Aku berdiri, lalu berjalan keluar dari kafe. Langit sore yang mulai gelap seolah mencerminkan perasaanku yang berubah. Tapi aku tahu, ini adalah awal baru untuk memperbaiki diri dan hubunganku dengan Astrid.
Dan mungkin, ini juga akhir dari segala fantasi yang tidak seharusnya aku pertahankan.
Mobil melaju pelan membelah jalanan kota yang mulai sepi. Jemariku mengetuk-ngetuk setir dengan gelisah, bayangan wajah Anisa masih memenuhi pikiranku. Penolakan tegas yang baru saja kuterima seharusnya menjadi titik akhir, tapi entah mengapa, ada sebagian dari diriku yang belum bisa menerima kenyataan itu.
"Haris bodoh," gumamku pada diri sendiri. "Kamu sudah punya Astrid."
Tapi logika dan perasaan kadang berjalan di jalur yang berbeda. Sepanjang perjalanan pulang, aku terus memikirkan cara untuk tetap dekat dengan Anisa tanpa melewati batas atau membuatnya tidak nyaman.
Saat aku memarkir mobil di garasi rumah, aku sudah memiliki rencana baru. Bukan untuk melanjutkan rayuanku, tapi untuk tetap berada di orbit kehidupannya.
"Sayang, kamu sudah pulang!"
Suara Astrid menyambutku saat aku melangkah masuk ke rumah. Dia berdiri di ambang pintu dapur dengan celemek berwarna merah muda, senyumnya merekah melihat kedatanganku.
"Iya, maaf agak telat. Ada rapat mendadak tadi," jawabku berbohong, rasa bersalah langsung menyelinap ke dalam hatiku.
Astrid mendekat dan mencium pipiku. "Tidak apa-apa. Aku sudah masak makanan kesukaanmu. Oh iya, tadi Anisa menelepon."
Jantungku seolah berhenti berdetak. "Anisa? Ada apa dia menelepon?"
"Dia mengajak kita berdua untuk acara makan malam akhir pekan ini di rumahnya. Katanya sudah lama kita berempat tidak kumpul-kumpul," jelas Astrid dengan nada ceria.
lanjutan cerita ini bisa di baca di https://karyakarsa.com/whizkei/sahabat-istri-full-chapter langsung tamat sekali baca. kalau mau baca perepisode di sini gan https://victie.com/app/books/176
8235Please respect copyright.PENANAXiOdMnNbYG