pun berdiri dan berjalan menuju toko terdekat.
ns18.191.195.228da2