
#7 Semesta membawaku padanya
1376Please respect copyright.PENANASaen5kAC4a
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.1376Please respect copyright.PENANAX2IXK7YrAl
1376Please respect copyright.PENANAmnju3mfVkg
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.1376Please respect copyright.PENANAP8pA3MMPGQ
1376Please respect copyright.PENANA0ADADN8vxv
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.1376Please respect copyright.PENANALCjtyQebOF
1376Please respect copyright.PENANAgxbR7eSP7D
“Jar…, Tante…, keluar…,”1376Please respect copyright.PENANA7UjTrbjich
1376Please respect copyright.PENANAJypsabSvfL
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”1376Please respect copyright.PENANA80yA75s285
1376Please respect copyright.PENANAplQxowD6Xg
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.1376Please respect copyright.PENANAAtiFlwaoh7
1376Please respect copyright.PENANAnluFhvtBpE
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.1376Please respect copyright.PENANADZgVdjzaiw
1376Please respect copyright.PENANAAHz3eeqzZD
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.1376Please respect copyright.PENANAChl8R9vVda
1376Please respect copyright.PENANAe1MxDoPE9F
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.1376Please respect copyright.PENANAJO4jjn0lXY
1376Please respect copyright.PENANA5ttMYo37GE
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.1376Please respect copyright.PENANAmnq6dhRU4p
1376Please respect copyright.PENANAkIl7V7wm9Z
***1376Please respect copyright.PENANALU3YNHyRFC
1376Please respect copyright.PENANAMJ3fwsuIsp
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.1376Please respect copyright.PENANAknONTCUouh
1376Please respect copyright.PENANAI2KATiTx0w
Bagaimana kalau aku hamil?1376Please respect copyright.PENANANcpdqtEwRS
1376Please respect copyright.PENANAifhaB5WZLk
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?1376Please respect copyright.PENANAlsSgO5uE1k
1376Please respect copyright.PENANATUAlcmu4CO
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.1376Please respect copyright.PENANA6aFpanVseJ
1376Please respect copyright.PENANAFRu66vUqo2
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.1376Please respect copyright.PENANAK4UwsynfEJ
1376Please respect copyright.PENANAeGbBYvfsOy
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.1376Please respect copyright.PENANA5P6VPT2WOt
1376Please respect copyright.PENANAPyOeKdRqOW
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.1376Please respect copyright.PENANAjt5XHRrVc6
1376Please respect copyright.PENANAPgqDCaXKp8
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.1376Please respect copyright.PENANA0ool9qCGKT
1376Please respect copyright.PENANAZ5TPrlyvG2
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.1376Please respect copyright.PENANArgAiMoJW4e
1376Please respect copyright.PENANASdLRD0OeSm
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.1376Please respect copyright.PENANATRyZUxI8fC
1376Please respect copyright.PENANAdrIDC4ERAG
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.1376Please respect copyright.PENANAio1OeMNknV
1376Please respect copyright.PENANA4HuB6NESGf
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.1376Please respect copyright.PENANAThW6rA6izn
1376Please respect copyright.PENANAfzkMCEZc6t
***1376Please respect copyright.PENANAo8UbiAlWE2
1376Please respect copyright.PENANA8rbS0krMyt
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”1376Please respect copyright.PENANAwiYlhvvRPX
1376Please respect copyright.PENANAgQs20G5oH2
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.1376Please respect copyright.PENANAP6VCqru5bj
1376Please respect copyright.PENANAq9Nxmx5mI5
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.1376Please respect copyright.PENANArRDO30tmC3
1376Please respect copyright.PENANAUIGDmM8DF3
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”1376Please respect copyright.PENANA1P85l09wh0
1376Please respect copyright.PENANAqYK0joDBji
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.1376Please respect copyright.PENANA1JO5ZGs7Dl
1376Please respect copyright.PENANA4FMm2hgeGh
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.1376Please respect copyright.PENANAdJezizqMp4
1376Please respect copyright.PENANAypmzC0BSgp
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.1376Please respect copyright.PENANAx4DmklmfZe
1376Please respect copyright.PENANAIvtfxu6g6q
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.1376Please respect copyright.PENANA2vpq0CviJq
1376Please respect copyright.PENANAWLn5J7fJ7S
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.1376Please respect copyright.PENANA0Fo380FnKI
1376Please respect copyright.PENANA1rYWF0vlPN
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.1376Please respect copyright.PENANAbSGWNWlV1z
1376Please respect copyright.PENANAM3tI431qMZ
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.1376Please respect copyright.PENANAGvxwwHGp4x
1376Please respect copyright.PENANAfxKUIZC1nq
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.1376Please respect copyright.PENANAY2D1EdobfK
1376Please respect copyright.PENANAWXcIHvULXl
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.1376Please respect copyright.PENANAXwWHwPL7kh
1376Please respect copyright.PENANAScpHr5rdDT
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.1376Please respect copyright.PENANAnVic9ecaCQ
1376Please respect copyright.PENANAy0FoLQTvh4
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.1376Please respect copyright.PENANAC5B84fcWT4
1376Please respect copyright.PENANAnVaBo9EiHU
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.1376Please respect copyright.PENANAAcbBZMaYVQ
1376Please respect copyright.PENANA6q15qd6d9j
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.1376Please respect copyright.PENANAxgr0fXpefM
1376Please respect copyright.PENANAs0K4AFMhnY
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.1376Please respect copyright.PENANAgW0fkCFHI0
1376Please respect copyright.PENANA5OzTaHPTQY
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”1376Please respect copyright.PENANABPA7nAKBf6
1376Please respect copyright.PENANA9Q7NTjQafW
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.1376Please respect copyright.PENANA990pWvNjYq
1376Please respect copyright.PENANAfgf9v3RhOR
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.1376Please respect copyright.PENANAT4fFgh6yiV
1376Please respect copyright.PENANAKM8DR3sAru
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.1376Please respect copyright.PENANAHkizQsn5Sb
1376Please respect copyright.PENANANwFYzM0FH3
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.1376Please respect copyright.PENANAGbPOQa3Vkl
1376Please respect copyright.PENANAl0OY2KE8rA
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.1376Please respect copyright.PENANAj2wDWEr0SO
1376Please respect copyright.PENANAYiNItPcugr
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.1376Please respect copyright.PENANAuBwBTSy9p4
1376Please respect copyright.PENANAMo1DcyOoi2
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.1376Please respect copyright.PENANA7VYbCEFClv
1376Please respect copyright.PENANAlVZxHb7szQ
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.1376Please respect copyright.PENANAh6T4S0HwUB
1376Please respect copyright.PENANAMMxnSejd3Z
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.1376Please respect copyright.PENANAQImrRMOdTj
1376Please respect copyright.PENANAy8fE7MCb1m
***1376Please respect copyright.PENANAL4mtBnfIK9
1376Please respect copyright.PENANAPG1qzCBlBe
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”1376Please respect copyright.PENANAoUoZbPvj6g
1376Please respect copyright.PENANAkWJcPgiH1Z
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.1376Please respect copyright.PENANAWK5NaDeWY8
1376Please respect copyright.PENANAwwwBt2VHCP
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.1376Please respect copyright.PENANA646NXfJ2dS
1376Please respect copyright.PENANAKELPd7TU1P
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.1376Please respect copyright.PENANApBZiIWdW0F
1376Please respect copyright.PENANA3PCej84PpQ
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.1376Please respect copyright.PENANAMSJwPOtrtP
1376Please respect copyright.PENANA2ysyp0zeGt
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.1376Please respect copyright.PENANAgNCRHQFsbc
1376Please respect copyright.PENANAtPLlKpimpi
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.1376Please respect copyright.PENANATLCJRq24CN
1376Please respect copyright.PENANAtJp8EMbkei
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.1376Please respect copyright.PENANAHoCy12drMD
1376Please respect copyright.PENANALACWffxUfN
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”1376Please respect copyright.PENANACcUcfJYNmk
1376Please respect copyright.PENANACQmBLBH3pA
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.1376Please respect copyright.PENANA9pz4QQb6Y3
1376Please respect copyright.PENANAIrXMmE1lhB
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.1376Please respect copyright.PENANAKZdDd8whHp
1376Please respect copyright.PENANA6nDnikOvhl
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.1376Please respect copyright.PENANAusKUHWshbs
1376Please respect copyright.PENANAaedN0Z8HGm
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.1376Please respect copyright.PENANA6X0KK0883m
1376Please respect copyright.PENANAXBSf4LXd4a
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.1376Please respect copyright.PENANAtQxHzaVMPf
1376Please respect copyright.PENANAwJ8ypjWYh0
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.1376Please respect copyright.PENANAQ6JnDWHmdG
1376Please respect copyright.PENANA6fiP8LCT7H
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.1376Please respect copyright.PENANAHyhullVXDz
1376Please respect copyright.PENANAQXvXosBSwT
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.1376Please respect copyright.PENANAbukRusJle9
1376Please respect copyright.PENANAHmp9N6Mp81
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”1376Please respect copyright.PENANA2gDz281NCm
1376Please respect copyright.PENANAXYvjSnssBM
Lagi-lagi aku diam.1376Please respect copyright.PENANAV4QvkxraUW
1376Please respect copyright.PENANAgvg02VpneZ
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.1376Please respect copyright.PENANAqnNCIBKyig
1376Please respect copyright.PENANAMxLcYvnKfy
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.1376Please respect copyright.PENANALPrwW0tGuf
1376Please respect copyright.PENANAtsJnJ1PIFO
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”1376Please respect copyright.PENANAqO8jxtHlYR
1376Please respect copyright.PENANAJUERaGsROr
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”1376Please respect copyright.PENANA39WXwDdYyI
1376Please respect copyright.PENANApIn3eHF6Ra
Aku balik tersenyum. Mengangguk.1376Please respect copyright.PENANAUN2lP0DuZw
1376Please respect copyright.PENANAL52mRAAS62
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.1376Please respect copyright.PENANAbfdAN0zG9d
1376Please respect copyright.PENANACCaC8CaN3b
“Makasih.”1376Please respect copyright.PENANATfNGU1zUBD
1376Please respect copyright.PENANAutWyAHyzYv
***1376Please respect copyright.PENANAqVTdBglqGN
1376Please respect copyright.PENANAeOyUkZ9QOa
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.1376Please respect copyright.PENANAnYd5BQFeFY
1376Please respect copyright.PENANAdbTmlQlboT
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.1376Please respect copyright.PENANAVk79XKS9cL
1376Please respect copyright.PENANAB3M20G2NSm
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.1376Please respect copyright.PENANATyyTpbcaBZ
1376Please respect copyright.PENANAdKjZeVAwTz
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.1376Please respect copyright.PENANAG3gvbKVUag
1376Please respect copyright.PENANAbdmmNe5lhg
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.1376Please respect copyright.PENANAPEqNjdyDUF
1376Please respect copyright.PENANArO6CK1aBOo
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.1376Please respect copyright.PENANAfcSoGhdA5D
1376Please respect copyright.PENANAICp8LEZdlG
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.1376Please respect copyright.PENANAlgLEQIQqJd
1376Please respect copyright.PENANAEE8l08ZNNo
Fajar menggeleng.1376Please respect copyright.PENANArsqxKCQk65
1376Please respect copyright.PENANAuWbMkVV6b7
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.1376Please respect copyright.PENANAZAEwbEjB3z
1376Please respect copyright.PENANAo8QhkX2Pb1
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.1376Please respect copyright.PENANAEShoELNZzt
1376Please respect copyright.PENANAmxiqv9Pp3L
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.1376Please respect copyright.PENANAOc4bl1zJ3M
1376Please respect copyright.PENANAfCDHtvSmXV
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.1376Please respect copyright.PENANATTBszbQJs7
1376Please respect copyright.PENANAE0ROmTPopa
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.1376Please respect copyright.PENANAcWJnEvAY4s
1376Please respect copyright.PENANAhOA6LTCIKg
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.1376Please respect copyright.PENANAmiImyqFXmu
1376Please respect copyright.PENANAVBcubFNgZB
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.1376Please respect copyright.PENANAFcscUHk9ZC
1376Please respect copyright.PENANAM1eADOxZrE
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.1376Please respect copyright.PENANAcQ1ZsTbQQN
1376Please respect copyright.PENANAGBJ4zoYYSB
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.1376Please respect copyright.PENANAMym2dvWi2O
1376Please respect copyright.PENANAYb44ojo2lO
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.1376Please respect copyright.PENANAHbM8bRBL1Z
1376Please respect copyright.PENANA7erVmrGkk8
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.1376Please respect copyright.PENANAEUKK1OtLZk
1376Please respect copyright.PENANA1i4BgEJoeL
***1376Please respect copyright.PENANAe1f1SoiOHA
1376Please respect copyright.PENANAAwPVpk97xs
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.1376Please respect copyright.PENANAC2LxoDSMR4
1376Please respect copyright.PENANA0oheKTqCcL
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.1376Please respect copyright.PENANA5kRTysXCT9
1376Please respect copyright.PENANAFYLRcRpEJr
“Langsung mau pulang?” tanyaku.1376Please respect copyright.PENANAe6EmDXoRsK
1376Please respect copyright.PENANAynLmoo8neo
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.1376Please respect copyright.PENANAIjSkHTkGx3
1376Please respect copyright.PENANAlykiAZme1u
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.1376Please respect copyright.PENANADbcC5GfO12
1376Please respect copyright.PENANAxmaR6PX6VO
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.1376Please respect copyright.PENANAlyrehzPDnx
1376Please respect copyright.PENANAEZwIwjuj02
Aku mengangguk, antusias.1376Please respect copyright.PENANAWZOB1IXDnQ
1376Please respect copyright.PENANADQZwrTExS8
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.1376Please respect copyright.PENANAwW870rtRxq
1376Please respect copyright.PENANAk1BG1KKEZ1
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.1376Please respect copyright.PENANArXe3Tz63rr
1376Please respect copyright.PENANAwYlqtrfCVa
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.1376Please respect copyright.PENANACXdyQ5nBs4
1376Please respect copyright.PENANAX1M0fBEw8o
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.1376Please respect copyright.PENANAZHzAvF3HiR
1376Please respect copyright.PENANA0EHhCUaiz6
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.1376Please respect copyright.PENANARXdFMzAQSL
1376Please respect copyright.PENANAUhKmKvQCWm
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.1376Please respect copyright.PENANAg6NOFjLnp5
1376Please respect copyright.PENANAUIrKqU0zth
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.1376Please respect copyright.PENANAGIiJ727Lru
1376Please respect copyright.PENANAFOwhPnMN4b
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.1376Please respect copyright.PENANATC1IK78uyC
1376Please respect copyright.PENANAq03WmzdXXw
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.1376Please respect copyright.PENANALd2c1RIb6i
1376Please respect copyright.PENANA2GkVkBEh5Q
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.1376Please respect copyright.PENANA49ZfZhG2fs
1376Please respect copyright.PENANAX8BfUvqMTd
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.1376Please respect copyright.PENANAPy9xQpaKXm
1376Please respect copyright.PENANAPs0Y34fzzV
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.1376Please respect copyright.PENANAO2nPkffNCc
1376Please respect copyright.PENANAtWdxpEm0VL
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.1376Please respect copyright.PENANAtzfaFXNqYY
1376Please respect copyright.PENANA9whYfNLW9c
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”1376Please respect copyright.PENANAGoZNpvfIOE
1376Please respect copyright.PENANAgItg4o3i6Q
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.1376Please respect copyright.PENANAWSByqKh1wB
1376Please respect copyright.PENANAQjp8AJS01F
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.1376Please respect copyright.PENANAGpCGlgMwY9
1376Please respect copyright.PENANAjf9SA2wlfH
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”1376Please respect copyright.PENANARrcbYrqFkb
1376Please respect copyright.PENANAQNhbf8PqzD
Fajar tersenyum dan mengangguk.1376Please respect copyright.PENANA9QcUvPp7tH
1376Please respect copyright.PENANA4WUVABamUr
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.1376Please respect copyright.PENANA4IsQLt9xTQ
1376Please respect copyright.PENANAEV0E71ajiz
“Makasih,” kataku, pelan.1376Please respect copyright.PENANAkYj2wld0sw
1376Please respect copyright.PENANA5qJx1vXrvd
***1376Please respect copyright.PENANAepjUMwhwtQ
1376Please respect copyright.PENANAtKUidXLq5P
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.1376Please respect copyright.PENANAeZYfZqIaHb
1376Please respect copyright.PENANAweypV2ZG0A
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.1376Please respect copyright.PENANATEI2Ck2r3S
1376Please respect copyright.PENANAKHTmi96i8h
“Masih jauh?” tanyaku.1376Please respect copyright.PENANAZRGFBECrwX
1376Please respect copyright.PENANAlShIgcf8K9
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.1376Please respect copyright.PENANAxh0kBVfZVm
1376Please respect copyright.PENANAY5aJ9TvfKa
Aku mengangguk pelan.1376Please respect copyright.PENANA7Zl7PgIDg8
1376Please respect copyright.PENANALMGzmM7Uki
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.1376Please respect copyright.PENANAZ3nDUajpVT
1376Please respect copyright.PENANAsyKlEn3wrm
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.1376Please respect copyright.PENANAWvMNFO1KOC
1376Please respect copyright.PENANAdCQpf3dsxw
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.1376Please respect copyright.PENANAZAt57WqNOJ
1376Please respect copyright.PENANAOMIOAdvCNn
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.1376Please respect copyright.PENANA8ksBKzPBUh
1376Please respect copyright.PENANA2Tl8EkjHPT
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.1376Please respect copyright.PENANAlmS7ahHuut
1376Please respect copyright.PENANAOSsby23uCe
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.1376Please respect copyright.PENANAUolNabjDaF
1376Please respect copyright.PENANADfGUEXNVRI
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.1376Please respect copyright.PENANAEwsvnMJm8y
1376Please respect copyright.PENANAVnvn0xcrgK
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.1376Please respect copyright.PENANAOuMYtVjWcS
1376Please respect copyright.PENANAzPBAwBxu4z
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.1376Please respect copyright.PENANAQgiFy2hU6A
1376Please respect copyright.PENANAKHC2nVwzlg
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.1376Please respect copyright.PENANA7rpoG7zaqS
1376Please respect copyright.PENANAqGaBgwZo0P
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.1376Please respect copyright.PENANA4o6GQm2IC1
1376Please respect copyright.PENANAvbHtEVCcxg
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.1376Please respect copyright.PENANAsn1JAoOFja
1376Please respect copyright.PENANAl7qKmcZrEF
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.1376Please respect copyright.PENANA46saov9hpU
1376Please respect copyright.PENANACJt1PRCmNN
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.1376Please respect copyright.PENANAbPVA8evW1i
1376Please respect copyright.PENANAAkDcBT03pg
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.1376Please respect copyright.PENANAmJ04j06fSM
1376Please respect copyright.PENANAHZDJ0yzbAU
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
1376Please respect copyright.PENANAzZwpe9kpYb
1376Please respect copyright.PENANA9MRwLGul5E