
Pijat Pertama yang Membuka Segalanya
POV Riska
“Ma, punggung Riska sakit banget. Kayak habis digebukin...” Aku menjatuhkan5018Please respect copyright.PENANAZ2bADxc3bY
diri ke sofa sambil meringis pelan. Badanku pegal semua, terutama bagian5018Please respect copyright.PENANA0T042rh7dj
pinggang sampai ke betis. Efek kebanyakan duduk di depan laptop, katanya, tapi5018Please respect copyright.PENANAig1WgDC6Hm
rasanya makin hari makin nggak enak.
Mama yang lagi nonton sinetron cuma melirik sekilas, lalu memencet remote5018Please respect copyright.PENANAyJkUsqvq0K
pelan. “Makanya jangan males stretching. Tapi kalau udah gini sih... mending5018Please respect copyright.PENANAAaUgke1VRP
kamu panggil Pram aja.”
Aku mengerutkan kening. “Pram?”
“Iya, tukang pijat langganan Mama. Orangnya rapi, halus, enak banget5018Please respect copyright.PENANAzm5fxLp61L
pijatannya. Sampe ke dalam-dalemnya, lho,” jawab Mama santai sambil nyengir5018Please respect copyright.PENANAKCrPzNg2Rj
tipis.
Aku mengangkat alis, agak geli sama kata-katanya. “Maksud Mama...?”
“Pijatannya tuh... mantep. Nggak nanggung. Kadang... bisa lebih kalau kamu5018Please respect copyright.PENANAl83Zr2KKDw
cocok,” ucapnya pelan sambil kedip-kedip aneh. Aku ngakak, ngira Mama cuma5018Please respect copyright.PENANAGzdXeV0Mwm
bercanda.
Setengah jam kemudian, suara motor masuk ke pekarangan rumah. Aku langsung5018Please respect copyright.PENANA17cRN81FRm
berdiri dari sofa dan keluar kamar. Pintu terbuka, dan yang masuk adalah pria5018Please respect copyright.PENANAW2pQs0CZoT
dengan wajah kalem, bertubuh kekar, kulitnya sawo matang, dengan tangan besar5018Please respect copyright.PENANAHlOk2XEBF5
yang kelihatan banget sering kerja kasar.
“Permisi... Pram, Ma,” sapanya sopan.
Mama keluar duluan dan menyambutnya. “Masuk, Mas. Ini anak saya, Riska. Yang5018Please respect copyright.PENANA8WOSs0Bnv4
mau dipijat hari ini.”
Pram menatapku sekilas, tersenyum ramah. “Siap, Mbak. Di mana enaknya, di5018Please respect copyright.PENANArTZfNKqezz
kamar atau ruang tengah?”
Aku agak kikuk. “Di kamar aja, biar lebih tenang.”
Tanpa banyak tanya, dia langsung nyiapin perlengkapannya. Aku masuk duluan,5018Please respect copyright.PENANAJNg3C4vPK9
lepas kerudung dan jaket, lalu rebahan tengkurap di kasur. Aku hanya pakai kaus5018Please respect copyright.PENANAIlUdhnJXPe
dan celana pendek longgar. Ada rasa deg-degan yang nggak biasa waktu Pram masuk5018Please respect copyright.PENANADxQqCUhaUr
kamar, padahal belum apa-apa.
“Boleh saya mulai dari punggung, ya?” tanyanya sopan.
Aku mengangguk. Sentuhan pertamanya membuatku gemetar. Jari-jari kasarnya5018Please respect copyright.PENANALwIQ1u62V7
mengurut dari pundak ke pinggang pelan tapi mantap. Hangat. Ritmenya pas.5018Please respect copyright.PENANA5rp6viKqXL
Setiap kali dia menekan titik tertentu, aku mengerang kecil—bukan karena sakit,5018Please respect copyright.PENANAR6sjApHnxN
tapi... nikmat.
Aku menutup mata, mencoba menahan desahan halus yang mulai keluar tanpa5018Please respect copyright.PENANANbmnK0FY0O
sadar. Tapi tangannya... ya Tuhan... menyisir tubuhku seolah tahu betul di mana5018Please respect copyright.PENANAy86kQLB59e
titik-titik lemahku. Pinggang, bokong, belakang lutut. Semua disentuh dengan5018Please respect copyright.PENANAkF7ikWqRlJ
intens, tapi masih dalam batas profesional. Tapi tetap saja...
“Rutin duduk berapa jam sehari, Mbak?” tanyanya pelan, suara beratnya nyaris5018Please respect copyright.PENANA8c3Lg03nvT
membuatku merem melek.
“Kadang lima... kadang delapan. Kalau kerjaan numpuk bisa lebih...” jawabku5018Please respect copyright.PENANAUAn7tb8g8d
setengah napas.
“Pantas tegang semua ini,” ujarnya, sambil menekan bagian pinggulku yang...5018Please respect copyright.PENANAycohbDEv8Y
oh, gila... aku nyaris mengangkat pantatku saking enaknya.
Selama 30 menit dia bekerja dengan tenang, tapi dalam hatiku, badai mulai5018Please respect copyright.PENANA9wXJIw2RtF
menggila. Aroma minyak pijat, suhu tubuhnya yang dekat, dan getaran-getaran5018Please respect copyright.PENANAjl8zaT13Un
aneh yang muncul setiap dia menyentuh area sensitifku—itu semua bikin aku5018Please respect copyright.PENANABYKulCIxev
nyaris meleleh. Terangsang? Banget. Tapi aku tahan. Aku diam, pura-pura cuek.5018Please respect copyright.PENANA5ykR2RQq7W
Padahal... dalemku sudah basah sejak lima belas menit lalu.
Setelah selesai, Pram pamit. Aku hanya bisa mengangguk sambil senyum5018Please respect copyright.PENANA6b0bXuBQIb
canggung. Pintu kamar kututup, dan aku langsung tiduran telentang, berusaha5018Please respect copyright.PENANA8W1ljpsh98
menenangkan degup jantung yang seperti habis lari maraton.
Beberapa menit kemudian, aku keluar kamar dan mendapati Mama masih duduk di5018Please respect copyright.PENANAUKzaAbHarb
ruang tamu, nyeruput teh hangat.
“Makasih ya, Ma. Enak banget pijatannya,” ujarku sambil duduk.
Mama menatapku dengan senyum aneh. “Enak banget, ya?”
Aku mengangguk. “Banget. Jujur, tadi sempet... aneh. Rasa kayak... geli tapi5018Please respect copyright.PENANAoogfBK1lwx
enak. Apalagi pas dia tekan bagian pinggul. Astaga, Ma... kok bisa sih?”
Mama ketawa kecil. “Makanya Mama langganan. Mas Pram itu... bisa bikin badan5018Please respect copyright.PENANAeRNeijqTg7
plong. Kalau kamu cocok, nanti coba pijat lagi. Tapi jangan kaget kalau makin5018Please respect copyright.PENANAszCOrkGD1E
hari makin ‘nagih’ ya...”
Aku memandang Mama, agak curiga. “Mama... maksudnya...?”
Bersambung....
ns18.218.243.199da2