Jam 6 sore, Mala yang sudah selesai mandi dan berdandan, mengetuk pintu kamar kakaknya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW9Mk0nmemy
"Kak Rawi..."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMhoOdC6YZ
"Apa?" Rawi membuka pintu, dengan wajah kucelnya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKYAmtHgXBI
"Loh... Kok belum siap sih."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk4WyxRfTco
"Tinggal mandi doank bentar, lima menit." Rawi berjalan menuju kamar mandi yang letaknya ada disamping kamar.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9V9PuJhiL1
Mala masuk ke kamar Rawi dan memandang ke sekeliling kamar. Entah kenapa Mala selalu merasa kalau selera Rawi tidak banyak berubah, dinding penuh poster band kesukaan Rawi. Queen, Metallica, Muse, Radio head, berjajar rapi di atas tempat tidur. Rak buku yang selalu rapi berisi materi perkuliahan, di sebagian sisi penuh dengan kaset pita dan cd lagu kesukaan Rawi, dari band luar dan dalam negri, dari genre yang Mala tau seperti pop dan rock, hingga nama-nama asing yang tidak pernah Mala tau. Sebuah gitar tersandar di sudut dekat meja belajar Rawi. Beberapa buku masih terbuka di atas meja. Layar monitor di atas meja pun masih menyala, halaman pencarian masih terpaku pada persyaratan beasiswa s2.
"Ayo dek." Mala membalikkan badannya, nampak rambut Rawi masih agak basah, melihat kakaknya memakai kaos sehari-hari, dahi Mala mengerinyit.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Ue4hhIEi6
"Masa Mala ke mall sama gembel sih. Malu ah. Ganti donk atasannya kak. Itu kaos band kan udah buluk."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzw8oYUPFsg
"Eh... Udah tau malu ya sekarang? Siapa yang kalau ke warung pake baju tidur?"136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQpioc1XuJ
"Beda donk kak, itu warung... Lagian juga ketemu warga sini aja. Kalau ke mall kan ketemunya banyak orang asing."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNzU1kS0Md
"Udah ga usah protes, kakak aja ngga malu. Kamu ngapain malu."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxzW2R3jqA
"Emang kak Rawi ngga malu kalo nanti temen-temen kakak komentar?"136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlE90MFjc4
"Biar aja. Ngga ada pengaruhnya."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWeUjQetdVm
Mala menyerah meyakinkan kakaknya.
136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkxlUwIcYx
Anita dan keempat orang lainnya sudah menunggu di tempat janjian. Sepuluh menit berlalu, Anita mulai cemas.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNizecdUmTz
"Udah donk nit, ga usah gelisah gitu. Kamu malah bikin kita juga ga nyaman." Kata Wina, sahabat Anita.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfWRL3AcpFB
"Tadi udah aku chat kok si Rawi udah jalan." Edwin menimpali136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCRShXhsSl
"Eh itu si Rawi." Rani menunjuk ke arah pintu masuk.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fEgPlFHxz
"Itu siapa cewe yang sama Rawi?" tanya Tio136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1z07dXsKUL
"Adiknya Rawi." Anita menjawab lalu bergegas berjalan menuju Rawi dan Mala.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwYhrmNzBLg
Rawi mengenalkan Mala ke semua orang, lalu mereka memutuskan untuk menonton film terlebih dahulu.
Enam kursi di baris F, Rawi dan Mala berjalan lebih dulu untuk masuk dalam deretan bangku. Anita menyusul dibelakang Rawi, tersenyum lebar mengira Mala membantunya dekat dengan kakaknya. Namun bukannya berjalan hingga kursi terakhir yang mereka beli, Mala justru duduk satu kursi lebih dulu, Rawi dengan sigap mengambil kursi paling akhir. Anita terdiam melihat tingkah kakak beradik itu.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm3WdvspWh7
"Kak Anita, sini duduk." Mala tersenyum dan menarik tangan Anita untuk duduk.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEscjMTJMSX
Anita segera merasa lebih baik, mungkin Mala tidak sengaja menjauhkannya dari Rawi.
Selesai menonton film, mereka memutuskan untuk nongkrong, lagi-lagi Mala menutup akses Anita untuk bisa duduk disebelah Rawi.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSyCycc8W8J
Melihat raut wajah kecewa Anita, Wina dan Rani mencoba untuk mengajak Mala jalan-jalan bersama mereka.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAoOgXq3G7L
"Wah boleh itu kak, tapi sebentar lagi ya, kakiku masih pegel." Jawab Mala136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZQqTrO6DfV
Wina dan Rani hanya bisa tersenyum mendengar jawabannya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2LMb3cbDIy
"Ih, kak Anita sama kak Edwin warna bajunya sama, janjian yah?" Goda Mala136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKw4Ghl8jo
Anita yang tengah menyesap minumannya tersedak mendengar perkataan Mala.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsMznZiUEsS
"Ngga, kita ngga ada janjian kok." Anita mengelap mulutnya dengan tisu dan melirik ke arah Rawi. Rawi yang sedari tadi asik membahas band dengan Rio, tidak memperdulikan sekitar. 136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavyoTIUhJ8
"Tapi kata orang kalau kebetulan gitu bisa jadi tandakan. Jangan-jangan jodoh..." Mala tidak menghentikan serangannya pada Anita. Dilihatnya raut wajah Anita menjadi semakin masam, berbeda dengan Edwin yang hanya tertawa kecil dan wajahnya terlihat bersinar.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8wXs6MCi7
"Kamu kok tau hal-hal kaya gitu sih, siapa yang ngajarin?" Edwin bertanya dengan nada kesal tapi senyum masih terus menggantung diwajahnya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYCESQWH8pS
"Dari temen sekolah donk kak, memang kalau sudah kuliah ngga ada lagi cerita-cerita kaya gitu?" Mala sesekali melirik ke arah Anita yang memandangi kakaknya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNcIFGdm4KJ
"Ngga, kuliah sama sekolah beda soalnya, tahun depan kalau kamu kuliah baru tau rasanya. Jadi kangen jaman sekolah." Wina mencoba mengalihkan perhatian Mala untuk tidak terus membahas Anita dan Edwin. Melihat Anita tidak melakukan perlawanan, Mala pun memutuskan untuk memberikan Anita sedikit kesempatan. Mala menerima ajakan Wina dan Rani untuk jalan-jalan berkeliling mall kembali.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXYMhZahuW
"Jangan lama-lama." Pesan Rawi sebelum mengijinkan adiknya pergi.
Wina dan Rani memutuskan untuk mengajak Mala berkeliling agak jauh, supaya Anita punya waktu lebih lama untuk bersama Rawi. 136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7I1TikFoXt
Duapuluh menit berkeliling, Mala mulai nampak bosan dan memutuskan untuk kembali ke tempat Rawi. Wina dan Rani pun akhirnya menyerah membujuk Mala untuk berjalan lebih lama lagi.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKmCN109AmY
Saat tengah berjalan, terdengar suara yang tak asing menyebut namanya, "Mala..." Mala menoleh dan melihat Dio berjalan dibelakangnya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGGAaXJkDG
"Hei dio, sama siapa?" Mala berhenti berjalan, membiarkan Wina dan Rani berjalan lebih dulu.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRf5bxn9EI
"Tadi sama anak-anak sekelas, habis nonton, ini mau pulang." Jelas Dio136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaFjZ62HvId
"Oh, sama kalau gitu, tadi aku sama kak Rawi juga nonton." Mala mulai berjalan pelan, Dio ikut berjalan disampingnya.
Rawi yang sudah mulai risih karena Anita kerap kali memotong pembicaraannya dengan Tio dengan pertanyaan yang tidak penting menurut Rawi, melihat Wina dan Rani kembali tapi adiknya tidak ada diantara mereka, Rawi pun bertanya, "Mala mana?"136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuheCycWCXr
Wina dan Rani serentak menoleh ke belakang mereka, "Loh tadi ada kok dibelakang kita."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTKe6UpfBFq
"Lah gimana sih, kenapa kalian tinggal." Rawi yang kesal pun berdiri dan berjalan ke arah asal datangnya Wina dan Rani.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wvCExdENl
Anita menyusul dan menarik lengan Rawi, "Ke toilet mungkin, tunggu aja dulu. Kalau lima menit ngga balik, kita cari sama-sama." bujuk Anita136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcGHljmG1uq
Mendengar alasan Anita yang masuk akalpun Rawi kembali duduk, apapun yang dikatakan Anita, Rawi tidak menjawab, matanya sibuk mencari keberadaan adiknya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhWI3QNjG6F
Edwin yang baru kembali dari toilet membawa kabar, "Eh Mala udah ada pacar ya? Tadi aku lihat dia jalan sama cowok tuh di deket eskalator."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklfgeC50nb
Mendengar perkataan Edwin, Rawi mengulurkan dua lembar uang berwarna merah kepada Tio. "Tolong bayarin ya Tio, aku duluan pulang." Tanpa menunggu jawaban dari Tio ataupun temannya yang lain, Rawi segera berjalan ke arah yang dikatakan Edwin.
Mala dan Dio yang tengah membicarakan film yang tadi mereka tonton terkejut saat melihat Rawi berjalan tergesa-gesa ke arah mereka.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡufg7NWRCdW
"Kak Rawi, kok sendiri, yang lain mana?" tanya Mala melihat kakaknya seorang diri.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPGCOn7sIPl
"Ini siapa?" tanpa menjawab pertanyaan adiknya, Rawi memandangi bocah laki-laki yang berdiri di sebelah adiknya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpilkzAtlP3
"Aku Dio kak, temen sekelasnya Mala." Dio mengulurkan tangannya pada Rawi136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ1gDRWOj3t
"Oh, temen sekelas, sendirian aja?" Rawi menyambut tangan Dio dan menjabatnya.136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6GqIvF6Swd
"Bareng cowok sekelas tapi mereka pulang duluan habis nonton. Aku juga mau pulang pas ketemu Mala."136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUk30Uf7Rgm
"Iya, ayo pulang. Udah malam, duluan ya." Rawi merangkul pundak adiknya dan menariknya pergi136Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf2w3uNuxZL
"Bye Dio." Mala berpamitan dan membiarkan kakaknya menuntunya hingga keluar dari mall.
