
“Oke, topeng dilepas?”
Semua mengatakan persetujuan.
“Oke deh, demi Mas H yang udah kasih banyak banget hadiah, aku bakal nurut. Tunggu, yah.”
Aku langsung turun dari pembaringan dan berjalan menuju lemari. Aku ingat di kos ini membawa tiga kain taplak untuk meja belajarku agar lebih nyaman duduk di sana. Kuambil yang warna merah dengan pola polkadot putih, aku segera merasa itu kurang pas. Taplak kedua warnanya putih pucat, itu sudah terlalu lama sampai warnanya pudar. Aku mendengus kesal karena tak melihat kain lain lagi yang bisa digunakan untuk menutup wajah. Namun, pandanganku tiba-tiba jatuh ke taplak meja yang kini sedang kupakai.
“Pas!” gumamku yang langsung mengambilnya dari meja setelah menurunkan barang-barang di sana.
Taplak itu berwarna cream muda polos. Aku membayangkan memakai itu di kepala dan juga bh serta celana dalam hitam, cocok sekali.
Tanpa menunggu lama lagi, kulilit-lilitkan kain taplak tersebut di kepala setelah melepas topengku. Sebentar saja dahiku ke atas dan hidung ke bawah sudah tertutup kain taplak itu, menyisakan dua mataku yang tampak lebih tajam dari biasanya.
Kupakai bh dan celana dalam. Setelah semua selesai, aku melihat pantulan diriku sendiri di cermin. Tanpa sadar, senyumku bangkit. Aku tak sabar menyaksikan diriku menari menggunakan style ini, pasti akan seksi sekali.
“Emh!” kutampar pantatku agak keras, satu kebiasaan yang muncul entah sejak kapan. Aku selalu melakukannya sebelum melakukan hal panas apa pun di depan kamera. Ini juga seolah menjadi penyemangatku. “Ayo bikin mereka crot,” gumamku.
Kuputar nakas tempat HP ku berada sampai menghadap pintu. Aku berdiri di sana, agak jauh dari kamera agar mereka semua dapat melihat tubuh ini secara utuh. Aku melakukan satu dua pose seksi, mengangkat tangan pamer ketiak, atau meletakkan dua tangan ke punggung agar dadaku tampak lebih membusung.
“Kalian siaap?” Aku mencubit sebelum menampar bokongku.
“Siaap kaaak!”
“Udah ngaceng brutal kaaak!”
“Ayoo kak!”
“Karena ini nari-nari, aku pakai musik, ya ....” Aku baru teringat akan hal ini dan cepat mencari musik secara acak di playlistku. Setelah ketemu, kuputar melody yang menurutku cukup asik. Cocok sekali untuk diiringi jogetan bergairah yang sebentar lagi akan kulakukan.
Aku menyiapkan diri lalu mulai bergerak. Tangan kiri menggerayangi perut terus bergerak ke atas, sementara tangan kanan mengusap kepala, tengkuk, leher dan berakhir ke salah satu payudara. Selama melakukan ini, pinggulku terus bergerak lambat-lambat.
Komentar pujian datang bagai air bah. Sampai sini sudah datang tiga ratus penonton, dan puluhan orang yang mengirim hadiah berupa Cincin Perunggu atau Perak.
Aku terus menari secara spontan, padahal sebelumnya aku sama sekali tidak pernah melakukan ini. Ketika tubuhku berputar, aku melihat pantulan diri sendiri di cermin dari samping. Saat itu posisiku sedang menungging dengan bokong menghadap kamera dan susu menggantung manja. Aku agak kaget. Kebanggaanku akan diri sendiri semakin melambung tinggi, tak kusangka aku bisa tampak seseksi dan sebinal ini. Apakah selama ini aku memang se-hot itu di depan kamera?
“Sange ....” Kepalaku berbisik dan mulutku secara refleks berkata. “Pengen ..., ahh ahh!” kuakhiri dengan dua tamparan ke pantat.
“DILDOOO”
“Tusuk dildooo!”
“Cepat entotin dildonya kaak!”
Kulihat komentar-komentar itu lalu tersenyum. Ah, kalau sudah begini masa harus kutolak.
Aku segera beranjak untuk mengambil dildoku di laci lemari, dildo ukuran sedang.
“Emmhh ... emmhh ....” Aku sengaja tak langsung masukkan dildo ini untuk menggoda mereka. Kuusap-usap dildo ukuran dan sesekali kujilat dengan cara memasukkannya melalui bawah kain penutup kepala.
Ketika komentar semakin membanjir, kusibak celana dalam ke samping sambil mendekatkan bokong ini ke kamera. Setelah dirasa angle nya pas, kumasukkan dildo sedang itu perlahan.
“Emhh ... ahh ... ahhhh ....”
Aku tak takut akan ketahuan karena kos-kosan ini punya kamar kedap suara. Walau memang sedikit lebih mahal, tapi Ibu tak merasa keberatan sama sekali. Dia bilang memang harus ada privasi.
Maka desahanku makin keras seiring tusukan dildo yang makin jauh.
“AAAHHH!” teriakku tanpa ragu-ragu lagi.
Aku melempar dildo kecil itu dan menggunakan tangan yang lain untuk meremas-remas dua payudara. Kupandangi pantulan diri sendiri di cermin dan itu membuatku semakin basah.
Benar saja, gairahku semakin memuncak. Gerakan tangan kanan yang menusuk-nusuk dildo ke memek kian menghebat. Bagian dalam memekku terasa amat licin juga lengket, seolah setiap urat nadi yang ada di sana mendesah kenikmatan sampai air liur mereka menetes-netes. Tapi, itu memang benar, “air liur” memekku terus menetes membasahi lantai.
“Ahh! Ahh! Ahh .. emhh ...aaahhh!!”
Kusodokkan dildoku sampai ke pangkal, tepat pada saat itu H_1234 mengirim hadiah berupa Peti Harta.
“Joget lagii!” katanya dibarengi emot tertawa.
“Kak Lin hot banget kalau pake penutup wajah itu.” Yang lain-lain menanggapi.
Mataku menyipit karena tersenyum di balik penutup kepala ini.
Kucabut dildo berukuran sedang ini dan kembali aku menari. Tubuh kuliuk-liukkan bagai ular yang akan mematuk, tapi kini bukan ular melainkan diriku dengan nama akun LinLin, seorang wanita yang suka dijadikan bacol oleh orang banyak.
Kurasakan tatapan para penonton yang kuyakin saat ini sedang berkilat penuh nafsu. Fantasi liarku berkelana ke segala penjuru hingga membuatku terus mendesah dan mengerang sambil bergoyang. Kubayangkan, tangan-tangan pria itu sedang menggerayangiku dalam usaha menarik perhatianku. Tentu saja jika itu benar terjadi, akan kuterima dan kuberikan perhatian penuh pada mereka. Tangan-tangan fantasi yang bergerilya menjamah tubuh ini semakin membuatku berkeringat dan lepas kendali.
Sesuai janji, setelah menari sebentar aku kembali mengambil dildo untuk melanjutkan permainanku. Kali ini tidak dalam posisi nungging, melainkan masih berdiri dengan kaki kananku terangkat tinggi. Kususupkan tangan kanan ke balik lutut sehingga kakiku bertengger di kanan, tidak membuatku pegal. Tubuhku agak miring ke kiri karena aku harus bertumpu pada meja belajar menggunakan tangan yang lain. Walau begitu, tentu saja, dadaku tetap kubusungkan agar tampak semakin binal.
“Ahhh ... ahhh ... emmhh ....” Gerakan sodok dildo kali ini lebih cepat dibandingkan tadi. Situasi saat ini sudah terlalu panas dan aku ingin cepat-cepat mencapai klimaks.
Kupejamkan mata dalam upaya mendapat kenikmatan maksimal dari serangan Mr. Dildo. Benda itu menusuk-nusuk dan mengacak-acak bagian dalam tubuhku. Aku kenikmatan, aku ketagihan. Kurasa aku mulai mencintai dildo ini dan ingin agar dia terus memanjakanku seperti ini.
“Emmhh ... Ahhhh, mau sampee!” jeritku.
“Crotin kak!”
“Aku juga mau crot.”
“Pengen liat kak Lin squirt.”
Kuhiraukan komentar-komentar itu dan terus kugempur memek sendiri tanpa ampun.
Akan tetapi ....
“Yaahh ...,” keluhku sedikit kecewa.
Komentar pun semakin ramai.
“Wkwkwkwk.”
“Hahahaha.”
“Kasihan Kak LinLin.”
“Huahahahaa!”
Aku merasa kesal sekali. Ketika hampir mencapai klimaks, kenapa si Jung harus mengirim hadiah berupa Peti Harta?
“Makasih,” kataku judes.
Kucabut dengan kasar dildo itu dan aku kembali menari.
Tarian kali ini kulakukan agak tergesa-gesa karena aku sudah tidak tahan lagi. Memekku sudah berdenyut keras minta dikocok lagi, tapi Jung menghancurkan semua.
Ketika kurasa sudah cukup, dua orang mengirimku hadiah Mahkota. H_1234 dan orang lain bernama MisterM.
“Ihh ... nanti dulu kenapa sih?” Aku berkata kesal. “Aku mau croott ....” Walau ada rasa senang dari
“Hahaha, janji tetap janji,” ketik H_1234 yang disusul emot tertawa oleh MisterM.
Sambil mengumpat dalam gumaman, aku kembali menari. Karena dua orang yang mengirim hadiah, aku harus melakukan tarian seksi ini sedikit lebih lama biar adil. Kupaksa gairahku untuk melakukan tarian seseksi mungkin, ternyata tidak sesulit itu. Tapi tetap saja rasa ingin klimaks ini terus mendesak-desak.
Justru rasa itu semakin hebat karena aku berkhayal semakin jauh. Saat ini aku sedang dipandangi banyak orang, berjoget di depan mereka dan mereka sedang menertawakanku karena gagal crot. Walau mereka tertawa, aku yakin sekali masing-masing kontol sudah ngaceng luar biasa. Pikiran ini membuat darahku mendidih sehingga napasku jadi makin memburu.
“Haah ... hah ....”
Saat itu aku sedang menggoyangkan pinggul ke kanan dan kiri sambil memaerkan dua ketiakku. Kurasakan cairan sedikit menetes dari lubang memek yang tak tertutup celana dalam. Sejak tadi celana dalamku memang masih dalam keadaan tersingkap sehingga lubang kenikmatan ini terus terkena udara di luar sehingga sesekali membuat bulu kuduk berdiri tapi juga membawa rasa geli kenikmatan.
“Hahaha, bentar lagi Kak Lin.”
“Colmek lagi, udah cukup Kak.”
H_1234 kembali mengirim hadiah, Peti Harta.
“Makasih, makasih, makasih!!!!” teriakku kesal.
Emot tertawa makin banyak dikirim.
Aku terus menari dan menari, air dari memek terus menentes dan menetes.
“Ah nggak tahan,” kataku sembari menggunakan jari tangan mengocok memek. “Nggak tahan ... aku nggak tahan ....” Kucubit-cubit klitoris yang mengeras.
MisterM mengirim hadiah. “Nari Kak, hahaha,” katanya.
Aku menggeleng keras. “Aku nari ... aku colmek.” Aku mengambil dildo dan menusukkannya, tapi terus bergoyang. “AAAHH! AHH!!”
“Kak Lin seksi.”
“Seksi!”
“Hot banget sumpah!”
Aku tak tahan lagi. Perut bagian bawahku sudah bergetar luar biasa. Aku mulai kejang-kejang, goyanganku berhenti sejenak. Mataku berputar ke atas, spontan tangan kiriku mencengkeram payudara keras sekali.
“AAAAHHH!!” Dalam hati, aku berpikir kalau saat ini mungkin akhirnya aku akan squirt.
Dan cairan itu keluar, menetes deras. Aku semakin kejang-kejang dalam sensasi klimaks yang luar biasa. Namun, aku sama sekali tidak squirt, tidak sampai terkencing-kencing, tapi aku klimaks seperti biasa.
Ada rasa sedikit kecewa, tapi aku tetap meras nikmat.
Sebenarnya ini juga jadi salah satu alasanku menjadi lonte di SweetDreams. Pernah sekali waktu kutonton film porno sampai si wanita terkencing-kencing hebat. Tampaknya nikmat sekali, aku ingin merasakan itu.
“Aahhh ... aahhh ....” Masih dengan dildo tertancap, kudekatkan wajah ke kamera dan berbisik. “Keluar guys.” Kuusap memekku dan menunjukkan cairan itu tepat di depan kamera. “Ratu kalian baru aja keluar guys. Ahh ... masih sange nih, gimana dong.”
“Lagi kak!”
“Colmek lagi, aku temenin.”
“Aku belum crot, lagi kak.”
Keringatku makin banyak membuat tubuhku mengkilap. Kulihat pantulan di cermin untuk mengagumi keseksian diri sendiri.
H_1234 kembali mengirim hadiah.
Mau tak mau aku kembali menari.
Adegan panas-panasan itu berlangsung sampai jam tujuh malam. Sesekali aku istirahat untuk minum air dan mengobrol sebelum lanjut lagi. Aku berhasil klimaks tiga kali dan mendapat penghasilan bersih sebanyak 2.650.000 dengan pemberi hadiah terbanyak H_1234 disusul MisterM.
Aku merasa puas.
Setelah adegan LIVE berakhir, kulepas semua pakaian saat aku rebah terlentang di kasur. Kulirik mahkota payudaraku—puting coklat—dan tersenyum. Kurasakan pula memekku di bawah yang terekspos bebas, kuraba rambut tipis itu dengan lembut.
“Kerja bagus hari ini LinLin, walau belum berhasil squirt, tapi uang dua juta udah lumayan dan rasanya cukup puas. Besok harus lebih panas lagi.”
Aku pun tertidur malam itu dalam keadaan telanjang bahkan tidak sempat untuk mandi membersihkan diri.
ns18.221.176.186da2