
#6 Rasa baru
1959Please respect copyright.PENANAM3uD99QAKR
“Ahhhh…, Pelan-pelan…,” Aku meringis kecil ketika kurasakan penisnya mulai masuk. Tak bisa kubayangkan, bawah kini aku telah sah disetubuhi olehnya.1959Please respect copyright.PENANAiHfr8eNete
1959Please respect copyright.PENANAvNOMP0Leus
“Kalau sakit, bilang, ya, tan.” Fajar mengeluarkan penisnya, lalu ia meludahkan tangannya, dan liur itu ia oles ke penisnya. Ia meraih kedua tanganku dan menempatkannya di kedua kakiku.1959Please respect copyright.PENANADZXb0ueuAJ
1959Please respect copyright.PENANARihMIPiwE3
“Tahan tan,” suruhnya. Bagai tersihir aku mengikuti perintahnya. Aku menarik kakiku dan menahannya. Kini hilanglah sudah martabatku sebagai istri sekaligus ibu.1959Please respect copyright.PENANAqnksox9Erv
1959Please respect copyright.PENANAut3xW2Zk3O
“Jar…Ahhhh…” Aku mendesah tak tertahan ketika penisnya mulai masuk kembali. Aku mengigit bibir. Menahan nikmat.1959Please respect copyright.PENANACnFBVq08FF
1959Please respect copyright.PENANAJPP5lliag4
Terdengar bisiknya di telingaku. “Makasih, tan.”1959Please respect copyright.PENANAN7aaYg5GSR
1959Please respect copyright.PENANAwmLYOV9r1Y
Aku tidak menjawab.1959Please respect copyright.PENANA7p07M4umIS
1959Please respect copyright.PENANAiGVjg1aSPI
Perlahan penisnya mulai masuk lebih dalam. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan, melainkan kenikmatan penuh.1959Please respect copyright.PENANAYjCXKB5D8E
1959Please respect copyright.PENANA0j0hNgxFmr
“Ahhhh…empshhhh…,” Aku mendesah lagi ketika penisnya penuh dalam kemaluanku. Aku menggeleng kanan-kiri, menahan rasa nikmat yang luar biasa.1959Please respect copyright.PENANAz5x0YWe6Fy
1959Please respect copyright.PENANA0i5wEZaIMd
Fajar memaju-mundur-kan penisnya perlahan. Tangannya meremas buah dadaku, dan sesekali memelintir putingku. Sementara tangannya yang satu bertengger di puncak kepalaku yang terbalut jilbab.1959Please respect copyright.PENANA5EJw7V5atk
1959Please respect copyright.PENANAmcAK95O1z0
Seketika pinggulku terdorong sebab hentakan dar ipenisnya.1959Please respect copyright.PENANAsABCo95etj
1959Please respect copyright.PENANA38dGapKg5r
“Enak…tan, hah?” Fajar berkata dengan suara memburu.1959Please respect copyright.PENANAIJK3E9hF94
1959Please respect copyright.PENANAzdmjB1r6vq
“Empshh…, enak…, Jar,” jawabku terbawa nafsu.1959Please respect copyright.PENANAdFfBWWHeDd
1959Please respect copyright.PENANAqFP5tjv0cW
Fajar mempercepat temponya. Tangan kananku hengkar dari kaki, ia tarik ke atas, dan ia jilati ketiakku.1959Please respect copyright.PENANANInaYXaCyl
1959Please respect copyright.PENANAOvwUZmTdC2
“Ahhh…., geli…, Jar…” Nafasku memburu, bibirku bergetar, wajahku meringis nikmat. Bisa kurasakan penisnya menyatu dalam tubuhku. Aku tidak menyangka, bahwa aku akan berakhir disetubuhi oleh sahabat anakku sendiri.1959Please respect copyright.PENANATHXNxYXGQF
1959Please respect copyright.PENANAVGZ9XvXWXv
Penisnya terus menusuk kemaluanku. Kami saling bercumbu dan bertukar ludah. Sapuan lidahnya kubalas. Lepas dari cumbuan, ia membanjiri kedua buah dadaku dengan ludahnya. Sesekali ia gigit kecil putingku. Membuat tubuhku mengelinjang.1959Please respect copyright.PENANAoPRPGvJqNl
1959Please respect copyright.PENANA0gcY5LJFft
“Gimana, tan? Enak gak dientot?” tanyanya dengan kalimat vulgar.1959Please respect copyright.PENANA70SD7KBql3
1959Please respect copyright.PENANAuHS5ZN8yWV
Aku terbawa suasana, dan menjawab, “Enak…”1959Please respect copyright.PENANAHiNCDNdiIJ
1959Please respect copyright.PENANALtdfK2tc1k
Fajar semakin gencar menghujani kemaluanku. Aku memeluk tubuhnya dengan erat, menikmati setiap sentakan yang ia layangkan. Sungguh, dalam dosa ini, kurasakan kenikmatan duniawi. Bukannya malah menolak, malah sebaliknya. racau-racau terus keluar dari mulutku.1959Please respect copyright.PENANA2jOSti9DSY
1959Please respect copyright.PENANAkEyawSfVbz
“Memek tante enak banget.” Giliran Fajar yang meracau tidak jelas. “Sempit banget, tan!”1959Please respect copyright.PENANACwTj9Dgn3k
1959Please respect copyright.PENANA8Crtk1B26L
Aku malah terangsang mendengar ucapan vulgarnya. Lama-lama kelamaan kurasakan kenikmatan yang ingin tersalurkan. Sebuah puncak dari bersetubuh. Dan aku bisa merasakan bahwa Fajar merasakan hal yang sama.1959Please respect copyright.PENANAxkKFf1hWhC
1959Please respect copyright.PENANARbrIlXTYxe
Dalam satu sentakan kuat, aku berkata dengan desah yang melingking, “Empshhh…, tante keluar…”1959Please respect copyright.PENANAsNJvOgefnB
1959Please respect copyright.PENANAe35qZl4JDJ
Fajar berbisik di telingaku. “Fajar keluarin di dalam, tan.”1959Please respect copyright.PENANAaduprLk7F7
1959Please respect copyright.PENANAyeugYPKPxB
Pupil membesar, dengan sekuat tenaga, aku dorong tubuhnya. Tapi, aku tak cukup kuat untuk membuat penisnya keluar dari dalam kemaluanku. Sementara itu, Fajar semakin erat memelukku.1959Please respect copyright.PENANAFbhnxpnXbr
1959Please respect copyright.PENANAz9VeCOxo35
“Tan…, Fajar keluar!!” Dia mengerang keras.1959Please respect copyright.PENANAk3MlPrCvlr
1959Please respect copyright.PENANA4Z3mTEzyvi
Pun aku, tubuhku mengelinjang, mataku terangkat ke atas. Deruh nafasku memburu. Kupeluk erat tubuhnya dalam dekapku. Fajar berbisik, “Makasih, tan.”1959Please respect copyright.PENANA86a6fH1wjw
1959Please respect copyright.PENANAKe5Il3KPmk
Aku menatap langit-langit kamar. Berharap bahwa spermanya gagal untuk membuahiku.1959Please respect copyright.PENANADpTtLaOZaO
1959Please respect copyright.PENANAfCeXnPcioi
***1959Please respect copyright.PENANAPkOMH1IXUz
1959Please respect copyright.PENANAnNeOfGEPDX
Aku bersandar di ranjang dengan tatapan kosong. Sementara Fajar mengelus puncak kepalaku sedari tadi. Ia terus berusaha menenangkanku, bahwa tidak mungkin aku akan hamil dalam satu kali persetubuhan.1959Please respect copyright.PENANAjahuBnohCQ
1959Please respect copyright.PENANA2Jj4SgKVk4
Aku masih dalam keadaan setengah telanjang, dengan bra dan hijab yang tak pernah terlepas sedari awal kami bersetubuh.1959Please respect copyright.PENANAMLizBSJM8u
1959Please respect copyright.PENANAQjVLtlXv3q
“Tan…, Fajar janji bakal tanggung jawab kalau tante hamil,” Kata Fajar sambil jemarinya mengelus pipiku.1959Please respect copyright.PENANAYN4ol4lUok
1959Please respect copyright.PENANAWzE1X8LvNO
Aku mendengus kesal. “Tante udah punya keluarga Fajar! Kamu malah seenaknya keluarin di dalam. Dan kamu juga ngelagar janji kamu! udah tante bilang, kan, jangan sampe masuk!” Aku berkata dengan nada penuh tekanan.1959Please respect copyright.PENANAq47cmta9J1
1959Please respect copyright.PENANA5ReoMRz2sh
Fajar tidak menjawab. Melainkan ia rengkuh kepalaku agar besandar di bahunya. Amarahku seketika mereda.1959Please respect copyright.PENANAnzcOLEWcQu
1959Please respect copyright.PENANABBjIkophH1
“Udah, tan…, Tenang, ya…,” katanya lembut.1959Please respect copyright.PENANAz0gwEEEGiA
1959Please respect copyright.PENANAOG64ZIemtx
Entah kenapa aku luluh seketika. Belain tangannya di hijabku, membuatku merasakan kenyamanan.1959Please respect copyright.PENANAVrg3NGyc2b
1959Please respect copyright.PENANATVa9Ls0XrF
“Tante takut, Jar…,” Aku berkata lirih. “Tante belum siap sebenarnya.”1959Please respect copyright.PENANA0qpAVWNMMd
1959Please respect copyright.PENANAKYPZXonodx
Fajar menarik kedua bahuku menghadapnya. “Percaya sama Fajar, oke?” dia menatapku dalam.1959Please respect copyright.PENANAyKkmG8uZD6
1959Please respect copyright.PENANAfqqVrHHWhM
Aku hanya bisa mengganguk pelan, lalu ku tenggelamkan kepalaku dalam dadanya. Kupeluk tubuhnya dengan erat.1959Please respect copyright.PENANA6rAQq2Nzrz
1959Please respect copyright.PENANASqME47qEjn
Tak lama kemudian, kami saling berpakain dan beranjak menuju teras.1959Please respect copyright.PENANAOmqJ9PIHWO
1959Please respect copyright.PENANADjceS7PJI2
Aku menatap halaman dengan tatapan kosong. Entah kenapa, persetubuhan tadi, membuat pikiranku kacau. Terlebih apa yang dilakukan Fajar kepadaku. Fajar yang di sampingku malah terlihat santai. Ia seakan tidak peduli apabila aku hamil dan mengandung anaknya.1959Please respect copyright.PENANAGxEaroJmQH
1959Please respect copyright.PENANAh9R6GkxnZO
“Jar…, tadi yang terakhir kali, ya,” kataku, datar.1959Please respect copyright.PENANAULjagKI8VZ
1959Please respect copyright.PENANAHABwUWdbo6
“Engga. Fajar masih pengen ngentotin tante.”1959Please respect copyright.PENANAIEqvFU6qdj
1959Please respect copyright.PENANA5LlUjgaHAW
“Bisa gak sih, kamu gak ngomong kotor kaya gitu?” Terdengar suaraku meninggi. Aku emosi terhadap perkataannya yang seakan menghinaku. Walaupun kutau kami memang sudah bercinta.1959Please respect copyright.PENANA3u8JxoyeD8
1959Please respect copyright.PENANAmn1adK9zMH
Terdengar helaan nafasnya, berat. “Tan…, Fajar cinta sama tante,” katanya, lirih.1959Please respect copyright.PENANA3Pm93Fdk4f
1959Please respect copyright.PENANAlFB4xbvh5L
“Cinta atau nafsu?” aku meringis kecil. “Atau, kamu palingan Cuma pengen nikmatin tante, terus kamu buang? Gitu?” Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca.1959Please respect copyright.PENANAcZ0h6V4u8D
1959Please respect copyright.PENANAxACx62MQEf
Fajar malah menarik tubuhku menghambur padanya. Aku menangis seketika, kutenggelamkan kepalaku di dadanya. Aku merasakan elusan mesra di punggungku. Lagi dan lagi, ia mampu membuatku luluh atas sikapnya yang romantis.1959Please respect copyright.PENANA8XkT7GIIDP
1959Please respect copyright.PENANAQNP3i5wYk5
“Fajar cinta sama tante,” bisiknya. “Bukan sekedar mau nikmatin tante doang.”1959Please respect copyright.PENANAkjRZmrm0cE
1959Please respect copyright.PENANAK7xOnY8HM5
Dalam dekapnya, aku merasakan ketulusan yang menjalar pada suaranya. Aku merasakan kehangatan yang ia berikan. Dan, entah kenapa, aku tidak menyesal disetubuhi olehnya.1959Please respect copyright.PENANA2oTp4Q8rNR
1959Please respect copyright.PENANA5QxINctD39
Kuseka tangisku, dan kemudian menatapnya. “Jar, tante mau pulang.” Terdengar suaraku sedikit parau. Fajar mengganguk. Ia kecup bibirku, pipiku, keningku, bergantian. Kemudian ia beranjak bangkit, pun aku.1959Please respect copyright.PENANAg1DmmIOxQO
1959Please respect copyright.PENANAqa92rCG04t
Fajar mengulurkan tangan sambil tersenyum. Aku mengulum senyum dan menyambar uluran tangannya. Kami melangkah bergandengan menuju mobil. Fajar membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk terlebih dahulu, Aku beranjak masuk. Di susul olehnya.1959Please respect copyright.PENANAtAmMqFNbvm
1959Please respect copyright.PENANAsGxyBrnHj2
Dalam mobil Fajar memandangiku. Aku menatapnya bingung. “Kenapa?”1959Please respect copyright.PENANAwvHz4XK7w5
1959Please respect copyright.PENANALFRD9KJ8Ci
Fajar memalingkan wajah, lalu menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Aku menghela nafas, kemudian kudekatkan wajahku dan kukecup pipinya.1959Please respect copyright.PENANA53RnkU05Xa
1959Please respect copyright.PENANAYEGmTPJxmZ
“Udah, yuk. Pulang,” kataku.1959Please respect copyright.PENANAEI98AvXqGR
1959Please respect copyright.PENANAJCQKiyguTg
Fajar mengganguk, lalu terdengar bunyi mobil menyala. Aku meliriknya sekilas. Remaja itu, sungguh berhasil membuatku jatuh cinta. Seumur hidup, tak pernah kubayangkan bahwa aku akan disetubuhi oleh pria lain selain suamiku. Sungguh, terkadang, apa yang kita bayangkan tidak sesuai dengan yang akan terjadi.1959Please respect copyright.PENANAqNjhvjmlci
1959Please respect copyright.PENANAWYP7lgTrY3
***1959Please respect copyright.PENANANOcB0EHiGN
1959Please respect copyright.PENANA7U3RKd8zBe
Air-air mengalir di setiap lekuk tubuhku. Aku memejamkan mata, menikmati setiap tetes air yang membelai mesra wajahku. Tak lupa kusabuni setiap inci tubuhku, mulai dari ketiak, leherku yang tampak memerah, dan area selangkangan.1959Please respect copyright.PENANAMYsh5ikB7S
1959Please respect copyright.PENANAz381V9XJau
Setelah itu, Ku raih handuk di gantungan samping pintu. Ketepuk-tepuk rambutku pelan, lalu kukeringkan anggota tubuhku. Lalu, ku belit handuk ditubuhku.1959Please respect copyright.PENANA6RVZRJGQEb
1959Please respect copyright.PENANAX6EfuqebWv
Suara Fajar terdengar di meja makan. Ku raih gagang pintu dan kubuka. Fajar tersenyum ke arahku.1959Please respect copyright.PENANAGCNqZ6G6pJ
1959Please respect copyright.PENANA8aemC6Smzc
“Sexy, banget, tan,” katanya sambil memandangi tubuhku yang terbelit handuk.1959Please respect copyright.PENANAI27aAsVew0
1959Please respect copyright.PENANAdDBc7SnnGU
Aku buru-buru melangkah menuju kamarku, wanti-wanti sekiranya ia kembali menyetubuhiku. Tiba-tiba langkahku terhenti. Ia berdiri di hadapanku.1959Please respect copyright.PENANAdrU01Bq8hw
1959Please respect copyright.PENANATXp3nLV2xG
Aku mendongak, menatapnya. “Minggir, gak!” kataku, galak.1959Please respect copyright.PENANALXp3PAiNMU
1959Please respect copyright.PENANApiOy1yRZQL
“Galak banget,” katanya sambil melangkah dan duduk kembali di meja makan.1959Please respect copyright.PENANAxL1kVAAjHS
1959Please respect copyright.PENANAqxFFiZnkgb
Aku melanjutkan langkahku yang sempat terhenti. Tiba di kamar, aku lekas mengenakan pakaian. Aku menggenakan daster bermotif bunga, dan jilbab bewarna coklat.1959Please respect copyright.PENANAb0GwtfQw81
1959Please respect copyright.PENANAlwCBfEzjA1
“Kamu laper gak?” tanyaku menghampiri Fajar dan duduk di hadapannya. “Mau makan?”1959Please respect copyright.PENANANXvxpk2ore
1959Please respect copyright.PENANAtmajWQRCbc
“Engga, Tan.” jawabnya. Ia mengedipkan sebelah mata. “Maunya, makan tante.”1959Please respect copyright.PENANA88LKZZYGSO
1959Please respect copyright.PENANASvAfznIcaA
Aku menghela nafas. Remaja itu, sering kali menggodaku. Aku beranjak berdiri. Ku ambil dua gelas, hendak membuat kopi untuknya dan untukku. Terdengar langkahnya mendekat.1959Please respect copyright.PENANAvd55oO7JCk
1959Please respect copyright.PENANA9L40AFtXSn
“Fajar aja yang bikin, tan,” bisiknya, memelukku dari belakang. “Tante tunggu di ruang tamu aja.” Ia mengecup mesra pipiku.1959Please respect copyright.PENANAKPxalhkBNx
1959Please respect copyright.PENANAzgQaRYyI1V
Aku bisa merasakan tonjolan kemalunnya yang menekan pantatku. Tapi, kubiarkan saja.1959Please respect copyright.PENANA0nf2GDlzFo
1959Please respect copyright.PENANAIJoepe5K5P
“Tante, aja, Jar,” kataku.1959Please respect copyright.PENANAdJaWoIeby4
1959Please respect copyright.PENANAWSxW7HfvME
Fajar membalik tubuhku menghadapnya. Ia kecup bibirku mesra. Aku memejamkan mata.1959Please respect copyright.PENANAdC9ki03MNH
1959Please respect copyright.PENANAgx3AW7yruc
“Fajar aja,” katanya. Aku mengganguk. Membiarkannya mengambil alih.1959Please respect copyright.PENANAotmzFPLeYC
1959Please respect copyright.PENANAAzyHqopdfL
Entah kenapa, caranya memperlakukanku, membuat perasaanku mekar. Remaja itu, sungguh piawai menata sebuah hati. Lambat laun, aku semakin terbiasa akan perlakuannya.1959Please respect copyright.PENANAwmvc6Olch3
1959Please respect copyright.PENANA1WTP4OKTiN
Tidak lama kemudian. Ia tiba dengan nampan berisi dua gelas kopi. Ia letakan dua kopi itu di meja, dan duduk di sampingku. Tangannya melikir di leherku, ia kecup kembali pipiku. Aku malah merona. Padahal, kecupan itu sudah sering ia layangkan.1959Please respect copyright.PENANA3Rob05uFff
1959Please respect copyright.PENANAN5c7DfZ5HV
“Boleh tidur bareng, tan?” tanyanya. “Please boleh, ya? Fajar janji engga bakal macem-macem.”1959Please respect copyright.PENANAjh8HLPo33w
1959Please respect copyright.PENANAplRtDwEexS
Aku menoleh ke arahnya. “Janji?” kataku sambil mengulurkan jari kelingking di depan wajahnya.1959Please respect copyright.PENANABTbmf0DJcy
1959Please respect copyright.PENANAt3dR4S8W7x
Fajar menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya. “Janji.”1959Please respect copyright.PENANAwuxYAT32mK
1959Please respect copyright.PENANALyyQcH5Roe
Aku mengganguk ringan. Entah kenapa, aku malah membiarkannya. Mungkin, karena aku merasa tidak enak akan sikapnya yang lembut. Tapi, kali ini, kupastikan akan memarihnya apabila ia kembali menyetubuhiku. Pasti.1959Please respect copyright.PENANA1e3zunESYf
1959Please respect copyright.PENANAyKVewaAOcf
“Om pulangnya kapan, tan?” Fajar menyesap kopinya, kakinya tersilang.1959Please respect copyright.PENANAjrCOTRTM6g
1959Please respect copyright.PENANALiPuJL5Ik6
“Sabtu depan,” jawabku.1959Please respect copyright.PENANAhoYdqiZ2St
1959Please respect copyright.PENANAHC8coIIKGG
“Yes! Masih lama, dong.” Suaranya terdengar riang. “kalau gitu, anggap aja Fajar suami tante selama di rumah ini, oke istriku?”1959Please respect copyright.PENANACKjuG205Py
1959Please respect copyright.PENANAqECLGLEfsN
Seketika aku merasa desir panas mejalar di tubuhku. Menggapnya suamiku? bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu. Tapi, entah kenapa, aku malah merasa bahagia ketika ia mengatakan itu.1959Please respect copyright.PENANAQP2EzSZ0U2
1959Please respect copyright.PENANA9HkDru0df7
“Apaan, sih, Jar,” kataku. “jangan aneh-aneh, deh.”1959Please respect copyright.PENANAQxbLFn1Z4n
1959Please respect copyright.PENANAehlUaAzT3J
Fajar mengusap kepalaku lembut. “Bercanda, tan,” katanya.1959Please respect copyright.PENANA0AE9o3xscw
1959Please respect copyright.PENANAnx8DzYdfZe
Aku menyesap kopiku, kemudian kusandarkan kepalaku di bahunya. “Degup jantung tante berdetak cepat kalau bareng kamu. Tante juga bingung, kok bisa. Tapi kelamaan tante tahu, kayanya tante jatuh cinta deh sama kamu.” akhirnya aku mengungkapkan perasaanku.1959Please respect copyright.PENANA090LnGfZrR
1959Please respect copyright.PENANAvdDgg2Obtn
Fajar menjatuhkan kepalanya di kepalaku. Ia usap punggung tanganku dan berkata, “Kan udah Fajar bilang, tante harus ikutin naluri tante. Jika cinta berseru lantang, jangan menutup telinga. Lagian, Fajar janji, Fajar bakal bikin tante jatuh cinta sama Fajar. Selamanya,” ia berhenti sejenak, dikecupnya puncak kepalaku dan melanjutkan. “Tan. Fajar cinta banget sama tante. Fajar pengen bikin tante bahagia sekaligus menuntun tante. Tante harus percaya sama Fajar, oke?”1959Please respect copyright.PENANA1g6bdHLKv6
1959Please respect copyright.PENANADqDIDms8fh
Aku hengkang dari bahunya. Kutatap matanya, “menuntun?” tanyaku, bingung.1959Please respect copyright.PENANAokJd85Px9t
1959Please respect copyright.PENANANZGmnDhmlf
Fajar meraih telapak tanganku. Ia belai lembut jemariku, lalu menjawab, “Fajar pengen tante ikut Fajar.”1959Please respect copyright.PENANAMPWGz4MqNi
1959Please respect copyright.PENANATp2fyKDWg6
Aku menelan ludah. Aku paham maksudnya. “Kalau itu tante gak bisa Jar. Sedari kecil, tante berpegang teguh sama keyakinan itu. Tante gak bisa.”1959Please respect copyright.PENANAeCl8b7HAs7
1959Please respect copyright.PENANAUvQcFAxR83
“Tan, percaya sama Fajar, oke? Fajar bakal mengarahkan tante ke jalanan yang benar. Fajar janji.”1959Please respect copyright.PENANAJphXym899a
1959Please respect copyright.PENANATqlqmKj92p
“Tante gak bisa mengiyakan kalau soal itu,” kataku, meminta pengertian.1959Please respect copyright.PENANAbQ8bciN9Vo
1959Please respect copyright.PENANApMixTexLoB
Fajari menarik tubuhku masuk dalam pelukannya. Lagi-lagi aku merasakan kehangatan yang begitu nyata. Aku merasakan sebuah gejolak hatiku bermekaran. Lantas, ia berbisik, “Pelan-pelan aja, tan?”1959Please respect copyright.PENANA3tWZid2NbA
1959Please respect copyright.PENANAnsgHoFkx2F
Aku tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Aku hanya berdiam dalam dadanya.1959Please respect copyright.PENANAb8QbnVypkn
1959Please respect copyright.PENANA8D1liRXxpX
“Bisa, tan?” tanya Fajar memandangiku dalam.1959Please respect copyright.PENANAyGhbVHhBla
1959Please respect copyright.PENANA3rxxjXbauq
Aku menggeleng. “Maaf,” kataku. “Tante gak bisa.”1959Please respect copyright.PENANADIHxZjafc1
1959Please respect copyright.PENANA58qNwBUzTb
***1959Please respect copyright.PENANA3rghNoPSCW
1959Please respect copyright.PENANABMwkmxUaLs
Aku mematung. Tak pernah kubayangkan aku akan mengajak pria lain tidur bersamaku, di kamarku dan suamiku. Sungguh perbuatan dosa yang besar. Kami bersandar di penyangga ranjang. Fajar membentangkan pandangannya ke setiap penjuru ruang.1959Please respect copyright.PENANAoO8DXA3Mgu
1959Please respect copyright.PENANA7irywqgcOq
Kamarku cukup menimalis. Dengan satu ranjang, lemari pakain yang tak jauh dari ranjang. Meja rias di samping lemari pakain, AC yang selalu menyala, dan satu lampu terang di atap yang selalu menyala. Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap. Mungkin karena sedari kecil aku sering tidur dengan lampu yang menyala.1959Please respect copyright.PENANADBGKsW2Cjr
1959Please respect copyright.PENANAptvwveAnap
Aku melirik ke Arahnya. “Kamu gak tidur?” tanyaku.1959Please respect copyright.PENANAGCWh5cVRwC
1959Please respect copyright.PENANAM4K4pDyk1L
Fajar menoleh, tersenyum. “Tante udah ngantuk?” tanyanya balik.1959Please respect copyright.PENANAWl5UamkyCf
1959Please respect copyright.PENANAdsirPEGTnw
Aku menggeleng.1959Please respect copyright.PENANAv2wtTpDiup
1959Please respect copyright.PENANAjiXZ67L51S
“Ngentot, yuk, tan,” katanya berterus terang.1959Please respect copyright.PENANAtKTp2rfly8
1959Please respect copyright.PENANAfyZEH75TWJ
Aku menatapnya tajam. “Kamu lupa atau pura-pura lupa?”1959Please respect copyright.PENANAHUUM1xIQY8
1959Please respect copyright.PENANAHM4jWrkpWt
Fajar malah terkekeh. Ia mengangkat pinggulnya sedikit, lalu menanggalkan boxernya. “Kalau gitu kocokin,” katanya.1959Please respect copyright.PENANAvaJ8qlJrsH
1959Please respect copyright.PENANAHDRvAxtqJQ
Aku menelan ludah, tonjolan di balik celana dalamnya membuat desir di darahku menyalak.1959Please respect copyright.PENANAXf2G2Pw44U
1959Please respect copyright.PENANAiU7Z1tQJWc
“Jangan macem-macem, deh,” kataku, masih memandangi penisnya.1959Please respect copyright.PENANAPCdXwdZ3P6
1959Please respect copyright.PENANAKUiE1jBuCv
Fajar menarik celana dalamnya ke bawah. Bagai sebuah hadih dalam tirai yang dibuka, penisnya menyembul keluar. Aku terbelangak menatap penis yang pernah menyetubuhiku itu.1959Please respect copyright.PENANAMbSciwMMNO
1959Please respect copyright.PENANAew3dUjYExs
“Mau nyoba pake mulut, tan?”1959Please respect copyright.PENANAn0p3q5W6kg
1959Please respect copyright.PENANA2oBSMgfJ23
Aku menggeleng.1959Please respect copyright.PENANAowHCy3Eg3F
1959Please respect copyright.PENANAJWzSVYa49h
Fajar malah menarik kepalaku mendekat ke arah penisnya. Entah kenapa aku tidak memberontak. Kini penis itu tepat dihadapanku. Penisnya mengeluarkan sebuah aroma yang tak kukenali. Fajar menarik kepalaku lagi, sontak bibirku menyentuh kepala penisnya. Lalu ku dorong kepalaku ke belakang.1959Please respect copyright.PENANAavdwUNwaS3
1959Please respect copyright.PENANAA58h3Ryqbd
“Apaan sih, Jar.” Aku memukul pelan bahunya. “Kamu kelamaan kurang ajar banget, tau gak? Tante izinin kamu buat nyentuh tante bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya!”1959Please respect copyright.PENANAvyQb3r9QsU
1959Please respect copyright.PENANAlJjxAJqRfP
Fajar terlihat menelan ludah. Aku menatapnya tajam. Ia mengegser tubuhnya dengan wajah kikuk. Mungkin ia menyadari kesalahannya itu.1959Please respect copyright.PENANAh5KfS0CsvF
1959Please respect copyright.PENANAYceyCrILhJ
“Iya, tan.” Wajahnya terlihat memelas. “Maaf.”1959Please respect copyright.PENANAzbg4p7WJSw
1959Please respect copyright.PENANAFiWaHTMC2m
Remaja itu, memang harus diperlakukan seperti ini, sebab apabila kubiarkan, mungkin ia akan bertindak dengan senonoh lagi.1959Please respect copyright.PENANAIbCHEZXAe4
1959Please respect copyright.PENANAnJvGGQeekQ
“Sekali lagi kamu kaya gitu, tante gak bakal izinin kamu buat nyentuh tubuh tante lagi!” Aku kemudian melirik penisnya yang masih berdiri tegak. “Pake celana kamu!”1959Please respect copyright.PENANAUYGBqKnFbY
1959Please respect copyright.PENANAcMMZOmJJuG
Terdengar helaan nafasnya, kemudian ia kembali memakai celananya.1959Please respect copyright.PENANAqnqVpo6pc3
1959Please respect copyright.PENANAF54rQgd3NF
“Tante marah?” tanyanya.1959Please respect copyright.PENANAlooHwk7ZHj
1959Please respect copyright.PENANAJVEnyVHe4p
“Tante gak suka sikap kamu yang kurang ajar kaya gitu, Jar.”1959Please respect copyright.PENANAEcAFkK5jIU
1959Please respect copyright.PENANABeeZoJqISf
‘Tapi, kan, tante cinta sama Fajar, kan? “1959Please respect copyright.PENANAX5npnuOSIV
1959Please respect copyright.PENANAAc8gcyQ0WA
“Iya, tapi bukan berarti kamu bisa berlaku seenaknya kaya gitu! “1959Please respect copyright.PENANATmm9xZcr3L
1959Please respect copyright.PENANAizAuZGBP4n
“Tan,” Fajar meraih kedua tanganku. Jika sudah begini, pastilah keluar kata-kata lembut dari mulutnya. “Fajar Cuma mengekspresikan cinta Fajar, emang gak boleh?”1959Please respect copyright.PENANA34WzkD81wL
1959Please respect copyright.PENANAsLe8KajiJS
“Jar, itu cinta atau nafsu? Kalau landasan kamu cinta sama tante karena nafsu, itu bejat banget tau, gak?” Aku memandangi bola matanya, dalam.1959Please respect copyright.PENANAVbJet5V6kZ
1959Please respect copyright.PENANAt8NHrnO3XU
“Cinta sama nafsu adalah dua hal yang gak bisa dipisahkan, tan. Fajar nafsu sama tante, iya. Tapi, Fajar juga cinta sama tante.” Ia memandangiku balik.1959Please respect copyright.PENANAgxc5EUvtn7
1959Please respect copyright.PENANAwaYx1OkBcJ
Benar yang dikatakannya. Cinta dan nafsu tidak lah terpisahakan. Mereka bagai jiwa dan nyawa, hidup dalam satu.1959Please respect copyright.PENANAG10yFRXRQD
1959Please respect copyright.PENANAXR829MnTfC
Fajar berkata lagi, “Cinta itu energi paling purba, tan. Ia yang membentuk semesta, sekaligus ia yang menghancurkan semesta. Nafsu adalah sahabat daripada semesta itu. tanpa nafsu cinta akan terasa hampa.” Ia menatapku semakin dalam.1959Please respect copyright.PENANAEfRoGMA2MR
1959Please respect copyright.PENANAFZNPaxgm1Z
Kata-kata yang ia rangkai sedemikian rup, membuatku luruh-lantah. Aku mengehela nafas sejenak, “Iya, tante paham, kok.” Suaraku mulai terdengar lembut. “Tapi, kan, tante butuh adaptasi, Jar. Kamu ngertiin tante, ya?”1959Please respect copyright.PENANAt16DR0d0Uz
1959Please respect copyright.PENANAP5EpvsJFMp
Fajar mengganguk. Wajahnya mendekat. Seperti yang sudah, aku memejamkan mataku. Menikmati setiap cumbuan bibirnya. Lidahnya mulai masuk. Kusabut kehadiran lidahnya.1959Please respect copyright.PENANAujUQlD77lG
1959Please respect copyright.PENANAgtlNRDlZl7
Tangannya meremas pelan buah dadaku. membuatku melenguh pelan. Lalu ia rebahkan tubuhku berbaring di ranjang. Lumatan-lumatannya semakin ganas.1959Please respect copyright.PENANAqgaCYHQmKh
1959Please respect copyright.PENANArOUhTLkgDg
“Tan, boleh?” ia memandangiku. Kali ini, entah kenapa, aku tergerak untuk mengatakan iya. Maka, kuanggukan kepalaku. Sepersekian detik kemudian ia tersenyum.1959Please respect copyright.PENANAVk6tq9XYH7
1959Please respect copyright.PENANAjNCs1FQd7d
“Tapi jangan di kamar ini,” kataku lagi. “Di kamar adit, aja, ya?”1959Please respect copyright.PENANAiiJqgD4NQp
1959Please respect copyright.PENANAvgsZDPRQsm
Fajar mengerti. Kami beranjak dari Kasur. Mendadak tubuhku terangkat, segera kulingkaran kedua tanganku di lehernya.1959Please respect copyright.PENANAWEV1xeHNEp
1959Please respect copyright.PENANARHDKfluvNR
“Tante berat tauk!” suaraku terdengar manja.1959Please respect copyright.PENANAGg2WPO51eC
1959Please respect copyright.PENANASMc74pd5Bz
Fajar malah tersenyum. Perlahan ia melangkah. Pintu kamar dengan mudah ia buka. Aku memandangi wajahnya, tampan sekali. Kadang aku berfikir, bagaimana seorang remaja yang seumuran anakku berhasil membuatku jatuh cinta.1959Please respect copyright.PENANA9bhPnK6MZv
1959Please respect copyright.PENANAVtsYLapUY4
Fajar merebahkan tubuhku dengan lembut di kamar Adit, anakku. Mungkin, aku harus meminta maaf kepadanya, sebab kamar ini akan kugunakan untuk bersetubuh dengan sahabatnya sendiri.1959Please respect copyright.PENANANcNiXVT2cw
1959Please respect copyright.PENANAiMHgd4rpog
Di tepi kamar tidur, Fajar membuka bajunya, menampilan dadanya yang terlihat bidang. Ia lempar bajunya di samping televisi. Lalu, ia menanggalkan celana serta celana dalamnya.1959Please respect copyright.PENANAjFmQArDbAx
1959Please respect copyright.PENANAPxPtpXyiGp
Aku kembali menelan ludah. Ini memang bukan yang kali pertamanya aku melihat kemaluannya, tapi tetap saja aku merasa agak kikuk.1959Please respect copyright.PENANA4PiD4Ef4DL
1959Please respect copyright.PENANAZjBi4IY5pB
Fajar menghamburkan tubuhnya di ranjang. Ia melumat kembali bibirku. Aku membalasnya lagi. Kedua tanganku memegangi kepalanya. kurasakan tangannya mulai turun dan menjama kemaluanku dari balik daster.1959Please respect copyright.PENANAuvnPIYexoX
1959Please respect copyright.PENANAqLqteFdPYW
“Empshh…,” aku melenguh pelan, masih bercumbu. Sentuhannya berhasil membuat gairahku bangkit.1959Please respect copyright.PENANAuEbYhcoiaG
1959Please respect copyright.PENANABMOxFXLNV5
Mulutnya mulai berpindah, ia singkap jilbabku dari bawah, lalu ia jilati kembali leherku.1959Please respect copyright.PENANAAQD50TaVPF
1959Please respect copyright.PENANATbNfdIt8vw
“Ahh…, Jar…,” sentuhan lidahnya membuat tubuhku merinding seketika.1959Please respect copyright.PENANAlvXaMqOcJn
1959Please respect copyright.PENANAgLQxzDqSBf
Kurasakan tangannya menarik dasterku sampai pangkal paha. Aku kembali mengerang ketika tangannya menyetuh kemaluanku dari balik celana dalam. Sementara tangan satunya sedari tadi meremas buah dadaku.1959Please respect copyright.PENANA8zuQPvREAE
1959Please respect copyright.PENANAtVXNbwOk2N
“Angkat tangannya, Tan. Fajar pengen nelanjangin tante.”1959Please respect copyright.PENANACaFHNdfTzJ
1959Please respect copyright.PENANAtegnwGVLCa
Aku beranjak duduk di ranjang, lalu mengangkat pinggulku sedikit. Dasterku tertanggal. Kemudian tangannya beralih menarik celana dalamku. Aku menggangkat pinggulku kembali, dan kini celana dalamku lolos dari kedua kakiku. Yang tersisa hanyalah bra. Dengan piawai, ia bergeser ke arah belakang, membuka kancing braku.1959Please respect copyright.PENANAEp9sV9bpgj
1959Please respect copyright.PENANAn9iarUfMix
“Wangi banget, tan.” ia mencium braku sembari memejamkan mata.1959Please respect copyright.PENANAqBsKd3y5ph
1959Please respect copyright.PENANAjMoxOlLSXj
“Fajar, ih, Jorok.”1959Please respect copyright.PENANA120jNL0pvU
1959Please respect copyright.PENANA9AuDFGrvtr
Fajar malah terkekeh. Braku dilemparnya ke sembarang tempat. Kemudian ditindihnya tubuhku. Aku memejamkan mata saat bibirnya menghisap-hisap pelan pentilku. Sementara Tangan satunya bergerilya di area selangkanganku.1959Please respect copyright.PENANAL75xcNKMvp
1959Please respect copyright.PENANAHs1mZwHaZD
“Mpshhh…. Ahhhh…” lenguhku tak tertahan ketika satu jarinya ia masukan dalam kemaluanku.1959Please respect copyright.PENANAedj0w4QfdF
1959Please respect copyright.PENANAYPy0hG60p3
Semua lekuk tubuhku ia singgahi. Ketiakku, dijilatnya dengan rakus. Putingku digigitnya pelan. Jarinya di kemaluanku semakin bergerak cepat. Membuatku terus melenguh dan melenguh akan nikmat yang diberikannya.1959Please respect copyright.PENANAXZlJovMTHL
1959Please respect copyright.PENANAg21xadafgD
Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku. Dan aku membalas senyumnya.1959Please respect copyright.PENANADCZzhvp5S4
1959Please respect copyright.PENANAABP9cUAEPJ
“Fajar buka jilbabnya, boleh?”1959Please respect copyright.PENANA5zchDnBPtm
1959Please respect copyright.PENANAroYmbpeS1C
Aku tidak langsung mengiyakan. Sebab bagaimanapun Jilbab yang kukenakan adalah identitas agamaku. Dan, hanya Suamiku dan anakku yang pernah melihat rambutku. Tanpa persetujuanku, Fajar langsung membuka jarum pentol di hijabku. Aku malah diam, tidak tahu akan berbuat apa.1959Please respect copyright.PENANAyugknhukZ0
1959Please respect copyright.PENANAzdBl7nwmzG
“Empsshhh…, Jangan dikasih tanda, Jar….” Aku memejamkan mata. Lidahnya menyapu keringat yang bersinggah di leherku.1959Please respect copyright.PENANAIvYvUDqQ3K
1959Please respect copyright.PENANArRqcWVWuOW
Perlahan, kurasakan tangannya mengelus rambutku. “Tante lebih cantik kalau gak pake jilbab.” Jilbabku, telah hilang entah ke mana.1959Please respect copyright.PENANAUAYdnxcEVq
1959Please respect copyright.PENANAoQQsJeVUdG
Fajar kemudian menarik kedua bahuku. Kini kami saling berhadapan. Bertelanjang.1959Please respect copyright.PENANA9NrRFEE1oX
1959Please respect copyright.PENANAcmPWC457cH
“Nungging, tan,” suruhnya.1959Please respect copyright.PENANAlVBAhWVqil
1959Please respect copyright.PENANAKbz4xgdjSW
Aku menggeleng. “Jangan pake gaya yang aneh-aneh, deh,” kataku.1959Please respect copyright.PENANAkm1lEIfsZ8
1959Please respect copyright.PENANAqgVp0hM1Oh
Sepanjang persetubuhanku dengan suamiku, kami tidak pernah bercinta dengan posisi yang aneh. Yang ku tahu, ketika kami bercinta, aku selalu berada di bawah.1959Please respect copyright.PENANA9JAv11S5Q0
1959Please respect copyright.PENANATNQ4OHadst
Fajar tidak menghiraukan perkataanku. Ia membalik tubuhku, lalu menarik pinggangku. Posisi ini membuatku merasakan desir yang berbeda. Sesuatu yang tidak pernah kucoba sebelumnya. Tidak sama sekali.1959Please respect copyright.PENANAWqJvVcLi51
1959Please respect copyright.PENANAkeFCRDzWsJ
Aku menoleh ke belakang, Ke Arah Fajar. Tubuhnya terlihat berkeringat, persis seperti dioles minyak. Bagian ketiaknya menyembut bulu-bulu tipis. Yang membuatku menelan ludah adalah bagian perutnya yang bagai sebuah rotis yang di tumpuk menjadi enam bagian.1959Please respect copyright.PENANAe9dniVQ37F
1959Please respect copyright.PENANAKnibDh9oSX
“Fajar masukin, Tan.”1959Please respect copyright.PENANAQ7wmEwKgFQ
1959Please respect copyright.PENANAffNtoSJi78
“Pelan-pelan, Jar.” Aku memalingkan wajah ke depan. Tanganku bertumpu di sprei putih. Kepalaku mendongak ke bawah.1959Please respect copyright.PENANA2SlHCqH5na
1959Please respect copyright.PENANAT9BMllmnWy
Perlahan, kurasakan penisnya menyentuh permukaan vaginaku. Aku menggigit bibir seraya memejamkan mata.1959Please respect copyright.PENANAQHHGEZKPMG
1959Please respect copyright.PENANAI1haBrXikh
“Empshhhhh….” Penisnya kurasakan mulai mencoba masuk lebih dalam. “Pelan-pelan..., Jar.”1959Please respect copyright.PENANAXQsBBdTLQ5
1959Please respect copyright.PENANAfpx5t1tG6E
“Ahhhh…, mpshhh…, Jar…, Enak…” Aku mendesah melengking ketika kurasakan kemaluanku menarik penuh penisnya.1959Please respect copyright.PENANAXiX6NvD9GX
1959Please respect copyright.PENANAL4tPcwaV8A
“Memek tante enak banget.” Fajar meracau sembari menusuk kemaluanku.1959Please respect copyright.PENANAGA7pj1Vybr
1959Please respect copyright.PENANAnTmL3Fi2CZ
Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasakan setiap tusukan penisnya. Kata-kata vulgar yang ia lontarkan dan posisi bercinta kami, membuat gairahku berkobar.1959Please respect copyright.PENANAyrHm1lI5Jm
1959Please respect copyright.PENANAlXkF3zOLyW
Terdengar suara aneh yang di hasilkan oleh benturan penisnya dan kemaluanku. Suara yang sangat erotis.1959Please respect copyright.PENANAEwm9AFZHp6
1959Please respect copyright.PENANAx18i9ypAsz
Fajar menusukku makin cepat. Setiap tusukan penisnya membuatku mendesah kenikmatan. Tidak pernah aku merasakan sensasi senikmat ini dalam bercinta.1959Please respect copyright.PENANAaSzDJ2tUah
1959Please respect copyright.PENANAvrCjrkXUk9
Tiba-tiba kepalaku sedikit terangkat. Fajar menarik rambutku sambil terus menusuk kemaluanku.1959Please respect copyright.PENANA4T7H2xpw82
1959Please respect copyright.PENANADZqZilJ1uy
“Enak…, gak tan…, di doogy?”1959Please respect copyright.PENANAKMIhSkUMX3
1959Please respect copyright.PENANA7Y7HYVgfYU
“Ahhh…, ahhh…, empsshh…, enak.” Suaraku bercampur dengan desah. Bercinta dalam posisi memalukan ini membuatku makin terasa nikmat.1959Please respect copyright.PENANAdCOHUDcRzs
1959Please respect copyright.PENANAkT8GGSCNBQ
Fajar terus menusuk kemaluanku, tangannya masih menarik rambutku pelan. tangan satunya meremas buah dadaku yang terombang-ambing akibat setiap sentakan yang ia lancarkan.1959Please respect copyright.PENANA2vpJyP2qWU
1959Please respect copyright.PENANAVwHgd3ifG4
Setiap sentakan penisnya membuatku menuju sebuab kenikmatan yang semakin nikmat. Bertahap-tahap.1959Please respect copyright.PENANAA5qFAeSc3m
1959Please respect copyright.PENANAKrzbzQQ0sM
“Gila, Om Dimas enak banget bisa nyicipin memek seenak ini.” Ucapannya tersebut entah kenapa, membuat birahi menuju tahap yang lebih tinggi. Padahal, aku tidak suka mendengar kata-kata kotor. Tapi kali ini, entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang aneh. Mungkin karena nafsuku sudah membara.1959Please respect copyright.PENANA0cVh7XWeBB
1959Please respect copyright.PENANAkiMvNWvjND
“Empshhh…, Jar…, yang kenceng…, ahhh…” Kali ini aku yang meminta. Rasa nikmat yang kurasakan membuatku melakukannya. Sungguh, setiap sentakan penisnya membuatku meracau nikmat.1959Please respect copyright.PENANAXHowKZPwmf
1959Please respect copyright.PENANAGw8uc1MHAu
“Enakan kontol Fajar atau Om Dimas!”1959Please respect copyright.PENANAHdjrvQTiDl
1959Please respect copyright.PENANAYhL9dT3nrO
Aku menggelengkan kepala dengan mata yang terpejam. Tidak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba kepalku kembali terangkat, sebab tangannya menarik rambutku, cukup kuat.1959Please respect copyright.PENANAQLueCIYw8s
1959Please respect copyright.PENANABqWIxSYSRD
“Jawab, tan.” Terdengar suaranya bercampur desah.1959Please respect copyright.PENANAOIscd8QcKX
1959Please respect copyright.PENANAwAKTm4r4Gu
Aku masih kekeuh tidak menjawab. Bagiku pertanyaan seperti itu sama halnya menghinakan suamiku. Bagaimanapun, aku masih mencintainya. Walaupun kini aku sedang disetubuhi.1959Please respect copyright.PENANAk8fVResIcC
1959Please respect copyright.PENANA5LaMGhpJyY
Fajar mendorong tubuhku. Tusukan penisnya terasa dalam. Buah dadaku menghepat ke ranjang. wajahku terhunus pada bantal. Lalu kurasakan tangannya membelai puncak kepalaku. Tusukannya semakin kuat dan cepat, membuatku terus mengerang dalam kenikmatan duniawi.1959Please respect copyright.PENANASxt4Zn89tT
1959Please respect copyright.PENANAcGnoMcsUv4
Bunyi benturan kemaluan kami, mengisi setiap sudur kamar anakku. Di ranjang tempat biasa ia tidur, kini kami kotori dengan perzinahan. Sesuatu yang sungguh tak layak dilakukan seorang ibu.1959Please respect copyright.PENANACC5kN7l0T7
1959Please respect copyright.PENANAVCKMmPgdJR
“Empshhhh…, Jar…, Jangan…, Ahhhh…, di kasih tanda!” Suaraku terbata-bata sebab desah.1959Please respect copyright.PENANAyY5k9A5kNQ
1959Please respect copyright.PENANAYIeh5Divx9
“Enak gak, tan?” bisiknya di telingaku.1959Please respect copyright.PENANALRfe3Vkgpg
1959Please respect copyright.PENANATDePMm3oDs
“Ahhh…, Ahhhh…Enak…, Jar…”1959Please respect copyright.PENANAr9PwRYMM2q
1959Please respect copyright.PENANA0g257NIgAe
Fajar terus mendorong penisnya masuk. Tusukannya semakin cepat dan cepat Membuatku menuju tahap yang lebih tinggi lagi.
1959Please respect copyright.PENANAFQASek71ke
Bersambung
ns3.17.135.12da2