Peristiwa yang harus dirahasiakan bersama Mama itu tidak berhenti sampai di situ saja. Esok malamnya terjadi lagi “:sesuatu” yang sangat “sesuatu”.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbw2LN0O7o
Ketika makan malam bersama Mama, aku mulai melihat Mama sebagai sosok yang sangat menggiurkan. Tubuh yang tinggi montok dengan kepadatan yang luar biasa untuk wanita seusianya. Memang Mama rajin senam tiap pagi, sehingga menghasilkan tubuh yang begitu padat di sekujurnya. Tidak ada yang kendor sedikit pun.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXEd95ZxPS
Kulit Mama pun putih mulus, wajah Mama masih terlihat cantik. Ya, semuanya itu mulai kuperhatikan sejak Mama kusetubuhi, sebagai pasangan seksual yang sangat memuaskan. Bukan lagi seorang ibu yang melahirkanku.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3iPmXESA5
Sikap Mama sendiri terasa mulai berubah. Kemaren Mama kelihatan seperti sedih. Bahkan kulihat air matanya berjatuhan ketika aku sudah siap – siap mau berangkat kuliah.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gMZ7cQQAg
Tapi sore tadi, ketika melihatku datang, Mama jadi kelihatan ceria. Tatapannya jadi seperti tatapan seorang wanita kepada seorang lelaki yang dicintainya. Senyumnya juga jadi manis di mataku. Manis sekali.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2s6hXjpP7w
Mama bahkan berkata, “Nanti kalau mau tidur sama Mama lagi, mandi dulu yang bersih ya Sayang. Supaya badanmu harum.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38XcOSNEVT
“Iya Mam. Setelah isi perutku turun, aku mau mandi sebersih mungkin,” sahutku, “Nanti kita begituan lagi kan Mam?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEUpeIrbd0x
“Iya. Tapi kalau mau ngecrot, lepasin di dalam aja ya.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPVPQMohKbR
“A… aku cuma takut bikin Mama hamil.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWiZkxXhCd7
“Nggak mungkin hamil. Mama kan masih ikutan KB sejak kamu lahir sampai sekarang, belum pernah dicabut. Takut mama kebablasan dalam bergaul.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOhDRbrazgq
“Termasuk waktu Mama kebablasan dengan Oom Dani itu kan?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI63Zg1xjZC
“Sudahlah Abe. Itu masa lalu mama. Jangan diungkit – ungkit lagi. Dani itu lelaki bajingan yang hanya mengincar harta mama. Sekarang mama sudah benci dia. Benci sekali.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIuuoHNQXL
“Mobil peninggalan almarhum Papa juga dijual untuk memenuhi keinginan dia kan?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOzeha9WTJ
“Sudahlah. Jangan ungkit – ungkit lagi masa lalu mama yang kelam itu. Sekarang mama kan suydah punya kamu.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7PEdP4gfA
“Iya… sampai kapan pun aku takkan mengkhianati dan meninggalkan Mama.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExYkVxO7wx
Mama mencium pipiku. Lalu berkata setengah berbisik, “Sekarang mandi dulu gih. Pakai air panas aja, biar lancar aliran darahmu.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk30L3GVEG9
“Iya Mam,” sahutku sambil melangkah ke arah kamar mandi pribadi Mama.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdt5Ri76ocV
Sebenarnya kamarku juga ada kamar mandinya. Tapi di kamarku hanya ada shower, tanpa water heater. Sementara kamar mandi Mama ada water heaternya. Karena itu aku jadi sering mandi di kamar mandi Mama.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOCbdigZjjZ
Di kamar mandi, ketika tubuhku sedang disemprot oleh air hangat shower yang mengepul, aku tersenyum sendiri. Karena aku merasa memenangkan sesuatu. Sedikitnya aku telah berhasil mengubah sikap Mama dengan drastis.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSq2LSre08l
Kalau kemaren Mama tampak menyesal, kini malah tampak ceria. Bahkan secara tidak langsung Mama sudah memberi lampu hijau untuk melakukan seperti yang kemaren lagi.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUttS72oG7c
Kenyataan menggembirakan itu membuatku berubah juga. Bahwa aku tak usah sembunyi – sembunyi untuk berjumpa dengan janda yang usianya seumuran dengan Mama itu lagi. Dengan Mama, segalanya lebih aman dan bisa kulakukan kapan saja. Sementara dengan janda itu, selalu saja aku harus mencari saat yang tepat untuk menemuinya, terutama pada saat anaknya sedang tidak ada.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9XswUNqFji
Yang membuatku agak kaget, adalah ketika aku melihat memek Mama sekarang… jadi bersih dari jembut! Dalam keadaan bersih plontos begitu, memek Mama jadi lebih jelas bentuknya. Sampai lipatan – lipatannya pun terlihat dengan jelas…!
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCzwSgIwDP
“Memeknya dicukur Mam?” tanyaku sambil menepuk – nepuk memek Mama.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpCVXPo8ZZk
“Iya. Kalau sudah gondrong suka dicukur. Karena suka gatel kalau keringatan,” sahut Mama ketika aku semakin mendekatkan mataku ke memek Mama.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7CQ22SkO2X
“Lebih bagus gundul gini Mam. Kalau dijilatin takkan nyelip jembut di gigiku.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkam3uQimna
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqcABiTG4p
“Kamu kok seperti yang sudah berpengalaman Be.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthNM75wIWG
“Berpengalaman gimana maksudnya Mam?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡszhN384B3v
“Pengalaman ngentot cewek.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoN6ITwXUWH
“Pengalaman sih gak ada,” sahutku berbohong, “aku cuma sering nonton bokep sama teman – teman kuliahku. Sering juga mendengar cerita mereka yang sudah berpengalaman.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Cid9ph1Qt
Mama bergumam, “Owh… kirain…”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGTuG4Vm8z
Sebenarnya aku berbohong. Belakangan ini aku sering berada di rumah seorang janda bernama Kaila, tapi aku suka menyebutnya Tante Lala.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9kHvagydkB
Tante Lala itu ibu sahabatku sendiri. Dan sahabatku itu bernama Rendi.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZa2mg1KUAP
Aku masih ingat benar awal dari dekatnya hubunganku dengan Tante Lala itu, yakni pada waktu aku datang ke rumahnya.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEU9TgaY4L
“Abe?! Ayo masuk, “sambut Tante Lala setelah membuka pintu depan rumahnya.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsxZgpTYCW
“Iya Tante… terima kasih…” sahutku sambil masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw12NKMPo6L
“Rendi lagi ke Blitar Be,” ucap Tante Lala sambil duduk di sofa yang berhadapan denganku. Membuatku terkesiap, karena gaun rumah yang dikenakannya sangat tipis dan transparant. Sehingga samar – samar aku bisa melihat beha dan celana dalamnya di balik gaun rumah tipis transparan itu.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7B6bLqEl7b
“Ohya?! Mau lama dia di sana Tante?” tanyaku sambil memandang ke arah lain, karena Tante Lala duduk sambil bertumpang kaki, sehingga paha putih mulusnya terlihat jelas di mataku.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMHmkPCXwYZ
“Selama liburan aja,” sahut Tante Lala sambil tersenyum, “Kamu juga libur sekarang kan?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgkpRMEwdq
“Iya Tante. Meski Rendi berbeda fakultas denganku, tapi Rendi kan seuniversitas denganku. Ohya… di Blitar ada saudara?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UqFEeiTO2
“Iya. Tante punya adik di sana. Jadi Rendi mau menikmati liburan di rumah oomnya yang di Blitar itu.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8NkJAGjHsX
Aku berkali – kali harus membuang pandanganku ke arah lain. Tidak berani bertatapan mata dengan ibunya Rendi itu. Karena dia seperti sedang memperhatikanku terus.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXCR2XeR7C
Sambil menunduk aku berkata, “Kalau tau Rendi mau ke Blitar, aku mau ikut. Sekalian ingin tau suasana Jawa Timur.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZJkBqnIRH
“Memangnya Rendi nggak ngasih tau kalau dia mau ke Blitar?” tanya Tante Lala sambil berdiri, lalu melangkah ke arah sofa yang kududuki. Dan duduk di samping kiriku.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqH40SNl1q8
“Nggak ngasih tau, Tante,” sahutku mulai salah tingkah, karena Tante Lala duduknya terlalu merapat padaku.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqkRU3M8eKB
“Memang keberangkatan Rendi mendadak. Setelah mendapat telepon dari oomnya, Rendi langsung bilang mau berangkat ke Blitar,” ucap Tante Lala, “Tapi Abe kalau nggak ada teman selama liburan ini, nginap aja di sini. Biar tante ada temen juga.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCy9h1GrcDc
Ucapan itu dilontarkan oleh Tante Lala sambil memegang tanganku, disertai remasan perlahan.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFNhwaoG3ce
Aku mulai grogi. “Iii… iya Tante. Ta… tapi aku gak bawa baju ganti,” sahutku nyeplos begitu saja.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxsoX5UzGSS
“Kalau buat tidur aja sih tante punya beberapa pakaian baru yang tadinya akan kuberikan untuk Rendi di hari ulang tahunnya sebulan lagi. Nanti boleh kamu miliki. Buat Rendi sih bisa beli lagi sebelum dia datang. Yang penting, jangan ngomong apa-apa sama Rendi nanti,” ucap Tante Lala sambil menarik tanganku dan meletakkannya di atas lututnya yang terbuka sampai ke pertengahan pahanya.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDK30PG76pf
Aku degdegan menghadapi kenyataan ini. Apalagi setelah mendengarkan bisikan Tante Lala, “Kamu mengerti kan apa yang harus kamu lakukan kalau tanganmu sudah berada di lutut tante?”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeBsUWmYom3
“Bo… boleh Tante?” tanyaku tergagap.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxHaJPH1eF
“Boleh. Justru tante sedang membutuhkan keberanianmu sekarang.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXlBOVMoSwJ
Meski belum punya pengalaman, sebagai seorang mahasiswa tentu saja aku mengerti apa yang harus kulakukan sebagai “keberanian” seperti yang diinginkan oleh Tante Lala itu.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfjeOHbqw5s
Tanpa diminta kedua kalinya, aku merayapkan tanganku yang agak gemetaran ini ke paha Tante Lala. Tante Lala malah melingkarkan lengan kanannya di pinggangku, sambil merapatkan pipi kanannya ke pipi kiriku.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl7ApLOqyqV
Paha dan pipi Tante Lala terasa hangat… menimbulkan desir – desir aneh di dadaku. Mungkin inilah yang disebut desir nafsu birahi.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tcyKiYNeo
Sementara itu tanganku sudah tiba di pangkal paha Tante Lala yang lebih hangat lagi. Membuatku mulai lupa segalanya. Ketika tanganku menyentuh celana dalamnya, aku tak kuasa lagi menahan diri, untuk menyelinapkan tanganku ke balik celana dalam Tante Lala. Sampai menyentuh sesuatu yang empuk hangat…
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSimsxRBJm
Nafasku mulai tak beraturan. Hah – hoh – ha – hoh terus. Namun Tante Lala memagut bibirku, lalu melumatnya. Sementara jemariku sudah menyelinap ke dalam celah basah yang licin dan hangat itu.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFnRikcreVu
Saat itu aku betul – betul belum pernah menyetubuhi perempuan. Tapi meski belum berpengalaman, aku yakin bahwa jemariku sedang berada di dalam liang memek Tante Lala.
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2yszs6XZH
“Kamu udah pernah menyetubuhi cewek Be?” tanya Tante Lala sambil melingkarkan lengannya di leherku. Dan menatapku dari jarak yang sangat dekat.
“Belum pernah Tante,” sahutku.
“Sama sekali belum pernah?”
“Iya Tante.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUDrHOKfbC5
“Serius Be… kamu belum pernah menyetubuhi perempuan?”
“Belum pernah Tante. Silakan aja tanyain Rendi. Dia tau benar rahasia pribadiku.”
“Hush… semua ini harus dirahasiakan. Rendi jangan sampai tau.”
16166Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndtFienaAW
“Iii… iiiyaaa Tante…”
“Kamu mau merasakan ngentot memek Tante gak?”
“Kalau dikasih sih mau… mau banget Tante…”
ns3.138.157.133da2
