(Di Tempat Keributan)97Please respect copyright.PENANAqa8PUpTdns
97Please respect copyright.PENANA8qDDRbf5AG
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.97Please respect copyright.PENANAyx31l32ab8
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.97Please respect copyright.PENANACgwMjuVEvz
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.97Please respect copyright.PENANAdN6G7klrzh
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.97Please respect copyright.PENANAZMhyWHsp9l
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.97Please respect copyright.PENANAdU0ewfbWqh
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.97Please respect copyright.PENANAlXx2epubMk
97Please respect copyright.PENANAUrvvIGPzq8
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.97Please respect copyright.PENANApySKL8r8mz
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.97Please respect copyright.PENANAa4i76YTrlz
97Please respect copyright.PENANA1dHDbbusNa
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.97Please respect copyright.PENANAvaM3ZPGocb
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.97Please respect copyright.PENANA51aqnhx6qf
97Please respect copyright.PENANA3tQYseob3a
Kraakkkk...97Please respect copyright.PENANAWALUgWGpm2
97Please respect copyright.PENANABqDyP36MaP
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.97Please respect copyright.PENANAjhPOSdbcdX
97Please respect copyright.PENANAi8KPRu9nca
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.97Please respect copyright.PENANAmosSnxEY59
97Please respect copyright.PENANAPUuViaTMO3
Duaagggg..97Please respect copyright.PENANAhZrQ5L8nf4
97Please respect copyright.PENANAi6jmPccpDU
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.97Please respect copyright.PENANAtZeNOd1YPV
97Please respect copyright.PENANAT9qnRYVLEV
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.97Please respect copyright.PENANADk2eHW7W7x
97Please respect copyright.PENANAwN07vFaXyq
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.97Please respect copyright.PENANAV6z4xWjqYC
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.97Please respect copyright.PENANA8i9111Nw40
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.97Please respect copyright.PENANANEWE17t95I
97Please respect copyright.PENANAksiKr7AWPf
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.97Please respect copyright.PENANAic6QhR8tro
97Please respect copyright.PENANAGmb6t8yHjz
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.97Please respect copyright.PENANAihZdlnBUlk
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.97Please respect copyright.PENANAQw3upi1ATw
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.97Please respect copyright.PENANAIjBNZ77hRv
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.97Please respect copyright.PENANAz5Z4ZPVqvH
97Please respect copyright.PENANApv7ShFpQpv
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.97Please respect copyright.PENANAAIhxEXtloI
97Please respect copyright.PENANAjgcnvQig0r
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.97Please respect copyright.PENANAVM4YKwy0DE
97Please respect copyright.PENANA0acmgffG4h
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.97Please respect copyright.PENANA2btvjB3hsj
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.97Please respect copyright.PENANAUbw49czWiG
97Please respect copyright.PENANAGJTtLhOPLM
==========================97Please respect copyright.PENANAB51x6ODkBW
97Please respect copyright.PENANAgaC19cuU2I
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)97Please respect copyright.PENANAsWuOmSfldS
97Please respect copyright.PENANAJLSv7UtiNy
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.97Please respect copyright.PENANAEby9zfbMG0
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.97Please respect copyright.PENANALQGZrxNFB8
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.97Please respect copyright.PENANA8KbcQduQLP
97Please respect copyright.PENANAttMBf7FRoa
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.97Please respect copyright.PENANA5SVvIfmZWF
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.97Please respect copyright.PENANAJFMXSTfIJa
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.97Please respect copyright.PENANAiBRGDDqdSi
97Please respect copyright.PENANAvGPL3VISg7
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.97Please respect copyright.PENANAjxebtR06To
97Please respect copyright.PENANAsD5dzW3pTD
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.97Please respect copyright.PENANAlbokIa2t7T
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.97Please respect copyright.PENANAwYxOg4POtS
97Please respect copyright.PENANAfdy9mvtEH0
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.97Please respect copyright.PENANAvAK4PdpEYL
97Please respect copyright.PENANAXfK7LOwY3P
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)97Please respect copyright.PENANAC5iYCm5Q9I
97Please respect copyright.PENANAYMpUZk9ETu
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.97Please respect copyright.PENANAjwLOWktL2U
97Please respect copyright.PENANAsV10Sha209
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.97Please respect copyright.PENANALpLeAjFwTO
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.97Please respect copyright.PENANAimkR7Ygdl1
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.97Please respect copyright.PENANAOZjwSqvVbD
97Please respect copyright.PENANAQSGbKVi4CO
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.97Please respect copyright.PENANA72OHtXzIOb
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.97Please respect copyright.PENANAQ5EynZ64wK
97Please respect copyright.PENANAtCMmwSQ22D
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.97Please respect copyright.PENANAXK2hcxbbJH
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.97Please respect copyright.PENANA0Ns2EJi0E7
97Please respect copyright.PENANAohjtpDJFuN
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.97Please respect copyright.PENANAZ4QDitMPpB
97Please respect copyright.PENANAirquKTf2W8
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.97Please respect copyright.PENANAqGkmv6h7pc
97Please respect copyright.PENANAd1c0tVxoeZ
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.97Please respect copyright.PENANAhQMYKWNNc3
97Please respect copyright.PENANAmNLX8fffgZ
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.97Please respect copyright.PENANA3OeK4IBVSI
97Please respect copyright.PENANAIp3g6ck3nW
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...97Please respect copyright.PENANAE3JfkueVuv
97Please respect copyright.PENANAfbn1rzMeFG
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.97Please respect copyright.PENANAE6i0dO0dIX
97Please respect copyright.PENANAMkE7vGUMTl
=======================97Please respect copyright.PENANAWJHzsMmqye