Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkWqr9wF5e

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfABiGSiLvF

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFBtQBHyoe

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkeNqAhVUFm

---

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxV0lotX7KI

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT8VW3OUCe3

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqdbmn9cV9Z

Aku nyaris keselek. “Nina!”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhHJ7MFOMg

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk2McomZSKj

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWA6JydV8pg

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7CdrYwDKb

---

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQ4chcjKea

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkatGhx4Nf9

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwDs8Lpioa

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi75iSlxROX

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4MZZzRg0g

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡikq6khHyWv

Aku diam.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYa7zoN6zf

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZUHBYBhZ0k

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvOv8yIuf7t

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFLFuiXImb

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH69fscMteE

---

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpxadN5y7hj

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTg8yCak3Mu

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

“Enggak, makasih Bang.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnL4f7kqcpn

Aku cepat-cepat keluar.

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRx4uBs2MiR

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL9wMVHGUdS

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUQIFl5UWN

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJBOVtU0N9x

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtmRSESrIc

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbr8yF6Pz3

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9P8sUJG1FA

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBQ4pfMA7yx

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3ZSyQvj9M

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Z3Wg5D2Df

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHKNsoZc54R

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2HxPP4vtB

Dan dia suka itu.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzziOSTQ87o

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybA07XK1mO

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8q98cijRzU

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJ1YdOqM1s

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX5GkFNa0za

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWwg5aZeX8

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6stJoMckj4

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhe5I4DXo6D

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7WUGuU0s4

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5BNf34fMa

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMNi4N2q7D

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdRl5B5T5mh

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu23iS4D2wG

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

21152Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZOB1PkX7D

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns18.219.250.4da2

Sensasi baru

註冊

登入

介面語言:

故事語言: