Awan hitam berjalan pelan didorong oleh angin, dan udara dingin berhembus seolah akan terjadi hujan badai diawal musim.
“Emm..?”
Dia membuka matanya, lalu memejamkan matanya lagi tak lama air hujan turun, menetes di wajahnya membuatnya benar-benar terbangun dari pingsannya.
‘Dimana ini?’ itu yang pertama kali terlintas dipikirannya.
Dia bangun dari tidurnya dan segera duduk sembari memegangi kepalaya yang serasa sakit seolah mau meledak.
Dihadapan matanya sekarang, terhampar bukit tandus sejauh mata memandang, tidak ada apapun di sana kecuali gundukan tanah dan genangan air dimana-mana. Dan ketika dia memutar penglihatanya kebelakang, berdiri kokoh sebuah kuil dengan gaya yunani kuno seolah mengibaratkan seorang dewa tinggal didalamnya.
Dia menggosok matanya dengan punggung tangan, seakan tidak percaya oleh apa yang di lihatnya, dia yakin terakhir kali dia sadar, saat dia masih duduk di depan komputer dan mengetik baris-baris koding game yang sedang di buatnya dengan susah payah.
Sebuah game fantasy sejati, yang setiap orang impikan. Dunia yang luas, berbagai ras yang hidup, kerajaan dan dynasty, kisah dan legenda, dan masih banyak lagi hal yang setiap orang bayangkan ada di dalam game ini.
Saat dia sedang berpikir, sebuah menu interface muncul dan melayang di depan matanya, lalu suara ‘Dingg..’ menandakan notifikasi atas suatu hal.
“The great temple of the desert.” Ucapnya membaca info yang melayang di hadapannya.
“Oh.. aku ingat, aku pernah menciptakan kuil ini di suatu tempat pada Benua Zoddes, tidak jauh dari Rock Kingdom dan Gahur Kingdom,” Ucapnya sembari mengingat, tapi kemudian wajahnya menjadi beku dan terlihat kaget dan ketakutan, “kalau begitu, sekarang aku, sedang ada di.. The Legendary Fantasy Online.” Dengan ragu-ragu dia berucap tidak percaya.
Berpindah dunia, dari dunia nyata biasanya hanya akan ada di dalam Web Novel penana ataupun wattpad, tapi untuk merasakannya sendiri ada di dalam dunia game yang di ciptakannya sendiri, itu membuatnya kaget sekaligus takut. Jika ini hanya mimpi, dia ingin segera bangun dan mulai meniliti apa yang baru saja terjadi padanya, dan mungkin saja dia bisa menciptakan Virtual Reality seperti pada animasi jepang yang terkenal Sword Art Online.
Dia menampar wajahnya dengan keras hingga pipinya memerah berharap dia bangun dari mimpinya, sayangnya itu tidak berhasil tapi malah membuat wajah dan kepalanya bertambah sakit.
“Ini bukan mimpi, lalu apa yang terjadi?” Ucapnya bertanya-tanya sembari mengingat kejadian-kejadian sebelumnya.
Tiba-tiba angin berhembus menerpa wajahnya, membuat rambut pendek yang sedikit panjangnya bergoyang lembut dan membuatnya terlihat keren seperti pada adegan film-film yang tayang di bioskop.
Dia terlihat seperti remaja yang ada di tingkat sekolah menengah atas, berusia 16 atau 17 tahun. Mata hitam dengan sudut yang tajam miliknya bisa dengan mudah meluluhkan hati setiap wanita, hidung mancung dan bibir yang terlihat lembuat, membuat wajahnya terlihat sempurna bahkan tidak ada kekurangan sedikitpun yang bisa di perhatikan dari wajahnya. Dia seperti seorang pangeran yang muncul diimajinasi liar setiap wanita di seluruh dunia.
Saat dia mencoba menghalangi angin yang masuk kematanya dengan tangan, sebuah menu lain muncul melayang dengan stabil, tidak terganggu oleh angin ataupun medan.
Menu yang di hadapannya adalah menu profil seperti pada game The Legendary Fantasy Online ciptaanya, hingga membuatnya tidak binggung dengan semua statistik yang banyak tersembunyi.
[Name : Jun Gervasio
Tittle : -
Level : 1
Class: -
Ras : Manusia
HP : 120
MP : 80
...]
Lalu Jun mengalihkan pandangan pada icon tas untuk mengecek Inventory penyimpanan yang memiliki kapasitas 900 kotak, atau 900 barang atau item yang bisa dia simpan dalam Inventory. player dengan level 1 hanya memiliki 10 kotak, dan memerlukan banyak item untuk memperluas Inventory penyimpanannya, itulah system yang di buatnya. Tapi saat ini Jun baru Level 1 dan memiliki Inventory yang luas bahkan seolah tidak terikat oleh system.
Tak lupa dia juga mengecek Pohon Skill yang masih banyak tertutup oleh warna hitam karena Level tidak mencukupi. Kecuali Skill-skill Level satu, dari seluruh Class, seperti Mage, Warrior, Archer, Cleric, Assassin, dan lain-lain, yang berarti dia bisa menggunakan setiap Skill dari tiap Class, meskipun hanya Skill Level 1.
“Ini adalah panel adm..”
Saat pikirannya memposes dengan cepat dan segera berucap kaget, sebuah getaran kuat dari bawah tanah membuat tanah berjungkir balik seolah akan runtuh.
Jun ingat saat dia membuat bos untuk penunggu kuil ini, bos itu adalah seekor monster Naga dengan Elemen tanah yang kuat, Levelnya mendekati 1000 dan memiliki banyak Skill tingkat tinggi, itu monster yang tidak bisa dia lawan untuk saat ini.
“Sudah seribu tahun sejak aku kedatangan seorang tamu di sini.” Ucap naga berwajah seperti retakan tanah dan menyeringai, muncul dari dalam tanah.
Keringat dingin turun di wajah Jun, namun saat dia memperhatikan dengan teliti monster di hadapannya bukanlah monster naga dengan Level yang mendekati 1000, yang dia tempatkan untuk menjaga kuil ini, sebaliknya, itu adalah monster naga lemah yang biasanya mengembara di bukit atau pegunungan dengan rata-rata levelnya adalah 50.
Meskipun itu membuatnya sedikit lega, tapi dia masih tidak bisa menurunkan penjagaan pada monster naga di hadapannya. Untuk player level rendah sepertinya, dia adalah bos dungeon yang sulit untuk dikalahkan.
“Oh, rupanya sebuah cemilan kecil, kamu bahkan lebih kecil daripada manusia pada umumnya.” Ucapnya sembari tertawa memikirkan seberapa kecilnya Jun, bahkan ujung ekornya lebih besar daripada seluruh tubuh Jun.
“Tunggu sebentar, apa kamu sang pemilik kuil ini?” Jun memberanikan diri bertanya, meski keringat dingin membasahi wajahnya.
“Untuk apa aku memberi tahumu, orang yang akan mati sepertimu bahkan tidak perlu berdiri di hadapanku dan segeralah masuk kedalam mulutku.” Ucap naga itu dengan menghembuskan napasnya hingga keluar asap.
“Tidak, maksudku naga yang harusnya tinggal di kuil ini adalah Grazom Bringer of Death, Raja Naga Tanah yang hampir mencapai Level 1000.” Jun segera beralasan seraya memikirkan cara untuk melarikan diri.
“Grazom? Raja Naga? Apa yang kamu bicarakan pendek, aku merebut kuil ini dari puluhan naga yang mengakuinya, tidak ada satupun dari mereka yang bernama Grazom.” Ucap naga itu geram seolah dia sedang di permainkan.
“Apa yang terjadi? Bukankah ini The Legendary Fantasy Online?” Jun terlihat binggung dengan apa yang terjadi, dia yakin bahwa dia ada di Benua Zoddes, padang gurun di perbatasan Rock Kingdom dan Gahur Kingdom, dan The Great Temple Of The Desert berdiri megah di hadapannya.
“Berhenti bertingkah bodoh dan segeralah mati.” Naga tanah level 50 itu berteriak marah, dengan cepat mengibaskan ekornya memukul kearah Jun.
Jun terlambat mengelak, hingga dia terdorong beberapa putaran dan menabrak dinding sisa-sisa reruntuhan.
“Uhukk..”
Serangan sang naga belum usai, dia berjalan cepat menyeruduk kearah Jun, namun Jun telah menghapal gaya serangan monster naga di depannya, karena bagaimanapun juga dialah penciptanya, dia bisa dengan mudah menemukan titik lemah naga, sayangnya levelnya terlalu rendah untuk bisa memberikan kerusakan yang besar.
Naga tanah tidak bisa menyemburkan api, sama seperti pengendali elemen, mereka hanya bisa mengubah bentuk suatu elemen yang sama atau mengambil unsur buff dari elemen itu sendiri.
Saat naga itu menyeruduk kearah Jun, dia menggunakan Skill tanah untuk mempermudah gerak langkah dan membuat bagian kepalanya menjadi sekeras batu. Meskipun memiliki daya rusak yang besar, sayangnya kelemahan dari skill ini adalah tidak bisa mengubah arah tiba-tiba, hingga targetnya bisa kabur dengan mudah.
Jun menunggu momen ini untuk melompat kearah kanan dan berlari kearah reruntuhan, dengan begitu dia bisa menghindari serangan langsung dari naga.
“Mahluk pendek keluarlah, paman naga kuat ini tidak akan menyakitimu, jadi segeralah keluar.” Suara naga itu mengelegar hingga membuat beberapa bangunan robah seketika.
Jun yang masih bersembunyi memikirkan bagimana caranya untuk kabur segera tersadar oleh suatu hal.
“Ah, bodohnya aku, kenapa aku harus takut dengan naga itu.” Ucap Jun mengankat sedikit mulutnya membuat seringai seolah mengejek.
Dia segera membuka pohon skill dan memilih Magic Level 1 Fire Ball, dan menyentuh kolom itu untuk memastikan informasinya sama dan tidak berubah.
[Fire Ball - Level : 1 (0%)
Mana : 75
Cooldown : 1 min
Cast : 10 sac
Range : 10 m
Demage : 99.999
Requirement : None]
Jun melihat dengan kaget namun hanya sesaat, dia sadar saat ini menu interface yang ada di depannya bukan milik seorang player biasa, melainkan sebuah Interface Admin. Itu artinya semua yang ada di hadapannya atau di sekitarnya, bisa dia control dengan leluasa.
Menghilangkan objek, memperbesar demage, Inventory yang luas, mengambil Item Cash dari Item Shop dan bahkan beberapa masih belum di pelajari dengan benar oleh Jun.
“GROOAAARRR..!!”
Saat Jun masih membeku, sang naga telah berteriak marah dan membuat gelombang suara yang memiliki getaran kuat menyapu seluruh reruntuhan.
“Aku cuma punya satu kesempatan untuk bisa mengalahkan naga sialan itu, lebih baik aku menggunakannya sekarang sebelum debu-debu ini menghilang.” Jun segera menyentuh Skill Fire Ball, lalu sebuah notifikasi kecil muncul berisi beberapa baris mantra yang harus di ucapkannya selama sepuluh detik.
“Sialan jangan sekarang.” Jun berucap tidak senang atas kemunculan notifikasi itu.
Tapi naga tanah yang marah telah menyapu indranya dan telah mengetahui posisi Jun tidak jauh darinya, dengan cepat dia mengaktifkan skill yang sama takut Jun akan menghindar sebelumnya dan dalam hitungan kurang dari satu detik dia ada di hadapan Jun.
Jun yang tiba-tiba di kagetkan oleh kemunculan naga itu segera berteriak lirih dengan hanya mengucapkan nama skillnya saja.
“FIRE BALL..!!”
-BOOOMMMM..!!
Ledakan besar yang bergema seperti ledakan itu merambat lewat udara dan tersebar ke segala penjuru.
Orang-orang Rockshild Kingdom yang berjarak ribuan kilometer dari lokasi kejadian bisa mendengar ledakan dasyat tersebut, meskipun hanya dentuman kecil di ujung telinganya.
Beberapa orang bahkan bercakap-cakap membahas apa yang sedang terjadi, mereka berpendapat mengenai longsor yang terjadi di sekitaran lembah jauh di sana, pertarungan monster tingkat tinggi, ataupun pertarungan dewa-dewa yang turun ke bumi.
Sementara instana kerajaan menolak untuk bertindak, mereka selalu berusaha untuk netral dan tidak terlibat dengan urusan orang lain.
Berbeda jauh dengan Gorhunt Kingdom, raja sudah memerintahkan 100.000 pasukan elitnya untuk ekpedisi kearah sumber ledakan. Raja tahu disana terdapat kuil kuno yang di jaga oleh monster-monster tingkat tinggi yang tidak bisa di kalahkan oleh orang biasa, jadi ketika ledakan itu terdengar, raja seketika tersenyum dan berpikir.
‘Dewa mana yang turun untuk membantai para naga?’
Dengan adanya Eksistensi yang kuat bertarung menghadapi naga, dia bisa memerintahkan pasukannya menyelinap untuk mencuri gunungan harta yang ada di dalam kuil tersebut, meski begitu kemungkinannya masih hanya 30%, jadi dia memutuskan untuk memerintahkan orang-orangnya saja yang pergi, sementara dia hidup tenang bermain bersama beberapa budak perempuannya.
Tetangga dari Rockshild kingdom dan Gorhunt Kingdom di bagian lain dari The Great Temple Of The Desert, adalah Yellow Kingdom yang di isi oleh banyak ras. Biak manusia, Elf, Dwaf dan lainnya.
Mereka juga mendengarkan ledakan keras dan membuat tanah yang mereka pijak bergetar pelan, beberapa tetua dari setiap ras mulai berbondong-bondong meuju suatu tempat untuk melakukan beberapa pertemuan, dan kerajaan mereka juga sudah menyiapkan pasukan untuk menjaga perbatasan atau kota-kota yang mungkin saja akan terjadi pertarungan.
Seorang tetua ras manusia dengan jangut putih yang panjang duduk di salah satu kursi dan hanya mengangguk-anggukan kepala saat di sapa oleh tetua ras lainnya, namun ketika pandangan matanya yang sipit terbuka lebar, sebuah udara dingin tersebar di bawah kaki mereka.
“Perbatasan antara Rockshild kingdom dan Yellow kingdom terdapat perbukitan tandus yang banyak di huni oleh para monster, dan jauh di dalam padang tandus terdapat sebuah kuil kuno yang entah sejak kapan ada disana. Aku bahkan mendengar tentang kuil kuno itu dari kakek dari kakek buyut ku.” Ucap tetua ras manusia itu yang terlihat memiliki wawasan luas di benua zoddes ini.
“Ya, legenda mengatakan, seekor naga bersarang di sana dan telah tinggal selama ribuan tahun.” Ucap tetua ras Elf yang masih terlihat seperti seorang remaja daripada kakek-kakek atau paruh baya.
“Jadi maksud kalian asal dari ledakan dahsyat dan gempa bumi itu berasal dari naga yang bersarang di sana?” Tetua Dwaf yang pendek bertanya dengan wajah yang terlihat marah.
“Ya, mungkin ada seseorang yang kuat bertarung dengan naga itu. Aku tidak tau apa tujuannya tapi dunia akan mengalami kekacauan sebentar lagi.” Ucap tetua ras manusia yang mencoba menebak-nebak.
“Seratus ribu pasukan berkuda elit milik Gorhunt Kingdom telah bergerak kelokasi, jika mereka berniat untuk mencuri harta yang ada di dalam kuil, aku takut orang kuat tersebut akan marah dan mulai menghancurkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.” Ucap Raja, kerajaan Yellow yang tenang tapi gelisah.
“Anda tidak perlu takut yang mulia, aku yakin orang kuat tersebut tidak akan terlalu perduli dengan kerajaan tingkat 3 seperti kita.” Ucap tetua Elf yang berucap lembut meredakan kegelisahaan raja.
“Ya, orang kuat selalu memiliki kebijaksanaan yang luhur, jika kita tidak menganggu urusannya, kita pasti bisa di bebaskan dari hal-hal buruk nantinya.” Tetua manusia berucap sembari mengangguk-anguk.
“Aku harap, bukan sesuatu yang buruk muncul dari sana.” Lanjut raja sembari mengangkat pandanganya ke atas.
ns18.219.250.4da2