Tengah malam membawa serta udara dingin dari pegunungan dan bau amis darah di sekitaran desa, Jun duduk di atas tempat tidurnya yang hanya di alasi jerami hingga membuatnya sedikit empuk.
Kali ini Jun tinggal di dalam sebuah penginapan di desa, meskipun sebelumnya Jun di tawari untuk bermalam di rumah kepala desa, tapi Jun lebih memilih mengintap di penginapan demi menjaga privasinya.
Memikirkan untuk hal-hal yang sudah terjadi padanya selama satu hari ini membuat Jun merasa khawatir, Jun tidak tau apa yang harus di lakukan jika ternyata dia tidak bisa keluar dari dunia ini, Jun juga tidak tahu apa yang menariknya masuk kedalam dunia ini dan membuat waktu menjadi kacau.
Jun hanya bisa menurunkan kepala dan memejamkan mata, hingga tanpa sadar sinar matahari mengintip dari celah-celah jendela kamarnya. Jun tidak buru-buru hari ini, karena dia memang tidak punya hal yang perlu di kerjakan, dia hanya berjalan membuka jendela dan menghirup udara segar seperti pria tua yang menikmati waktu luangnya.
“Hai Jun, aku pikir kamu sudah mati karena bangun disiang hari.” Zgard yang sedang memikul batang kayu berkata sembari mengejek.
“Kamu masih belum selesai memperbaiki pagarnya?” Jun bertanya dengan wajah yang masih mengantuk lalu segera mengucek matanya.
“Banyak yang masih terluka dan tidak bisa bekerja saat ini, jadi kami kekurangan tenaga untuk membangun kembali pagarnya.” Ucap Zgard, “baiklah sampai nanti, kalau kamu punya pertanyaan temui saja aku.” Lanjut Zgard berjalan menjauh dari penginapan Jun.
Jun hanya menggaruk kepalanya dan berjalan menuju ruang makan yang ada di lantai satu penginapannya, ruang makan itu juga berfungsi sebagai resoran di desa ini, sehingga bukan hanya orang yang menginap, bahkan penduduk desa pun akan mampir ke sini untuk makan pagi dan siang.
“Selamat pagi Jun.” Seorang prajurit muda yang sebelumnya menahan Jun di luar gerbang menyapanya dengan wajah gembira.
Entah kenapa Jun di terima dengan cepat oleh orang-orang desa, seolah dia sudah lama tinggal di desa ini, di tambah banyak isu tersebar tentangnya membuatnya lebih popular, Jun cukup mengerutu karena harus membalas setiap sapaan orang yang ditemuinya, namun ketika dia melihat prajurit muda itu Jun langsung berjalan ke arahnya dan duduk di depannya.
Jun pikir pengetahuannya tentang dunia ini terlalu dangkal, di tambah pengetahuan yang dia tahu dari The Legendary Fantasy Online hanya di anggap sebagai kisah dan legenda, oleh karena itu dia harus mengumpulkan informasi terbaru tentang benua Zoddes yang di tinggalinya.
“Ah, kamu prajurit penjaga pintu gerbang itu!”
“Ya, namaku Bernard Aucourte, banyak orang yang bertanya padaku tentang kamu.” Lanjutnya berkata sambil memakan bubur akar dengan lauk irisan tipis daging kering di atasnya.
Jun memperhatikan bubur akar yang di makan Bernard Aucourte, lalu berpikir jika dunia ini telah berjalan beberapa tahun kemudian setelah dia menciptakan The Legendary Fantasy Online, harusnya makananya tidak sekuno yang ada di depannya.
‘apa yang sebenarnya terjadi di sini?’
“Ano, apa kamu mau pesan makanan?” Suara lembut mengalun seperti musik menyadarkan Jun dan segera menoleh ke arah sumber suara.
“Oh Agnes, selamat pagi, apa kamu sudah merasa lebih baik?” Bernard menyapa dengan ringan seolah mereka teman sejak kecil.
“Ah, ya, aku baik-baik saja.” Agnes berucap terpatah-patah.
“Namanya adalah Agnes Caillot, anak dari kepala desa dan dia bekerja paruh waktu di sini, dia akan menjadi Hunter yang hebat saat dewasa.” Ucap Bernard memperkenalkan.
Menurut Jun, Bernard adalah tipikal orang yang mudah bergaul, ceria dan berhati tulus, jadi tidak masalah jika dia mengambil awal untuk memulai perkenalan.
“Apa kamu memiliki makanan yang terbuat dari beras atau gandum?” Jun bertanya, untuk benar-benar memakan akar rumput sangat tidak bisa di bayang kan oleh Jun sehingga dia bertanya tentang makanan yang ada di dunia ini.
“Maafkan aku, kami benar-benar tidak memiliki makanan mewah seperti itu.” Ucap Agnes sembari menatap Jun kaget.
“Kau benar-benar memakan-makanan mewah seperti itu setiap hari?” Tanya Bernard dengan kaget dan kemudian segera duduk sembari memejamkan mata seolah dia menebak apa yang ada di pikiran Jun, “jangan berlagak di depan Agnes, dia tidak suka orang yang sombong.” Lanjutnya seolah mengira jun hanya berlagak keren di depan Agnes.
“Lalu apa kalian punya makanan yang terbuat dari jagung?” Jun kembali bertanya dan mengabaikan Bernard seolah dia hanya patung.
“Jagung?” Agnes berpikir dan tidak menemukan apapun dalam pikirannya.
‘Apa yang terjadi? Aku yakin aku benar-benar menciptakan objek-objek ini.’ Jun dahi sembari menatap Agnes yang binggung.
“Hari ini kami punya daging kambing kering dengan saus tomat di atasnya, dan sup sayur dengan cincangan daging kelinci hutan.” Ucap Agnes menawarkan.
“Em, mungkin sup sayur enak di makan..” Jun berkata, tapi dengan cepat Bernard menyelanya.
“Itu sup yang mahal, apa kamu punya uang untuk membayarnya?”
Jun mengeluarkan sebuah koin emas dari kantung bajunya dan meletakan di atas meja dengan wajah penasaran.
“Apa ini cukup untuk membayarnya?” Jun bertanya.
Agnes dan Bernard terkejut dengan apa yang Jun keluarkan, sebuah koin emas dengan nominal 100 bersinar seperti sebuah permata.
“Bukankah ini koin emas dari Era Suci, dimana kamu menemukannya? Apa kamu masih punya yang lainnya?” Bernard bertanya penasaran dengan wajah terkejut, sementara Agnes hanya menatap dengan terkejut.
‘Era Suci? Apa awal dunia yang dia maksud Era Suci?’ Jun berpikir lalu mencari alasan dan segera menjawab.
“Ketika perjalananku ke sini, aku tidak sengaja menemukannya di sekitar gurun suci.” Ucap Jun beralasan.
“Gurun suci, apa kamu tidak di serang monster? Tidak, dari cara mu bertarung mungkin kamu bisa dengan mudah membunuh monster-monster itu,” Ucap Bernard segera menyangkal dan lanjut menanyai, “apa kamu masih ada koin emas lainnya di sana?”.
“Entah, aku hanya kebetulan menemukan yang satu ini.” Ucap Jun seolah tidak tahu apa-apa.
Bernard dan Agnes hanya diam memandang koin emas, sementara orang-orang desa juga berkumpul untuk melihat koin emas.
“Koin emas ini akan di hargai mahal jika kamu menjualnya di kota.” Seseorang berbiara lalu duduk di samping Bernard.
“Bos Zgard, kamu membuatku kaget.” Bernard tersentak hampir jatuh karena kaget.
Dari perkataan Zgard, Jun mengerti bahwa koin emasnya sudah tidak bisa di gunakan di masa ini, itu berarti nomial uang telah diganti dengan yang lain.
“Berapa banyak yang aku dapat jika menjualnya?” Jun bertanya penasaran pada Zgard.
“Itu bahkan lebih banyak dari pada harta orang desa di kumpulkan,” Ucapnya membuat Jun kaget, “Sekitar 500.000 Col untuk satu gram emas, dan di nilai dari ke antikannya, mungkin bisa di jual dengan harga 50 – 80 Juta Col.” Zgard melanjutkan.
“Wow itu banyak sekali, aku bahkan tidak perlu bekerja untuk seumur hidup ku jika aku memilikinya.” Ucap seseorang dalam kerumunan.
“Aku bahkan bisa membeli rumah di dalam kota dan hidup berkecukupan jika memiliki uang sebanyak itu.” Orang lain juga itu berucap sedang mengangankannya.
Dan tiba-tiba banyak orang yang berbicara hingga membuat rumah makan itu menjadi bising, Jun segera mengambil koin emasnya khawatir jika itu akan menjadi ke gemparan kemudian, tapi kemudian sekilas dia memandang Zgard seolah mengundangnya pergi dari tempat itu segera.
Jun berjalan di belakang Zgard dan mereka sampai di sebuah rumah yang terbuat dari batu, di dalam Ride sedang duduk sambil memegangi kepalanya.
“Zgard, Jun apa ada yang bisa aku bantu?” Ucap Ride bertanya.
Desa ini terlalu jauh dari pusat kerajaan Rockshild Kingdom, membuatnya sangat sulit di jangkau oleh orang pemerintahan baik bantuan ekonomi dan logistic, meskipun sesekali mereka mendapatkannya tapi itu tidak akan cukup untuk desa ini, oleh karena itu kali ini Ride sedang pusing berpikir dari mana dia bisa menghasilkan uang agar bisa membangun kembali desa, dan membeli obat untuk luka-luka prajuritnya.
ns13.58.212.163da2