x
Chapter 2: Celah yang Mulai Terbuka
POV Jaka
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljvY0AgptT
Beberapa minggu belakangan, setiap kali Riska pulang kerja, selalu ada cerita baru dari kantornya. Kadang soal kerjaan, kadang soal gosip, tapi yang paling sering—tentang Nina.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncG28QYv0X
Aku udah mulai hafal gaya dia kalau mau cerita hal "agak nakal". Awalnya senyum-senyum sendiri, terus ngeteh dulu, duduk selonjoran, baru deh mulai nyerocos.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGXx19Fkugv
"Mas, tahu nggak, Nina tuh parah banget hari ini..." katanya, matanya berbinar lucu.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2WHPFXnkCP
"Parah gimana?"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIxbfvsM0Ct
"Tadi dia cerita katanya pas dia liburan ke Bali, dia ketemu cowok bule. Terus... ya gitu deh. Mereka 'main'. Terus dia bilang gini ke aku, 'Ris... kamu tuh belum ngerasain nikmat dunia kalo belum nyobain yang ukurannya bule.'"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1cDbN6BRS
Aku berhenti menggulir HP, menoleh ke Riska.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDWgYTheZu
"Terus kamu gimana?"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9bUcy4Gcjl
Dia nyengir. "Ya kagetlah! Aku cuma bisa bilang, 'Ih, Na... dosa banget.' Tapi dia malah ketawa dan bilang, 'Ris, nikmat itu kadang nggak ada di suami sendiri. Kamu belum tahu rasanya batang besar dan panjang yang bukan milik sendiri... itu tuh beda, Ris. Sampe ke ubun-ubun.'"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDOfYFQCnu5
Riska ketawa geli waktu cerita itu, tapi aku cuma bisa mengerutkan kening.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHIMgPo6aEJ
"Duh, Mas... serem ya. Tapi lucu juga sih, Nina tuh kalau cerita vulgar tuh ekspresinya datar banget, jadi makin absurd."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgYAtuFs54T
Aku maksa ketawa, tapi dada rasanya sesak. Aku nggak suka dengar cerita kayak gitu dari istriku—apalagi dia kayak menikmati momen ngobrolin hal-hal vulgar bareng temennya itu.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAtgPCXwWq
"Dia ngomong gitu ke kamu tiap hari?"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGBZz5SOAcc
"Enggak sih, tapi sering. Dia tuh suka iseng ngajak aku ngobrol hal-hal kayak gitu. Kadang aku jawab sekenanya, tapi ya... ada aja yang bikin penasaran juga, sih."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5qDalh3gt
Kalimat terakhir itu—"bikin penasaran juga"—masih terngiang-ngiang di kepala waktu aku coba tidur malam itu.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweGwYWWNzg
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkCGNkpDUI
---
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVSSavk1PNm
Pagi-pagi, waktu Riska lagi dandan, aku perhatikan dia lebih niat dari biasanya. Lipstik pink tipis, sedikit bedak, alis dirapihin. Wangi parfumnya juga baru.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGrpYKLakv
"Parfum baru ya?" tanyaku, pura-pura santai.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmITH4Z7aJT
Dia menoleh sambil senyum. "Iya, Nina ngasih. Katanya biar aku kelihatan lebih fresh."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZN5tyZFziJ
"Emang kamu niat kelihatan fresh buat siapa di kantor?" tanyaku sambil ngelirik.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJV5vEnv2R
Riska ketawa. "Ya biar enak dilihat aja. Masa keliatan kusam tiap hari?"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6harosh0CZ
Aku mengangguk, walau masih ada sisa sesak di dada. Aku nggak mau jadi suami posesif. Tapi sulit menepis perasaan bahwa Riska mulai... berubah. Cara bicaranya, cara berdandan, bahkan cara dia memandang dirinya sendiri—semua mulai bergeser.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSLyjXU252
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgYvjtZ8ncF
---
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUT4gk0SfwI
Siangnya aku iseng buka-buka akun sosial media. Riska jarang update, tapi aku coba cari akun Nina. Setelah beberapa pencarian, akhirnya ketemu. Akunnya penuh foto-foto selfie dengan caption yang... cukup vulgar untuk standar temen istriku.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQelgwZYkP
Salah satu caption yang bikin aku menelan ludah:
“Kadang tubuh butuh yang asing... karena yang biasa udah nggak ngasih rasa.”
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqKLZobRmV
Ada satu foto Nina dan beberapa teman kantor—termasuk Riska. Di situ istriku senyum, berdiri agak dekat dengan dua cowok yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUdVGYJ36KH
Aku nggak mau mikir macem-macem.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxmcMdTuS9
Tapi ya... sebagai laki-laki, ada insting yang susah ditepis. Insting bahwa sesuatu di balik senyum Riska belakangan ini bukan cuma karena "pekerjaan yang menyenangkan".
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmgbLudQo3r
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSngSY7Kzxc
---
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu0eyxmynny
Sore itu dia pulang telat. Katanya ada lembur mendadak.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZURtZWlXNl
Waktu dia sampai rumah, aku udah siapin teh hangat.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQ3T2TmbRF
"Capek, Mas..." katanya sambil selonjoran di sofa. "Tadi Pak Arman bawain tumpukan invoice, padahal udah sore banget."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEe0vCfQnJ3
"Pak Arman emang sering minta kamu kerja lebih ya?"
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxEw4A7XVt
Dia mengangkat bahu. "Kadang. Tapi ya namanya juga atasan. Aku nggak bisa nolak."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5EkKkl3ul
Aku menahan diri buat nggak komentar banyak. Aku cuma ngangguk sambil menyodorkan teh.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD8Z2AcrNDj
Riska menyesap pelan, lalu tersenyum. "Tadi pas Nina lihat aku masih kerja, dia nyeletuk, ‘Ris, jangan terlalu rajin nanti makin dilirik bos, lho. Si Pak Arman tuh seneng sama tipe yang nurut-nurut cantik kayak kamu.’ Hahaha, dasar Nina."
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡty9EqaWmK7
Aku hanya ikut tertawa kecil, walau hati ini makin nggak karuan.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMlTFbR9z4x
Aku ingin percaya, semua ini cuma gurauan kantor. Cuma obrolan iseng antara rekan kerja.
22865Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ649zE47TOi
Tapi naluriku bilang, ini lebih dari sekadar itu.
