
# 4 Sentuhan demi sentuhan
1316Please respect copyright.PENANAiEPvLFoMCM
Pukul 18.28, setelah melaksanakan ibadah solat magrib, aku lekas kembali menuju ruang tamu, tapi tidak terlihat Fajar di sana. Aku membentangkan pandanganku ke seluruh penjuru ruang, mencari keberadaan remaja itu. Mungkin dia lagi keluar, pikirku. Kemudian aku beranjak menuju dapur dan memasak untuk makan malam.1316Please respect copyright.PENANA2OQilx32kT
1316Please respect copyright.PENANAilX7cvcO96
Aku mengambil dua potong ayam dan meletakkannya di satu piring. minyak sudah terlebih dahulu ku panaskan. Tak lama kemudian, gemercik minyak terdengar Meletus-melutus. Kumasukkan satu persatu sepotong ayam, lalu membolak-balik-nya dengan hati-hati.1316Please respect copyright.PENANAqSGZHvwR6w
1316Please respect copyright.PENANApMYz3CC0Ho
Tiba-tiba aku merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Lalu terdengar bisik yang membuat bulu kuduk ku merinding, “Cie masak buat Fajar.” Aku menoleh ke belakang sekilas, lalu kembali fokus memasak dan membiarkan Fajar memelukku.1316Please respect copyright.PENANAXbUjOYluZC
1316Please respect copyright.PENANAULZ2IA2bfZ
Aku terus membolak-balik-kan ayam, sementara Fajar terus memelukku dan sesekali mencium pipiku. Tapi, lama-kelamaan aku bisa merasakan kemaluan Fajar yang bergesekan dengan pantatku.1316Please respect copyright.PENANAO7T9LCP3ue
1316Please respect copyright.PENANAQGl5b1izfb
“Jar, Ih, tante lagi masak,” kataku.1316Please respect copyright.PENANAKNsOuYx2DJ
1316Please respect copyright.PENANAynEvCoCB2Y
Fajar malah terkekeh, “Badan tante semok banget,” bisiknya di telingaku.1316Please respect copyright.PENANALkIbPQaLw7
1316Please respect copyright.PENANAFuYemAJ0d6
Jujur saja aku merasa bangga apabila di puji seperti itu. Harus ku akui bahwa tubuhku lumayan berisi, hanya saja cara berpakaian ku yang agamis yang membuat lekuk tubuhku tertutupi.1316Please respect copyright.PENANAHQrib4lPbi
1316Please respect copyright.PENANA6DVOEf7Q1j
Aku menggeser tubuhku dan meraih dua piring di selorok atas. “Jar, udahan,” kataku lagi.1316Please respect copyright.PENANAf2VKu4yaBK
1316Please respect copyright.PENANA9nTPrprj6a
Fajar beranjak menjauh lalu duduk di meja makan. Kemudian aku meletakan satu persatu ayam di kedua piring, dan mengambil nasi di kosmos samping. Aku melangkah ke meja makan dengan dua piring di kedua tanganku.1316Please respect copyright.PENANAuhQ1Bnpxzq
1316Please respect copyright.PENANAPLtvpD0xoK
“Ayo, makan,” kataku sambil meletakan satu piring di hadapannya.1316Please respect copyright.PENANAGGMGMTkbgd
1316Please respect copyright.PENANAQSNG42eVJN
Fajar malah tersenyum menatapku. Aku memicingkan mata dan menatapnya kembali. “Kenapa?” kataku agak garang.1316Please respect copyright.PENANAHTcLX4Mvjc
1316Please respect copyright.PENANADQf7oIL154
Fajar terkekeh. “Tante imut banget.”1316Please respect copyright.PENANAz9NJBtr2mq
1316Please respect copyright.PENANAicqFYV9PMS
Sontak kedua pipiku merona. Remaja itu selalu saja menggombal. “Udah-udah, makan, nanti ngomongnya.”1316Please respect copyright.PENANAOJ9Q4AUPTn
1316Please respect copyright.PENANAflB3q4si7y
“iya, sayang,” kata Fajar.1316Please respect copyright.PENANAQ4cqobozor
1316Please respect copyright.PENANAOAVSeHWSdq
Aku semakin merona. Panggilan sayang yang diucapaknnya mampu membuat degup jantungku tak karuan. Kemudian, kami menyantap makanan masing-masing. Suara sendok dan piring menjamu keheningan.1316Please respect copyright.PENANAA7Zi2eeAkO
1316Please respect copyright.PENANAKXjaCvUyEn
Tidak lama kemudian lauk habis tak tersisa. Aku menuangkan air di gelasku dan Fajar dan meminumnya.1316Please respect copyright.PENANA094EoFxyNa
1316Please respect copyright.PENANAxwxH1reYqy
Fajar beranjak berdiri. “Main ps yuk tan di kamar Adit,” ajaknya.1316Please respect copyright.PENANAPlJwOXSgc8
1316Please respect copyright.PENANAaeFCFrDhhi
Aku menggeleng. “Bosan, ih.”1316Please respect copyright.PENANAOuQWA23Osw
1316Please respect copyright.PENANAol1TgpoiS3
“Ngobrol aja di ruang tamu.”1316Please respect copyright.PENANAcfbRHAYRgx
1316Please respect copyright.PENANAHGOrVPSzGw
Aku mengganguk lalu melangkah di belakangnya. Kami duduk bersampingan di sofa. Seperti biasa Fajar melingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa sudah biasa atas perlakuannya yang manja seperti ini.1316Please respect copyright.PENANAt5osuNXy6u
1316Please respect copyright.PENANA2aJcDeQMj6
“Mau ngopi lagi, Jar?” tanyaku.1316Please respect copyright.PENANAT2ZijgPjPQ
1316Please respect copyright.PENANA8Fefzjn5Ee
Fajar menggangguk. Aku hendak bangkit, tapi kemudian ia menahan lenganku. “Fajar aja yang bikin, tan.” Katanya.1316Please respect copyright.PENANAd8sMVwbWfO
1316Please respect copyright.PENANAwBjxtF7XaX
Aku tersenyum dan mengganguk. Lantas Fajar berdiri dan berjalan menuju dapur. Ada perasaan hangat ketika aku melihat punggungnya, sebuah perasaan yang sedikit bisa ku jelaskan, bahwa itu adalah percikan cinta yang timbul di hatiku.1316Please respect copyright.PENANA3sUE8pLRi8
1316Please respect copyright.PENANAhuENio0nzf
Ya, aku mecintainya, tapi aku juga mencintai semuaku. Memang kontradiktif, tapi itu apaadanya. Mungkin jika orangtuaku mengetahui yang kuperbuat sekarang pastilah mereka akan memukulku sebab yang kulakukan adalah dosa yang besar, berselingkuh sekligus berzina.1316Please respect copyright.PENANAQmnsZMzM5N
1316Please respect copyright.PENANAWqD4OcoPNW
Selain itu, aku juga merasa teramat bersalah kepada suamiku. Tapi, entah kenapa, hasrat untuk bersama Fajar lebih kuat daripada dosa. Aku sedikit bingung, tak pernah sebelumnya aku melakukan hal seperti ini. Pun, aku terdidik dari kalangan yang agamis yang selalu mengajarkan moral dan etika sesuai agama.1316Please respect copyright.PENANAYBTpwNyerg
1316Please respect copyright.PENANAQ1ed6hHyhe
Semoga tuhan bisa memaafkan apa yang kuperbuat, mau bagaimanapun juga, aku masih percaya kepada-Nya, meskipun aku melakukan tindakan yang dilarangnya.1316Please respect copyright.PENANA5ZQHRfoFTk
1316Please respect copyright.PENANAy3U2vhUGCg
Fajar datang dengan dua cangkir gelas yang ia pegang dengan kedua jari jempol dan telunjuknya. Ia duduk di sampingku sambil meletekan kopi. Aku memandanginya, alisnya tebal bagai bulu buruang, hidungnya mancung, tubuhnya tegap, yang membuatku kagum adalah rahangnya yang tampak mengeras. Kupikir pastilah ia sering berolahraga.1316Please respect copyright.PENANAksMvXfJ9is
1316Please respect copyright.PENANARyhaHnNesR
Kalau aku sendiri memiliki tubuh yang bagiku lumayan ideal. Tidak gemuk dan juga tidak kurus. Mata bidadari, begitulah Abiku sering berkata, sebab bola mataku besar. Hidungku sedikit mancung walaupun tak semancung Fajar. Aku sedikit bermasalah di tinggi badan, bukan berarti aku pendek. Untuk ukuran perempuan bisa dibilang tinggi rata-rata perempuan Indonesia.1316Please respect copyright.PENANA72jrKOaG7M
1316Please respect copyright.PENANAfrpzZNnryH
Kulitku putih, sejak SMA aku memang sering merawat wajahku, tak heran jika dahulu banyak lelaki yang mendekatiku dengan berbagai cara, ada yang dengan cara memamerkan hartanya, ada juga yang hanya bermodal tampang, tapi tak satupun kupilih, lagian masa-masa SMA aku tidak tertarik untuk pacaran. Dosa.1316Please respect copyright.PENANAq0HdZmkWod
1316Please respect copyright.PENANAObNwhBuyPz
Aku menyesap kopiku sambil memejamkan mata. Kopi memang sahabat terbaik di segala keadaan. Ketika bahagia, sedih, gunda, kadang semua itu bisa diatasi dengan secangkir kopi, atau saat sedang berselingkuh seperti yang kulakukan sekarang ini.1316Please respect copyright.PENANAJG3dyzNcKt
1316Please respect copyright.PENANAUUOvGzqlmR
“Tan, besok jalan-jalan, yuk.” Fajar membuka obrolan.1316Please respect copyright.PENANA6BcYksBouQ
1316Please respect copyright.PENANAoc33Crhn28
“Ke mana?”1316Please respect copyright.PENANAHEDnIVcon5
1316Please respect copyright.PENANAnfcDOxcuPa
Fajar terlihat berpikir. “Tante mau ke mana?”1316Please respect copyright.PENANAtOS2Yjsnep
1316Please respect copyright.PENANA7aaZGOsaPT
“Tante ikut aja, sih.”1316Please respect copyright.PENANAcMbA22xFlX
1316Please respect copyright.PENANAExWyw5G7cL
“Tapi temenin Fajar ke gereja bentar, ya?”1316Please respect copyright.PENANAM42thNbP4l
1316Please respect copyright.PENANAC5bWUQYjy9
Ludah berhenti di teggoralkan. Aku melupakan sesuatu, kalau Fajar tidak beragama islam. Selintas aku merasakan ketidaknyaman.1316Please respect copyright.PENANAXxxtGjPz5d
1316Please respect copyright.PENANAfdxUCS391G
“Tan?” tanyanya lagi.1316Please respect copyright.PENANAZHbBcJyfnK
1316Please respect copyright.PENANA8Srn21zqRn
Aku ragu untuk menjawab iya.1316Please respect copyright.PENANAxYS9HrifTf
1316Please respect copyright.PENANA3o9FupLPwL
“Gimana, Tan?” ia terus bertanya.1316Please respect copyright.PENANAoybAAPmj9Q
1316Please respect copyright.PENANAgNmCZ0ARzQ
Aku menghela nafas sebelum memutuskan. “Tapi tante di mobil aja, ya. Engga sampe masuk,” kataku. Mau bagaimanapun aku tetap memiliki keyakinan tersendiri. Begitupun Fajar, perbedaan agama di antara kami tidak membuatku harus memaksakan kehendakku dan sebaliknya.1316Please respect copyright.PENANAdm95pEveIE
1316Please respect copyright.PENANAIR74T6rywE
Fajar tersenyum. “Iya tante sayang.”1316Please respect copyright.PENANARcsihxaXdL
1316Please respect copyright.PENANAv6bOq5EnUE
Lalu kami jatuh dalam sebuah obrolan yang panjang, selama mengobrol aku bisa merasakan kehangatan pada suaranya. suara yang sedikit berat. Terlebih ekspresinya ketika berbicara, seperti aku berada di pandang rumput yang luas dengan sepoi-sepoi angin. Di tambah dengan tuturnya yang begitu lembut.1316Please respect copyright.PENANAlHs36fRf0m
1316Please respect copyright.PENANAyeimSeNP4K
Selama mengobrol aku senyam-senyum sendiri, antara kagum dan juga heran. Heran mengapa remaja setampan Fajar bisa-bisa-nya jatuh cinta kepadaku. Padahal perbedaan usia kami terpaut jauh.1316Please respect copyright.PENANAgAwV21KCWf
1316Please respect copyright.PENANA08QCl6q6qo
Lambat laun semakin malam. Aku sempat terlena untuk melaksanakan Solat Isya. Ketika aku hendak bangkit, Fajar menahan lenganku dan bilang, Nanti aja, Tan, ngobrol dulu, lagian tenggat waktu solat isya panjang.1316Please respect copyright.PENANAhpy3sdTanl
1316Please respect copyright.PENANABfwNDxvH1F
Entah kenapa aku mengiyakan dan duduk kembali. Tak seperti biasanya, biasanya saat adzan berkumandang, aku segera menunaikan ibadah.1316Please respect copyright.PENANA4B6uRVZEYi
1316Please respect copyright.PENANAvlbKblnsyv
Lalu, kami kembali jatuh dalam obrolan. Fajar bercerita bahwa dia butuh waktu tiga bulan untuk menabung dan membelikan cicin yang terlingkar di jari manisku. Aku sempat untuk mengembalikannya, merasa tidak enak. Tapi Fajar mencegahku dan bilang, pemberian gak bisa ambil kembali. Fajar juga menambahkan bahwa aku harus terus memakai cincin pemberiannya. Lalu aku bilang, kalau suamiku tau gimana? Fajar menjelaskan, bilang aja kalau aku beli sendiri. Aku mengiyakan saja.1316Please respect copyright.PENANAiVHF2lsNde
1316Please respect copyright.PENANAri7aUtAE3P
Malam semakin menyalak. Kami terus bersatu dalam obrolan. Sesekali Fajar mencium pipiku, sesekali juga ia mengendus area ketiakku. Perlahan aku mulai terbiasa. Kami tampak seperti pasangan suami-istri, di tambah dengan keadaan rumahku yang menyisakan kami berdua. Saksi daripada perselingkuhanku.1316Please respect copyright.PENANAzZK7oh9ZlL
1316Please respect copyright.PENANAL5FaePoLxe
Aku melirik jam dinding, pukul 22.01, biasanya jam segini aku sudah berada dalam mimpi. Tapi, mengobrol dengan Fajar terasa begitu mengasikan, maka kuputuskan untuk tidur agak lama dari biasanya.1316Please respect copyright.PENANApnsLuOqSBI
1316Please respect copyright.PENANAKMjVHRaruP
Kami membahas banyak hal, mulai dari masa kecil Fajar yang ada kaitan denganku. Yang tentu saja langsung kucerca dengan beragam pertanyaan. Aku mengetahui sesuatu bahwa Fajar sudah menyimpan perasaan denganku sejak di bangku SMP. Aku sempat tertawa sebab bagaimana bisa anak SMP jatuh cinta kepada ibu rumah tangga sepertiku ini.1316Please respect copyright.PENANAqrA3iqE3yA
1316Please respect copyright.PENANACia03v8TNv
Aku juga bercerita bahwa aku menyukainya baru-baru ini. Dia bertanya kenapa aku menyukainya. Kujelaskan kalau aku merasa nyaman berada bersamanya, merasa diperlakukan dengan mesra. Fajar tersenyum dan kemudian kembali mengendus ketiakku. Remaja itu sungguh menyukai ketiakku.1316Please respect copyright.PENANA7JiLazKOIL
1316Please respect copyright.PENANApcMVEAwGR2
Menjelang pukul 23.00, aku menyudahi aktivitas berbincang kami dan bangkit.1316Please respect copyright.PENANAxBaWDJZMz8
1316Please respect copyright.PENANA6hyvQpZvcf
“Tante mau tidur dulu,” kataku kepadanya.1316Please respect copyright.PENANApJKoScDYZg
1316Please respect copyright.PENANAeHrI0AEj4m
Terlihat wajahnya yang nampak kecewa. Aku terkekeh. “Besok lanjut lagi.”1316Please respect copyright.PENANANNNRstmtDV
1316Please respect copyright.PENANAZ4O4Ruy5hJ
“Tidur di sini aja, tan,” katanya. “Fajar janji deh gak macem-macem.” ia mengangkat kedua telapak tangannya setinggi kepala.1316Please respect copyright.PENANA4PueNz61V5
1316Please respect copyright.PENANAP87XRCQLI5
“Tante gak bisa tidur di sofa,” kataku.1316Please respect copyright.PENANAOUgIo1rrqc
1316Please respect copyright.PENANAYfvx5WIG5G
Fajar mendengus, kemudian bangkit dan mendekat ke arahku. “Boleh cium bibir?” tanyanya.1316Please respect copyright.PENANAo5SmwZb02H
1316Please respect copyright.PENANALUWp9PFIv2
Aku mengangguk pelan dan memejamkan mata. Kemudian, Terasa bibirnya menyentuh bibirku. Kali ini tidak ada lumatan, murni bibir ketemu bibir.1316Please respect copyright.PENANAgQvqbgj3vr
1316Please respect copyright.PENANAUwcVkjrlCr
“Selamat malam, Tan.” Fajar tersenyum ramah.1316Please respect copyright.PENANAwHxWyrJrh4
1316Please respect copyright.PENANAf3DWT31VdZ
“malam juga, Jar.” Aku berbalik dan melangkah menuju kamarku. Sepanjang langkah, hatiku berbunga-bunga bagai mawar di taman para suci.1316Please respect copyright.PENANAe1uMDyf189
1316Please respect copyright.PENANAt0wwnQLJYX
***1316Please respect copyright.PENANArDeaRdqBQy
1316Please respect copyright.PENANA8jI49dTmUN
Minggu pagi menyapa dengan semburat cahaya. Aku terlihat cantik pagi ini, dengan gamis pink dan balutan hijab lebar yang menutupi kedua buah dadaku. Aku berdandan secukupnya, memoles bibir dan memberi sedikit taburan make-up di wajahku. Begitupun Fajar, dia tampak tampan dengan kaos hitam dan celana jeans panjang. Aku sengaja menyuruhnya memakai pakaian anakku, sebab, waktu kami berbincang semalam ia hendak untuk pulang dan mengambil baju ganti, karena sudah larut, aku cegah.1316Please respect copyright.PENANAyL7Pfvsbiv
1316Please respect copyright.PENANAXSM1Ghci3A
Sebelum berangkat pergi, seperti biasa aku dan ia ngopi terlebih dahulu di ruang tamu. Jam dinding menunjuk pukul 08.00, masih terlalu pagi untuk menuju gereja.1316Please respect copyright.PENANAwcJjCSxkH8
1316Please respect copyright.PENANAqpl2LGZJfU
“Tante gak risih, kan? kalau ke gereja bareng Fajar?” tanyanya dengan kaki yang tersilang.1316Please respect copyright.PENANAA3AOvLHveV
1316Please respect copyright.PENANAOEbkCiQ7Sk
“Dikit,” kataku jujur. “Kamu gak bisa apa balik kaya dulu?”1316Please respect copyright.PENANAjMAbNfQCSD
1316Please respect copyright.PENANAQYltFiGCpr
Tentu saja Fajar mengerti apa yang kumaksud. Ia menggeleng, “Tante aja yang ikut aku, mau?”1316Please respect copyright.PENANAdbvbDnQzfn
1316Please respect copyright.PENANAlTlgV8FUt5
Sontak aku memukul pelan bahunya. “Apaan sih, Jar!”1316Please respect copyright.PENANAgpzu4DhwSx
1316Please respect copyright.PENANABzbd1ljr17
Fajar malah tertawa. “Bercanda, tan,” katanya sambil mengelus kepalaku. “Tapi kalau mau serius juga boleh.”1316Please respect copyright.PENANAwXS9YW8eGf
1316Please respect copyright.PENANALa1d1oYwwO
“Udah-udah,” kataku mencegah obrolan agar tidak berlanjut ke sembarang arah. “Ngobrol yang lain aja.”1316Please respect copyright.PENANAZb2p4aCiSW
1316Please respect copyright.PENANANhPCyePxhB
Fajar berdehem. “Mau dinyanyiin lagi, Tan?”1316Please respect copyright.PENANAvTQT21VWpn
1316Please respect copyright.PENANA5eoIJyJ0UE
Aku menggangguk antusias.1316Please respect copyright.PENANAND0h8Z0sJX
1316Please respect copyright.PENANAs2RDnfeWGL
“Bentar.” Fajar beranjak berdiri dan melangkah menuju kamar anakku, lalu kembali duduk di sampingku dengan gitar di pangkuannya.1316Please respect copyright.PENANAKymuLn2sFV
1316Please respect copyright.PENANAgpQMt2obCU
“Mau lagu apa? Tan?” Fajar membenarkan posisinya menghadapku, begitupun aku.1316Please respect copyright.PENANA8uBCK373G4
1316Please respect copyright.PENANA0GxSgeliqU
Aku berfikir sejenak, lalu berkata, “Hujan di mimpi?”1316Please respect copyright.PENANAJ1KL6HwSLk
1316Please respect copyright.PENANAkBzZ6VL9nK
“Tante yang nyanyi, Fajar yang main gitarnya. Oke?”1316Please respect copyright.PENANA2IZMWniLF0
1316Please respect copyright.PENANAvsKe4yIFul
Aku mengangguk. Perlahan terdengar petikan senar yang begitu indah, setiap nada saling melengkapi. Petikannya bervariasi dalam chord B. Kemudian Fajar menatapku. Aku mengerti.1316Please respect copyright.PENANAOPyy3fGC69
1316Please respect copyright.PENANAvBYZ3wyXky
“Semesta bicara tanpa suara, semesta ia kadang buta aksara. Sepi itu indah, percayalah. membisu itu anugrah.” Aku bernyanyi mengikuti irama dawai yang ia petik.1316Please respect copyright.PENANAnKzfaIlBgY
1316Please respect copyright.PENANA3Ho4tBIWDL
“Seperti hadirmu di kala gempa, jujur dan tanpa bersandiwara. Teduhnya seperti hujan di mimpi, berdua kita berlari.” Aku memejamkan mata, menikmati setiap note-note yang berhamburan di ruang tamu.1316Please respect copyright.PENANA4dwINF5VIE
1316Please respect copyright.PENANACk2YZdticz
“Semesta bergulir tak kenal aral. Seperti langkahmu menuju kaki langit. Seperti genangan akankah bertahan. Atau perlahan menjadi lautan.” Aku terus bernyanyi dengan senyum yang tak pudar menatapnya. Mata kami saling bertemu dan memancarkan sebuah cinta. Saling menggenggam dalam kesatuan nada, irama, dan tempo.1316Please respect copyright.PENANAtUuW6KJOt1
1316Please respect copyright.PENANAmlQ3CHBKW2
Petikannya kembali mengisi ruang di antara kami. Romansa menyentak bagai kekasih yang akan selalu abadi. Pada binar matanya aku melihat sebuah ketulusan, pada jemarinya aku bisa melihat note-note cinta yang beterbangan, membentuk sebuah lagu cinta. Lalu, ia mengakhiri permainan gitarnya dengan genjrengan cantik dalam chord B.1316Please respect copyright.PENANAqBhN7SlumX
1316Please respect copyright.PENANAdFuK49W6fl
Kemudian ia rebahkan gitar di sampingnya dan meraih tanganku. Bola matanya seakan ingin mengatakan sesuatu yang tercekat, yang tak bisa ia katakana.1316Please respect copyright.PENANAvMlkahMni0
1316Please respect copyright.PENANAzsxEPhRtif
“Kenapa?” tanyaku.1316Please respect copyright.PENANA1LBUDMmKwf
1316Please respect copyright.PENANAVmPSnFFV1l
Ia tak menjawab melainkan tersenyum. Aku menatapnya bingung. “kenapa?” tanyaku lagi.1316Please respect copyright.PENANAP2wm9Kyiev
1316Please respect copyright.PENANAKpyZjETf8z
Ia malah bangkit. “Yuk, Tan. Udah pukul Sembilan, nih.”1316Please respect copyright.PENANAsoosXp01h5
1316Please respect copyright.PENANA3557dif5ii
Aku melirik jam dinding dan bangkit. Kemudian kami melangkah keluar. Masuk ke dalam mobil. Ketika mobil menyala, Fajar menoleh ke arahku, dan bertanya. “Malam ini? boleh tidur bareng?”1316Please respect copyright.PENANALJXDK59mUI
1316Please respect copyright.PENANAkwUrk21Z1f
Aku tertegun. “Liat nanti, ya,” kataku ragu.1316Please respect copyright.PENANAadMDGFBrxU
1316Please respect copyright.PENANARyXQXPvdSt
Fajar tidak berkata lagi. Perlahan mobil yang kami kendarai berjalan keluar halaman, melewati setiap rumah dan menghambur di jalanan raya.1316Please respect copyright.PENANAap3zZnBgCx
1316Please respect copyright.PENANAJTkUvyDI9F
***1316Please respect copyright.PENANALuk56wWfAw
1316Please respect copyright.PENANAAH9AeNguWE
Sesampainya di Gereja, Fajar memarkirkan mobil di antara hempitan mobil lain. Gereja tampak ramai, di pintu masuk berhamburan orang-orang yang akan menunaikan ibadah.1316Please respect copyright.PENANA1LvoHIz2tq
1316Please respect copyright.PENANAZIepRIPjzB
“Tunggu bentar ya, tan,” Kata Fajar sambil mematikan mobil.1316Please respect copyright.PENANA5X2tsJBXeL
1316Please respect copyright.PENANANBWw65d1PI
Aku menggangguk. Fajar membuka pintu mobil dan keluar. Dari kaca mobil aku bisa melihat ia masuk bersama yang lainnya. Jujur saja, ini kali pertama bagiku berada di gereja, walaupun hanya sekedar di halamannya.1316Please respect copyright.PENANAECS0voNgLy
1316Please respect copyright.PENANAPjAWfhsNIF
Gereja ini berbentuk seperti rumah pada umumnya, hanya saja di bagian atasnya terdapat tanda salib. Dengan sepasang bangku lebar dan meja yang menjadi penengah, di samping pintu. Halaman termasuk luas. Di atas atap, terdapat menara tinggi yang ujungnya berbentuk setiga dengan aluminium yang berbentuk salib dipuncak menara.1316Please respect copyright.PENANA8nMlWqJhaX
1316Please respect copyright.PENANAnYRPxZeHsx
Sewaktu aku kecil, aku diajarkan Abiku (Ayah) untuk selalu menghargai perbedaan agama. Masuk ke dalam tempat ibadah umat lain engga apa-apa, mbak, asalkan keyakinan kita tetap sama Allah, begitulah Abiku sering berkata.1316Please respect copyright.PENANAQu2YLw4Ntr
1316Please respect copyright.PENANA2eRQQTD8iy
Perlahan terdengar suara mikrofon melengking, di susul dengan suara seorang pria berkhotbah. Sambil menunggu Fajar, aku berkutat dengan ponselku.1316Please respect copyright.PENANAH3yUf956E6
1316Please respect copyright.PENANAborFmnTKIi
Tiga puluh menit berlalu, Terlihat orang-orang berhamburan keluar Gereja. Aku memandangi kerumunan, mencari apakah Fajar ada di antara kerumunan itu. Tapi, tak kunjung kutemukan ia. Mungkin ia masih berdoa, pikirku. Lalu, aku berselancar kembali di media sosial. Menit berlalu, aku semakin bosan sebab Fajar tak kunjung keluar.1316Please respect copyright.PENANAE0tdFCZeOk
1316Please respect copyright.PENANAUy7m5xdc8n
Tak lama kemudian, sosok yang kucari keluar dari pintu, tapi ia tidak sendirian. Ia bersama seorang pria tua yang pekiraanku berumur enam puluh tahunan, pria tua itu menggunakan jubah hitam dengan kalung salib yang melingkar di lehernya, yang kuyakini pastilah ia pendeta.1316Please respect copyright.PENANAKSQHRb9FYH
1316Please respect copyright.PENANA62tpjKG7ET
Fajar tidak lekas kembali masuk mobil, ia bersama pendeta itu duduk di satu meja samping pintu, berhadapan. Dari dalam mobil, aku memandangi mereka yang sedang bercakap-cakap. Sesekali pendeta itu memukul pelan bahu Fajar sambil tertawa, pastilah perbincangan mereka asik sekali.1316Please respect copyright.PENANAIwLF0iL1MO
1316Please respect copyright.PENANAABPye34RgO
Maka, aku memilih untuk menunggu lagi. Aku memaklumi, mungkin hanya hari minggu saja Fajar bisa berbincang ria dengan pendeta itu.1316Please respect copyright.PENANAqBZuChqtEQ
1316Please respect copyright.PENANAvInEA1u1VH
15 menit berlalu. Fajar tidak hengkang atau menyudahi obrolan, malahan mereka semakin asik mengobrol. Aku yang memandangi mereka hanya bisa mendengus. Aku benci sekali jika menunggu, dan Fajar membuatku menunggu selama satu jam lebih.1316Please respect copyright.PENANAKUTux4PNQZ
1316Please respect copyright.PENANALYgds5XpMO
Tak lama dari itu, mereka berdua menoleh ke arahku. Lalu Fajar bangkit dan melangkah menuju mobil. Aku bernafas lega, akhirnya ia kembali.1316Please respect copyright.PENANAc0Kiyw8hHm
1316Please respect copyright.PENANAtWGw8A7aS0
“Tan, keluar bentar, pak pendeta mau ngobrol.,” kata Fajar sambil menahan pintu mobil.1316Please respect copyright.PENANAwHGA9sexYd
1316Please respect copyright.PENANAsr42uQOKG3
Aku tercekat, menatap bingung Fajar. Lagian, bagaimana jika orang-orang melihat perempuan berjilbab sepertiku duduk di depan gereja. “Gak ah,” kataku.1316Please respect copyright.PENANA8BUqx2LU7o
1316Please respect copyright.PENANA5do0C3xKvq
Masih menahan pintu mobil Fajar berkata lagi, “Bentar doang, Tan. Lagian Fajar gak enak sama pak pendeta.”1316Please respect copyright.PENANAN3e3krRO9B
1316Please respect copyright.PENANAUPfwY22ZAj
Aku menggeleng, dan Fajar terus memaksaku. Remaja itu memang kerap memaksakan kehendak. Jika sudah begini, pastilah akan ribet. Aku berfikir sejenak. Kembali mengingat perkataan abiku. Sambil memutuskan aku menghela nafas dalam, lalu menggangguk pelan. Seketika itu Fajar tersenyum, lalu menutup pintu mobil dan melangkah kembali menuju bangku gereja.1316Please respect copyright.PENANA26sUwvcohT
1316Please respect copyright.PENANAsvNUFbLvYn
Aku membuka pintu mobil dan melangkahkan kakiku keluar. Untung saja gereja sudah sepi, mungkin hanya menyisakan kami bertiga. Lantas, aku melangkah menuju mereka dengan kikuk sambil menunduk.1316Please respect copyright.PENANAmoSmeby5mU
1316Please respect copyright.PENANATBVOItLo8b
“Selamat pagi,” kataku memberi salam sambil menunduk sopan di hadapan pendeta itu.1316Please respect copyright.PENANA2SCDJ6d8v0
1316Please respect copyright.PENANAIlNU8kEuIF
Pendeta itu tersenyum. Agak kikuk aku duduk di samping Fajar, berhadapan dengan pendeta itu, dengan meja yang menjadi penengah di antara kami.1316Please respect copyright.PENANAvY47dm5eSL
1316Please respect copyright.PENANA2KClF5g3yb
“Nak, Laras?” tanyanya sopan.1316Please respect copyright.PENANAb0GNzxpVKr
1316Please respect copyright.PENANAvUilPlUpvY
Aku tersenyum, “Iya, pak.”1316Please respect copyright.PENANA4slcHCN1so
1316Please respect copyright.PENANAyKH6BoLHUG
“Pacarnya nak Fajar?” tanyanya, lagi.1316Please respect copyright.PENANAwlnDZRUk6A
1316Please respect copyright.PENANANFDIJXVOuC
Aku menoleh Fajar sekilas. Agaknya ia sudah memberitahu hubungan gelap kami. “Iya, pak,” kataku pelan. Merasa tidak nyaman.1316Please respect copyright.PENANA8olEq1aZwp
1316Please respect copyright.PENANAE4nI20uZgt
“Calon istri juga, pak,” tambah Fajar. Sontak pendeta itu tertawa.1316Please respect copyright.PENANAq18tfwK6Hk
1316Please respect copyright.PENANAHXOLn3O0pb
Aku hanya bisa menatap kaki-kaki meja, suasana ini terasa canggung sekali.1316Please respect copyright.PENANAzrizcjpjPE
1316Please respect copyright.PENANAmt40ELE7n4
“Udah lama pacaran, nak?” tanya pendeta itu, lagi.1316Please respect copyright.PENANAaiA0S0u85V
1316Please respect copyright.PENANAej4tZAfzKK
Aku hanya menggangguk. Fajar malah mengusap kepalaku yang sontak kuberi pelototan tajam. Bagaimana ia bisa bersikap tidak sopan di hadapan pendeta.1316Please respect copyright.PENANAGNf8TMOba6
1316Please respect copyright.PENANA6DayAHCovl
Pendeta itu hanya tersenyum memandangi kami. “Kalian cocok,” katanya.1316Please respect copyright.PENANARzKXfBdiQm
1316Please respect copyright.PENANACzmb8q49dq
Fajar tersenyum dengan binar dimatanya. Mengiyakan. Sementara aku bergeming dan tidak merespon.1316Please respect copyright.PENANAH2s4zhJ3jT
1316Please respect copyright.PENANASaHQx819Ut
Jauh dari pikiranku, ternyata. Pendeta itu teramat sopan sekali. Awalnya memang terasa kaku, tapi kelamaan aku semakin terbiasa, dan kadang menimpali. Pendeta itu juga memberi kami wejangan berupa pemikiran. Ia juga tidak membenarkan hubungan gelap kami, melainkan memberi nasehat.1316Please respect copyright.PENANANWOp1tecTM
1316Please respect copyright.PENANAcRRlu6wrL3
Yang aku suka dari pendeta itu adalah, ia tidak menasehatiku dengan ayat-ayat yang tercantum pada kitabnya, seakan ia menghargai keyakinanku. Begitupun aku. Seharusnya semua umat beragama harus seperti itu, saling menghargai dan tidak memaksakan pendapat. Mungkin, jika pemahaman seperti itu di terapkan, pastilah tanah air tercinta ini akan menjadi subur dan banyak cintanya.1316Please respect copyright.PENANAPRuAaBgaC4
1316Please respect copyright.PENANAyVcnQWVHHj
Pak pendeta juga berkata kepada kami, bahwa jika hubungan kami akan serius dan masuk dalam jenjang pernikahan, maka, salah satu dari kami harus mengalah. Dan aku mengerti maksud dari mengalah itu.1316Please respect copyright.PENANA4q9qv0ic7E
1316Please respect copyright.PENANAwjoXV2o7YJ
Lalu, Pendeta itu berkata kepada Fajar untuk selalu menghargaiku sebagai perempuannya. Yang langsung ku respond dengan anggukan mantap. Perempuan bukanlah objek. Perempuan adalah Rahim bumi yang melahirkan tanaman yang subur, begitulah pendeta itu berkata.1316Please respect copyright.PENANAFzYr5oWQEG
1316Please respect copyright.PENANA5v6qSOy1La
Di akhir perbincangan kami, ketika aku dan Fajar hendak bangkit, pendeta itu menyodorkan alkitab. Jantung mempopa darah dengan cepar, dan timbul perasaan tidak nyaman. tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, aku tersenyum dan menyatukan kedua tanganku di depan dada.1316Please respect copyright.PENANA1Gl9WMpfOx
1316Please respect copyright.PENANAu4vd5K39uf
“Maaf, pak,” kataku. “Saya gak bisa nerimanya.”1316Please respect copyright.PENANAsmW8Y2VvQP
1316Please respect copyright.PENANAAJ4U6y2ZrO
Pendeta itu tersenyum. “Nak, saya memberi alkitab ini bukanlah sebab agar kamu menghianati agamu. Melainkan untuk kamu belajar tentang agama yang lain.” Lalu ia merogoh kantung jubah satunya. “Bapak juga baca kitab kamu,” ia mengangkat kitabku.1316Please respect copyright.PENANAJzN35mu8tA
1316Please respect copyright.PENANAX6RpiVgeqB
Aku memandangi alkitab yang ia sodorkan kepadaku. Sekilas kulirik Fajar. Fajar mengganguk. Sambil menghela nafas, kuraih alkitab di tangannya.1316Please respect copyright.PENANA9IEtgFaIk3
1316Please respect copyright.PENANAqdPoBzbLbv
“Baca, ya, nak.” Pendeta itu tersenyum. lalu memasukan kitabku di tangan satunya dalam kantung jubahnya.1316Please respect copyright.PENANAL9t9vzWNx5
1316Please respect copyright.PENANAVrlP0Myx6t
Aku membalas senyumnya. “Makasih, pak,” kataku sambil memasukan alkitab dalam tas yang melingkar di bahuku.1316Please respect copyright.PENANAUBrOIYAzPM
1316Please respect copyright.PENANA8rCyfr8kj1
“Kami pulang duluan ya, pak,” Kata Fajar sambil menyalam punggung tangan pendeta itu. Aku ikutan menyalam punggung tangannya. Sebab mau apapun agamanya, aku diajarkan untuk selalu menghormati orang tua.Kemudian kami berbalik dan melangkah menuju mobil.1316Please respect copyright.PENANAWOLJoPSIsQ
1316Please respect copyright.PENANAWuEvDbBg5U
terdengar suara mobil menyala, Fajar melirikku sekilas dan tersenyum. “Makasih, ya, tan.” Ia mengusap kepalaku mesra.1316Please respect copyright.PENANAIIGoEiQ7iD
1316Please respect copyright.PENANAk7AK6bK3TL
Aku membalas dengan tersenyum lebar.1316Please respect copyright.PENANAUHyURz2e5Q
1316Please respect copyright.PENANAstUe19RyEF
***1316Please respect copyright.PENANALM4PzxOlrA
1316Please respect copyright.PENANA5e7Ge0LFBG
Jalanan terlihat ramai. Motor saling menyalip-nyalip, berisik kendaraan terdengar dari kaca jendela yang tertutup. Dengan kecepatan pelan, aku memperhatikan setiap orang yang duduk santai di kedai-kedai tepian jalan. Sepang kekasih, sahabat, teman, saling menabur rindu di minggu pagi.1316Please respect copyright.PENANAWuFV9Tl2Km
1316Please respect copyright.PENANAOE2AoyAgPU
Aku jadi teringat masa ketika awal pernikahanku. Dimas sering mengajakku berkunjung ke meseum. Aku tampak bahagia ketika itu. Kami saling bergandengan tangan bagai kekasih yang tak terpisahkan.1316Please respect copyright.PENANAZABYVPsi4d
1316Please respect copyright.PENANA9pjG4jp3C9
Memikirkannya membuatku merasa bersalah karena sudah menghianati cinta suci yang ia bangun. Aku juga menghianati anakku, entah apa yang dilakukannya jika ia mengetahui bahwa aku menjalin hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri.1316Please respect copyright.PENANA0xtYIe0Xkm
1316Please respect copyright.PENANAgCR8gKtNys
Aku juga sempat terpikir untuk menyudahi hubungan gelap ini, terlanjur masih baru. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Ada sebuah hasrat penolakan dari diriku.1316Please respect copyright.PENANAZRVMoIDuxs
1316Please respect copyright.PENANAAoFfzbgiTa
Lambat laun mobil kami menembus kerumunan jalanan. Fajar fokus menyetir. Lama kelamaan aku merasa bahwa Fajar sungguh tampan sekali, memandanginya membuatku terpesona.1316Please respect copyright.PENANAtMuV555fLG
1316Please respect copyright.PENANA8SQPJZFJUD
“Masih lama, Jar?” tanyaku.1316Please respect copyright.PENANAE1JIpP185u
1316Please respect copyright.PENANAlSqaySa9wi
“Bentar lagi, Tan,” jawabnya.1316Please respect copyright.PENANAnRR3mAgMq5
1316Please respect copyright.PENANAlpREuxfOpi
Tiga puluh menit berlalu. Akhirnya, mobil yang kami kendarai terpakir di sebuah pantai di samping kedai minuman. Fajar keluar dari mobil, begitupun aku. Aku membentangkan pandangan, Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi di pesisir pantai, desir ombak bergemuru, riuh suara pengunjung lain terdengar berisik.1316Please respect copyright.PENANAUupwWofHSy
1316Please respect copyright.PENANA80YYGvQHJk
Kedai-kedai berjejer lurus dari sudut mata memandang. Fajar berdiri di sampingku. “Jar, pindah, ah, rame banget,” kataku.1316Please respect copyright.PENANAfcgrOdQUWy
1316Please respect copyright.PENANA4Rfc5aZGiM
“Fajar tau, kok, tempat yang sepi,” katanya. Kemudian ia melangkah menuju bagasi mobil. Lalu kembali dengan tas yang bertengger di punggungnya.1316Please respect copyright.PENANAyyFtMrqSlV
1316Please respect copyright.PENANAilU64WLBLq
“Kamu bawa apaan?” tanyaku bingung.1316Please respect copyright.PENANAqNuHauRvrG
1316Please respect copyright.PENANAy8pxK6JhUB
“Perlengkapan buat piknik.”1316Please respect copyright.PENANArQz3MYpS54
1316Please respect copyright.PENANAu6TFQ8HwqR
Aku mengganguk. Akuu tidah tahu bahwa Fajar telah menyiapkan perlengkapan, di tambah ia tidak memberitahuku akan ke pantai.1316Please respect copyright.PENANA9iJvxhnw6a
1316Please respect copyright.PENANASbeLPpkZTl
Kemudian kami melangkah di antara keramain orang. Penjual-penjual es, batagor, cilor, terlihat sepanjang kami melangkah. Fajar terlihat santai di sampingku. Ia tampak tinggi, membuatku harus mendongak memandanginya. Pastilah aku terlihat kecil jika berjalan di sampingnya.1316Please respect copyright.PENANAAviEYpastP
1316Please respect copyright.PENANAVresuHApVH
Kami terus melangkah sampai pada akhirnya kami menapak kaki di pantai. Aku bisa merasakan tanah-tanah halus yang menghabur di kakiku. “Masih jauh?” tanyaku.1316Please respect copyright.PENANAdvZHESaHjC
1316Please respect copyright.PENANAJDYNymdgfA
Fajar menunujuk ke arah depan. Dari kejauhan aku melihat dua pohon kelapa yang pendek dan melengkung. Sepanjang perjalanan, kami berbasi-basi. Fajar menceritakan legenda pantai ini. Katanya, pantai ini adalah bekas dari meteroit yang jatuh ke bumi ratusan tahun silam, terbukti dengan adanya beberapa batu besar di tengah-tengah laut. Ia juga menjelaskan tentang pulau kecil yang jauh di tengah laut. Katanya, pulau itu menjadi tempat persingahan nelayan di malam harinya.1316Please respect copyright.PENANAEyuMiQE2tW
1316Please respect copyright.PENANAR0gA1NZSAk
Gemuruh ombak semakin menyalak, aroma pasir tercium segar di cuping hidung. Angin-angin laut menemani kami sepanjang melangkah. Sampai pada akhirnya kami tiba dan menapak kaki di pesisir, di bawah pohon kelapa yang jaraknya tidak jauh dari kepalaku.1316Please respect copyright.PENANArA63zJdzHz
1316Please respect copyright.PENANAxDsoORhqMj
Fajar menaruh tasnya di tanah. mambuka tasnya lalu mengeluarkan satu karpet lebar dan satu hammock. Ia membentangkan karpet di tanah, lalu mengingkat hammock di kedua pohon kelapa.1316Please respect copyright.PENANA1aM6vkQUoN
1316Please respect copyright.PENANAZvnDX6BNWi
Aku lekas duduk di karpet, di susul Fajar. Kemudian ia mengeluarkan kompor gas Portable, serenceng kopi, panci kecil, dua cangkir, dan tiga botol aqua. ia sungguh sudah mempersiapkan ini semua.1316Please respect copyright.PENANAHLUqBcwk1R
1316Please respect copyright.PENANAh1M0k7nqak
“Kamu excited banget, Jar.”1316Please respect copyright.PENANA51nHyF479e
1316Please respect copyright.PENANAxfwlcgKMmU
“Iya, dong. Kalau sama tante persiapannya harus matang.” Fajar meletakan kompor portable di tanah, lalu memasang gas. Aku bergeser mendekat ke arahnya, membuat tubuh kami bersentuhan.1316Please respect copyright.PENANAhzOyeClX4f
1316Please respect copyright.PENANAcXLYl9rVou
“Tante mau minta cium?” godanya dengan senyum yang terkulum.1316Please respect copyright.PENANADJeQlBNwjl
1316Please respect copyright.PENANAderr7cdkXp
“Ih orang mau nolong.” Aku mengambil serenceng kopi dan membaginya menjadi dua. Lalu membuka satu persatu bungkus dan mengisinya ke dua gelang. Sementara Fajar memanaskan air.1316Please respect copyright.PENANArKcYwp8A6o
1316Please respect copyright.PENANAFUkGEbL5B8
Sambil menunggu air mendidih kami fokus menatap lautan. Teduh rasanya, ombak-ombak bergoyang mengikuti irama angin. Burung-burung camar menari-menari mengikuti latunan ombak. Semilir angin menyapu wajah kami berdua.1316Please respect copyright.PENANAIoEvePrFjP
1316Please respect copyright.PENANAkU5sAstWVa
“Fajar cinta banget sama tante,” katanya, lirih. Wajahnya terlihat meringis, ada campuran duka pada suaranya. kedua tangannya memeluk kedua kakinya, membuatnya terlihat seperti kanak-kanak.1316Please respect copyright.PENANAUn90eO9fEi
1316Please respect copyright.PENANAKsj0DwznQu
“Tante juga cinta sama Fajar.” Aku memandanginya. Mata kami bertemu. Cukup lama. sampai pada akhirnya ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami saling menyapa di antara berisiknya ombak dan sepoi-sepoi angin pagi.1316Please respect copyright.PENANAlK1tokC99K
1316Please respect copyright.PENANAXBnKTZx7MT
Kami saling menatap kembali. Kini, ia pegangi kepalaku dengan kedua tangannya. Ia ciumi pipiku, kiri-kanan, bergantian. kurasakan ketulusan pada kecupannya. Terakhir, ia kecup keningku. Mesra sekali. Aku terbang bagai burung camar yang kulihat tadi, terbang bebas mengirama ombak.1316Please respect copyright.PENANAcDgjsA79d4
1316Please respect copyright.PENANAWa5AoaXWBF
Kemesraan itu berakhir dengan gemercik air mendidih. Fajar mematikan kompor. Lalu menuangkan air ke dua gelas. Ia menganduk kopinya dan kopiku bergantian. Bersamanya, aku seperti dilayanin dengan sebaik-sebaik-nya.1316Please respect copyright.PENANAK4CEjk3ibS
1316Please respect copyright.PENANAiXo9Bm2OVd
Aku meraih gagang gelas. Bersamaan dengan sepoi angin, kusesap kopi hitam. Terasa enak di lidah. Sepanjang pernikahanku, tak pernah aku merasakan kenyamanan ini. Dan ini adalah kali pertamaku. Sungguh.1316Please respect copyright.PENANABQLUsz5eMj
1316Please respect copyright.PENANAm55Q6owOml
Tiba-tiba terdengar dering ponsel berbunyi. Aku mengeluarkan ponsel dari tasku, lalu menatap lekat layar ponsel yang bertuliskan: Abi. Aku menoleh ke Fajar sambil meletakan jari telunjukku di tengah bibir.1316Please respect copyright.PENANAST4e240dL1
1316Please respect copyright.PENANAHIWAWl5pRa
“Assamulaikum, bi,” kataku.1316Please respect copyright.PENANAHC6pooFn3q
1316Please respect copyright.PENANAHR9NjZtLZr
“Waalaikumsallam, umi,” terdengar suaranya di sebrang sana. “Umi lagi di mana? berisik banget.”1316Please respect copyright.PENANAiphklXCcGb
1316Please respect copyright.PENANAqe1e0GGkvC
“Umi lagi di warung, nih. Sama Fajar,” jawabku, berbohong.1316Please respect copyright.PENANAAbcvQu2tJ9
1316Please respect copyright.PENANAm9SFRYLrWO
“Aawww,” aku memekik dan lekas menutup mulutku ketika kurasakan remasan di buah dadaku. Si pelaku malah tersenyum nakal. Aku memelotinya agar tidak kembali melakukan hal itu lagi.1316Please respect copyright.PENANA5b0iezSQ61
1316Please respect copyright.PENANAyzX4kR9Ehj
“Umi kenapa?”1316Please respect copyright.PENANAIQvYCGJCYL
1316Please respect copyright.PENANA67jcFhYrFC
“Eh, engga, Bi. Ini masakannya kepedasan,” elakku.1316Please respect copyright.PENANABxc1Jj6yho
1316Please respect copyright.PENANAQ2u73IWchL
Bukannya mengerti, tangan Fajar malah masuk ke dalam gamisku dan membelai betisku. Aku mencoba menggeser betisku sambil terus berbincang dengan suamiku. Fajar malah semakin menjadi, ia mendekat ke arahku dan mengangku tanganku yang satunya. Lantas, ia endus ketiakku.1316Please respect copyright.PENANAqpwqE4b0bZ
1316Please respect copyright.PENANAZlyJfwuxaO
“Umi Yang sabar ya, nunggu abi pulang.”1316Please respect copyright.PENANA5cFV4mDwwm
1316Please respect copyright.PENANAqCdu0XGOnP
“Iya, bi,” jawabku singkat.1316Please respect copyright.PENANAhG3Pt4O2KN
1316Please respect copyright.PENANA0NUk7b0JCc
“Umi mau oleh-oleh, apa?”1316Please respect copyright.PENANAbKp5GVI4aV
1316Please respect copyright.PENANAK50x4RUCNt
“Terserah, bi.”1316Please respect copyright.PENANAaNjE4brlyh
1316Please respect copyright.PENANAY2Az9zKhur
Fajar semakin menjadi, tanganya berpindah mengelus perutku, sontak aku merasa geli. Tapi tidak ada niatan untuk menyuruhnya berhenti. Elusan tangannya di perutku, membuatku mengabaikan telepon dari suamiku.1316Please respect copyright.PENANAkiYsUZDGnl
1316Please respect copyright.PENANAgVtiLK65Rq
Tindakannya semakin liar, perlahan ia remes buah dadaku dari balik gamis. Aku yang kepalang bosan menegurnya, akhirnya membiarkan. Remasannya semakin liar, membuatku harus menggigit bibir, menahan lenguhan agar tidak terkeluar.1316Please respect copyright.PENANAzWsW4zoaO2
1316Please respect copyright.PENANAXYSNhVEWfb
“Umi?”1316Please respect copyright.PENANAd1E62WYZr6
1316Please respect copyright.PENANAx1gos94Gvl
“Eh, iya, bi. Kenapa?” jawabku tergagap.
1316Please respect copyright.PENANAYhafbFcFNH
Bersambung.
ns18.119.129.134da2