
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
19094Please respect copyright.PENANAsZ5pfAMXXE
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
19094Please respect copyright.PENANAri5qOcfaAI
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
19094Please respect copyright.PENANAmF92g116ca
Tapi langkahnya terhenti.
19094Please respect copyright.PENANAzMIhR2v9PK
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
19094Please respect copyright.PENANAMIHk7ifEHg
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
19094Please respect copyright.PENANAZn6h30zuiK
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
19094Please respect copyright.PENANAw4c80wjvMg
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
19094Please respect copyright.PENANAUbI3Covnen
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
19094Please respect copyright.PENANAFRoDOg3fyX
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
19094Please respect copyright.PENANAzDEfdCsXOp
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
19094Please respect copyright.PENANAjgjI9Pu3Lx
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
19094Please respect copyright.PENANATnvkqrq6Yq
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
19094Please respect copyright.PENANAeRWxnUsFx1
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
19094Please respect copyright.PENANAuyZMR1J3jo
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
19094Please respect copyright.PENANAJcgSGWhUnV
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
19094Please respect copyright.PENANANWCYgcTIlV
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
19094Please respect copyright.PENANABmE3Hg37S5
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
19094Please respect copyright.PENANABKJDBrK0W4
19094Please respect copyright.PENANAtVvWVqm7e4
19094Please respect copyright.PENANAI8Tc68RHpT
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
19094Please respect copyright.PENANA2XdhWr9oJI
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
19094Please respect copyright.PENANAMRWhR77m9n
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
19094Please respect copyright.PENANAm4UsnDZfED
19094Please respect copyright.PENANASPu5qm3Pn0
19094Please respect copyright.PENANA84fY3Z0Puh
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
19094Please respect copyright.PENANAPaklSOyaHC
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar.
19094Please respect copyright.PENANAtOaaUgosQC
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
19094Please respect copyright.PENANAXSIBrWa2ZS
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
19094Please respect copyright.PENANAs8nS85ZAtc
19094Please respect copyright.PENANA1yTiZ0Qu6R
19094Please respect copyright.PENANALP7QXAH86x
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
19094Please respect copyright.PENANAWu74RM3aIm
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
19094Please respect copyright.PENANAxApVIfhLKN
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
19094Please respect copyright.PENANAluB2ASPR7T
19094Please respect copyright.PENANAMohgxKBe8B
19094Please respect copyright.PENANALHz1FZfbbz
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
19094Please respect copyright.PENANAS4spCdNcb3
19094Please respect copyright.PENANA6fYtzaqaSR
19094Please respect copyright.PENANAYC7NzSIn79
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
19094Please respect copyright.PENANAdZdgCw9BBP
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
19094Please respect copyright.PENANAcNIJBgt3up
19094Please respect copyright.PENANAyroLxUXH4G
19094Please respect copyright.PENANAV1MQBn7CI0
> “Masa, sih?”
19094Please respect copyright.PENANAFzCnDrPjyP
19094Please respect copyright.PENANAKpDb2gh27J
19094Please respect copyright.PENANAzOgcrsXj5u
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
19094Please respect copyright.PENANAIAjQALj2tR
19094Please respect copyright.PENANABypQ0y9HRn
19094Please respect copyright.PENANAoQXOngFjvB
> “Ajarin dong…”
19094Please respect copyright.PENANAkjrhHHmXxP
19094Please respect copyright.PENANAjzPk48Hang
19094Please respect copyright.PENANA6yYKr3kyFP
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
19094Please respect copyright.PENANAHzO2slsq3U
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
19094Please respect copyright.PENANAGzAbb7XbAH
19094Please respect copyright.PENANAfD09zkEUKk
19094Please respect copyright.PENANAwrh9tySNOI
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
19094Please respect copyright.PENANAcdJvIOyjB0
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
19094Please respect copyright.PENANAN1T5NHwxZS
19094Please respect copyright.PENANAflBwADPM9C
19094Please respect copyright.PENANANzmRQqSoJe
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
19094Please respect copyright.PENANAgUiQr8ord5
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
19094Please respect copyright.PENANAqERuoggXCG
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
19094Please respect copyright.PENANAqnBDNUczpj
> “Udah, Mas?”
19094Please respect copyright.PENANAGebUOHFAyJ
19094Please respect copyright.PENANAkrgoBm6hcK
19094Please respect copyright.PENANAEWtdtXAU5F
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
19094Please respect copyright.PENANAi8p4bosop1
19094Please respect copyright.PENANAU8NBhx9gqo
19094Please respect copyright.PENANArat9QSxx5S
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
19094Please respect copyright.PENANA7njHU1awPJ
19094Please respect copyright.PENANALNFBOzrErf
19094Please respect copyright.PENANAK3WAIP78i3
19094Please respect copyright.PENANAG0XOYiM417
---
19094Please respect copyright.PENANAq8pA588m58
Malam hari
19094Please respect copyright.PENANAStSXI8aSaU
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
19094Please respect copyright.PENANAt039g9WINF
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
19094Please respect copyright.PENANAgReunwXYJW
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
19094Please respect copyright.PENANAXM3kdvV1yp
19094Please respect copyright.PENANAE2uw8xEZiK
19094Please respect copyright.PENANAquW8uC20pS
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
19094Please respect copyright.PENANA2G5AKAvxeF
19094Please respect copyright.PENANAASwFZ5MalS
19094Please respect copyright.PENANAzbavdUvml4
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
19094Please respect copyright.PENANAoepkVsgNgd
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
19094Please respect copyright.PENANAum6wPP9mgj
19094Please respect copyright.PENANAARKuANnxf7
19094Please respect copyright.PENANABrV2RwoLH2
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
19094Please respect copyright.PENANAsfKd47TvJ8
Ada bau khas. Bau sperma.
19094Please respect copyright.PENANAry0tjd4QGN
> “Terus kamu ngapain?”
19094Please respect copyright.PENANA0irBLeVjGw
19094Please respect copyright.PENANAEbJ1W5geCC
19094Please respect copyright.PENANA0p2O3DAWuN
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
19094Please respect copyright.PENANASooSxG22Hz
19094Please respect copyright.PENANAmlTw6sM5eA
19094Please respect copyright.PENANAbRz4KXEoyO
> “Dan Rian tadi ngapain?”
19094Please respect copyright.PENANAqrXisAaR4b
19094Please respect copyright.PENANAak7AxGpoEx
19094Please respect copyright.PENANAcuL4L1hE1X
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
19094Please respect copyright.PENANAD4s6PFSujO
19094Please respect copyright.PENANAy6N9SP5NNR
19094Please respect copyright.PENANAeYlxRtBjmX
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
19094Please respect copyright.PENANAMTHzoJpuj2
> “Ris…”
19094Please respect copyright.PENANAWfc8Rih8c4
19094Please respect copyright.PENANA89Dp8cvK4V
19094Please respect copyright.PENANA98PsgKodkq
> “Iya, Mas?”
19094Please respect copyright.PENANAKQhWNBS2Mw
19094Please respect copyright.PENANABjEmMxOSSN
19094Please respect copyright.PENANALgLXmNVUVG
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
19094Please respect copyright.PENANAG89Teg3l0v
19094Please respect copyright.PENANAoh7JygKDOq
19094Please respect copyright.PENANApCV2ZtsdW7
> “Lho? Emangnya kenapa?”
19094Please respect copyright.PENANArDBDSjm5z5
19094Please respect copyright.PENANA6IOz0MDeO5
19094Please respect copyright.PENANADlRpflWSAi
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
19094Please respect copyright.PENANAQGSfQgInnV
19094Please respect copyright.PENANAWioNPQUsNd
19094Please respect copyright.PENANAwMZ7AWXqNu
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
19094Please respect copyright.PENANAqDJh5wDAlK
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
19094Please respect copyright.PENANAjDElojBzMg
19094Please respect copyright.PENANA9Am64v3VHm
19094Please respect copyright.PENANAc1yRf5Jz6R
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
ns13.58.117.102da2