Mala bekerja sambil kuliah di paris, setiap minggu Mala, Rawi, Damar dan kakek menghabiskan hari minggu mereka dengan video call.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7YZSHjeNy0
Rawi memperkenalkan seorang wanita berkebangsaan jepang pada mereka waktu video call, Midori namanya. Mereka sama-sama menempuh beasiswa s2 di belanda.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOqqPJtjYE7
Berawal dari situ, mereka merasa cocok lalu memutuskan untuk berpacaran.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CbT5v7oHq
"Baguslah, kamu juga udah dewasa. Kalau sudah cocok ya bawalah Midori ke rumah." kata kakek222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNVr58gXAoU
"Iya kek, nanti aku omongin dulu sama dia. Rawi juga belum diajak ketemu sama orangtuanya." jawab Rawi
Tahun beikutnya Rawi menyelesaikan S2nya, Mala datang ke Belanda untuk melihat wisuda kakaknya. Kakek dan Damar melihat wisuda Rawi melalui video call.
Setelah wisuda, Rawi menemani Midori kembali ke Jepang untuk bertemu orangtua Midori. Rawi dan Midori memutuskan untuk bekerja dan menetap di Belanda. Setelah mendapat restu dari orangtua Midori, Rawi dan Midori mengunjungi kakek. Kakek menyetujui keinginan Rawi untuk memperistri Midori.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPXX8YjNNix
"Kalau kamu sudah merasa pas ya segera. Kakek selalu merestui apapun pilihan hidupmu, lagipula kamu yang menjalani, bukan kakek ataupun orangtuamu." kata kakek saat Rawi menyampaikan tujuannya pulang.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9OyL8FkHr
Mendengar kabar kakaknya akan menikah, Mala dan Damar sangat senang. Damar membantu Rawi untuk mempersiapakan segala kebutuhan pernikahan Rawi dan Midori.
Bulan Maret dipilih Rawi dan Midori untuk melangsungkan pernikahan. Orangtua Midori datang dari Jepang seminggu sebelumnya, juga Mala yang sudah dua tahun berjuang di paris.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYk1KTUhgQh
Kakek dan Damar menjemput Mala di bandara, sementara Rawi dan Midori menjemput orangtua Midori.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrx7IEWIEp
"Kakek... Damar... " seru Mala ketika melihat kakek dan Damar.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6nPZecFfB
"Cucu kakek makin cantik sekarang." Kakek memeluk Mala, Damar mengambil bawaan kakaknya itu dan memasukkannya ke dalam mobil.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOhn9mi7dN
"Iya donk, cucu siapa dulu." Mala balas memeluk kakeknya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lo1ZzrSsy
Kakek masih sama seperti dua tahun lalu. Masih enerjik dan ceria.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1LD0NVUVJ
"Kirain kak Mala pulang ngga sendiri." kata Damar seusai menutup bagasi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjaPsAAn8zM
"Ya sendirilah, emang sama siapa lagi." Mala menghampiri Damar dan memeluknya.
Di dalam Mobil, kakek mengajak Mala duduk di kursi belakang kemudi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7Ehkz8N4D
"Gimana kuliahmu? Lancar?" tanya kakek222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71MUrAvp9w
"Lancar kok kek, tahun pertama agak berat sih. Mala kangen masakan rumah. Kangen kakek juga. Kalau pas musim dingin Mala sering merasa pengen nyerah terus pulang aja."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Evq66SYkU
"Untung kamu ngga nyerah, jangan patah semangat. Kan itu pilihan Mala sendiri yang mau kuliah disana." pesan kakek.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKNxE1DRHKH
"Iya kek, berkat doa dan semangat dari kakek. Damar sudah luluskan tahun kemarin?" tanya Mala222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBgKYJdrXd
"Sudah kak, aku ambil kursus aja sambil kerja. Mau ngikutin kak Mala juga kerja sambil kuliah keluar negri." jawab Damar, matanya masih fokus dengan jalanan yang sedikit ramai.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQ0lkJHC8X
"Senang kakek kalau kalian sudah punya tujuan hidup." kakek tersenyum dan menepuk bahu Damar.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEJBNz4Lrx
"Tapi Damar cemas kalau kakek sendirian dirumah nantinya. Apa kakek ikut kak Mala aja? Nanti setelah Damar punya kerjaan dan tempat tinggal yang luas, kakek bisa tinggal sama Damar."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnQYkIFnmg3
"Ngga ah, kakek udah betah di rumah. Nanti ngga ada temen kakek main catur."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEilsP2ARc
Mala hanya tersenyum mendengar jawaban kakeknya.
Rawi yang sudah mengantarkan Midori dan orangtuanya ke hotel, menyambut adiknya di depan pintu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCAVBSwaiL
"Gimana di Paris dek? Cocok?" Rawi memeluk Mala.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGPrC9UClX3
"Ya gitulah kak, awalnya aja sih kaget sama cuacanya, tapi sekarang udah mulai beradaptasi kok." ujar Mala222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqUihYKf9K
Rumah yang biasanya sepi kini ramai, senyum kakek terus mengembang sepanjang sisa hari itu.
222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7cxtFN2zPU
Pagi itu Mala, Midori, dan ibunya harus pergi ke salon untuk makeup, Damar mengantar mereka.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkeWMn4LJw
Kakek yang ikut terbangun pagi itu tidak bisa tertidur kembali.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdhC1kSygTS
Rawi memutuskan untuk menemani kakeknya jalan pagi di sekitar komplek rumah mereka. Setelah satu jam berkeliling mereka kembali dan bersiap-siap untuk menuju tempat pernikahan.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN2mjbYnqgv
Rawi mengenakan setelan jas biru muda dan Midori memakai gaun putih, saling memakaikan cincin pada jari manis. Berikrar untuk sehidup semati.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8fyZ1Zl5r
Kakek dan Damar juga ikut mengenakan setelan jas dengan warna biru yang lebih gelap, Mala memakai gaun berwarna lavender. Mereka bertiga terharu menyaksikan peristiwa sakral itu. Saat acara haru sudah berakhir dan sudah beralih menjadi suasana gembira, Mala mengedarkan pandangan dan melihat Anita berjalan ke arah Rawi yang tengah berbicara dengan teman-temannya.
"Hei Rawi." sapa Anita222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQRpGBtrY2
"Hei Nit, kenalin ini istriku" Rawi menoleh ke arah Midori dan berbicara dalam bahasa belanda "schat, dit is mijn studievriend, Anita."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgrtqWtdqrJ
Midori dan Anita bersalaman.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpge8SyxDB
"Aku kira kepulanganmu kali ini bukan untuk menikah, aku pikir kita mungkin bisa mencoba lagi hubungan kita. Tapi kamu sekarang malah sudah menjadi milik orang lain." kata Anita222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnNg0K5d7F
Rawi hanya melihat Anita sekilas lalu menjawab "Maaf aku harus menyapa tamu lain." Rawi menggandeng tangan istrinya dan meninggalkan Anita.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2fukVeE3m
"Udahlah Nita, Rawi sekarang sudah menikah." Edwin mengampiri Anita dan mengajaknya untuk duduk.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfyq66IVIP
"Kamu ngga paham Win, aku sudah lama suka sama Rawi, aku yang lebih lama kenal sama dia. Kenapa sih Win, Rawi ngga pernah bales perasaanku? Apa yang salah dari caraku?"222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZvZTrgfAQ
"Caramu ngga salah, tapi mau gimana lagi kalau memang Rawi ngga suka sama kamu. Samakan kayak aku ke kamu. Aku suka sama kamu tapi kamu ngga pernah mau sama aku. Rawi masih mau coba jalan sama kamu, tapi kamu ngga pernah mau coba buat jalan sama aku Nit. Sekarang kalau aku tanya salah aku apa, kamu bisa jawab ngga? Kemungkinan itu juga jawaban Rawi buatmu." Anita hanya diam mendengar perkataan Edwin.
Mala, Damar dan kakek kembali ke rumah. Rawi dan Midori tidak akan tidur di rumah malam itu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCfIJSBdGZY
"Kakek lega kalau Rawi dan Mala sudah bisa memaafkan Aji. Mau bagaimanapun dia tetap ayah untuk kalian." kata kakek tiba-tiba pada Mala dan Damar.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4LjXR9tlQ
"Iya kek, kak Rawi pasti sudah memaafkan ayah." kata Mala menanggapi kakek222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPniMjL3O9x
"Melihat kalian bertiga akur juga membuat kakek bahagia. Kakek jadi bisa tenang kalau ketemu nenekmu nanti." ujar kakek yang menatap nanar pada foto keluarga mereka.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDPnJxeedp0
"Kakek ngga capek? Istirahat dulu kek, sudah malam juga." Kata Damar 222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡix9n9PzO8Q
Mala berpamitan dengan kakek dan Damar, kelelahan langsung menghampirinya setelah mandi. Tak butuh waktu lama untuk Mala jatuh tertidur.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvI3LkMceh
Teriakan Damar dari lantai bawahlah yang akhirnya membangunkan Mala dari tidur lelapnya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb7MnNDxJ76
"Kenapa dek?" tanya Mala segera berlari turun dan menghampiri adiknya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI46kwHvfHi
"Kak, kakek kak.." hanya kata itu yang terus terulang dari mulut Damar, Mala merasa darahnya naik ke kepala, matanya yang setengah mengantuk kini terbuka lebar. Mala bergegas masuk ke kamar kakek.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBnLNUl9ynp
Kakek berbaring di tempat tidurnya, matanya terpejam, bibirnya seolah tersenyum.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMUKLadpwQv
"Kek..." panggil Mala, Mala menguncangkan bahu kakek, tubuh kakek terasa dingin, di dekatkan telinganya ke wajah kakek, nafas kakek sudah tidak terdengar. Mala merasa kakinya menjadi lemas, dengan berpegangan ke tembok, Mala mengambil nafas dalam dan berkata pada adiknya222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlpIdfEbKA
"Telepon Kak Rawi, panggil pak RT sekalian kesini."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhmvwAfQHR4
Damar segera menjalankan perintah kakaknya dan berjalan menuju rumah ketua RT, sekaligus menelepon kak Rawi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLKAcD6UyU6
Mala menuju telepon di ruang tamu, memencet nomor yang selalu dihafalkannya dan untuk pertama kali dia menelepon nomor itu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5otzAamWE4
"Halo..."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShhwN98zbn
"Ayah, ini Mala. Bisa ke rumah sekarang? Kakek meninggal." kata Mala, tanpa menunggu jawaban ayah, Mala menutup telepon dan kembali ke kamar kakek.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XJqKXB4p6
Mala memeluk tubuh kakek dan menangis.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCLvqbbt6B
222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZu0t6LG3Aw
Damar kembali dengan ketua RT. Mala menepi untuk membiarkan Pak RT memeriksa keadaan kakek "Kalian yang tabah ya." ucap pak RT, yang kemudian pergi untuk berkoordinasi dengan warga.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNcQtUibPxI
Damar memeluk Mala dan ikut menangis bersama kakaknya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZfaYqB4ak9
Tak lama Rawi dan Midori datang.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3KJQWZq6Vv
"Kakek..." panggil Rawi, airmatanya tumpah saat melihat kakeknya. Rawi memeluk tubuh kakeknya, Mala dan Damar ikut memeluk Rawi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNZwPaXrAO
"Mala..." Ayah masuk ke rumah dengan di temani tante Dewi. Damar menghampiri ibunya dan menangis dalam pelukan tante Dewi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJIsNN6rOA
Mala menarik kakaknya berdiri untuk memberikan waktu pada ayah.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hp3H3VVhz
Midori memeluk kedua kakak beradik itu sementara ayah mereka menghampiri kakek.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡElkp0cSgHP
Hari itu terasa seperti mimpi untuk Mala dan Rawi. Rasanya baru saja kemarin kakek masih sehat dan tertawa bersama mereka.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk3MAhe2wYj
Pada saat pemakaman, Valen datang dan menemani Mala melalui kesedihannya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzldnsVLtA
Saat nenek berpulang dulu, suasana rumah memang sedikit berbeda tapi sekarang ketika kakek juga pergi. Rumah benar-benar terasa sepi dan dingin.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo9rSPTuaal
Ayah dan tante Dewi menginap di rumah malam itu.
Tujuh hari setelah kakek meninggal, Mala, Rawi dan Midori kembali mengunjungi makam kakek dan nenek sebelum mereka akan berangkat ke negara tujuan mereka.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbQI7F9ipn
Damar, ayah dan tante Dewi sudah ada disana saat mereka datang.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS48hNW8E6D
"Maafkan Aji, pak, bu." Mereka bersama-sama berdoa untuk kakek dan nenek.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhKZRHc5iDD
"Mala, Rawi, kalian mau kemana?" tanya ayah.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbt0tCMV8Bz
"Makam ibu." jawab Rawi singkat
Rawi membersihkan rumput liar di makam ibunya sambil bercerita dengan Midori.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmcmL5JkSc
Mala menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat, Ayah, tante Dewi dan Damar berjalan menuju makam ibu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMiZxuYrSp
Selesai berdoa untuk ibu mereka, Mala, Rawi dan Midori pulang terlebih dahulu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLCAvF4SUKR
Samar-samar terdengar oleh mereka "Maafkan aku Shinta" kata tante Dewi"222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhD9qF25pfs
"Maafkan aku juga Shinta yang tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu."
Ayah dan tante Dewi memutuskan untuk tinggal di rumah kakek nenek, tentunya dengan ijin dari Rawi dan Mala. Kakek memberikan rumah itu untuk Rawi dan Mala dalam surat wasiat yang ditinggalkannya, namun karena mereka tidak ingin rumah itu kosong dan Damar merasa kesepian, maka Rawi dan Mala membiarkan Ayah dan tante Dewi untuk tinggal disana.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo2Aia58rpb
222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpfxDGg7Sw
Satu tahun setelah kepergian kakek, Damar berangkat ke Belanda untuk berkerja dan berkuliah disana.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRhvml45b3B
Kegiatan video call setiap akhir minggu masih terus mereka lakukan.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLks786v3u
Tahun kedua pernikahan Rawi dan Midori, Mala dan Damar mendapat kabar bahagia, mereka akan segera memiliki keponakan. Midori melahirkan putra yang sangat lucu, Rawi dan Midori menamainya Akira.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jgRA7pKMd
"Aku merasa tua sekarang, sudah jadi om." kata Damar yang tengah menggendong Akira. Midori dan Rawi tertawa mendengar perkataannya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5VTvCbE6rw
"Mala jadi pengen pindah ke belanda deh, biar sering ketemu keponakanku yang lucu." wajah Akira yang tengah tertidur membuat Mala merasa gemas.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEc9S3rFkC4
"Yang serius kuliahnya dek, kalau udah coba cari kerja di belanda, biar kakak sama Midori punya waktu berdua. Lumayan kalau ada kamu sama Damar. Ada babysitter gratis." kata Rawi
Mala lulus setelah empat tahun berkuliah dan memutuskan untuk bekerja pada perusahaan besar di kota kelahirannya. Sebulan sekali disempatkannya waktu untuk mengunjungi makam kakek, nenek dan ibu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9RokY68uq2
Mala tinggal kembali di kamar lamanya, hanya saja bukan dengan kakek nenek melainkan ayah dan tante Dewi.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeziqTT2Nn7
Hubungan mereka tidak bisa dibilang hangat atau dingin. Mala lebih sering di kamar setelah makan malam dengan alasan capek setelah bekerja. Ayah yang sejak dulu memang jarang berbicara dengan Mala pun tidak berubah. Namun sesekali Mala dan tante Dewi pergi belanja atau ke salon bersama.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0mWwcjh4Ov
222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu0DYt4EiO3
Valen sudah menikah dan bercerai, pernikahannya terjadi saat Valen masih di tahun ketiga kuliah, hubungan pernikahannya dengan adik kelas itu tidak bertahan lama.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xFqlUWcjl
Valen harus berjuang untuk anaknya, Misha yang masih dua tahun. Mala membantu Valen untuk mencari pekerjaan dan mereka berakhir pada perusahaan yang sama tapi beda divisi. Valen suka mampir ke rumah Mala, melihat Misha, tante Dewi menawarkan Valen untuk menitipkan Misha padanya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKTQDyzFKE
Maka Mala sekarang punya teman berangkat dan pulang kerja.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1m5TafAaH
222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡheEwc7UEpY
Kabar Dio akan menikah sampai di telinga Mala. Setelah kepulangannya, Mala belum berkabar sama sekali dengan Dio. 222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HBEis5g2D
"Mal, kamu dapat undangan nikahan Dio ga?" tanya Valen saat mereka dalam perjalanan menuju kantor pagi itu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjokYrvjCy
"Ngga tuh, kapan nikahnya?" tanya Mala yang sedikit terkejut dengan berita itu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0I304le9Xh
"Besok minggu, mungkin dia ngga tau kalau kamu sudah pulang. Temenin aku ya ke nikahan Dio."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSKb5lzJCmB
"Iya mungkin, Ya ntar aku temenin."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYWqPRKVdX
Hari minggu, Valen dan Misha mengenakan gaun dengan warna senada, merah muda. Menunggu Mala di ruang tamu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ968Yeg1uV7
"Duh cantiknya Misha." kata tante Dewi yang menggendong Misha222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIWVSQS4mjL
"Iya donk oma, Misha kan mau ke pesta." Valen membiarkan tante Dewi memanggil dirinya Oma pada Misha.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDUeKIbYxk
"Cucu oma cantik, foto dulu ya buat kenang-kenangan." tante Dewi memberikan ponselnya pada Valen.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1V5ymaMFL0
"Ayo Len" kata Mala melihat tingkah tante Dewi hanya geleng-geleng kepala "Sudah tante, nanti Misha jadi ngga mau pergi loh."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4Pmg2MsV4
Valen mengembalikan ponsel pada tante Dewi setelah mengambil puluhan foto.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdWO8B4YHx
"Iya iya." tante Dewi memberikan Misha dalam gendongan Valen yang di iringi rengekan Misha.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡArluMEuDw9
"Nah loh." ujar Mala 222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5mB1c3TP5M
Valen dan Mala berhasil membujuk Misha untuk tenang, mereka bergerak menuju tempat pernikahan Dio.
Mala berjalan menuju pelaminan untuk bersalaman.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZeUluRy4i
"Selamat ya Dio." kata Mala saat menjabat tangan Dio222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbATtGonCU
Dio terkejut melihat Mala "Aku kira kamu ngga akan pernah pulang lagi."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFO6D6GMggM
"Dulu aku kira juga begitu, selamat ya." Mala menarik tangannya dari genggaman Dio.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwL3rJVKrxq
Mala melihat Valen dan menghampiri sahabatnya yang terlihat akan menghabiskan seluruh makanan di atas meja.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSyL8YqfndU
"Ibu Valen laper banget ya kayanya, sampai lupa belum salaman sama pengantinnya." Mala menggoda sahabatnya itu.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmwvjRSX3W
"Enak aja, aku juga ngambilin bagianmu tau. Lagian pengantinnya juga belum mau pulang, abis makan baru salaman terus pulang" kata Valen dengan senyum nakal222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0lxiQYis77
"Bagian pak RT sama pak RW ngga sekalian?"222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREu3MV3PgH
"Ish.. Nih ambil sendiri kalau gitu." Valen mengulurkan piring kosong ke Mala.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡliXRknsf9D
"Kamu aja yang ambil, aku gendong Misha aja." Mala menggendong Misha dan berjalan menjauh dari antrian.
"Mala..." Panggil Dio yang kini berdiri di depannya.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYWv7OrLwz
"Eh Dio, laper juga? Mana istrimu?" tanya Mala222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcUlyaIzB9f
"Aku mau ngomong sebentar sama kamu."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQt5S1ZXCWe
"Ngomong apa?"222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXI20wYIutY
"Sebenernya aku masih ingat janji kita waktu itu, aku masih suka sama kamu."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQM2CBKNS8R
"Terus?"222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwM8Bb7UVFU
"Kalau aku bisa batalin pernikahan ini, kamu mau menikah denganku?" Pertanyaan Dio membuat Mala tertawa.222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOS9TJJi35l
"Ngga makasih, kamu sudah nikah jadi fokus saja sama pernikahanmu. Jaga istrimu baik-baik. Kita memang ngga berjodoh. Jadi lebih baik kamu lupain aja perkataan kita waktu dulu."222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF009UzbJFI
"Aku menyesal tidak menunggumu lebih lama lagi." Dio menundukkan pandangannya222Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPdwZBWPJBq
Mala hanya tersenyum dan pergi menghampiri Valen yang tengah mencari-cari Mala dan Misha.
